PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CORE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PEMBELAJARAN TPS BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SELF CONFIDENCE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TTW DAN TPS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF CONCEPT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PEER LESSON DAN TTW DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT DAN TPS DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

I. PENDAHULUAN. pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Bandar Lampung terdiri

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

ASEP GUNAWAN. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA melalui Menulis Matematika dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Aulia Eka Alzianina, Caswita, Sri Hastuti Noer Aulia.alzia@yahoo.com Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unila ABSTRAK This research aimed to find out the influence of problem based learning model towards student s mathematical communication skill. The population of this research was all students of grade 8 th of SMP Negeri 14 Bandarlampung in academic year of 2015-2016 as many as 422 students that were distributed into thirteen classes. The samples of this research were students of VIII 10 and VIII 11 class that were chosen by purposive random sampling. This research used pretest-posttest control group design. Based on the result of research and discussion, it was concluded that the problem based learning model influences towards student s mathematical communication skill. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Bandarlampung tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 422 siswa yang terdistribusi dalam tiga belas kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII 10 dan VIII 11 yang dipilih dengan teknik purposive random sampling. Penelitian ini menggunakan desain pretest posttest control group design. Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa model problem based learning berpengaruh terhadap siswa. Kata kunci: komunikasi matematis, pengaruh, problem based learning

PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menambah pengetahuan baru. Manusia membutuhkan pendidikan yang bermutu karena melalui pendidikan bermutu akan lahir pribadi yang berkualitas dan mampu membangun masyarakat ke arah yang lebih baik. Berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya pembaharuan dan penyempurnaan. Untuk mencapai upaya pembaharuan dan penyempurnaan pendidikan tersebut diperlukan suatu perencanaan yang sesuai dengan tujuan nasional pendidikan. Tujuan nasional pendidikan adalah mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003: 4). Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, di sekolah dilaksanakan pembelajaran pada berbagai bidang studi, diantaranya adalah Matematika. Tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta didik dapat mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah (Permendiknas, 2006: 106). Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu kemampuan yang harus dikuasai siswa adalah kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematis dan argumen dengan tepat, singkat, dan logis (Izzati dan Suryadi 2010: 721). Kemampuan komunikasi matematis penting dimiliki siswa, karena kemampuan ini dapat melatih ketajaman berpikir siswa agar mampu mengembangkan pemahaman matematisnya. Namun, kemampuan matematika siswa di Indonesia berada pada level rendah. Hal ini tercermin dari hasil survei Programme for International Student Assesment (PISA) tahun

2012, Indonesia menduduki rangking 64 dari 65 peserta dengan skor 375 (OECD, 2012). Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa tampak juga pada siswa SMP Negeri 14 Bandarlampung. Setelah dilakukan wawan-cara dengan guru mitra diperoleh informasi bahwa banyak siswa mengalami kesulitan dalam meng-gabungkan pemikiran matematis me-lalui komunikasi, menjelaskan materi pembelajaran secara matematis, dan menggunakan bahasa matematika se-lama pembelajaran di sekolah. Penyebab rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa diduga karena pada umumnya pembelajaran matematika masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang menekankan pada penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal (Sanjaya, 2009: 177). Pembelajaran tersebut cenderung berpusat pada guru (teacher centered), yang dilakukan dengan perpaduan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan pembelajaran. Dalam pembelajaran konvensional, guru hanya menjelaskan materi, kemudian memberikan contoh dan latihan soal yang penyelesaiannya mirip dengan contoh soal. Di akhir pembelajaran guru memberikan tugas rumah, sehingga siswa hanya dilatih untuk menyelesaikan soal-soal rutin saja. Hal ini berakibat pada rendahnya kemam-puan komunikasi matematis siswa. Untuk mengatasi masalahmasalah tersebut, guru memiliki peran pen-ting dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Oleh karena itu, perlu diadakan perubahan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dengan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat diterima oleh siswa. Model pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menginterpretasikan suatu permasalahan ke dalam bentuk matematika dengan baik. Salah satu alternatif model tersebut adalah problem based learning. Nurhadi (2004:16) menyatakan bahwa problem based learning adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Menurut Arends (2011: 411), langkah-langkah penerapan problem based learning antara lain 1) orientasi peserta didik pada masalah, 2) mengorganisasi peserta didik, 3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil, dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. Proses pembelajaran tersebut melatih siswa untuk menyelesaikan masalahmasalah dunia nyata dengan cara menginterpretasikan ide-ide yang dimiliki dalam bentuk simbol-simbol matematika. Dalam model problem based learning ini siswa tidak hanya bekerja sendiri melainkan siswa bekerja secara diskusi yang dibentuk dalam suatu kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Dengan demikian, diharapkan penerapan problem based learning dapat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan komunukasi matematis siswa. METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Bandarlampung yang terdiri dari tiga belas kelas yaitu kelas VIII 1 VIII 13 dengan jumlah 422 siswa. Dari tiga belas kelas tersebut diambil dua kelas sebagai sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu pemilihan sampel dilakukan dengan memilih kelas yang diajar oleh guru yang sama secara acak dari tiga belas kelas tersebut. Terpilihlah kelas VIII 11 yang terdiri dari 19 orang sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang mendapatkan problem based learning dan VIII 10 yang terdiri dari 18 orang sebagai kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan variabel bebas model pembelajaran dan variabel terikat kemampuan komunikasi matematis. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes dilakukan pada sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematis siswa. Tes tersebut dibuat berdasarkan indikator yaitu dapat 1) menggam-barkan situasi dari suatu persoalan ke dalam gambar, tabel, diagram, mau-pun grafik; 2) mengungkapkan dan menjelaskan ide-idenya tentang suatu masalah secara tulisan; 3) menggunakan ekspresi dan simbol-simbol matematika secara tepat (Ansari, 2004: 83). Sebelum dilakukan pengambilan data, instrumen tes divalidasi oleh guru matematika SMP Negeri 14 Bandarlampung. Setelah semua soal dinyatakan valid, soal diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui reliabilitas tes, daya pembeda tes dan tingkat kesukaran tes. Hasil uji coba disajikan pada Tabel 1. Dalam penelitian ini, diperoleh data hasil pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis. Sebelum pengujian hipotesis, dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan bantuan software Microsoft Excel. Adapun data yang diuji normalitas dan homogenitasnya adalah data peningkatan (gain) dari pretest dan posttest. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba No 1 2 3 4a 4b Reliab ilitas 0,78 (tinggi ) Daya Pembeda 0,32 (baik) 0,31 (baik) 0,37 (baik) 0,33 (baik) 0.35 (baik) Tingkat Kesuka ran 0,64 (sedang) 0,57 (sedang) 0,34 (sedang) 0,28 (sedang) 0,27 (sukar) Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas diketahui bahwa data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan me-miliki varians yang sama. Dengan demikian pengujian hipotesis dilakukan uji kesamaan dua rata-rata.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum diberi perlakuan, kelas yang mengikuti problem based learning dan kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional diberi pretest untuk mengetahui data kemampuan awal komunikasi matematis siswa. Setelah diberi perlakuan, kelas yang mengikuti problem based learning dan kelas yang mengikuti pembelajaran konven-sional diberi posttest untuk mengetahui data kemampuan akhir komunikasi matematis siswa. Data pretest dan posttest disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Data Pretest dan Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Pembelajaran Rata- Rata Pretest Rata- Rata Posttest Problem Based 2,82 18,03 Learning Konvensional 2,43 13,50 Skor Maksimum Ideal = 34 Berdasarkan Tabel 2, rata-rata kemampuan awal dan kemam-puan akhir komunikasi matematis siswa yang mengikuti problem based learning lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hasil uji kesamaan dua ratarata kemampuan komunikasi matematis disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Pembelajaran -rata Rata Problem Based 0,50 Learning Konvensional 0,34 t hitung >t kritis t hitung t ktitis 3,44 1,68 Berdasarkan Tabel 3, nilai. Hal ini menunjuk-kan bahwa rata-rata peningkatan siswa yang mengikuti problem based learning lebih tinggi daripada ratarata skor peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa problem based learning berpengaruh terhadap Hal ini sependapat juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Idola (2014) bahwa problem based learning berpengaruh terhadap siswa.

Kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti problem based learning lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional disebabkan karena pada tahapan problem based learing diawali dengan pemberian masalah-masalah yang bersifat non rutin yang ada pada LKK. Fatimah (2012: 42) mengungkapkan bahwa problem based learning mempunyai ciri khas yaitu selalu dimulai dan berpusat pada masalah, artinya dalam problem based learning guru memulai pembelajaran dengan pemberian masalah yang tidak rutin. Selanjutnya masalah-masalah tersebut didiskusikan oleh siswa dengan cara berkelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 orang siswa. Wenger (Huda, 2013: 49) menyatakan bahwa interaksi dengan orang lain dapat membantu individu menjalin proses pembelajaran yang lebih positif dibandingkan ketika hanya mengerjakannya sendiri. Bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dapat memudahkan siswa dalam bertukar pikiran, sehingga siswa tidak mengerjakan secara sendirisendiri. Siswa dapat bertanya kepada guru jika terdapat kesulitan dalam mengerjakan LKK. Guru membimbing siswa jika terdapat kesulitan, selanjutnya siswa kembali berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Dalam kegiatan diskusi tersebut siswa dilatih untuk dapat mengomunikasikan ide-ide yang dimiliki ke dalam simbol matematis maupun ilustrasi gambar yang disertai dengan penjelasan yang logis. Setelah diskusi dalam kelompok selesai, siswa ditunjuk secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Guru menunjuk secara acak siswa yang akan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Penunjukan secara acak bertujuan agar siswa tidak hanya mengandalkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi saja untuk maju ke depan, tetapi semua siswa memiliki kesempatan yang sama. Hal tersebut berbeda dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konven-sional. Siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

komunikasi matematisnya, hanya saja kesempatan yang diberikan tidak sebanyak pada siswa yang mengikuti problem based learning. Hal ini disebabkan proses pembelajaran konvensional diawali dengan guru memberikan penjelasan terkait materi yang akan dipelajari oleh siswa. Amir (2009: 5) menyatakan pada proses pembelajaran konvensional, pengetahuan cenderung dipindahkan dari guru ke siswa tanpa siswa membangun sendiri pengetahuan tersebut. Siswa hanya men-dengarkan penjelasan dari guru dan mencatatnya, sehingga pemahaman dan informasi yang siswa dapat ha-nya berasal dari apa yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya, guru memberikan contoh-contoh soal beserta cara penyelesaiannya. Kemudian, siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang belum dipahami. Terakhir, siswa akan diberikan latihan soal yang mirip dengan apa yang diberikan guru, akibatnya siswa akan kesulitan jika di berikan soal yang berbeda dengan contoh. Berdasarkan proses-proses pembelajaran konvensional tersebut, siswa kurang diberikan kesempatan untuk dapat mengembangkan yang dimiliki sehingga sudah sewajarnya kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional tidak berkembang secara optimal. Selain itu, pada proses pelaksanaan problem based learning terdapat beberapa kendala yang ditemukan pada saat pembelajaran. Pada pertemuan pertama, siswa masih terlihat bingung mengikuti problem based learning meskipun sudah dijelaskan tahapan-tahapan pembelajarannya, sehingga saat diskusi siswa kurang kondusif. Kendala lain yang ditemukan adalah pada saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, masih terdapat kelompok lain yang kurang memperhatikan penjelasan kelompok yang presentasi tersebut, sehingga agar tidak terjadi miskonsepsi, guru melakukan klarifikasi ketika ada konsep yang keliru pada presentasi. Kemudian, pada pertemuan selanjutnya siswa mulai dapat beradaptasi dengan model problem based learning. Hal ini terlihat dari kondisi kelas yang sudah mulai

sedikit lebih kondusif. Proses diskusi kelompok juga sudah mulai berjalan dengan baik, siswa dengan teman sekelompoknya saling bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan pada LKK. Ketika siswa mengalami kesulitan pada saat mengerjakan LKK, siswa sudah mulai bertanya kepada guru daripada bertanya ke kelompok lain. Selain itu, pada saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain sudah mulai memperhatikan dan menanggapi. Meskipun siswa sudah mulai beradaptasi dengan proses problem based learning, masih ditemukan juga beberapa kendala. Di antaranya adalah manajemen waktu yang tidak efektif. Hal ini karena siswa membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan dalam LKK. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa model problem based learning berpengaruh terhadap siswa. DAFTAR PUSTAKA Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ansari, B. 2004. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa SMU Melalui Strategi Think- Talk-Write. Disertasi. Bandung: UPI. Arends, Richard I. 2011. Learning To Teach. New York: McGraw Hill. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Eko Jaya. Fatimah, Fatia. 2012. Kemampuan Komunikasi Matematis dan pemecahan Masalah Melalui Problem Based Learning. Jurnal Penelitian dan Evaluasi pendidikan. Vol.16 No. 1, pp. 40-50 [Online]. Diakses di http://download.portalgaruda.o rg. Pada 12 Maret 2016. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Idola, Anas Dian. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. (Jurnal). Purwokero :Universitas Muhammadiyah Purwokerto [Online]. Diakses di https://fkip.ump.ac.id/. pada 22 Maret 2016.

Izzati, Nur dan Suryadi Didi. 2010. Komunikasi Matematik dan Pendidikan Matematika Realistik. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, tanggal 27 November 2010. [Online]. Diakses di http://bundaiza.files.wordpress.com. pada 17 Oktober 2015. Nurhadi. 2004. Pengantar Problem Based Learning, Edisi Kedua. Yogyakarta : Medika, Fakultas Kedokteran UGM. OECD. 2012. Pisa 2012 Results In Focus: What 15-Year-Olds Know and What They Can Do With What They Know. [Online].Diakses di http://www.-oecd.org/pisa pada 18 Oktober 2015. Permendiknas. 2006. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah. Jakarta [Online]. Diakses di https://sdm.data.kemdikbud.go. id Pada 7 Mei 2015. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran yang Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.