1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan oprasional suatu badan usaha dan apapun strategi yang dilakukan,pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh perusahaan akan bertahan (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya perusahaan dapat berkembang. Sebagai sumber utama penghasil laba ialah penjualan. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat, tentunya dalam pengambilan keputusan dan kebijakan guna memperoleh informasi yang akurat, maka perusahaan berusaha supaya dapat memanfaatkan tehnologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi sekarang ini, maka perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan dapat bertahan dan bersaing, yaitu perusahaan harus memiliki keunggulan dalam setiap produknya dan pelayanan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Strategi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas adalah dengan meningkatkan volume penjualan, harga jual yang lebih murah dari harga pasar atau sama dengan harga pasar, memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan atau konsumen melalui 3S yaitu senyum, sapa, sabar. Untuk meningkatkan profitabilitas suatu perusahaan, maka perusahaan harus mampu menentukan harga jual produk yang tepat. Dengan demikian biaya yang dibebankan pada produk tidak overcosted (dibebani biaya lebih dari yang seharusnya) dan juga tidak undercosted (dibebani biaya kurang dari yang seharusnya) sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual produk yang bersaing atau bahkan lebih murah dibandingkan pesaing dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik dibandingkan pesaing. 1
2 Sama halnya dengan organisasi yang berorientasi non profit, salah satu contohnya adalah Rumah Sakit. Dapat dikatakan organisasi yang berorientasi nonprofit dikarenakan Rumah Sakit memberikan jasa yang bersifat sosial yaitu jasa pelayanan kesehatan. Rumah Sakit berperan sebagai pihak yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mewujudkan cita-cita masyarakat untuk mendapatkan fasilitas kesehatan serta hidup yang lebih baik. Sebagai tugas utama Rumah Sakit ialah memberikan perawatan serta obat-obatan kepada pasien serta jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan kondisi tersebut maka rumah sakit dituntut agar dapat memanfaatkan teknologi, baik teknologi kedokteran, teknologi komunikasi dan informasi serta teknologi transportasi, dan teknologi lainnya yang dapat mendukung pelayanan kesehatan guna untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di berbagai kalangan. Dari pemanfaatan teknologi-teknologi tersebut tentunya biaya operasional yang dikeluarkan Rumah Sakit tidaklah sedikit, dimana hal ini akan memberikan dampak pada biaya yang dikenakan pada tarif rawat inap yang menjadi tinggi. Langkah yang diambil untuk mengendalikan biaya tersebut, Rumah Sakit memerlukan sistem akuntansi yang tepat untuk menghasilkan metode perhitungan tarif rawat inap, untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat yang berkenaan dengan biaya aktivitas pelayanannya. Dalam menentukan harga pokoknya sampai saat ini masih banyak Rumah Sakit yang masih menggunakan sistem biaya tradisional yang dimana harga pokoknya tidak mencerminkan aktifitas yang spesifik pada Rumah Sakit. Selain itu, menghasilkan biaya produk yang memberikan informasi biaya produksi yang under costing dan over costing. Dikatakan under costing apabila biaya yang dibebankan pada produk secara tidak langsung lebih rendah dari biaya yang sebenarnya dikonsumsi untuk menghasilkan produk, sedangkan dikatakan over costing apabila biaya yang dibebankan pada produk secara tidak langsung
3 lebih tinggi dari biaya yang sebenarnya dikonsumsi untuk menghasilkan produk. Dengan adanya hal tersebut mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan khususnya harga produk dan kelangsungan organisasi. Maka, sistem penentuan harga pokok produk berdasakan aktifitasnya perlu diterapkan. Menurut Siti Suharni (2010), bahwa yang disebut Activity Based Costing System merupakan suatu sistem pembebanan biaya berdasarkan aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk. Desain Actifity Based Costing System difokuskan pada kegiatan, yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Ada dua asumsi penting yang mendasari Metode Activity Based Costing System, yaitu: 1. Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya, 2. Produk atau pelanggan jasa Activity Based Costing System adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada aktifitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk maupun jasa. Activity Based Costing System memberikan informasi yang berkaitan dengan kegiatan atau aktivitasaktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Pengertian aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem Activity Based Costing System, biaya dilacak pada aktivitas perusahaan dan kemudian ke produk yang dihasilkan. System Activity Based Costing System mengasumsikan bahwa bukan produk yang mengkonsumsi sumber daya namun aktivitas-aktivitaslah yang mengkonsumsi sumber daya, (Marismiati,2011).
4 Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummu Hani Purbalingga merupakan salah satu Rumah Sakit di Purbalingga yang masih memakai sistem biaya tradisional dalam menentukan harga pokok produknya. Penelitian ini mengambil objek pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummu Hani Purbalingga sebagai objek penelitian dengan pertimbangan bahwa Rumah Sakit tersebut dengan menerapkan Activity Based Costing System akan lebih mudah dalam menentukan tarif jasa rawat inapnya dan akan menghasilkan perhitungan harga pokok yang lebih akurat. 1.2.PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang diatas adalah : a. Bagaimanakah cara menghitung tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummu Hani Purbalingga dengan menggunakan Activity Based Costing System. b. Apakah ada perbedaan besarnya tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummu Hani Purbalingga dengan menggunakan perhitungan akuntansi Activity Based Costing System. 1.3.BATASAN MASALAH Agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian ini maka diberi batasan permasalahan. Batasan permasalahan dalam penulisan ini adalah : a. Data yang digunakan mencakup tahun 2013 dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummu Hani Purbalingga. b. Jenis perawatan yang diteliti dalam penentuan tarif rawat inap yaitu jenis perawatan umum.
5 c. Penentuan tarif rawat inap hanya sebatas harga kamar pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummu Hani Purnalingga. 1.4.TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tarif jasa rawat inap berdasarkan Activity Based Costing System pada kelas VIP, UTAMA dan kelas I, II, III yang diterapkan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummu Hani Purbalingga. 1.5.MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka penelitian ini dilakukan dengan memberi manfaat kepada : a. Bagi penulis, menambah pengetahuan mengenai penentuan tarif jasa rawat inap dengan Activity Based Costing System. b. Bagi pihak Rumah Sakit, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menentukan tarif jasa rawat inap serta sebagai alat pembanding dengan harga yang telah ditetapkan. c. Bagi pembaca, bisa menjadi suatu masukan yang menambah wawasan mengenai Activity Based Costing System terutama dalam penerapannya pada rumah sakit yang merupakan organisasi yang berorientasi nonprofit yang menjadi orientasi utamanya adalah pelayanan masyarakat. d. Bagi Akademis, Penelitian ini digunakan untuk menambah referensi bagi penelitian selanjutnya, dimana berisi tentang perbandingan teori metode Activity Based Costing System dengan penerapannya secara nyata,dan juga sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.