dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1429 H/2008 M

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1432H/2011M

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2006 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1427 H/2006 M

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1428 H/2007 M

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama RI. Tentang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1436H/2015M

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1433H/2012M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1431 H/2010 M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agama

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1434H/2013M

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2004 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1435H/2014M

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEMENAG. Asrama Haji. Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN PROGRAM & KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PERHUBUNGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2019

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BIAYA TRANSPORTASI JEMAAH HAJI KABUPATEN SERANG

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG BIAYA TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

Inovasi Pelayanan Jemaah Haji

KEBIJAKAN TEKNIS PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1437 M/2016 H

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 59,39

BERITA RESMI STATISTIK

Dugaan Markup dalam Rencana BPIH 1432H. Indonesia Corruption Watch Jakarta, 28 Juni 2011

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyambut lebaran Tahun 2017 (1438 H),

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 61,03 PERSEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I.YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 62,29 PERSEN

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

No melaksanakan ibadah haji sesuai dengan tuntutan syariah dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Meskipun penyelenggaraan

bahwa Negara Repoiblik Indonesia menjamin kemerdekaan setiap warga negaranya untuk beribadah menurot agamanya masing-masing;

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 56,21

BERITA RESMI STATISTIK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

2017, No personel ahli perawatan harus memiliki sertifikat kelulusan pelatihan pesawat udara tingkat dasar (basic aircraft training graduation

2 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Keuangan Haji (Lembara

BERITA RESMI STATISTIK

PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE)

NOMOR: PM 17 TAHUN 2014

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran

BERITA RESMI STATISTIK

Mengelola Dana Abadi Umat

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN JEMAAH HAJI

BERITA RESMI STATISTIK

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 59,07 PERSEN

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

Tentang TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ANGKUTAN UDARA. Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG FASILITASI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I.YOGYAKARTA BULAN SEPTEMBER 2015 SEBESAR 63,17 PERSEN

PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMERIKSAAN AKHIR KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI I. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN CJH

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 57,13

BERITA RESMI STATISTIK

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN JEMAAH CALON HAJI DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN JEPARA

PENINGKATAN FUNGSI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

Pesawat Polonia

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DARI PURUK CAHU BANGKUANG BATANJUNG

Transkripsi:

Cermien CERMIEN UTAMA sarana komunikasi dan informasi umat 07 Kenyamanan dan Keselamatan Jadi Fokus Utama Kenyamanan dan keselamatan penerbangan haji jadi fokus utama yang diperhatikan oleh Kementerian Agama. Kasi Penyiapan Transportasi Udara pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Edayanti Dasril mengatakan, pemerintah menyiapkan 21 armada pesawat untuk mengangkut jemaah haji Indonesia sebanyak 157.075 orang selama 28 hari. Untuk menjami kenyamanan dan keselamatan itu, perusahaan penerbangan yang ditunjuk memiliki sertifikat IOSA (IATA Organization Safety Audit), dan pesawat-pesawat haji diinspeksi dan diaudit oleh pihak yang berwenang dari kedua belah negara, sehingga harapan kami penerbangan haji dapat lancar dan jamaah haji merasa nyaman, tutur Edayanti. Kenyamanan dan keselamatan penerbangan haji menurut Edayanti juga bergantung pada kepatuhan technical safety flight dari operator serta kepatuhan jamaah terkait barang-barang yang dilarang dibawa selama dalam penerbangan haji. Karena alasan keselamatan, jamaah haji diperkenakan membawa. satu koper/tas besar yang diberikan oleh pihak penerbangan dengan berat maksimal 32 kg dan harus dicheck in sebagai bagasi, satu tas tentengan yang diberikan oleh pihak penerbangan dengan berat maksimal 7 kg dan harus dibawa ke dalam kabin pesawat, serta tas paspor Karena alasan keselamatan, jamaah haji dilarang membawa koper besar atau tas tentengan yang bukan diberikan oleh pihak penerbangan, barangbarang yang mudah terbakar dan meledak, senjata api dan senjata tajam, gas, aerosol dan liquid yang melebihi 100 miligram, atau memasukkan air zamzam kedalam koper bagasi. Dijelaskannya, masa operasional penerbangan tahap pemberangkatan kloter pertama dilakukan pada 21 Agustus 2015 dan kloter terakhir pada 17 September 2015. Sedangkan untuk fase pemulangan, kloter pertama akan dipulangkan pada 28 September 2015 dan kloter terakhir pada 25 Oktober 2015. Edayanti mengakui jamaah haji Indonesia adalah jamaah terbesar di dunia, dimana fasilitas dan kemampuan teknis di bandara embarkasi haji dalam negeri terbatas dengan kondisi tidak semua bandara haji dapat didarati pesawat berbadan lebar dan berkapasitas besar. Hal itu ditampah dengan terbatasnya slot time yang diberikan pemerintah Arab Saudi, dan pemenuhan Minimum Guarantie Hours (MGH) Kami juga harus menyesuaikan penerbangan 375 kloter yang akan diterbangkan dalam waktu 28 hari dari seluruh embarkasi dimana aturan GACA masa operasional penerbangan hanya 30 hari, bebernya. Untuk mengatasi hal itu, Kementerian Agama mulai menggunakan pesawat berbadan besar dengan pertimbangan bahwa semakin besar kapasitas pesawat yang digunakan, maka semakin kecil kloter yang akan diterbangkan sehingga masa operasional penerbangan akan berkurang. Kemenag telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan menetapkan jenis dan kapasitas seat pesawat dengan mempertimbangkan fasilitas dan kemampuan teknis di masing-masing bandara Kapasitas seat yang ditetapkan untuk seluruh embarkasi haji merupakan kapasitas tertinggi sesuai dengan fasilitas dan kemampuan di masing-masing bandara embarkasi haji saat ini, bebernya. EMBARKASI TYPE PESAWAT KAPASITAS SEAT JUMLAH JEMAAH DAN KLOTER ACEH BOEING 777 393 3.180 (8 KLOTER) MEDAN BOEING 777 393 6.673 (17 KLOTER) BATAM BOEING 747 450 8.911 (20 KLOTER) PADANG BOEING 747 455 4.946 (11 KLOTER) PALEMBANG BOEING 747 450 5.885 (13 KLOTER) JAKARTA BOEING 747 450/455 17.723 (39 KLOTER) SOLO AIRBUS 330 360 26.561 (74 KLOTER) SURABAYA BOEING 747 450 28.676 (64 KLOTER) BANJARMASIN AIRBUS 330 360 4.190 (12 KLOTER) BALIKPAPAN AIRBUS 330 360 4.284 (12 KLOTER) MAKASSAR BOEING 747 455 11.972 (27 KLOTER) LOMBOK AIRBUS 330 360 3.646 (10 KLOTER) JUMLAH 157.075 (375 KLOTER) edisi JUNI 2015 TAHUN IX

08 LAPOrAN KHUSUS sarana komunikasi dan informasi umat Cermien Syarat Naik Kelas di Madrasah: Cerdas dan Berakhlak Baik Palangka Raya, Cermien Setiap madrasah di Kalimantan Tengah memiliki cara tersendiri untuk menentukan siswanya naik kelas atau tidak. Namun, dari semua madrasah, kriteria penentuan naik kelas memiliki kesamaan, yakni cerdas dan berakhlak baik. Standar akhlak menjadi salah satu penentu kenaikan kelas yang berlaku di MAN Puruk Cahu kabupaten Murung Raya. Kepala madrasah, HM. Saini D mengatakan, selemah apapun kemampuan seorang peserta didik dalam menerima pelajaran, tapi apabila siswa tersebut mampu untuk menunjukkan akhlak yang baik dan sikap positif kepada sekolah, maka faktor tadi akan menjadi salah satu pertimbangan dan penunjang dalam kenaikan kelas. Oleh karena itu, jagalah akhlak kalian, pesan HM. Saini saat apel sebelum pembagian buku rapor, Rabu (17/6). Saini meminta seluruh pesertadi didiknya untuk menunjukkan sikap sebagai peserta didik yang telah mengenyam pendidikan di madrasah, jangan sebaliknya. Apa yang sudah dipelajari harus diamalkan. Warnailah keseharian kalian dengan kebaikan, dan hindari bersikap yang buruk, ujar Saini. Di belahan Kalimantan Tengah yang lain, kenaikan kelas yang diberlakukan di MTs Negeri Buntok kabupaten Barito Selatan disesuaikan dengan acuan di madrasah itu. Selain masalah nilai akademik, perilaku keseharian di lingkungan madrasah juga menjadi salah satu bahan pertimbangan. Kriteria madrasah ini sudah jelas, yakni mengacu pada nilai ketuntasan berdasarkan KTSP untuk kelas VIII dan kurikulum 2013 untuk kelas VII. Namun, penentuan kenaikan kelas juga harus mengacu pada akhlak setiap siswa, tegas Kepala MTsN Buntok, Hj. Sinon Risi. Acuan akhlak menjadi sangat penting agar siswa yang dinyatakan naik kelas merupakan siswa yang tidak hanya cemerlang secara akademik, namun juga mempunyai akhlak baik. Karena tugas lembaga pendidikan tidak hanya mencerdaskan sisi intelegensi, namun juga mencerdaskan sisi emosi dan spiritualitas siswa, katanya. Sementara itu, Kepala MIN Kereng Bangkirai Palangka Raya Saiful Anwar, mengatakan. keputusan kenaikan kelas dibahas dalam rapat siswa/ siswi yang berprestasi dan yang mendapatkan nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan, serta akhlak yang pada akhirnya akan diputuskan apakah siswa/siswi berhak naik kelas atau tidak. Siswa akan dinyatakan naik kelas jika memenuhi kriteria aspek akademis dan non akademis, termasuk aspek akhlaknya, jelas Saiful Anwar. Sama halnya dengan madrasah lain, MTsN Selat kabupaten Kapuas juga memberlakukan standar tertentu dalam menilai akhlak siswa madrasah itu untuk memutuskan seorang siswa naik kelas atau tidak. Hasilnya, satu orang peserta didik MTsN Selat tidak naik kelas/tinggal kelas serta harus mengulang pada kelas VII. Ini berdasarkan hasil pemantauan saat pembagian raport kenaikan kelas tahun pembelajaran 2014/2015, Rabu (17/6). Di antara enam rombongan belar di kelas VII, ternyata ada salah satu wali kelas yang menginformasikan, salah satu peserta didiknya tidak naik kelas, sementara untuk kelas VIII seluruhnya naik kelas. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala MTsN Selat, Sriyadi. Menurutnya, tahun ini berdasarkan hasil rapat kenaikan kelas, dengan berat hati harus tidak menaikan salah satu peserta didiknya. Tahun ini hanya ada satu yang tidak naik, dibandingkan tahun lalu yang tidak naik lebih dari satu, kata Sriyadi, Rabu (17/6). Tidak naik kelas, lanjutnya, karena yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria kenaikan yang telah ada. Selain kemampuan akademikmadrasah juga melihat akhlak dan karakter peserta didik seperti kedisiplinan dalam kehadiran, kelakuan dan lainnya. Peserta didik yang tinggal kelas, kasus yang bersangkutan dan yang menonjol adanya kehadiran tanpa keterangan dalam satu semester melampaui ambang batas yang telah ditentukan. Pihak madrasah telah melakukan bimbingan bahkan kunjungan ke rumah menyampaikan langsung kepada orang tua tentang kondisi anaknya, tapi usaha tersebut tidak membuat anak tersebut merubah kelakuannya, beber Sriyadi. Standar yang tidak jauh berbeda juga diberlakukan di MAN edisi JUNI 2015 TAHUN IX