PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri Se-

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah. diantaranya adalah maraknya praktik-praktik money politics.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Desa merupakan objek yang dijadikan pemerintah dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah suatu sarana yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. Internet beberapa dekade sebelumnya masih dipandang. sebagai sebuah gaya hidup. Pengguna internet masih didominasi

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

BAWASLU. Dana Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap partisipasi politik siswa dalam pemilu presiden tahun 2014, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

BAB II GAMBARAN AKTIVITAS HUMAS KPU PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN SOSIALISASI PILGUB JATENG

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA. Masyarakat. Jakarta: CV Multiguna. Utama. Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) Capres & Cawapres secara langsung yaitu pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bukti nyata bahwa Negara dengan sistem demokrasi yang baik itu

Transkripsi:

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2015

Peranan Media Massa Terhadap Kesadaran Politik Masyarakat Di Dusun Wijilan Wijimulyo Nanggulan Kulon Progo Dalam Pemilihan Umum 9 April 2014 Oleh Timbul Hari Kencana Tahun 2014 adalah tahun istimewa bagi masyarakat Indonesia di seluruh pelosok tanah air. Pada tahun tersebut Indonesia kembali mengawali pelaksanaan momen politik berupa pemilihan umum (Pemilu) yang merupakan bentuk perwujudan pesta demokrasi. Pemilihan umum adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat tidak mungkin memerintah secara langsung. Karena itu, diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu Negara selama jangka waktu tertentu. Pemilu menjadi wahana aspirasi politik rakyat Indonesia yang digelar setiap lima tahun sekali, sebagai amanat dari Undang-undang Dasar 1945. Dalam sistem perwakilan, tidak ada cara lain yang paling absah untuk memilih para wakil rakyat kecuali melalui pemilu. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah memilih seorang penguasa, pejabat atau lainnya dengan jalan menuliskan nama yang dipilih pada secarik kertas atau dengan memberikan suaranya dalam pemilihan. Sedangkan, menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu media demokrasi yang digunakan untuk mewujudkan partisipasi masyarakat. Pemilu dianggap penting dalam proses dinamika berbangsa dan bernegara, pemilihan umum sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu Negara demokrasi, jika kita lihat hamper seluruh Negara demokrasi melaksanakan pemilihan umum. Dalam Negara hukum yang demokratis, kegiatan memilih orang atau sekelompok orang yang menjadi pemimpin idealnya dilakukan melalui pemilu dengan berasaskan prinsip pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (LUBERJURDIL). Namun meskipun prinsip tersebut dijadikan pedomandan asas demokrasi, namun bukan berarti pemilu tidak bebas dari perselisihanperselisihan lainnya. Pemilih dalam pemilu disebut juga konstituen, dimana para peserta pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilaksanakan selama diwaktu yang telah ditentukan menjelang hari pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenangan pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan

disosialisasikan ke para pemilih. Proses pemilihan umum merupakan bagian dari demokrasi. Indonesia menjadikan pemilu sebagai bagian yang sangat penting dalam kegiatan bernegara, peraturan tertinggi mengenai pemilu diatur dalam Undang- Undang Dasar (UUD) 1945 hasil amandemen. Pemilu secara tegas diatur pada UUD 1945 perubahan III, Bab VIIB tentang Pemilihan Umum, pasal 22E. Di era modernisasi, peranan media massa dalam berbagai aspek kehidupan sosial semakin besar. Usaha penggunaan media massa untuk mempercepat proses perubahan sosial atau penggunaannya untuk sosialisasi politik. Media massa atau pers merupakan cermin realitas sosial. Dimana realitas sosial merupakan pedoman kebijakan pers. Media digunakan para elite politik untuk melakukan sosialisasi politik kepada masyarakat luas. Namun kesadaran berpolitik masyarakat Indonesia tergolong masih rendah. Terlihat ketika diselenggarakan pemilihan umum banyak masyarakat yang tidak berpartisipasi. Banyak masyarakat yang memilih golput daripada memilih salah satu dari kandidat partai. Kesadaran berpolitik masyarakat yang rendah diakibatkan oleh ketidaktahuan masyarakat tentang politik. Apalagi masyarakat pedesaan yang kurang akan sosialisasi politik. Ketidaktahuan masyarakat terhadap politik membuat masyarakat tidak peduli dengan politik dan menganggap bahwa politik hanya sebatas proses memilih pemimpin dan pemilu itu tidaklah penting. Penggunaan media massa untuk melakukan sosialisasi politik kepada masyarakat sangat esensial dalam kehidupan politik. Setiap diselenggarakannya

pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan presiden, media masa diseluruh negeri digunakan untuk kegiatan kampanye. Media massa yang ada disekitar masyarakat beraneka ragam dan mudah untuk didapat. Media massa sebagai alat sosialisasi politik dibagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Contoh dari media cetak ialah koran, majalah, pamflet, poster dan lain-lain. Sedangkan media elektronik yang biasanya untuk menyebarkan informasi politik kepada masyarakat ialah televisi, radio dan internet. Media massa mempengaruhi tentang kesadaran politik masyarakat. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya politik yaitu pemilihan umum seperti pemilihan presiden dipengaruhi oleh media massa. Melalui media massa masyarakat dapat mengetahui partai-partai politik yang mengikuti pemilihan umum. Karakteristik partai, calon kandidat dan visi dan misinya juga mudah didapat oleh masyarakat dari berbagai media massa. Dengan media massa, pemberitaan yang transparan terhadap kelebihan maupun kekurangan partai-partai politik akan disajikan untuk masyarakat luas. Penggunaan media sangat penting dalam proses kampanye dan sosialisasi politik modern. Media massa bukan hanya bagian integral dari politik, tetapi juga memiliki posisi yang sentral dalam politik, mampu menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi wacana yang memiliki kekuatan mengkampanyekan politik. Guna memenangkan kompetisi di ajang pemilu, kontestan parpol bersaing dengan menerapkan strategi komunikasi politik yang jitu.

Dengan adanya informasi yang disampaikan kepada masyarakat melalui media massa dalam penyelenggaraan pemilu, media massa diharapkan antara lain, 1) Hendaknya media massa dapat memberikan informasi yang obyektif mengenai penyelenggaraan pemilu, informasi dari setiap kandidat dalam pemilu, tentang visi dan misi mereka dan tidak menjatuhkan kandidat lain atau memberikan informasi tentang kekurangan dari kandidat lainnya. 2) Memberikan nilai-nilai yang baik dilingkungan masyarakat agar tidak terjadi perselisihan diantara pemilih yang memilih kandidat yang berbeda. Nilai-nilai positif yang terkandung dalam informasi yang disampaikan media massa kepada masyarakat dapat mempererat persatuan dan kesatuan di lingkungan sosial sehingga masyarakat peduli terhadap kesadaran berpolitik. 3) Media massa hendaknya juga memberikan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemilu. Untuk menghindari segala kecurangan dan tindakan yang melanggar hukum oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan ketransparanan media massa dalam memberikan informasi akan berdampak positif terhadap kesadaran dan kepercayaan masyarakat dalam berpolitik. Kesadaran masyarakat dalam berpolitik dapat diamati dari hasil pemilu yang telah berlangsung yang mencerminkan hak dan tanggung jawab masyarakat terhadap negara. Hak pilih masyarakat dalam pemilu sangat menentukan untuk memilih siapakah yang akan memimpim bangsa ini. Pemimpin yang terpilih mengemban tanggung jawab dan bertanggung jawab terhadap masyarakat atas visi

dan misi yang pernah mereka janjikan. Kepercayaan masyarakat tergantung pada apa yang telah pemimpin lakukan untuk negara ini. Kesadaran berpolitik masyarakat Kesadaraan dan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik adalah hal yang sangat krusial bagi berlangsungnya sebuah budaya politik yang demokratis bagi masyarakat. Kepercayaan masyarakat pada partai politik bukan semata-mata hanya untuk mendapatkan dukungan masyarakat saja, tetapi lebih pada hubungan yang dinamis dan harmonis antara partai politik dan partisipasi masyarakat dalam proses politik. Kesadaran dan kepercayaan masyarakat tidak hadir begitu saja, tetapi terdapat proses-proses yang mendahuluinya. Kesadaran masyarakat dalam berpolitik melibatkan berbagai hal. Baik yang berasal dari internal maupun dari lingkungan eksternal individu masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhinya ialah antara lain, 1. Sosialisasi politik, sosialisasi politik menjadi hal utama untuk mempengaruhi kesadaran politik masyarakat. Sosialisasi politik yang positif memberikan dampak positif untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam berpolitik. Sosialisasi politik memberikan informasi-informasi dan ideide politik kepada masyarakat yang menjadi pengetahuan politik bagi masyarakat. Informasi politik yang diterima masyarakat berasal dari berbagi sumber melalui media massa, keluarga maupun lingkungan sosial yang menjadi dasar masyarakat untuk menentukan partai politik

mana yang layak dan mampu untuk memimpin sebuah negara dan mengelola isinya. Baik buruknya persepsi masyarakat terhadap politik tergantung pada informasi yang didapat saat sosialisasi politik berlangsung. 2. Perilaku partai politik, dominannya peran media massa dalam memberikan atau menyampaikan informasi tentang partai politik kepada masyarakat, memberikan pengetahuan yang luas kepada masyarakat tentang perilaku partai politik. Gencarnya pemberitaan media tentang partai pilitik semakin memperkaya pengetahuan yang dimiliki masyarakat untuk menilai baik buruknya partai politik. Perilaku partai politik dimasa lalu menjadi dasar penting mesyarakat dalam menilai sebuah partai politik. 3. Faktor personal, kepercayaan masyarakat terhadap suatu partai politik juga dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang berada di dalamnya. Kepercayaan masyarakat pada sebuah partai juga didasarkan pada penilaian tokoh-tokoh partai politik. Untuk membangun kesadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap sebuah partai politik, masyarakat melihat reputasi orang atau tokoh yang mengurus partai tersebut. Reputasi dan popularitas seorang tokoh partai politik semakin membangun kesadaran dan kepercayaan masyarakat untuk mendukung dan memilih partai politik dalam pemilu. 4. Faktor simbolis, selain faktor hubungan personal, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap suatu partai politik juga dipengaruhi oleh faktor

simbolis yang sifatnya lebih mengarah pada keterwakilan identitas. Faktor-faktor simbolis tersebut adalah, a) ideologi, adanya kesamaan ideologi dengan partai politik memberikan masyarakat kepercayaan nilai yang lebih tinggi terhadap partai tersebut. Partai politik yang mempunyai visi misi sama dengan yang dipikirkan masyarakat, maka itulah yang menjadi dasar kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. b) agama, dalam hal ini merupakan symbol kelompok umat beragama. Alasan persamaan keyakinan memberikan masyarakat kedekatan emosional dengan partai politik tanpa memperdulikan platform partai. c) primordialisme, adanya pencitraan partai dengan menggunakan identitas wilayah, ras, suku dsb menjadi salah satu pertimbangan masyarakat dalam membangun kesadaran dan kepercayaan berpolitik.

DAFTAR PUSTAKA Anwar Arifin. 2014. Perspektif Ilmu Politik. Jakarta: Pustaka Indonesia. Bambang Suteng, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Dadang Supardan. 2009. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara. Effendi, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Henry Subiakto & Rachmah Ida. 2012. Komunikasi Politik, Media, Dan Demokrasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kuswan. 2012. (https://kuswan.wordpress.com/2012/01/11/konsep-konseppolitik) Lexy J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mappellawa. 2008. (http://mappellawa.blogspot.co.id/2008/11/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html) Miftah Thoha. 2005. Perilaku Organisasi (Konsep Dasar Dan Aplikasinya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sindo, 5 Maret, 2014. Tujuan Politik, hlm.16. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian di Indonesia (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Walfarianto. 2012. Ilmu Politik 2. Yogyakarta: Laboratorium PKn dan Hukum Universitas PGRI Yogyakarta.