BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINS! SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 2 '2- TAHUN,2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGAR,A DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang Mengingat a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik ( Good Gove1nance) yang be bas dari korupsi, kolusi, nepotisme dan penyalahgunaan kekuasaan serta wewenang, pemerintah telah mewajibkan kepada para pejabat penyelenggara Negara dan Aparatur Sipil Negara termasuk di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat untuk melaporkan harta kekayaan yang dimilikinya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat; 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 199.9 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 ten tang Perubahan atas Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272); 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
- 2 - Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N omor 5494); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambaiian Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679). Memperhatikan 1 Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di lingkungan Instansi Pemerintah; 2 Keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor KEP.07 /KPK/02/2005 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pemeriksaan dan Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara. MEMUTUSKAN Merietapkan PERATURAN BUPATI TENTANG LAPORAN HARTA KEK.AYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEK.AYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH K.ABUPATEN PAKPAK BHARAT. BAB I KBTENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat. 3. Bupati adalah Bupati Pakpak Bharat. 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Pakpak Bharat. 5. Inspektur adalah Inspektur Kabupaten Pakpak Bharat. 6. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Pemerintah di lingkungan Pernerintah Kabupaten Pakpak Bharat yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan Penyelenggaraan Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 7. Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya di sebut KPK adalah Komisi Pemberantasan Tindak Pindana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undai1g Nomor 30 Tahun 2002 ten tang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. - -- --.. - -.. ------------
-3-8. Harta Kekayaan Penyelenggara Negara adalah harta benda yang dimiliki oleh Penyelenggara Neg ra beserta pasangan dan anak yang masih menjadi tanggungan, baik berupa harta bergerak, harta tidak bergerak, maupun hakhak lainya, yang dapat dinilai dengan uang, yang diperoleh Penyelenggara Negara sebelum, selama dan setelah memangku jabatannya. 9. Laporan Harta kekayaan Penyelenggara Negara yang selanjutnya disingkat LHKPN adalah daftar seh,1ruh harta kekayaan Penyelenggara Negara (PN) beserta pasangan dan anak yang masih menjadi tanggungan yang dituangkan di dalam Formulir LHKPN yang ditetapkan oleh KPK. 10. Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat dengan LHKASN adalah daftar seluruh harta kekayaan Aparatur Sipil Negara (ASN) beserta pasangan dan anak yang masih menjadi tanggungan yang dituangkan di dalam Formulir LHKASN sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015; 11. Pejabat Wajib LHKPN adalah Pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat yang wajib mengisi dan menyampaikan LHKPN. 12. ASN Wajib LHKASN adalah Aparatur Sipil Negara selain Pejabat Wajib LHKPN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat yang,wajib mengisi dan menyampaikan LHKASN. BAB II PENYAMPAIAN LHKPN dan LHKASN Pasal 2 (1) Pejabat Wajib LHKPN di Lingkungan Pemerintah Daerah terdiri atas: a. Bupati; b. Wakil Bupati; c. Pejabat Eselon II; d. Pejabat Eselon III; e. Pejabat Eselon IV; f. Auditor, Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) dan yang disamakan; g. Pengelola dan Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP); h. Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, Bendahara Gaji; i. Pejabat Pembuat Komitmen; j. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dengan akumulasi kegiatan diatas Rp.500.000.000.- (Lima ratus juta rupiah). (2) ASN Wajib LHKASN di Lingkungan Pemerintah Daerah adalah seluruh Aparatur Sipil. Negara golongan IV dan golongan III selain wajib LHKPN. Pasal3 Wajib LHKPN di lingkungan Pemerintah wajib meng1s1 dan menyampaikan LHKPN paling lambat 2 (dua) bulan setelah: a. menduduki jabatan untuk pertama kalinya; b. mendapatkan promosi, mutasi atau pensiun. Pasal4 (1) Wajib LHKPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a,melaporkan harta kekayaan yang dimilikinya dengan mengisi formulir LHKPN Model KPK A. (2) Wajib LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1), wajib melaporkan kembali harta kekayaan yang dimilikinya dengan mengisi formulir LHKPN -.. - --...
-4 - Model KPK-B, apabila: a. selama 2 (dua) tahun menduduki jabatan yang sama; b. mengalami promosi, mutasi dan pensiun. Pasal5 Penyampaian foimulir LHKPN Model KPK-A atau formulir LHKPN Model KPK-B kepada KPK dilakukan melalui Tim Pengelola LHKPN Pemerintah Daerah. Pasal 6 Penyampaian Formulir LHKASN kepada Menpan RB dilakukan melalui Tim Pengelola LHKASN Pemerintah Daerah Pasal 7 LHKPN sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap untuk disampaikan kepada: a. Asli untuk KPK; b.foto copy untuk Inspektorat selaku Tim Pengelola LHKPN; dan c. Foto copy untuk Penyelenggara Negara yang bersangkutan. Pasal8 LHKASN sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap untuk disampaikan kepada: a.asli untuk Menpan RB; b. Foto copy untuk Inspektorat selaku Tim Pengelola LHKASN; dan c. Foto copy untuk Aparatur Sipil Negara yang bersangkutan. Pasal9 Tanda terima penyampaian LHKPN dan LHKASN disampaikan kepada: a. Asli untuk wajib LHKPN dan LHKASN; dan b. Foto copy untuk Inspektorat selaku Tim Pengelola LHKPN dan LHKASN. BAB III TIM PENGELOLA LHKPN dan LHKASN Pasal 10 (1) Untuk mengelola dan mengkoordinir LHKPN dan LHKJ\SN dibentuk Tim Pengelola LHKPN dan LHKASN; (2) Tim Pengelola LHKPN dan LHKASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a.penanggung jawab b. Wakil Penanggung jawab c. Ketua/ Koordinator d. \Vakil Ketua/ Koordinator e. Sekretaris f. Anggota : Sekretaris Daerah : Asisten Pemerintahan : lnspektur : Kepala BKD dan Diklat : Sekretaris Inspektorat - Kepala Bagian H ukum - Sekretaris BKD dan Diklat - Irban Wilayah I ------- ---. - ------ ----- - -. -
-5 - - Irban Wilayah II - Irban Wilayah III - Irban Wilayah IV Administrator / User Aplikasi LHKPN dan LHKASN : Staf Inspektorat (3) Tim Pengelola LHKPN dan LHKASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas sebagai berikut: a. Penanggung Jawab / wakil penanggungjawab : 1. Mengel9la LHKPN bagi penyelenggara negara dan LHKASN bagi aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Daerah; 2. Menyampaikan LHKPN bagi penyelenggara Negara kepada KPK dan LHKASN bagi aparatur sipil negara kepada Menpan RB di lingkungan Pemerintah Oaerah; 3. Melaporkan hasil pelaksanaan pengelolaan LHKPN dan LHKASN kepada Bupati. b. Ketua/Koordinator LHKPN dan LHKASN/wakil: 1. Berkoordinasi dengan KPK dalam hal: a) Penyampaian dan pendistribusian formulir LHKPN, Tambahan Serita Negara (TBN) Pengumuman harta kekayaan dan Dokumen Korespondensi lainnya kepada Wajib LHKPN; b) Monitoring dan evaluasi terhadap kapatuhan Wajib LHKPN dalam penyampaian dan pengumuman LHKPN; c) Pemberian sosialisasi kewajiban LHKPN. 2. Berkoordinasi dengan Menpan RB dalam hal: a) Penyampaian dan pendistribusian formulir LHKASN dan Dokumen Korespondensi la.innya kepada Wajib LHKASN; b) Monitoring dan evaluasi terhadap kapatuhan Wajib LHKASN dalam penyampaian dan pengumuman LHKASN; c) Pemberian sosialisasi kewajiban LHKASN. 3. Mengingatkan Wajib LHKPN dan LHKASN di lingkungan Pemerintah Daerah untuk mematuhi kewajiban penyampaian LHKPN dan LHKASN. 4. Mengusulkan penjatuhan hukuman disiplin bagi pejabat wajib LHKPN dan LHKASN yang tidak menyampaikan Laporan Harta Kekayaan untuk ditetapkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. c. Sekretaris: Menyusun rencana dan program kerja, mengkoordinasikan, mengelola administrasi dan menyimpan laporan pelaksanaan pengelolaan LHKPN dan LHKASN di lingkungan Pemerintah Daerah. d. Anggota: 1. Memberikan. data, insformasi, serta kajian terkait penyusunan dan perumlisan kebijakan dalam pengelolaan LHKPN bagi penyelenggara negara dan LHKASN bagi aparatur sipil negara di lingkungan PemerintahDaerah; 2. Melakukan sosialisasi kewajiban LHKPN dan LHKASN; 3. Melakukan verifikasi dan evaluasi data wajib LHKPN dan LHKASN; 4. Melakukan koordinasi kepatuhan penyampaian LHKPN dan LHKASN dan merumuskan tindak lanjut pengelolaan LHKPN dan LHKASN; 5. Menyusun laporan pengelolaan LHKPN dan LHKASN. Administrator/User Aplikasi LHKPN dan LHKASN: e. ------ - - - - -- - --- - -- - -...
-6-1. Melakukan verifikasi terhadap data kepegawaian mengenai Perubahan data Wajib LHKPN di lingkungan PemerintahDaerah (pertama kal menjabat, mendapatkan mutasi/promosi, berakhirnya jabatan) sesuai permintaan KPK dan menyampaikan kembali kepada KPK; 2. Melakukan verifikasi terhadap data kepegawaian mengenai Perubahan data Wajib LHKASN di lingkungan Pemerintah Daerah sesuai permintaan Menpan RB dan menyampaikan kembali kepada Menpan RB; 3. Berkoordinasi dengan KPK mengenai pengelolaan dan Pengadministrasian Aplikasi bagi Wajib LHKPN dan Menpan RB bagi Wajib LHKASN; 4. Pemberian sosialisasi kewajiban LHKPN dan LHKASN serta bimbingan teknis mengenai tata cara pengisian formulir LHKPN dan LHKASN. 5. Melakukan pemutakhiran data pegawai wajib LHKPN dan LHKASN di lingkungan Pemerintah Daerah yang mengalami Perubahan jabatan pada aplikasi Wajib LHKPN dan LHKASN serta mendukung kelancaran tugas administrator LHKPN dan LHKASN. 6. Tim Pengelola LHKPN dan LHKASN sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) di ban tu oleh Sekretariat yang berada di Inspektorat. 7. Tim Pengelola LHKPN dan LHKASN beserta Sekretariat se½agaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB IV PENGAWASAN Pasal 11 (1) Atasan langsung Pejabat Wajib LHKPN dan LHKASN memiliki kewajiban melakukan Pengawasan secara berjenjang dan melakukan evaluasi pelaksanaan ajib LHKPN dan LHKASN. (2) Inspektorat merupakan Unit Pengawasan Internal yang melakukan fungsi pengawasan dan pemantauan terhadap pengelolaan dan kepatuhan LHKPN dan LBKASN di lingkungan Pemerintah Daerah. Pasal 12 lnspektur bertugas 1. Memonitor kepatuhan penyampaian dan pengumuman LHKPN serta kepatuhan Pejabat Wajib LHKPN untuk bersedia diperiksa harta kekayaannya; 2. Berkoordinasi dengan Tim Pengelola LHKPN dan LHKASN lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada huruf a; 3. Menindaklanjuti rekomendasi KPK mengenai pendaftaran dan pemeriksaan LHKPN, yang meliputi: a) Data mengenai kepatuhan Pejabat Wajib LHKPN dalam menyampaikan LHKPN kepada KPK; b) Hasil pemeriksaan LHKPN; dan c) Hal-hal lainnya yang terkait dengan LHKPN. 4. Menyampaikan laporan setiap akhir tahun mengenai pelaksanaan tugas kepada Bupati _dengan memberikan tembusan kepada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan KPK.
-7 - BABV SANKSI Pasal 13 Wajib LHKPN dan LHKASN jika tidak menyampaikan LHKPN atau LHKASN/, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat diberikan sanksi disiplin, sebag8ji berikut: 1. Penundaan dan/ atau penghapusan pembayaran tambahan penghasilari. berdasarkan be ban kerja dan / atau tern pat bertugas dan / atau I 2. Sanksi disiplin tingkat berat sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerinta Nomor 53 Tahun 2010 ten tang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang terdiri dari :, a) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun. b) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah. c) Pembebasan dari jabatan. BAB VI TATA CARA PENJATUHAN SANKSI Pasal 14 Sebelum menjatuhkan sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 terlebih dahulu melalui proses sebagai berikut: 1. Diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali, dengan masing, masing-tenggat waktu surat selama 3 (tiga) hari; 2. Jika sampai peringatan ketiga belum menyampaikan LHKPN maka inspektur memberikan rekomendasi kepada Pejabat Pengguna Anggaran SKPD / Bendahara Umum Daerah (BUD) untuk melakukan penundaaan Pembayaram tambahan penghasilan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutaiil sampai jangka waktu 1 (satu) bulan; 3. Jika sampai waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya rekomendasi Inspektu sebagaimana dimaksud pada angka 2 belum menyampaikan LHKPN mak Inspektur memberikan rekomendasi kepada Pejabat Pengguna Anggara9 SKPD / Bendahara Umum Daerah (BUD) untuk melakukan penghapusara pembayaran tambahan berdasarkan be ban kerja dan / a tau tern pat bertugas terhadap Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. 4. Jika sampai jangka waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya rekomenda 1 i Inspektur sebagaimana dimaksud pada angka 3, belum menyampaikan LHKPcy maka diberikan sanksi disiplin tingkat berat sebagaimana dimaksud dalann. Pasal 13 angka 2, dengan mekanisme sebagai berikut: a) Diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali,dengan masing masing tenggat waktu surat selama 1 (satu) bulan; b) Jika sampai peringatan ketiga belum menyampaikan LHKPN maka kepada Penyelenggara Negara tersebut diberikan sanksi disiplin tingkat berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 angka 2 dengan terlebih dahubn dilakukan pemeriksaan _ oleh Inspektorat Daerah sesuai dengan prosectur sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 201 (j) tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala Badaljl Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuaf Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disipli Pegawai Negeri Sipil. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. -... -- - ------- --
-8 - - Agar setiap orang mengetahuinya, memerin tahkan Pengun angan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Serita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. Diundangkan di Salak pada tanggal --Z. :Jvlt 1,-0tb Pit. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT, Ditetapkan di Salak pad a tanggal 1 v L i "1-c) 1 6 BUPATI PAKPAK BHARAT, L REMIGO YOLANDO BERUTU BERITA DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2016 NOMOR 22 ----- "--------- --- --.. -..,._ --..--.i.o,-...... - ----.-.-,::.,.-...,,,...- -