Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume13, No. 1February 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk. menggambarkan keragamanfungsi keperawatan yang berkaitan dengan

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

GAMBARAN PERSIAPAN PERAWATAN FISIK DAN MENTAL PADA PASIEN PRE OPERASI KANKER PAYUDARA. Abstrak

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

GAMBARAN PENATALAKSANAAN PERSIAPAN PASIEN PREOPERATIF DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIAMIS

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

Jurnal Kesehatan Kartika 7

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

BAB III METODE PENELITIAN

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

Kata Kunci: Karakteristik Individu, Ketergantungan Daily Activity, Post Operasi Caesaria

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INFORMED CONSENT PADA PASIEN YANG AKAN DI PASANG INFUS. Erwin Yektiningsih, Perdhana Petronila Puspita

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN PROSEDUR BEDAH DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN BEDAH USIA DEWASA DI RUANG BEDAH RSUD CIDERES PERIODE MEI-JUNI TAHUN 2015

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

ejournal Keperawatan (e-kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

HUBUNGAN TINDAKAN KEPERAWATAN PREOPERATIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN FRAKTUR DI RUANG BEDAH B RSUD Dr.

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS


Friscilia Imelda Engel Budikasi Mulyadi Reginus Malara

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

BAB I PENDAHULUAN. prinsip dasar etik kedokteran yaitu primum non necere (yang terpenting adalah

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB 7 KESIMPULAN & SARAN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet. 14. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESARIA TENTANG MOBILISASI DINI DI RUANG MELATI RSI GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Kata kunci : tingkat pendidikan, masa kerja perawat, tindakan pemasangan infus sesuai standart operating procedure

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE APPENDIKTOMI DI RUANG KELAS III BEDAH RSU SWADANA DAERAH TARUTUNG TAHUN 2013

Budi Setyono, Lilis Murtutik, Anik Suwarni

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. dengan membuka sayatan.berdasarkan data yang diperoleh dari World Health

HUBUNGAN FREKUENSI DAN KEMAMPUAN CUCI TANGAN PERAWAT DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI. NOSOKOMIAL/Heatlhcare Association Infection (HAIs) SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

KEMAMPUAN SELF CARE DAN GAMBARAN DIRI PASIEN KOLOSTOMI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Keywords: healing prayer religious therapy, anxiety, preoperative patient

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan mendeskripsikan/memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN PERSIAPAN PASIEN PREOPERATIF DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIAMIS Aap Apipudin 1, Heni Marliany 2, Arif Nandang, 3 ABSTRACT Procedure preoperative actions in some hospitals have developed such reference to the needs of patients who will do the surgery. This procedure is expected to become a paramedic guidelines in an effort to prepare the patient preoperatively, so the preoperative preparation can be done well. The purpose of this study is find a picture of the management of the patient's preoperative preparation in hospital.this research use descriptive research. The population in this study were surgical patients in the General Hospital of Ciamis. The sampling technique by means of quota sampling a total sample of 30 people. It is known that the management of physical preparation in the patient's preoperative 83.3% implemented, supporting the management of the patient's preoperative preparation 100% implemented, preparation Management informed consent on the patient's preoperative 100% implemented and management of mental preparation / psychic on the patient's preoperative 100% implemented. The overall results showed that the majority of the category held as many as 25 people (83.3%) Keywords: Management, Preoperative PENDAHULUAN Manusia pernah merasakan sakit, baik itu penyakit ringan ataupun penyakit yang parah. Penyakit yang parah membutuhkan perawat dan terapi pengobatan yang baik. Pada penyakit-penyakit tertentu terapi yang baik adalah pembedahan disamping perawatan dan terapi pengobatan. Operasi atau pembedahan merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk dilakukan apabila tindakan pembedahan tersebut merupakan satu-satunya jalan keluar bagi pasien (Effendy, 2012).Dalil-dalil dari al-qur`an dan sunnah menetapkan dibolehkannya operasi medis dengan syarat-syaratnya, dan bahwa tidak ada dosa atas seorang muslim melakukannya untuk meraih kesembuhan dari penyakit yang Allah ujikan kepadanya dengan izin Allah. Adapun dalil-dalil tersebut Firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 32 yang berbunyi : Artinya Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. - (Al Maidah: 32). Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pembedahan pasien. Istilah perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pembedahan, yaitu preoperatif phase, intraoperatifphase dan post operatif phase. Masing- masing fase dimulai pada waktutertentu dan 35

berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat dengan menggunakan proses keperawatan dan standar praktik keperawatan. Disamping perawat kegiatan perioperatif ini juga memerlukan dukungan dari tim kesehatan lain yang berkompeten dalam perawatan pasien sehingga kepuasan pasien dapat tercapai sebagai suatu bentuk pelayanan prima (Brunner & Suddarth, 2012). Data penyakit bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis selama 3 tahun terakhir (2013-2015). Jumlah kasus tahun 2013 adalah sebanyak 607 kasus, 534 kasus pada tahun 2014 dan tahun 2015 menjadi 508 kasus.salah satu prosedur pasien yang akan masuk rawat inap adalah sudah terdiagnosa dari poliklinik/ugd tentang penyakit yang diderita serta rencana penanganannya. Dengan dasar ini seharusnya perawat sudah mengetahui program setiap pasien yang masuk ke rawat inap, salah satunya yang telah direncanakan untuk dilakukan tindakan operasi. Sehingga prosedur tindakan preoperatif bisa dipersiapkan sejak dari sini agar pelaksanaan tindakan operasi dapat berjalan dengan lancar. Namun kenyataanya perawat kurang memperhatikan hal ini, sehingga pasien yang ada rencana untuk dilakukan tindakan operasi belum ada perlakuan khusus tentang persiapan tindakan operasi yang akan dijalani. Perawat umumnya mempersiapkan preoperatif bila pelaksanaan operasi sudah dekat atau bahkan persiapan preoperatif dilaksakan bila pasien sudah nyata-nyata terdaftar untuk dilakukan operasi. Tentunya waktu ini sangat singkat untuk menjalankan semua persiapan operasi yang seharusnya dilakukan, akibatnya persiapan operasi tidak maksimal. Sehingga dimungkinkan masih terjadi kegagalan dilakukan operasi karena persiapan perawat yang tidak adekuat (Qosim, 2013) Keperawatan preoperatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif. Sedangkan tindakan keperawatan preoperatif merupakantindakan yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif. Persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta persiapan mental sangat diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan klien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap persiapan. Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperatif apapun bentuknya dapat berdampak pada tahaptahap selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara masing-masing komponen untuk kesembuhan pasien secara paripurna.(rothrock, 2012)Kegiatan keperawatan yang dapat dilakukan sesuai peran perawat perioperatif antara lain mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhiresiko pelaksanaan operasi, mengkaji kebutuhan fisik dan psikologis dan memfasilitasi persiapan fisik dan psikologis selama masa pra pembedahan (Taylor, 2011). Berdasarkan penelitian yang 36

dilakukan Nanang Qosim tahun 2011 di Instalasi Rawat Inap A RSUP Dr. Kariadi Semarang tindakan keperawatan preoperatif tidak sepenuhnya dilakukan oleh perawat, pada pengambilanacak check list tindakan preoperatif yang diisi oleh perawat, dari 20 sampel yang diambil lebih dari 15 tidak terisi dengan lengkap, artinya lebih dari 75 % cek list tindakan preoperatif tidak terisi secara lengkap. hal ini mengindikasikan kemungkinan tidak dilakukannya tindakan preoperatif. Prosedur tindakan preoperatif di beberapa rumah sakit telah dikembangkan sedemikian rupa mengacu pada kebutuhan pasien yang akan dilakukan pembedahan. Prosedur ini diharapkan menjadi pedoman paramedis dalam upaya mempersiapkan pasien preoperatif, sehingga persiapan preoperatif dapat dilakukan dengan baik (Qosim, 2013). Di Indonesia hampir setiap rumah sakit mempunyai prosedur tentang tindakan preoperatif dan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis juga telah dibuat check list tindakan preoperatif yang harus dilaksanakan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2016 di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis tindakan keperawatan preoperatif tidak sepenuhnya dilakukan oleh perawat, pada pengambilan acak cek list tindakan preoperatif yang diisi oleh perawat, dari 10 pasien yang diambil lebih dari 6 tidak dilakukan sesuai SPO, artinya lebih dari 60 % cek list tindakan preoperatif tidak dilakukan sesuai standar.berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambar pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2016. METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi suatu objek (Notoatmodjo, 2010) dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional, dalam penelitian ini pengambilan data pervariabel dilakukan secara bersamaan berdasarkan status keadaan pada saat itu (pengumpulan data). 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien bedah yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis Tahun 2016. Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan sejumlah menetapkan berapa besar jumlah sampel yang diperlukan atau menetapkan quotum (jatah). Kemudian jumlah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan. (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien bedah yang ada di Ruang Bougenvile Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis tahun 2016. Sampel yang ditetapkan 30 responden pasien bedah yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis Tahun 2016. Untuk mengidentifikasi subjek penelitian sesuai dengan 37

kriteria inklusi dan eksklusi yang di tetapkan. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. HASIL DAN BAHASAN Persiapan Fisik Pada Pasien Preoperatif Tabel 1 Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Persiapan Fisik Pada Pasien Preoperatif 1. Dilaksanakan 25 83,3 2. Tidak Dilaksanakan 5 16,7 Berdasarkan tabel 1menunjukan penatalaksanaan persiapan fisik pada pasien preoperatif oleh perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2016 sebagian besar berkategori dilaksanakan yaitu sebanyak 25 orang (83,3%), hal ini perawat telah melakukan persiapan fisik pada pasien yang akan menjalani operasi, dari 8 aspek yang diteliti sudah dilakukan oleh perawat terhadap pasien preoperatif yaitu 6 aspek diantaranya pemeriksaan status kesehatan, persiapan status nutrisi, kebersihan lambung dan colon, Pencukuran daerah operasi, Personal Hygine dan Pengosongan kandung kemih dengan nilai prosentase 100% dilakukan, sedangkan 2 sisanya belum sepenuhnya dilakukan yaitu pada sub aspek Keseimbangan cairan dan elektrolit latihan praoperasi dengan nilai 83,3% belum dilakukan oleh perawat. Hal ini diakibakan karena perawat telah mengerti dan memahami apa saja yang harus dilakukan pada persiapan fisik pasien preoperatif sesuai dengan SPO. Sedangkan Brunner & Suddarth (2012) menyatakan bahwa persiapan fisik harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi, persiapan fisik yang harus dilakukan adalah status kesehatan fisik secara umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, pencukuran daerah operasi, personal hygine, pengosongan kandung kemih dan latihan praoperasi. Penatalaksanaan Persiapan Penunjang Pada Pasien Preoperatif Tabel 2 Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Persiapan Penunjang Pada Pasien Preoperatif 1. Dilaksanakan 30 100 2. Tidak Dilaksanakan 0 0 Berdasarkan tabel 2 menunjukan hasil penelitian ini Sesuai dengan teori yang dikemukakan Brunner & Suddarth (2012) sebelum dokter mengambil keputusan untuk melakukan operasi pada pasien, dokter melakukan berbagai pemeriksaan terkait dengan keluhan penyakit pasien sehingga dokter bisa 38

menyimpulkan penyakit yang diderita pasien. Setelah dokter bedah memutuskan bahwa pasien harus operasi maka dokter anestesi berperan untuk menentukan apakah kondisi pasien layak menjalani operasi. Untuk itu dokter anestesi juga memerlukan berbagai macam pemeriksaan laboratorium terutama pemeriksaan masa perdarahan (bleedding time) dan masa pembekuan (clotting time) darah pasien, elektrolit serum, Hemoglobin, protein darah, dan hasil pemeriksaan radiologi berupa foto thoraks dan EKG. Penatalaksanaan Persiapan Informed Consent Pada PasienPreoperatif Tabel 3 Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Persiapan Informed Consent Pada Pasien Preoperatif 1. Dilaksanakan 30 100 2. Tidak Dilaksanakan 0 0 Berdasarkan tabel 3 menunjukan hasil penelitian ini menunjukan persiapan informed consent 100% dilakukan. Informed consent sangat penting terkait dengan aspek hukum, tanggung jawab dan tanggung gugat. Sesuai dengan penelitian Rahayu (2002) di RSUD Dr. Sutomo Surabaya tentang pengaruh informedconsent terhadap tingkat penurunan kecemasan pada pasien preoperasi,di dapatkan hasil yang menunjukkan adanya penurunan tingkat kecemasan yang signifikan setelah diberikan informed consent. Perawat terlihat membawa surat pernyataan untuk melakukan operasi yang telah ditandatangani oleh pasien dan keluarga. Hal ini sesuai dengan konsep teori yang disampaikan Smeltzer and Bare (2012), bahwa setiap tindakan yang di lakukan oleh tenaga medis maupun tenaga keperawatan harus sebelumnya diinformasikan kepada pasien karena pasien mempunyai hak untuk menolak atau menerima tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya. Baik pasien maupun keluarga harus menyadari bahwa tindakan medis, operasi yang dilakukan sekecil apapun mempunyai resiko. Pasien atau keluarga sebelum menanda tangani persetujuan tindakan operasi perlu mendapatkan informasi yang detail terkait dengan jenis operasi yang dilakukan, tujuan operasi yang dilakukan, segala prosedur pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani. Penatalaksanaan Persiapan Mental/Psikis Pada Pasien Preoperatif Tabel 4 Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Persiapan Mental/Psikis Pada Pasien Preoperatif 1. Dilaksanakan 30 100 2. Tidak Dilaksanakan 0 0 39

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan tindakan yang dilaksanakan oleh perawat yaitu sebesar 100%. Hal ini menunjukkan perawat selalu memperhatikan aspek psikologis pasien preoperasi. Tindakan keperawatan pada aspek psikis menunjukkan perawat sangat memperhatikan aspek psikologis pasien preoperasi. Peneliti berasumsi perawat selalu memberikan informasi, selalu memberikan dukungan serta kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi perasaanya terkait operasi yang akan dilakukan. baiknya pada aspek ini kemungkinan terkait dengan baiknya informasi maupun pengetahuan perawat tentang aspek-aspek yang harus dilakukan perawat terhadap pasien preoperasi dikarenakan perawat selalu atau pernah terpapar tentang aspekaspek tindakan preoperasi. Berdasarkan hasil observasi dilpangan terlihat perwat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang operasi yang akandilakukan. Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Masalah mental yang biasa muncul pada pasien preoperasi adalah kecemasan. Hasil penelitian Siti Sulastri 2005 di RSUD Cilacap, dari 30 responden yang akan menjalani operasi 16 (53,3%) responden mengalami kecemasan berat sedangkan 14 (46,7%) responden mengalami kecemasan tingkat sedang. Perawat seharusnya memberikan informasi dan memberikan kesempatan pasien untuk menanyakan hal-hal terkait pembedahan, sehingga pasien tidak mengalami kecemasan yang akan menggangu pelaksanaan operasi. Terdapat hubungan yang kuat antara pemberian informasi dengan penurunan tingkat kecemasan pasien preoperasi. Hal ini berarti antara pemberian informasi dengan penurunan tingkat kecemasan berbanding lurus yaitu semakin baik/lengkap pemberian informasi maka semakin tinggi tingkat penurunan kecemasannya. Penatalaksanaan persiapan pasien preoperatif Tabel 5 Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Persiapan Pasien Preoperatif 1. Dilaksanakan 25 83,3 2. Tidak Dilaksanakan 5 16,7 Berdasarkan tabel 5 hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Qosim (2013) bahwa tindakan keperawatan pada aspek informed consent, persiapan penunjang, persiapan anestesi dan premedikasi adalah baik. Tindakan keperawatan pada sub aspek personal hygiene adalah cukup. Pada sub aspek latihan praoperasi dan persiapan psikis adalah kurang. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar 39

berkategori dilaksanakan yaitu sebanyak 25 orang (83,3%) dengan rincian sebagai berikut : Penatalaksanaan persiapan fisik pada pasien preoperatif 25 orang (83,3%) dilaksanakan, Penatalaksanaan persiapan penunjang pada pasien preoperatif 30 orang (100%) dilaksanakan, Penatalaksanaan persiapan informed consent pada pasien preoperatif 30 orang (100%) dilaksanakan dan Penatalaksanaan persiapan mental/psikis pada pasien preoperatif 30 orang (100%) dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Al-Quran surat Al-Maidah ayat 32 Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Barbara J. G (2008), Buku ajar keperawatan perioperatif. Jakarta : EGC. Tersedia dalam /http://book.google..com/p erioperatif nursing [diakses tanggal 20 maret 2016] Brunner & Suddarth, (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Suzanne C. smeltzer eds 8. Alih Bahasa Monika Ester. EGC. Jakarta. Kozier & Erb (2009). Fundamentals of nursing, concept, process, and practice. New Jersey, U.S.A : Multi Media Kusmawan, Eka, (2011). Jangan Segera Katakan. EdisiPertama, Pohon Cahaya,Yogyakarta. Long B.C (2012). Perawatan Medikal Bedah. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan. Luckman dan Sorensen (2013). Medical surgical nursing: a Phychopyisiologic approach. Philadelphia : 4th. Ed. Notoatmodjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi, Rineka Cipta Jakarta. Nursalam. (2013). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu kesehatan pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Potter & Perry (2013), Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, Dan Praktik. Jakarta: EGC. Qosim, (2013). Tindakan Keperawatan yang Diterima Pasien Preoperatif di Bangsal Bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang. Journal Medica Hospitalia vol 1 Riduwan dan Akdon, (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Alfabeta. Bandung Rothrock, (2012). Perencanaan asuhan keperawatan perioperatif. Jakarta : EG Sjamsuhidayat, R. dan Wim de Jong. (2011). Buku ajar iimu bedah, edisi revisi. Jakarta : EGC. Smeltzer and Bare, (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah : Brunner Suddarth, Jakarta: EGC. 41