Cermien CERMIEN UTAMA sarana komunikasi dan informasi umat 07 Kenyamanan dan Keselamatan Jadi Fokus Utama Kenyamanan dan keselamatan penerbangan haji jadi fokus utama yang diperhatikan oleh Kementerian Agama. Kasi Penyiapan Transportasi Udara pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Edayanti Dasril mengatakan, pemerintah menyiapkan 21 armada pesawat untuk mengangkut jemaah haji Indonesia sebanyak 157.075 orang selama 28 hari. Untuk menjami kenyamanan dan keselamatan itu, perusahaan penerbangan yang ditunjuk memiliki sertifikat IOSA (IATA Organization Safety Audit), dan pesawat-pesawat haji diinspeksi dan diaudit oleh pihak yang berwenang dari kedua belah negara, sehingga harapan kami penerbangan haji dapat lancar dan jamaah haji merasa nyaman, tutur Edayanti. Kenyamanan dan keselamatan penerbangan haji menurut Edayanti juga bergantung pada kepatuhan technical safety flight dari operator serta kepatuhan jamaah terkait barang-barang yang dilarang dibawa selama dalam penerbangan haji. Karena alasan keselamatan, jamaah haji diperkenakan membawa. satu koper/tas besar yang diberikan oleh pihak penerbangan dengan berat maksimal 32 kg dan harus dicheck in sebagai bagasi, satu tas tentengan yang diberikan oleh pihak penerbangan dengan berat maksimal 7 kg dan harus dibawa ke dalam kabin pesawat, serta tas paspor Karena alasan keselamatan, jamaah haji dilarang membawa koper besar atau tas tentengan yang bukan diberikan oleh pihak penerbangan, barangbarang yang mudah terbakar dan meledak, senjata api dan senjata tajam, gas, aerosol dan liquid yang melebihi 100 miligram, atau memasukkan air zamzam kedalam koper bagasi. Dijelaskannya, masa operasional penerbangan tahap pemberangkatan kloter pertama dilakukan pada 21 Agustus 2015 dan kloter terakhir pada 17 September 2015. Sedangkan untuk fase pemulangan, kloter pertama akan dipulangkan pada 28 September 2015 dan kloter terakhir pada 25 Oktober 2015. Edayanti mengakui jamaah haji Indonesia adalah jamaah terbesar di dunia, dimana fasilitas dan kemampuan teknis di bandara embarkasi haji dalam negeri terbatas dengan kondisi tidak semua bandara haji dapat didarati pesawat berbadan lebar dan berkapasitas besar. Hal itu ditampah dengan terbatasnya slot time yang diberikan pemerintah Arab Saudi, dan pemenuhan Minimum Guarantie Hours (MGH) Kami juga harus menyesuaikan penerbangan 375 kloter yang akan diterbangkan dalam waktu 28 hari dari seluruh embarkasi dimana aturan GACA masa operasional penerbangan hanya 30 hari, bebernya. Untuk mengatasi hal itu, Kementerian Agama mulai menggunakan pesawat berbadan besar dengan pertimbangan bahwa semakin besar kapasitas pesawat yang digunakan, maka semakin kecil kloter yang akan diterbangkan sehingga masa operasional penerbangan akan berkurang. Kemenag telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan menetapkan jenis dan kapasitas seat pesawat dengan mempertimbangkan fasilitas dan kemampuan teknis di masing-masing bandara Kapasitas seat yang ditetapkan untuk seluruh embarkasi haji merupakan kapasitas tertinggi sesuai dengan fasilitas dan kemampuan di masing-masing bandara embarkasi haji saat ini, bebernya. EMBARKASI TYPE PESAWAT KAPASITAS SEAT JUMLAH JEMAAH DAN KLOTER ACEH BOEING 777 393 3.180 (8 KLOTER) MEDAN BOEING 777 393 6.673 (17 KLOTER) BATAM BOEING 747 450 8.911 (20 KLOTER) PADANG BOEING 747 455 4.946 (11 KLOTER) PALEMBANG BOEING 747 450 5.885 (13 KLOTER) JAKARTA BOEING 747 450/455 17.723 (39 KLOTER) SOLO AIRBUS 330 360 26.561 (74 KLOTER) SURABAYA BOEING 747 450 28.676 (64 KLOTER) BANJARMASIN AIRBUS 330 360 4.190 (12 KLOTER) BALIKPAPAN AIRBUS 330 360 4.284 (12 KLOTER) MAKASSAR BOEING 747 455 11.972 (27 KLOTER) LOMBOK AIRBUS 330 360 3.646 (10 KLOTER) JUMLAH 157.075 (375 KLOTER) edisi JUNI 2015 TAHUN IX
08 LAPOrAN KHUSUS sarana komunikasi dan informasi umat Cermien Syarat Naik Kelas di Madrasah: Cerdas dan Berakhlak Baik Palangka Raya, Cermien Setiap madrasah di Kalimantan Tengah memiliki cara tersendiri untuk menentukan siswanya naik kelas atau tidak. Namun, dari semua madrasah, kriteria penentuan naik kelas memiliki kesamaan, yakni cerdas dan berakhlak baik. Standar akhlak menjadi salah satu penentu kenaikan kelas yang berlaku di MAN Puruk Cahu kabupaten Murung Raya. Kepala madrasah, HM. Saini D mengatakan, selemah apapun kemampuan seorang peserta didik dalam menerima pelajaran, tapi apabila siswa tersebut mampu untuk menunjukkan akhlak yang baik dan sikap positif kepada sekolah, maka faktor tadi akan menjadi salah satu pertimbangan dan penunjang dalam kenaikan kelas. Oleh karena itu, jagalah akhlak kalian, pesan HM. Saini saat apel sebelum pembagian buku rapor, Rabu (17/6). Saini meminta seluruh pesertadi didiknya untuk menunjukkan sikap sebagai peserta didik yang telah mengenyam pendidikan di madrasah, jangan sebaliknya. Apa yang sudah dipelajari harus diamalkan. Warnailah keseharian kalian dengan kebaikan, dan hindari bersikap yang buruk, ujar Saini. Di belahan Kalimantan Tengah yang lain, kenaikan kelas yang diberlakukan di MTs Negeri Buntok kabupaten Barito Selatan disesuaikan dengan acuan di madrasah itu. Selain masalah nilai akademik, perilaku keseharian di lingkungan madrasah juga menjadi salah satu bahan pertimbangan. Kriteria madrasah ini sudah jelas, yakni mengacu pada nilai ketuntasan berdasarkan KTSP untuk kelas VIII dan kurikulum 2013 untuk kelas VII. Namun, penentuan kenaikan kelas juga harus mengacu pada akhlak setiap siswa, tegas Kepala MTsN Buntok, Hj. Sinon Risi. Acuan akhlak menjadi sangat penting agar siswa yang dinyatakan naik kelas merupakan siswa yang tidak hanya cemerlang secara akademik, namun juga mempunyai akhlak baik. Karena tugas lembaga pendidikan tidak hanya mencerdaskan sisi intelegensi, namun juga mencerdaskan sisi emosi dan spiritualitas siswa, katanya. Sementara itu, Kepala MIN Kereng Bangkirai Palangka Raya Saiful Anwar, mengatakan. keputusan kenaikan kelas dibahas dalam rapat siswa/ siswi yang berprestasi dan yang mendapatkan nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan, serta akhlak yang pada akhirnya akan diputuskan apakah siswa/siswi berhak naik kelas atau tidak. Siswa akan dinyatakan naik kelas jika memenuhi kriteria aspek akademis dan non akademis, termasuk aspek akhlaknya, jelas Saiful Anwar. Sama halnya dengan madrasah lain, MTsN Selat kabupaten Kapuas juga memberlakukan standar tertentu dalam menilai akhlak siswa madrasah itu untuk memutuskan seorang siswa naik kelas atau tidak. Hasilnya, satu orang peserta didik MTsN Selat tidak naik kelas/tinggal kelas serta harus mengulang pada kelas VII. Ini berdasarkan hasil pemantauan saat pembagian raport kenaikan kelas tahun pembelajaran 2014/2015, Rabu (17/6). Di antara enam rombongan belar di kelas VII, ternyata ada salah satu wali kelas yang menginformasikan, salah satu peserta didiknya tidak naik kelas, sementara untuk kelas VIII seluruhnya naik kelas. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala MTsN Selat, Sriyadi. Menurutnya, tahun ini berdasarkan hasil rapat kenaikan kelas, dengan berat hati harus tidak menaikan salah satu peserta didiknya. Tahun ini hanya ada satu yang tidak naik, dibandingkan tahun lalu yang tidak naik lebih dari satu, kata Sriyadi, Rabu (17/6). Tidak naik kelas, lanjutnya, karena yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria kenaikan yang telah ada. Selain kemampuan akademikmadrasah juga melihat akhlak dan karakter peserta didik seperti kedisiplinan dalam kehadiran, kelakuan dan lainnya. Peserta didik yang tinggal kelas, kasus yang bersangkutan dan yang menonjol adanya kehadiran tanpa keterangan dalam satu semester melampaui ambang batas yang telah ditentukan. Pihak madrasah telah melakukan bimbingan bahkan kunjungan ke rumah menyampaikan langsung kepada orang tua tentang kondisi anaknya, tapi usaha tersebut tidak membuat anak tersebut merubah kelakuannya, beber Sriyadi. Standar yang tidak jauh berbeda juga diberlakukan di MAN edisi JUNI 2015 TAHUN IX