BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kurang lebih pulau-pulau dan memiliki garis pantai sepanjang

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

Dampak kesehatan lingkungan rumah susun: studi kasus rumah susun Pulo Gadung Bose Devi

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. dengan panjang garis pantai km, memiliki potensi sumber daya pesisir dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari.

BAB III ANALISA PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kebutuhan akan sumberdaya lahan. Kebutuhan lahan di kawasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Propinsi Sumataera Utara memiliki 2 (dua) wilayah pesisir yakni, Pantai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

Untuk peningkatan taraf hidup masyarakat wilayah pesisir, maka harus dilakukan pembangunan. Namun, pembangunan tersebut harus juga

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv. MOTTO... v. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang

Hari Air Dunia Mengingatkan Kembali Kepedulian Kita Pentingnya Air dan Pengelolaan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 26 Oktober 2010 : Ribuan rumah warga Kecamatan Medan Belawan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia yang memiliki kurang lebih 17.508 pulau dan sekitar 75 % dari luas wilayahnya atau kurang lebih 5,8 juta km 2 merupakan lautan dengan garis pantai yang membentang sepanjang 81.000 km. Dengan fakta tersebut kawasan pesisir mempunyai potensi yang sangat besar. Kawasan ini memiliki potensi baik secara lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya yang tentunya perlu dikelola secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat dan perlu dijaga keberlanjutannya. Karakteristik kawasan pesisir dan juga kawasan di atas air sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti: kondisi geografis, iklim, permukiman, masyarakat dengan nilai-nilai budaya yang bermukim di kawasan tersebut. Keberadaaan permukiman di atas air sesungguhnya merupakan sebuah fenomena yang banyak terdapat di kota-kota berbasis air pada beberapa wilayah di Indonesia. Keberadaan permukiman di atas air pada kota-kota berbasis air sesungguhnya telah ada sejak awal berdirinya kota tersebut. Budaya bermukim di atas air bahkan telah ada sejak awal mula manusia hidup di sepanjang sungai dan kawasan perairan lainnya (laut, pesisir dan danau). Budaya bermukim di atas air, ditandai dengan didirikannya permukiman di sepanjang pesisir, dimana perkembangan kegiatan ekonomi pada kawasan tersebut pada umumnya memiliki orientasi ke air. 1

2 Sejak dulu kehidupan masyarakat di sepanjang pesisir tumbuh secara spontan dan linier mengikuti aliran sungai/pantai. Dan saat ini, kondisi serta keberadaan permukiman di atas air masih dapat dijumpai pada beberapa permukiman tradisional perkotaan yang berbasis air dengan memperlihatkan karakteristik baik secara fisik lingkungan maupun tradisi/budaya bermukim di atas air. Secara fisik, bentuk arsitektur tradisional yang banyak dijumpai di atas air adalah rumah panggung dan bangunan rakit (lanting) yang sekaligus merupakan wujud budaya mereka dalam bermukim dan beradaptasi dengan lingkungannya yang berbasis air. Karakteristik permukiman tradisional berbasis air juga didukung dengan keberadaan suku-suku di Indonesia yang kaya akan budaya. Kondisi ini menempatkan kawasan pesisir dan laut sebagai tempat yang istimewa. Potensi berupa terbangunnya permukiman dan perumahan di atas perairan dapat menjadi suatu solusi bagi masalah penyediaan perumahan sebagai implikasi keterbatasan lahan baru. Wilayah pesisir merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, maupun pengelolaan sanitasi lingkungan hidup. Permukiman di wilayah pesisir terjadi hampir di seluruh wilayah pesisir di Indonesia termasuk di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Madya Sibolga. Sayangnya, secara umum upaya pengelolaan rumah dan wilayah pesisir termasuk komponen rumah dan komponen sanitasi lingkungan pesisir masih belum dilakukan secara maksimal dan lebih mengarah ke kondisi yang kurang sehat, sehingga berdampak terhadap kelestarian lingkungan hidup. Indikator pemukiman

3 yang sehat dapat dilihat dari akses terhadap air bersih, penggunaan jamban keluarga, jenis lantai rumah, jenis dinding sera sistem sirkulasi udara atau ventilasi. Cakupan rumah tangga di Indonesia yang memiliki air bersih sebesar 81,5%, terdapat 52,72% rumah tangga memiliki jarak sumber air minum dari pompa/sumur/mata air terhadap tempat penampungan kotoran akhir/tinja sebesar > 10 meter, dan 22% rumah tangga di Indonesia masih mempunyai kebiasaan buruk dalam hal membuang sampah. Rumah tangga yang sudah membuang sampahnya dengan baik hanya 21%, dan 57% rumah tangga cara membuang sampahnya tergolong cukup baik, dan ruma tangga persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar sebesar 59,86%, rumah tangga yang memiliki bersama 12,95%, umum sebesar 4,33% dan tidak ada sebesar 22,85%, sedangkan rumah tangga yang mempunyai jenis lantai yang memenuhi syarat kesehatan hanya 47,2%. Darda (2009) Demikianlah berbagai hal di atas menjadi alasan ketertarikan penulis sehingga mengangkat judul tugas akhir dan melakukan penelitian tentang Analisis Karakteristik Permukiman di Atas Air Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga.

4 B. Identifikasi Masalah Dari penelitian ini akan dilihat bagaimana karakteristik rumah tinggal dan permukiman atas air di sekitar pantai atau daerah pesisir akibat keterbatasan masyarakat, sempitnya lahan yang tersedia, maupun akibat budaya masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga. C. Batasan Masalah Penelitian ini merupakan penelitian di bidang arsitektur perumahan, lingkungan dan permukiman untuk mengidentifikasikan karakteristik rumah dan karakteristik permukiman di daerah pesisir khususnya rumah perairan yang menitikberatkan antara lain: 1. Lokasi penelitian dalam penulisan tugas akhir ini adalah permukiman masyarakat yang berada di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga yaitu di daerah yang permukimannya kurang terencana dengan baik dan pemanfaatan lahan yang ada sangat tidak efektif. 2. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah rumah penduduk pada pemukiman di atas air tepatnya di daerah pesisir. 3. Melihat bentuk fisik rumah tinggal penduduk pada pemukiman yang berada di daerah pesisir yang berupa bangunan atas air. 4. Melihat bagaimana karakteristik pemukiman sampai pengalihan fungsi lahan (bagaimana daerah digunakan menjadi permukiman penduduk) pada pemukiman di sekitar pesisir tersebut.

5 D. Rumusan Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian di kawasan permukiman di atas air yang berada di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik rumah tinggal di atas air? 2. Bagaimana karakteristik permukiman di atas air? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Dapat mengetahui karakteristik rumah tinggal di atas air pada Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga. 2. Mengetahui karakteristik permukiman di atas air pada Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga. F. Manfaat Penelitian 1. Memahami karakteristik rumah tinggal dan mengetahui karakteristik permukiman di atas air yang terletak di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga. 2. Dapat memberi kontribusi bagi masyarakat berupa ilmu pengetahuan dalam memberikan sumbangan kajian tentang penerapan lingkungan pemukiman sehat berwawasan lingkungan bagi masyarakat, agar masyarakat mempunyai rasa

6 tanggung jawab terhadap lingkungan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat yang lebih baik.