TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Umbelliferales : Umbelliferae (Apiaceae) : Apium Species : Apium graviolens L. (Rukmana, 1995). Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang dimanfaatkan sebagai sayuran penambah aroma dan rasa makanan. Ciri tanaman seledri berupa herba merupakan tanaman hortikultura yang menghasilkan daun berwarna hijau dengan lembaran daun bergerigi. Tanaman seledri berakar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Batangnya pendek karena daunnya terkumpul pada leher akar seperti wortel (Novary, 1997)
Daun seledri yang tumbuh dalam pola roset atau berupa daun majemuk menyirip dengan lima atau tujuh anak daun. Daun melekat pada batang dengan tangkai daun panjang dan berdaging. Tangkai daun tegak dan lebar dengan pangkal melingkup atau membentuk talang. Tangkai daun yang lebih muda lebih lembut (Halfacre dan Barden, 1979). Tepi daun seledri umumnya bergerigi dengan pangkal maupun ujungnya runcing. Tulang-tulang daun menyirip dengan ukuran panjang 2-7,5 cm, dan lebar 2-5 cm. Tangkai daun tumbuh tegak keatas atau kepinggir batang, panjang sekitar 5 cm, berwarna hijau keputihan. Batang seledri sangat pendek sehingga tidak kelihatan (Rukmana, 1995). Bunga berwarna hijau keputihan, hijau. Memiliki tangkai kelopak yang panjangnya 2,5 cm. mahkota berbagi lima. Bagian pangkal berlekatan berwarna putih ( Warintek, 2010). Bunga seledri kecil, berwarna putih kehijauan. Walaupun dapat membuahi sendiri, penyerbukan bunga seagian besar dibantu oleh serangga penyerbuk (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Seledri memiliki buah yang sangat kecil dengan ukuran 1 mm, berdaun buah ganda (skizokarp) yang membelah ketika matang menjadi dua merikarp, berbiji tunggal. Biji berbentuk oval dan sangat kecil, sekitar 2500 biji per gramnya. Tanaman seledri merupakan tanaman penghasil biji terbanyak (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Sistem perakaran seledri menyebar dan berongga dengan banyak akar adventif yang mendekati permukaan tanah, sehingga akar-akar ini akan kelihatan dari luar (Halfacre dan Barden, 1979).
Syarat Tumbuh Tanaman Seledri Iklim Seledri (Apium graveolens) dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dataran rendah maupun pegunungan. Tumbuhan seledri dikonsumsi sebagai sayuran, perkebunan seledri di Indonesia terdapat di Brastagi, Sumatera Utara dan di Jawa Barat tersebar di Pacet, Pangalengan dan Cipanas yang berhawa sejuk (Iptek.net, 2010). Tanaman seledri merupakan tanaman yang sangat bergantung pada lingkungan. Untuk memperoleh kualitas dan hasil yang tinggi, maka tanaman harus ditanam pada kondisi lingkungan yang tepat. Berdasarkan indikator daerah sentral penanaman seledri di berbagai wilayah, tanaman ini cocok untuk dikembangkan ke daerah yang mempunyai ketinggian tempat 1000-1200 meter di atas permukaan laut, suhu harian 18-24 C, udara sejuk dengan kelembaban antara 80-90%, serta cukup mendapat sinar matahari (iptek.net, 2010). Tanah Tanah merupakan medium alam tempat tumbuhnya tumbuhan dan tanaman yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Bahan penyusun tanah dapat dibedakan atas partikel mineral, bahan organik, jasad hidup, air dan gas. Fungsi tanah untuk kehidupan adalah sebagai medium tumbuh yang menyediakan hara untuk tanaman dan sebagai penyedia dan penyimpan air (Jumin, 2002). Fungsi salah satu unsur hara tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain dan apabila terjadi kekurangan suatu hara, akan menyebabkan kegiatan metabolisme
tanaman terganggu atau berhenti. Pada umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang spesifik, biasa disebut dengan gejala kekahatan (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Tanah yang paling ideal untuk pertanaman seledri adalah jenis tanah Andosol. Jenis tanah ini pada umumnya berwarna hitam atau kelabu sampai coklat tua, kaya akan unsur hara, mempunyai struktur remah dengan tekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung. Reaksi tanah berkisar antara ph 5,0-7,0 (Rukmana, 1995). Top soil adalah lapisan tanah yang biasanya berwarna coklat tua atau lebih kehitam-hitaman atau lebih lunak. Lapisan ini adalah tempat tumbuhnya tanaman, sehingga dapat disebut tanah olah atau tanah pertanian. Pada lapisan top soil banyak terdapat jasad hidup makro dan mikro (AAK, 1985). Vermikompos Vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahanbahan organik limbah pertanian yang dilakukan oleh cacing tanah. Vermikompos merupakan campuran kotoran cacing tanah (casting) dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Oleh karena itu, vermikompos merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan memiliki kandungan unsur hara yang baik,tergantung pada bahan yang digunakan (Bioter, 2010). Beberapa keunggulan yang dimiliki vermikompos antara lain: Vermikompos mempunyai kemampuan menahan air sebesar 40-60% sehingga mampu mempertahankan kelembapan.
Memperbaiki struktur tanah dan menetralkan ph tanah. Vermikompos mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan kadar atau kandungan tergantung pada bahan yang digunakan. Membantu menyediakan unsur hara bagi tanaman. Meningkatkan kesuburan tanah. Membantu proses penghancuran limbah organik. Vermikompos berperan memperbaiki kemampuan menahan air. Nitrogen (N) Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Unsur hara nitrogen yang dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain: 1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa 2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lainlain) 3. Menambah kandungan protein tanaman
Fosfor (P) Fosfor (P) dalam pupuk dinyatakan dalam bentuk oksidanya yaitu P 2 O 5. Pupuk TSP mengandung 44% P 2 O 5. Fosfor berfungsi untuk : 1. Mempercepat pertumbuhan akar semai 2. Memperkuat batang tubuh tanaman 3. Mempercepat proses pembungaan, pemasakan buah dan biji-bijian 4. Meningkatkan produksi buah dan biji-bijian Kalium (K) Berfungsi : 1. Pembentukan protein dan karbohidrat 2. Membantu membuka dan menutup stomata 3. Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit 4. Memperluas pertumbuhan akar tanaman 5. Efisiensi penggunaan air (ketahanan pada masa kekeringan) 6. Memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga dan buah tidak mudah rontok. Rekomendasi Pemupukan Tanah penting artinya bagi kehidupan manusia, maka salah satu usaha untuk menjaga kesuburannya adalah melalui pemupukan. Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik, alami atau pun buatan yang mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, baik
diberikan ke tanah maupun tanaman. Sedangkan pemupukan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memberikan unsur hara ke tanah atau tanaman, sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman (Barus dan Syukri, 2008). Rekomendasi pemupukan untuk tanaman seledri pada tanah mineral yang mengandung unsur P dan K sedang dengan ph 6,5 adalah urea, SP36 dan KCl sebelum penanaman masing-masing sebanyak 249, 311 dan 112 kg/ha. Kemudian dilanjutkan pada saat 2 dan 4 MSPT dengan memberikan pupuk urea dan KCl masing-masing sebanyak 124 dan 56 kg/ha (Susila, 2006). Dari hasil analisis tanah dilapangan (Lampiran 1), diperoleh rekomendasi pemupukan untuk tanaman seledri (Lampiran 2) adalah, urea sebanyak 252 kg/ha, TSP sebanyak 93 kg/ha, KCl sebanyak 35 kg/ha dan pupuk kandang sebanyak 4900 kg/ha (BPTPSU, 2011).