BUPATI LIMA PULUH KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM NEGERI,

rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD atau rancangan peraturan

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURANBUPATI BLITAR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 102 TAHUN 2015

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NAGARI

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 NOMOR: 11 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

FORMAT KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN KEPUTUSAN GUBERNUR MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR...TAHUN...

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2013

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

EVALUASI RANCANGAN PERDA DAN PEMBATALAN PERDA TENTANG TATA RUANG DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,


PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS,

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DI WILAYAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

Ditetapkan di Malili pada tanggal 29 April 2015 BUPATI LUWU TIMUR, ANDI HATTA M.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

KEPALA DESA LEBAKWANGI PERATURAN DESA LEBAKWANGI NOMOR 7 TAHUN 2017 T E N T A N G

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

BUPATI BENGKULU TENGAH

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

B U P A T I S I M A L U N G U N PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA Kode Pos 21162

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

SALINAN KEPALA DESA KEPUNDUNGAN KECAMATAN SRONO KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2007

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN KAMPUNG BUPATI FAKFAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

Transkripsi:

/ BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR (o TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA >*^ BUPATI LIMA PULUH KOTA, Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 6 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa dimana Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disetujui bersama sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa, paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi; b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati tentang Pedoman Evaluasi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari. ^ Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25) ; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108), dan sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008^ Nomor 59); IT _A

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 5234) 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013; 7. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 2); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 2); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014 Nomor 5); 10. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Nagari (Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2009 Nomor 12); 11. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014 Nomor 5). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA TENTANG PEDOMAN EVALUASI RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NAGARI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Daerah adalah Kabupaten Lima Puluh Kota; *

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota; 3. Bupati adalah Bupati Lima Puluh Kota; 4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota; 5. Camat adalah Camat se Kabupaten Lima Puluh Kota; 6. Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batasbatas wilayah tertentu, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan filosofi adat Minangkabau (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah) dan atau berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat dalam wilayah Propinsi Sumatera Barat; 7. Pemerintahan Nagari adalah penyelenggaraan unsur pemerintahan di Nagari yang memiliki batas-batas wilayah oleh Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari dalam mengatur dan mengurus urusan Pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 8. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dan Perangkat Nagari sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari; 9. Wali Nagari adalah Kepala Pemerintah Nagari; 10. Badan Permusyawaratan Nagari yang selanjutnya disebut Bamus Nagari adalah lembaga permusyawaratan dan pemufakatan yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagari sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Nagari; 11. Pengelolaan Keuangan Nagari adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan nagari; 12. Keuangan Nagari adalah semua hak dan kewajiban Nagari yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban nagari; 13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari selanjutnya disingkat APBNagari adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan nagari yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah nagari dan badan permusyawaratan nagari dan ditetapkan dengan peraturan nagari; 14. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari Terdiri dari Rancangan Peraturan Nagari Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari dan Rancangan Peraturan Wali Nagari Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari; 15. Evaluasi adalah sinkronisasi/harmonisasi kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan pemerintahan nagari agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kepentingan umum; 16. Tim Evaluasi adalah pejabat atau staf yang melakukan penelitian dan pengkajian untuk melakukan Evaluasi Rancangan Peraturan Nagari Tentang APBNagari, Rancangan Peraturan Nagari Tentang Perubahan APBNagari, Rancangan Peraturan Wali Nagari Tentang Penjabaran APBNagari, dan Rancangan Peraturan Wali Nagari Tentang Penjabaran Perubahan APBNagari yang ditunjuk oleh Bupati Lima Puluh Kota. \

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Pasal 2 Pedoman ini bermaksud untuk memberikan peningkatan pemahaman bagi perangkat nagari dan pihak-pihak terkait dalam evaluasi rancangan APBNagari, rancangan Perubahan APBNagari dan sebagai acuan dalam melaksanakan peniiaian terhadap rancangan peraturan nagari tentang APBNagari, rancangan peraturan wali nagari tentang Penjabaran APBNagari dan rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari, rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari. Tujuan Pasal 3 Adapun tujuannya adalah agar rancangan APBNagari, rancangan perubahan APBNagari sesuai dengan aspek legalitas, struktur maupun substansinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku BAB III SASARAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 4 f (1) Sasaran Evaluasi adalah untuk : a. Memperoleh data dan informasi yang akan menjadi dasar dalam memberikan peniiaian kepada nagari, dalam kaitannya dengan kepatuhan penyusunan dan penetapan rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari; b. Memperoleh data dan informasi yang akan menjadi dasar dalam memberikan peniiaian atas nagari dalam kaitannya dengan substansi dan materi rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari; (2) Ruang lingkup evaluasi terdiri dari : a. Aspek administrasi yang meliputi identifikasi kelengkapan data dan informasi yang disajikan dalam rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari; b. Aspek legalitas yang meliputi identifikasi peraturan-peraturan yang melandasi penyusunan rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaranf

APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari; c. Aspek kebijakan yang meliputi identifikasi hubungan dan materi yang termuat dalam rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari dengan RKPN; d. Aspek struktur anggaran yang meliputi identifikasi keserasian antara kebijakan daerah dan kebijakan nagari yang dituangkan dalam pedoman penyusunan APBNagari tahun anggaran berkenaan dan digunakan sebagai acuan dalam penetapan anggaran pendapatan, anggaran belanja dan anggaran pembiayaan. BAB IV EVALUASI RANCANGAN APBNAGARI Pasal 5 (1) Rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari yang telah disetujui bersama Bamus Nagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari sebelum ditetapkan oleh wali nagari paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi. (2) Penyampaian rancangan dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan dokumen evaluasi yang terdiri dari rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari beserta lampiran dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari beserta lampiran. (3) Evaluasi rancangan peraturan nagari tentang APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari dilaksanakan oleh Tim Evaluasi Rancangan APBNagari yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (4) Hasil evaluasi dituangkan dalam keputusan Bupati dan disampaikan kepada wali nagari paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud. (5) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas, melampaui batas waktu dimaksud, wali nagari dapat menetapkan rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari menjadi peraturan nagari. Pasal 6 (1) Dalam hal Bupati menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari tidak sesuai dengan kepentingan umum d

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, wali nagari bersama bamus nagari melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi; (2) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak ditindaklanjuti oleh oleh wali nagari dan bamus nagari, dan wali nagari tetap menetapkan rancangan peraturan Nagari tentang APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari menjadi peraturan Nagari dan peraturan wali nagari, Bupati membatalkan peraturan nagari dimaksud dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBNagari tahun anggaran sebelumnya; (3) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak ditindaklanjuti oleh wali nagari dan bamus nagari, dan wali nagari tetap menetapkan rancangan peraturan Nagari tentang perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran perubahan APBNagari menjadi peraturan nagari dan peraturan wali nagari tentang pejanbaran Perubahan APBNagari, Bupati membatalkan peraturan nagari dan peraturan wali nagari dimaksud sekaligus menyatakan tidak diperkenankan melakukan perubahan APBNagari dan tetap berlaku APBNagari tahun anggaran berjalan. (4) Pembatalan peraturan Nagari dan peraturan wali nagari serta pernyataan berlakunya pagu APBNagari tahun anggaran sebelumnya atau tetap berlaku APBNagari tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas, wali nagari harus memberhentikan pelaksanaan peraturan nagari dan selanjutnya wali nagari bersama bamus nagari mencabut peraturan nagari dimaksud; (6) Pencabutan peraturan nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (5) di atas, dilakukan dengan Peraturan Nagari tentang Pencabutan Peraturan Nagari tentang APBNagari; Pasal 7 Rancangan APBNagari atau Perubahan APBNagari yang telah disempurnakan, disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk mendapatkan rekomendasi. Pasal8 Pedoman evaluasi rancangan peraturan nagari tentang APBNagari, rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari dan rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran perubahan APBNagari tercantum dalam Lampiran yang merupakan satu kesatuan yang utuh dengan Peraturan Bupati ini. n

KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota. Ditetapkan di Sarilamak Pada tanggal fo fefruan 2014 ^JfeUPATI LIMA PULUH KOTaA ALIS MARAJO DITELIT iron PADA TAN66AL :..A.j^M^ SEKRETARIS DAERAH KABUFATEN LIMA PLILUH KOTA IAS, SE, MxM BhRITA DAEKA.H K TAWUN LIMA PULUH KOTA WM0Ri.Mll^tM.u.w

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR :? TAHUN 2014 TANGGAL \o febnxxn TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NAGARI TATA CARA EVALUASI RANCANGAN APBNAGARI DAN ATAU RANCANGAN PERUBAHAN APBNAGARI: 1. Persiapan Evaluasi a. Tim Evaluasi Tim evaluasi melakukan evaluasi rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari. b. Dokumen Evaluasi 1) Rancangan peraturan nagari tentang APBNagari dan atau rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari yang telah disetujui bersama bamus nagari dan wali nagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran perubahan APBNagari sebelum ditetapkan oleh wali nagari paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan terlebih dahulu kepada Bupati untuk dievaluasi. 2) Penyampaian rancangan sebagaimana dimaksud pada angka 1) terdiri dari 5 (lima) dokumen meliputi : > Dokumen 1 terdiri dari : 1. Peraturan nagari tentang APBNagari/Perubahan APBNagari 2. Ringkasan APBNagari/Perubahan APBNagari 3. Rincian APBNagari/Perubahan APBNagari 4. Daftar Piutang 5. Daftar Hutang 6. Daftar Asset > Dokumen 2 terdiri dari: 1. Peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari/ penjabaran Perubahan APBNagari 2. Penjabaran APBNagari/Perubahan Penjabaran APBNagari > Dokumen 3 terdiri dari: 1. Rencana Kerja Pemerintahan Nagari Tahun Anggaran (dilaksanakan 1 tahun sebelumnya). 2. Hasil musrenbang nagari untuk tahun anggaran. > Dokumen 4 terdiri dari : a. Berita acara persetujuan bersama antara bamus nagari dan wali nagari tentang APBNagari/Perubahan APBNagari > Dokumen 5 terdiri dari: 1. Risalah sidang pembahasan rancangan APBNagari/Perubahan APBNagari 2. Daftar hadir rapat 3) Keseluruhan dokumen evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka angka 2 disampaikan dalam 5 (lima) rangkap. 4) Rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau perubahan APBNagari wajib memuat penjelasan sebagai berikut: K

1. untuk pendapatan mencakup dasar hukum, kelompok, jenis objek, rincian objek, rincian sub objek. 2. untuk belanja mencakup dasar hukum, program, kegiatan, kelompok, jenis objek, rincian objek. 3. untuk pembiayaan mencakup dasar hukum, sasaran, sumber penerimaan pembiayaan dan tujuan pengeluaran pembiayaan. 5) Rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran perubahan APBNagari wajib memuat penjelasan sebagai berikut: 1. untuk pendapatan mencakup dasar hukum, kelompok, jenis objek, rincian objek, rincian sub objek, target/volume yang direncanakan, tarif pungutan/harga 2. untuk belanja mencakup dasar hukum, program, kegiatan, kelompok, jenis objek. rincian objek, satuan volume/tolok ukur, harga satuan, lokasi kegiatan dan sumber pendanaan kegiatan. 3. untuk pembiayaan mencakup dasar hukum, sasaran, sumber penerimaan pembiayaan dan tujuan pengeluaran pembiayaan. 6) Secretariat membuat tanda terima atas rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang. penjabaran perubahan APBNagari serta dokumen evaluasi lainnya dan menerima hasil evaluasi dari Tim. 7) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ditetapkan dalam Keputusan Bupati dan disampaikan kepada wali nagari paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud. 2. Pelaksanaan Evaluasi Proses evaluasi dilaksanakan dengan menempuh tiga tahapan utama yaitu: a. pemeriksaan kelengkapan dokumen evaluasi; b. evaluasi administrasi dan legalitas; dan c. evaluasi kebijakan dan struktur APBNagari/perubahan APBNagari. a. Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen Evaluasi 1) Pemeriksaan kelengkapan dokumen evaluasi dimaksudkan untuk meneliti apakah seluruh dokumen yang diterima sudah lengkap sehingga dapat dievaluasi. 2) Dokumen evaluasi lengkap apabila keseluruhan dokumen evaluasi sebagaimana disebutkan pada point b.2). telah diterima oleh Tim Evaluasi. 3) Apabila hasil pemeriksaan kelengkapan menemukan kekurangan atau dokumen evaluasi tidak lengkap, maka segera mengembalikan kepada pemerintah nagari yang bersangkutan untuk segera dilengkapi. 4) Dalam hal dokumen tidak lengkap maka batas waktu evaluasi dihitung kembali berdasarkan diterimanya bahan-bahan dokumen evaluasi yang lengkap. b. Evaluasi Administratif dan Legalitas Evaluasi administratif dan legalitas meneliti beberapa hal sebagai berikut: 1) Kepatuhan atas penyampaian dan pendistribusian rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaranapbnagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran perubahan APBNagari kepada pihak-pihak yang terkait; 2) Kepatuhan atas kelengkapan penyampaian dokumen evaluasi; 3) Kepatuhan atas penyajian informasi dalam rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran perubahan APBNagari; ft

4) Konsistensi penggunaan dokumen dan informasi dalam rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APB nagari atau rancangan peraturan wali tentang penjabaran perubahan APBNagari; 5) Apakah rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari sudah sesuai dengan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan dan sudah dilampiri dengan: a. Peraturan Nagari Tentang APBNagari/Perubahan APBNagari b. Ringkasan APBNagari/Perubahan APBNagari c. Rincian APBNagari d. Daftar Piutang e. Daftar Hutang f. Daftar Asset g. Penjabaran APBNagari/Perubahan Penjabaran APBNagari h. Rencana Kerja Pemerintahan Nagari Tahun Anggaran (dilaksanakan 1 tahun sebelumnya). i. Hasil musrenbang nagari untuk tahun anggaran. j. Berita acara persetujuan bersama wali nagari dan badan musyawarah nagari tentang APBNagari/Perubahan APBNagari k. Risalah sidang pembahasan rancangan APBNagari/Perubahan APBNagari 1. Daftar hadir rapat 3. Langkah Evaluasi Langkah 1 : Dapatkan dokumen yang terdiri dari: 1) Surat pengantar wali nagari; 2) Rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari beserta lampirannya dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran perubahan APBNagari beserta lampirannya; 3) Persetujuan bersama antara bamus nagari dan wali nagari terhadap rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari; 4) RKPNagari untuk Tahun Anggaran; 5) Risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau Perubahan APBNagari; 6) Tanggal diterimanya dokumen evaluasi secara lengkap; Langkah 2 : Catat nomor, tanggal dan kelengkapan lampiran semua dokumen tersebut; Langkah 3 : Teliti dan analisis nomor, tanggal dan kelengkapan lampiran semua dokumen tersebut; Langkah 4 : Bandingkan tanggal penyampaian semua dokumen tersebut dengan ketentuan yang berlaku tentang batas waktu penyampaian yang selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah diperoleh persetujuan bersama; Langkah 5 : Simpulkan secara narasi tentang hasil langkah 1, langkah 2, langkah 3, dan langkah 4 di atas. c. Evaluasi Kebijakan dan Struktur APBNagari/Perubahan APBNagari 1) Evaluasi Kebijakan APBNagari. Untuk mengevaluasi kebijakan APBNagari, dianalisis hubungan antar substansi kebijakan APBNagari tersebut, dengan kegiatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Langkah 1 : Dapatkan dokumen yang terdiri dari : a) Peraturan Bupati tentang Pedoman RKPD utamanya mengenai prioritas pembangunan daerah; serta b) Rencana Kerja Pemerintah Nagari untuk tahun anggaran bersangkutan; Langkah 2 : Teliti dan analisis RKPN: daftar usulan musrenbang, daftar usulan seluruh jorong, daftar kegiatan prioritas pembangunan yang akan diusulkan ke kecamatan; Y

Langkah 3 : Teliti dan analisis rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan nagari; Langkah 4 : Teliti dan analisis prioritas program menurut kegiatan dan plafon anggaran; Langkah 5 : Bandingkan substansi semua dokumen tersebut, dengan peraturan perundangundangan yang terkait; Langkah 7 : Simpulkan secara narasi tentang hubungan semua dokumen tersebut. 2) Evaluasi Struktur APBNagari Evaluasi struktur APBNagari dilakukan dengan cara menganalisis trend indikator pendapatan, belanja dan pembiayaan termasuk surplus atau defisit anggaran. a) Evaluasi Anggaran Pendapatan Pendapatan Nagari berasal dari pendapatan asli nagari, bantuan keuangan dari pemerintah propinsi, kabupaten dan nagari lainnya, dan sumbangan pihak ketiga : (1) Pendapatan asli nagari, meliputi hasil usaha nagari, hasil kekayaan nagari, pungutan nagari, iuran nagari, dan Iain-lain pendapatan asli nagari yang sah. (2) Bagi hasil pajak daerah, terdiri dari pajak pusat dan daerah. (3) Bagi hasil restribusi daerah, terdiri dari retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, retribusi perizinan tertentu. (4) Bantuan keuangan dari pemerintah propinsi, kabupaten dan nagari lainnya, terdiri dari bantuan keuangan pemerintah pusat, bantuan keuangan pemerintah propinsi, bantuan keuangan pemerintah kabupaten, bantuan keuangan nagari lainnya. (5) Hibah terdiri dari hibah dari pemerintah, hibah dari pemerintah propinsi, hibah dari pemerintah kabupaten, hibah dari Badan/ Lembaga /Organisasi swasta, hibah dari kelompok masyarakat/ perorangan (6) Sumbangan pihak ketiga, terdiri dari sumbangan dari masyarakat/perorangan, sumbangan dari kelompok masyarakat, sumbangan dari badan/lembaga/organisasi. Langkah evaluasi pendapatan. Langkah 1 : menganalisis apakah peraturan nagari tentang sumbersumber pendapatan asli daerah telah dicantumkan. Langkah 2 : menganalisis apakah penempatan pos pendapatan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Langkah 3 : teliti dan analisis mengenai: (a) Jumlah keseluruhan anggaran pendapatan, (b) Persentase pendapatan masing-masing urusan terhadap jumlah pendapatan, (c) Persentase objek pendapatan terhadap total pendapatan, kelompok, dan jenis pendapatan; Langkah 4 : simpulkan catatan kritis secara narasi tentang hasil langkah 1, langkah 2 dan langkah 3. b) Evaluasi Anggaran Belanja Evaluasi anggaran belanja dilakukan dengan menganalisis pengeluaran belanja dari waktu ke waktu yang berkaitan dengan program dan kegiatan apakah sejalan dengan program daerah. Evaluasi belanja juga dilakukan untuk melihat apakah rencana belanja yang dianggarkan tidak bertentangan dan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Evaluasi juga perlu meneliti apakah rencana belanja tidak menimbulkan pemborosan, tidak adanya duplikasi penganggaran, tidak sesuai dengan standar biaya yang ditentukan, telah memperhatikan azas-azas kepatutan. Evaluasi belanja juga meneliti apakah penyajian informasi anggaran belanja telah sesuai dengan peraturan perundang undangan yang strukturnya meliputi belanja langsung dan tidak langsung. Kemudian setiap kelompok belanja dirinci menurut jenis belanja. Setiap jenis belanja dirinci menurut objek belanja. Setiap objek belanja dirinci menurut rincian objek belanja. Langkah Evaluasi Anggaran Belanja. Langkah 1 : Dapatkan dokumen penjabaran APBNagari pada peraturan wali nagari. Langkah 2 : Teliti dan analisis mengenai pos anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung, apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 5?

Langkah 3 : Teliti dan analisis apakah ada anggaran belanja yang dialokasikan untuk urusan yang bukan kewenangannya; Langkah 4 : Teliti dan analisis mengenai apakah alokasi anggaran belanja pada program dan kegiatan, sejalan dengan prioritas dan kebijakan daerah dalam rangka mencapai sasaran pembangunan; Langkah 5 : Teliti dan analisis apakah ada program kegiatan yang dilakukan lebih dari 1 (satu) tahun anggaran (multiyears); Langkah 6 : Simpulkan catatan kritis secara narasi atas langkahlangkah tersebut di atas. c) Evaluasi Anggaran Pembiayaan. Evaluasi terhadap anggaran pembiayaan akan meliputi: (1) kepatuhan pada peraturan perundang-undangan tentang jenis jenis pembiayan; (2) penerapan azas-azas anggaran pembiayaan; dan (3) penyajian informasi anggaran pembiayaan. Secara khusus dalam evaluasi pembiayaan perlu dievaluasi porsi jenis penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah terhadap bagian dan kelompok pengeluaran pembiayaan. Untuk mengetahui porsi jenis penerimaan dan pengeluaran pembiayaan nagari terhadap bagian dan kelompok pengeluaraan pembiayaan, maka langka-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Langkah evaluasi pembiayaan: Langkah 1 : Dapatkan dokumen penjabaran APBNagari mengenai rincian APBNagari; Langkah 2 : Teliti dan analisis mengenai upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk menutup defisit. Sumber-sumber mana yang digunakan untuk menutup defisit tersebut; Langkah 3 : Teliti dan analisis mengenai upaya yang akan dilakukan pemerintah nagari dalam memanfaatkan surplus; Langkah 4: Teliti dan analisis apakah untuk pengeluaran pembiayaan tertentu, seperti pembentukan dana cadangan, penyertaan modal, dan lainnya telah ditetapkan dengan peraturan nagari; Langkah 5 : Pada saat evaluasi perubahan APBNagari, teliti dan analisis apakah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SilPA) telah ditetapkan dengan peraturan nagari; Langkah 6 : Pada saat evaluasi perubahan APBNagari, teliti dan analisis apakah Sisa Lebih Perhitungan Tahun Berjalan (SILPA) telah digunakan seluruhnya. Langkah 7 : Teliti dan analisis peranan jenis penerimaan pembiayaan nagari terhadap kelompok dan total pembiayaan: (a) Jumlah pembiayaan nagari, (b) Jumlah persentase dari pembiayaan, (c) Jumlah persentase dari kelompok pembiayaan; Langkah 8 : Simpulkan catatan kritis secara narasi atas langkah-langkah tersebut di atas. 3. Hasil Evaluasi Setelah selesai melaksanakan evaluasi rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang Perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran Perubahan APBNagari, Tim Evaluasi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari menyusun laporan hasil evaluasi yang dituangkan dalam Keputusan Bupati. Laporan hasil evaluasi dimaksudkan untuk menyampaikan temuan analisis terhadap rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran perubahan APBNagari sebagai umpan balik kepada pemerintah nagari untuk melakukan penyempurnaan. Lebih jauh, laporan ini juga diharapkan dapat memfasilitasi pemerintah nagari dalam mempertajam penetapan prioritas program dan kegiatan pemerintah nagari, serta mempertajam dan mendudukkan fungsi anggaran sebagai fungsi otoritasi, perencanaan, pengawasan alokasi, distribusi dan stabilisasi. ^L

' t Laporan hasil evaluasi secara garis besar menyajikan informasi mengenai: (a) evaluasi atas sistem APBNagari/perubahan APBNagari, dan (b) evaluasi atas substansi APBNagari/perubahan APBNagari. Laporan hasil evaluasi rancangan peraturan nagari tentang APBNagari atau rancangan peraturan nagari tentang perubahan APBNagari dan rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran APBNagari atau rancangan peraturan wali nagari tentang penjabaran perubahan APBNagari disampaikan kepada : a. Inspektorat Kabupaten. Penyampaian laporan hasil evaluasi tersebut paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah hasil evaluasi ditandatangani oleh Bupati. Ditetapkan di Sarilamak Pada tanggal, \0 /mcfan 2014 /A^UPATI LIMA PULUH KOTA V SE T PAT. jo..i&mw:..m f 017 3k6 \\ 0