LAMPIRAN. Gambar 1. Tas rajut yubiami. Gambar 2. Syal yubiami. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG YUBIAMI. Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim. Yaitu, musim

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

Gambar 2. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Pria

Maaf nggak sempat ngambil gambar, jadi gambar2 saya pinjam disini: belajarcaramerajut.com

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENCIPTAAN

STUDI TENTANG KAITAN DI KOTA PARIAMAN

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN

BAB III EKSPERIMEN & ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata, agar dapat menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan,

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. sandang ini merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENYAMBUNGAN BENANG LUSI

MAKALAH PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD MAKRAME. Dosen Pengampu : Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data B. Pembahasan Data... 77

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

JOB SHEET. : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Program Studi : Pendidikan Tata Busana Mata Kuliah :Piranti Menjahit

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SOP Tanda Tanda Vital

KEHIDUPAN ORANG JEPANG. tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari

BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

semoga hujan turun tepat waktu

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Mencegah Kebocoran pada Serat Jaket yang Empuk

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta sosial budaya. tinggi. Bentuk pendidikan informal ialah pendidikan yang terjadi dalam

BAB. Penghantar Panas

BAB I ALAT BONGKAR MUAT (CARGO GEAR) I. ALAT BONGKAR MUAT (CARGO GEAR)

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAHASA INDONESIA MESIN JAM TANGAN OTOMATIS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

EKSPLORASI TEKNIK CROCHET DENGAN TEMA WARNA EMPAT MUSIM UNTUK BUSANA MUSLIMAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi juga semangkin pesat.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

BAB 8 SAXOPHONE. Pada bagian yang lebih dekat dengan mouthpiece terdapat dua lubang katup kecil yang gunanya untuk memainkan nada-nada oktaf tinggi.

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

PENGARUH NOMOR BENANG COTTON TERHADAP HASIL TATTING PADA KERUDUNG

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kunci Jawaban Soal Semester Prakarya Kewirausahaan Kelas X

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

BENTUK PENYAJIAN TARI PELEBAT DI SANGGAR LAC SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

BAB II METODE PERANCANGAN

MAN YOGYAKARTA III ULANGAN HARIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Yuni Wulandari Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

Universitas Sumatera Utara

WADAH HANTARAN. Abstrak

Transkripsi:

LAMPIRAN Gambar 1. Tas rajut yubiami Gambar 2. Syal yubiami 23

Gambar 3. Pita bunga yubiami Gambar 4. Topi yubiami 24

Gambar 5. Teknik yubiami ketika proses pembuatan Gambar 6. Kalung yubiami setelah selesai pembuatan 25

ABSTRAK Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim yaitu, musim panas, musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang orang Jepang di musim panas memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju tebal. Zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian berlapis-lapis untuk menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan perkembangan masa, orang Jepang mulai mengenal teknik pembuatan pakaian dengan menggunakan sebatang jarum dan benang. Orang Jepang mengenal teknik pemembuat pakaian tersebut dengan sebutan Yubiami. Yubiami berasal dari kata yubi yang berarti jari-jari tangan dan amu yang berarti merajut jadi, Yubimami adalah seni rajutan dengan menggunakan jari-jari tangan. Yubiami dapat merupakan seni rajutan dengan teknik pembuatan pakaian yang paling mudah, dapat dipelajari dan dibuat oleh siapapun. Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya, hanya perlu mempelajari teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan. Bahan-bahan dasar (kisoshi zai) yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga mempunyi banyak manfaat, contohnya dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan budaya tradisional. Melalui teknik Yubiami juga sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran, pengendalian diri, proses pemulihan penyakit, dan dari remaja sampai orang-orang yang sudah lanjut usia bisa membuat Yubiami. Juga dapat dijadikan sebagai lahan bisnis dengan memproduksi beraneka ragam souvenir Yubiami, sehingga menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. 26

Dalam pembuatan Yubiami harus memahami teknik dasarnya dan jenis-jenis tusukan Yubiami. Yang pertama kali harus dilakukan adalah merangkainya dengan membuat simpulan awal dengan cara melemaskan jari dan tangan agar tidak terlalu tegang. Kemudian merangkaikan benang pada jar-jari dengan susunan silang. Membentuk rangkaian rajutan dengan melilitkan benang dari bawah jari keliling ke telapak tangan ke arah antara ibu jari dan telunjuk, setelah itu tarik benang-benang yang ada di bagian bawah, kaitkan ke jari telunjuk, kemudian lanjutkan dengan cara yang sama, kaitkan benang yang berada di bagian bawah sampai jari tengah, lanjutkan dengan cara yang sama dengan mengaitkan benang yang berada di bagian bawah. Sampai jari manis. kemudian kaitkan benang yang berada di bagian bawah ke jari kelingking. Tahap terakhir adalah mengunci hasil rajutan. Lalu menyambung rangkaian Yubiami dengan lover s knot dengan membuat simpul awal, menyambung rajutan lainnya, mengunci dengan simpul penutup. Yubiami mempunyai jenis-jenis tusukan, contohnya: Tusuk rantai (chain) adalah dengan melilitkan benang di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan (atau tarik dengan hook). Kemudian Tusuk tunggal adalah dengan memasukkan kait dalam rangkaian lainnya dari hook dan kaitkan hook pada benang yang terdapat pada hook. Tarik satu loop baru melalui kedua loop pada hook. Setelah itu simpul mati dengan memasukkan kait dalam rangkaian lainnya dari hook. Kaitkan hook dan tarik loop baru. Setelah itu setengah tusuk ganda adalah dengan melilitkan benang pada hook dan masukkan hook pada rantai ketiga sepeti tanda panah, setelah itu tarik benang sekali lagi seperti langkah pertama sehingga membentuk satu loop lagi. 27

28

29

30

31

32

33