JURNAL. PENGARUH VARIASI MERK PAHAT HSS (High Speed Steel) TERHADAP KEAUSAN PAHAT PADA MATERIAL ST 37

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PENGARUH VARIASI MERK PAHAT HSS TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA MATERIAL ST 37

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL, SUDUT POTONG UTAMA DAN KADAR SOLUBLE OIL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PEMBUBUTAN BAJA ST 37

KARAKTERISASI PAHAT BUBUT HIGH SPEED STEEL (HSS) BOEHLER TIPE MOLIBDENUM (M2) DAN TIPE COLD WORK TOOL STEEL (A8)

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

PENGARUH FEEDING DAN SUDUT POTONG UTAMA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA MATERIAL BAJA ST 37

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

MATERI PEMBEKALAN/DRILLING LKS SMK SE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2007

PENGARUH KECEPATAN POTONG TERHADAP UMUR PAHAT HSS PADA PROSES PEMBUBUTAN AISI Ruslan Dalimunthe

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

ANALISA KEAUSAN PERKAKAS POTONG PADA PROSES HOT MACHINING BAJA BOHLER K110 DENGAN 3 VARIASI SPEED MACHINING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Spesimen dan Peralatan. Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah

JTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 48-55

PENGARUH VARIASI CUTTING FLUID DAN VARIASI FEEDING PADA PROSES PEMOTONGAN ORTHOGONAL POROS BAJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN. Febi Rahmadianto 1)

PROSIDING. Seminar Nasional Sains dan Teknologi

PENGUKURAN KEKASARAN PROFIL PERMUKAAN BAJA ST37 PADA PEMESINAN BUBUT BERBASIS KONTROL NUMERIK

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

JURNAL PENGARUH VARIASI KECEPATAN POTONG, GERAK MAKAN, DAN KEDALAMAN POTONG PADA MESIN BUBUT TERHADAP TINGKAT KEAUSAN PAHAT HSS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 2, Juli 2017 P-ISSN : E-ISSN :

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR MUHAMMAD RAFSANJANI L2E FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

PENGARUH KADAR CAMPURAN PENDINGIN DAN VARIASI KECEPATAN PENYAYATAN BAJA ST 37 PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL TERHADAP KEKASARAN BENDA KERJA

STUDI EKSPERIMENTAL TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN

EFFECT OF CUTING SPEED USING MATERIAL HSS TOOL AND CARBIDE TOOL FOR LATHE PRICESS OF MATERIAL AISI 1010 FOR QUALITY LATHE TOOL WEAR

ANALISIS PROSES MACHINING DIES OUTER FENDER DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SESUAI KATALOG DAN KONDISI DI LAPANGAN

PENGARUH JENIS PAHAT, JENIS PENDINGINAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KERATAAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 42 PADA PROSES BUBUT RATA MUKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh kondisi pemotongan yang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Indonesia Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru,28293 Indonesia

BAB. 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan kebutuhan, industri pemotongan logam menghadapi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

PENGARUH JENIS PAHAT, SUDUT PAHAT DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN DAN KEKERASAN PADA PROSES BUBUT RATA BAJA ST 42

PENGARUH PUTARAN SPINDEL UTAMA MESIN BOR TERHADAP KEAUSAN PAHAT BOR DAN PARAMETER PENGEBORAN PADA PROSES PENGEBORAN DENGAN BAHAN BAJA

PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTARAN MESIN BUBUT TERHADAP KEAUSAN PADA ALAT POTONG PAHAT HSS TIPE BOHLER MO 1/2X4. Oleh:

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMBUBUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PAHAT BUBUT HASIL PENGEMBANGAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Lab.Proses Produksi, CNC dan material teknik

PENGARUH DEBIT MEDIA PENDINGIN TERHADAP NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA ST 60

Budi Setiyana 1), Rusnaldy 2), Nuryanto 3)

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

APLIKASI METODE TAGUCHI PADA OPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN KEAUSAN PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT MATERIAL ST 37

Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida untuk Membubut Baja Paduan (ASSAB 760) dengan Metoda Variable Speed Machining Test

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR MOHAMMAD RIFQI L2E FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN

APLIKASI METODE TAGUCHI PADA OPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN KEAUSAN PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT MATERIAL ST 37

B. Sentot Wijanarka, Teknik Pemesinan Dasar, BAB 2

Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Produksi pada Proses Drilling

Pengaruh Kedalaman Pemakanan, Jenis Pendinginan dan Kecepatan Spindel

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

PENGARUH VARIASI KECEPATAN POTONG, LAJU PEMAKANAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN PADA MESIN BUBUT TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA ST 37

Iman Saefuloh 1, Ipick Setiawan 2 Panji Setyo Aji 3

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

Kerataan Permukaan dan Bentuk Geram

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PEMAKANAN (FEED) TERHADAP GEOMETRI DAN KEKERASAN GERAM PADA HIGH SPEED MACHINING PROCESSES

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

KARAKTERISASI PAHAT BUBUT JENIS HSS (HIGH SPEED STEEL) PRODUK CINA DAN PRODUK JERMAN

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

Gambar I. 1 Mesin Bubut

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS

BAB I. PENDAHULUAN. keseluruhan juga akan berkurang, sehingga akan menghemat pemakaian bahan

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

Transkripsi:

JURNAL PENGARUH VARIASI MERK PAHAT HSS (High Speed Steel) TERHADAP KEAUSAN PAHAT PADA MATERIAL ST 37 EFFECT OF VARIATION OF BRANDS CHISEL HSS (High Speed Steel) CHISEL TO WEAR AT THE MATERIAL ST 37 Oleh: SUPRIYANTO 12.1.03.01.0100 Dibimbing oleh : 1. Fatkur Rhohman, MPd 2. Hesti Istiqlaliyah, ST., M.Eng PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017

SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : SUPRIYANTO NPM : 12.1.03.01.0100 Telepun/HP : 085790242533 Alamat Surel (Email) : Priyanto0308@gmail.com Judul Artikel : Pengaruh Variasi Merk Pahat HSS (High Speed Steel) Terhadap Keausan Pahat Pada Material ST 37 Fakultas Program Studi : Teknik- Teknik Mesin Nama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NUSANTAR PGRI Alamat Perguruan Tinggi : Jl.Achmad Dahlan no. 76 Kota Kediri Dengan ini menyatakan bahwa : a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiatisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggung jawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengetahui Kediri 02 Februari 2017 1

Pengaruh Variasi Merk Pahat HSS (High Speed Steel) Terhadap Keausan Pahat Pada Material ST 37 Supriyanto 12.1.03.01.0100 Priyanto0308@gmail.com Fatkur Rhohman, MPd dan Hesti Istiqlaliyah, ST., M.Eng UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Abstrak SUPRIYANTO, Pengaruh Variasi Merk Pahat HSS (High Speed Steel) Terhadap Keausan Pahat Pada Material. Skripsi, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik UN PGRI Kediri, 2016. Kata Kunci : Merk Pahat, Baja ST 37, Keausan Pahat Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil pengamatan bahwa pahat merupakan komponen utama dalam proses permesinan selain mesin bubut dan benda kerja. Dipasaran pahat yang paling banyak ditemukan adalah pahat jenis HSS (High Speed Steel). Pahat jenis HSS masih banyak digunakan untuk proses permesinan pada skala industri menengah kebawah dan tergantung pada material benda kerja. Ada beberapa jenis pahat HSS namun memiliki merk yang berbeda. Yaitu Pahat HSS merk BOHLER dan JCK. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui Bagaimana pengaruh variasi merk pahat HSS, pendingin, dan putaran spindel, memiliki kontribusi terhadap respon kekasaran permukaan pada proses bubut (2) Menentukan Bagaimana setting yang tepat dari variasi merk pahat bubut HSS, pendingin dan putaran spindel pada proses bubut, untuk meminimumkan nilai keausan pahat. Teknik penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian Pahat HSS Merk BOHLER dan JCK. Uji hipotesis dilakukan dengan metode faktorial 3 faktor 2 level kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA pada aplikasi Minitab 16. Dari hasil uji variasi merk pahat HSS, Pendingin, Putaran Spindel, memiliki pengaruh dari kontribusi variasi dalam meminimalkan keausan pahat, di hitung dari nilai uji hipotesis H 0. Dari data penelitian setting yang tepat dari variasi Merk Pahat bubut HSS, Pendingin, Putaran Spindel, pada proses bubut untuk meminimumkan keausan pahat adalah Pahat Merk Bohler, menggunakan Cairan Pendingin, Putaran Spindel 900 rpm dengan nilai keausan pahat 0,055 mm Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi yang tepat untuk meminimumkan keausan Pahat adalah pahat Merk BOHLER, Dengan cairan Pendingin, Putaran Spindel 900 rpm, dengan nilai keausan pahat 0,055 mm. I. LATAR BELAKANG Proses bubut (turning) dalam industri manufaktur merupakan salah satu proses yang digunakan dalam pemotongan logam. Lebih kurang 80% dari keseluruhan kegiatan yang ada pada operasi proses pemotongan logam menggunakan proses bubut. 2

Perkembangan cutting too lseperti pahat bubut jenis carbide, CBN, keramik, dan inserts tool sudah semakin maju. Meskipun demikian, jenis pahat konvensional salah satunya jenis pahat HSS (high speed steel) masih tetap digunakan (Rochim, 1993) terutama di bengkel produksi yang bersekala kecil sampai menengah (Firmansyah, 2010). Hal ini dimungkinkan karena pahat jenis HSS bersifat liat, mudah diasah, harga lebih rendah, mudah didapat serta memungkinkan aplikasi pengerjaan dengan pemotongan (speed and feed) yang lebih rendah. (Senoaji, 2010), menuliskan Dalam proses permesinan biaya operasional dan waktu produksi merupakan salah satu aspek yang paling utama pada pemotongan suatu logam. Biaya operasional yang kecil juga diharapkan juga dapat menekan harga produk yang dihasilkan. Tetapi jika biaya operasional kecil, sedangkan waktu yang digunakan untuk membuat suatu produk tersebut lama, itu akan mengurangi efisiensi proses produksi. Pahat merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan yang dapat mempengaruhi efisiensi proses produksi karena pahat memiliki umur. Di pasaran terdapat pahat dengan merek sama akan tetapi harganya berbeda.dalam penelitian ini digunakan pahat bubut HSS jenis Bohllerdan jeck dengan ukuran 3/8 x 4. (Senoaji, 2010),yang menggunakan pahat Bohller dan jack dengan ukuran 3/8 x 4 cold work tool steel. Material benda kerja menggunakan ST37.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa umur pahat bohler jenis molybdenum yang paling panjang pada kecepatan potong rendah (Vc = 19,99 m/min) yaitu 102 menit (dial indicator) / 101 menit (pixel), dan umur pahat yang paling pendek pada kecepatan potong tinggi (Vc = 30,65 m/min) yaitu 43 menit (dial indicator) / 37,5 menit (pixel). Umur pahat HSS yang paling panjang pada kecepatan potong rendah (Vc = 19,99 m/min) yaitu 83 menit (dial indicator) / 81,5 menit (pixel), dan umur pahat yang paling pendek pada kecepatan potong tinggi (Vc = 30,65 m/min) yaitu 34 menit (dial indicator) / 27,5 menit (pixel). (Mas ud, 2011),melakukan penelitian untuk mengukur gaya potong pada pahat mesin bubut dengan material yang digunakan adalah baja ST 37, dengan ke dalaman potong sebesar 2 mm, serta gerak pemakanan sebesar 0,08 mm/rev. Angka pada alat ukur dial indikator menunjukkan besarnya defleksi pahat, digunakan untuk mencari besarnya gaya potong.hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Unit Horse Power (UHP) yang diperoleh dari percobaan dengan acuan nilai pembebanan 100 gr ditunjukkan pada dial indikator sebesar 0.53 mm. UHP yang dihasilkan 4

rata-rata 0,58, Maka kita jadikan acuan untuk memastikan dial indikator bisa digunakan untuk menghitung besarnya gaya potong. Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, maka akan dilakukan penelitian tentang penentuan setting parameterparameter pemesinan pada proses bubut untuk meminimalkan keausan pahat. Dengan memvariasikan merk pahat HSS dengan metode penelitian faktorial. Material yang akan digunakan dalam penelitian proses bubut ini adalah St. 37. II. METODE Proses pemotongan logam merupakan salah satu proses penting dan terkenal dalam proses manufaktur di industri, bahkan proses pemesinan telah menjadi lini dari industri manufaktur sejak revolusi industri Penelitian tentang proses pemotongan logam biasanya difokuskan pada sifat mampu material yang mencakup umur pahat, gaya-gaya potong, kekasaran permukaan, laju pembuangan geram, dan bentuk geram. Selain itu, penelitian juga difokuskan pada penentuan kombinasi parameter pemesinan yang berpengaruh terhadap efisiensi proses dan karakteristik kualitas dari produk yang dihasilkan. Proses bubut merupakan salah satu jenis proses pemotongan logam yaitu proses yang digunakan untuk mengubah geometri suatu material logam menjadi produk dengan cara memotong benda kerja. Salah satu proses bubut yang cukup banyak digunakan adalah proses bubut silindris. Pada proses ini, pemotongan benda kerja dilakukan dengan membuat sayatan yang merupakan hasil penekan pahat pada benda kerja. Untuk melakukan pemotongan, pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar. 1. Pahat HSS Pahat HSS merupakan salah satu perkakas penting yang dipergunakan dalam proses bubut. Untuk menjamin proses ini, diperlukan material pahat yang lebih unggul daripada material benda kerja (Rochim, 1993). Beberapa unsur paduan W, Cr, V, Mo dan Co meningkatkan sifat keras dan kuat pada temperatur kerja yang tinggi (hot hardness). Pengaruh unsur-unsur tersebut dengan unsur dasarnya besi (Fe) dan karbon (C) adalah (Rochim, 1993): a. Tungsen/Wolfram (W) b. Unsur ini dapat membentuk karbida yaitu paduan yang sangat keras (Fe 4 W 2 C) yang menyebabkan kenaikan temperatur untuk proses hardening dan tempering. Dengan demikian hot hardeness dipertinggi. c. Chromium (Cr) 5

Menaikkan hardenability dan hot hhardness. Chrom merupakan elemen pembentuk karbida, akan tetapi juga menaikkan sensitifitas terhadap overheating. d. Vanadium (V) Menurunkan sensitifitas terhadap overheating serta menghaluskan butir.vanadium juga merupakan elemen pembentuk karbida. e. Molybdenum (Mo) Mempunyai efek yang hampir sama seperti Wolfram tetapi lebih terasa. Lebih liat sehingga mampu menaikkan beban kejut.lebih sensitif terhadap beban kejut. 2. Geometri Pahat Bubut Geometri atau bentuk pahat bubut terutama tergantung dari material benda kerja dan material pahat.pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahat yang paling pokok adalah sudut geram (rake angle), sudut bebas (clearance angle), dan sudut sisi potong (cutting edge angle) (Rochim, 1993) 3. Baja St 37 Novizal, Rediawati (2012), melakukan penelitian Baja adalah logam paduan yang terdiri dari logam besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Baja ST 37 adalah baja yang memiliki kekuatan tarik maximum 37 kg/mm2. Baja ST 37 merupakan baja karbon rendah yang mempunyai kandungan karbon kurang dari 0,3% dan lebih dari 99%. Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni yang terletak pada periode 4 Golongan VIII-B, dengan nomor atom 28 dan massa atom 58,71. Nikel memiliki massa jenis 8,902 g/cm3, titik lebur 1455, dan titik didih 2827. Struktur kristal nikel adalah FCC (face centered cubic) dengan parameter lattice a = 0,35243 nm (pada 25 ), jari-jari atom 0,1246 nm, dan elektronegativitas 1,8. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras (Anonymous B, 2012). 4. Media Pendingin Media pendingin adalah cairan yang digunakan dalam proses produksi yang fungsinya untuk pendinginan panas yang tinggi akibat gesekan dua benda (Priambodo, 1992). Cairan pendingin mempunyai kegunaan yang khusus dalam proses pemesinan. Selain untuk memperpanjang umur pahat, cairan 6

pendingin dalam beberapa kasus, mampu menurunkan gaya dan memperhalus permukaan produk hasil pemesinan. Selain itu, cairan pendingin juga berfungsi sebagai pembersih/pembawa beram (terutama dalam proses gerinda) dan melumasi elemen pembimbing (ways) mesin perkakas serta melindungi benda kerja dan komponen mesin dari korosi(widarto, 2008). Peranan utama cairan pendingin pada proses pemesinan adalah untuk mendinginkan dan melumasi baik alat potong maupun benda kerja (Rochim, 1993). 5. keausan Pahat Jenis keausan pahat terdiri dari keausan kawah (crater wear) dan keausan tepi (flank wear. Pertumbuhan keausan tepi pahat pada umumnya mengikuti bentuk sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.7.Pada awal pahat digunakan, keausan tepi pahat terjadi dengan pertumbuhan yang relatif cepat sesaat, kemudian diikuti pertumbuhan yang linier seiring dengan bertambahnya waktu pemotongan, dan pada akhirnya pertumbuhan keausan tepi pahat yang cepat terjadi lagi. 6. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian Pahat HSS Merk BOHLER dan JCK. Uji hipotesis dilakukan dengan metode faktorial 3 faktor 2 level kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA pada aplikasi Minitab 16. III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Data Hasil Eksperimen Pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan mengkombinasikan variabel-variabel proses mesin mesin bubut sesuai dengan rancangan eksperimen yang telah ditetapkan. Variabel-variabel proses tersebut meliputi Merk Pahat, Putaran Spidel, dan Pendingin/Tanpa Pendingin. Pengambilan data keausan pahat dilakukan dengan replikasi. NO Merk pahat VARIABEL BEBAS Putaran Spindel (Rpm) Pendingin/ Tanpa 7 Nilai keausan pahat (VB) dalam mm 1 JCK 320 tanpa 0,193 2 JCK 320 pendingin 0,116 3 JCK 900 tanpa 0,124 4 JCK 900 pendingin 0,076 5 BOHLER 320 Tanpa 0,127 6 BOHLER 320 Pendingin 0,056 7 BOHLER 900 Tanpa 0,064 8 BOHLER 900 Pendingin 0,055

Nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel mengindikasikan bahwa faktor tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keausan pahat. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang digunakan pada uji hipotesis dengan menggunakan distribusi F adalah sebagai berikut: a. Untuk faktor (A) merk pahat H 0 : τ 1 =τ 2 H 1 : τ 2 τ 2 Kesimpulan: F hitung = 8,92 > F(0,05;3;4) =6,59 maka H 0 ditolak, artinya ada pengaruh merk pahat terhadap Keausan pahat. b. Untuk faktor (B) Putaran Spindel H 0 : β 1 =β 2 H 1 : β 1 β 2 Kesimpulan: F hitung = 12,77 > F(0,05;3;4) =6,59 maka H 0 ditolak, artinya ada pengaruh Putaran Spindel terhadap keausan pahat. c. Untuk faktor (C) Pendingin/Tanpa Pendingin H 0 : γ 1 =γ 2 H 1 : γ 1 γ 2 Kesimpulan: F hitung = 12,53 > F(0,05;3;4) =6,59 maka H 0 ditolak, artinya ada pengaruh Pendingin/Tanpa Pendingin terhadap keausan pahat. Berdasarkan uji hipotesis distribusi F, maka faktor Merk Pahat, Putaran Spindel, dan Pendingin/Tanpa Pendingin memiliki pengaruh terhadap respon Keausan Pahat. Kondisi H 0 pada responkeausan Pahat B. Simpulan Berdasarkan dari pendahuluan, kajian pustaka, hasil penelitian, dan pembahasan yang telah ditulis padan bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : 1. Dari variasi merk pahat HSS, Pendingin, Putaran Spindel, memiliki pengaruh dari kontribusi variasi dalam meminimalkan keausan pahat, di hitung dari nilai uji hipotesis H 0 dari faktor merk pahat =8,92 > F(0,05;3;4) =6,59 maka H 0 ditolak, dari faktor pendingin =12,53 > F(0,05;3;4) = 6,59 maka H 0 ditolak, dari faktor putaran spindel = 12,77 > F(0,05;3;4) =6,59 maka H 0 ditolak, sehingga jika nilai H 0 ditolak maka kontribusi variasi dari faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap keausan pahat. 2. Dari data penelitian setting yang tepat dari variasi Merk Pahat bubut HSS, Pendingin, Putaran Spindel, pada proses bubut untuk meminimumkan keausan pahat adalah Pahat Merk Bohler, menggunakan Cairan Pendingin, Putaran Spindel 900 rpm dengan nilai keausan pahat 0,055 mm. 8

DAFTAR PUSTAKA Burlian, Firmansyah dkk. 2010. Penentuan Kualitas Pahat HSS (High Speed Steel) Mata tunggal dengan analisis Umur Pahat Pada Proses Bubut. Palembang: Universitas Sriwijaya. Kalpakjian, Serope. Manufacturing Engineering and Technology 2nd Edition. Addison Publishing Company Inc. California. 1992. Krar, Stev F. Oswald J.Wiliam & Amand S.T. Joseph E. 1977. Technology Of Machine Tools, Second Edition. USA: MCGraw-Hill Book Company. Mas ud, mochamad. 2011. Pengukuran Gaya Potong Pahat Pada Mesin Bubut. Pasuruan: Universitas Yudharta. Montgomery, Douglas C. 2009. Pengantar pengendalian kualitas statistik. Penerjemah: Zanzawi Soejoeti. editor Subanar Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Nugroho, Sri dan Senoaji K.H. 2010. Karakterisasi Pahat Bubut High Speed Steel (HSS) Boehler Tipe Molibdenum (M2) dan Tipe Cold Work Tool Steel (A8). Semarang: Universitas Diponegoro. Prasetya, Tri Adi. 2010 Pengaruh Gerak Pemakanan dan Media Pendingin Terhadap Kekasaran Permukaan Logam Hasil Pembubutan pada Material Baja HQ 760.skripsi ini tidak diterbitkan. Surakarta: UNS Rochim, Taufiq. 1993. Teori dan Teknologi Proses Pemesinan. Jakarta: Higher Education Development Support Project. Rochim, Taufiq, 2001. Spesifikasi, Metrology dan Kontrol Kualitas Geometrik. ITB Bandung. Schey, John A. 2009. Proses Manufaktur (Introduction to Manufacturing Prosesses). Yogyakarta : Andi Surdia Tata, dan Saito Shinroku, 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Sumbodo, Wirawan dkk. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri (Jilid 2). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional. Schmid, dan kalpakjian. 2001. Manufacturing Enginering and tecknology. California. 9

Widarto, 2008. Teknik Pemesinan Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Depdiknas. 10