BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan saluran-saluran komunikasi. Komunikasi massa akan. didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada 5 Januari 2013, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengalami kecelakaan saat

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Keberhasilan Dahlan Iskan dalam memimpin perusahaan. membawanya dalam kesuksesan. Dahlan Isakan mengawali karir

BAB I PENDAHULUAN. sederhana sehingga mudah dimengerti oleh pembacanya. lima, yaitu: kalimat berita, kalimat perintah, kalimat Tanya, kalimat seruan,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang tidak biasa dilepaskan dari bagian aktifitas manusia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang beredar, baik media cetak seperti: surat kabar, tabloid dan

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLEMIK PENGUSULAN HAK ANGKET KASUS BANK CENTURY DALAM SURAT KABAR HARIAN UMUM JURNAL NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi surat kabar atau koran Radar Surabaya mempunyai tata letak atau

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari, sehingga sering disebut harian (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar,

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

III. METODE PENELITIAN. ada di sekitar kita untuk direkonstruksi guna mengungkapkan kebenaran yang bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya Information Communication

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepatcepatnya.selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap BUMN. Pada tanggal 24 Oktober 2012 menteri BUMN Dahlan Iskan melarang semua pejabat BUMN memberi suap atau upeti kepada siapapun, termasuk kepada anggota Dewan. Larangan ini terkait dengan surat edaran dari sekretaris kabinet tentang pengawalan APBN 2013-2014 dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR. Selanjutnya pada tanggal 29 Oktober 2012, Menteri BUMN, Dahlan Iskan membuat pernyataan di depan publik tentang adanya pemesaran yang dilakukan beberapa anggota dewan terhormat (DPR) terhadap beberapa BUMN yang ada di Indonesi dan pada tanggal 30 Oktober 2012 pesan pendek (SMS) yang berisi inisial sejumlah anggota DPR yang diduga kerap memelak perusahaan BUMN beredar di masyarakat. Pada tanggal 3 November 2012 Dahlan Iskan menyiapkan 10 nama anggota DPR yang diduga kerap memalak BUMN, namun pada tanggal 5 November 2012, Dahlan Iskan hanya menyerahkan dua nama anggota dewan komisi VI yang diduga melakukan pemesaran terhadap BUMN. Keputusan Dahlan iskan yang hanya

memberikan dua dari sepuluh nama anggota dewan membuat banyak pihak meragukannya dan memberikan citra buruk untuk Dahlan Iskan yang di tidak sepenuh hati dan tidak memiliki bukti yang otentik. Pada tanggal 7 November 2012 Dahlan Iskan menyerahkan kembali lima nama baru oknum anggota DPR kepada BK DPR dan ditanggal 8 November 2012 BK DPR mengatakan bahawa Dahlan Iskan tidak memiliki bukti-bukti pemerasan yang dilakukan oleh anggota dewan tersebut dan hanya fitnah. BK juga mempertanyakan konsistensi Dahlan terkait dengan nama-nama anggota dewan yang dilaporkan dan pada tanggal 12 November 2012 BK DPR menerima surat Dahlan Iskan merevisi nama-nama anggota dewan yang diduga melakukan pemerasan. Berangkat dari surat dan kronologi yang Dahlan Iskan kirimkan ke BK DPR, BK DPR melakukan investigasi terhadap anggota dewan tersebut dan pada tanggal 22 November 2012, BK menemukan indikasi pemerasan BUMN oleh anggota dewan dan pada tanggal 7 Desember 2012 tiga anggota dewan terbukti melakukan pemerasan dan mendapat sanksi etik sedangkan satu anggota dewan dipindah komisi sebagai hukumannya. Tindakan Dahlan Iskan untuk memperjuangkan BUMN menjadi boomerang dan menyerang balik sehingga image Dahlan Iskan sangat dipertaruhkan. Dahlan Verus DPR menjadi sorotan dalam setiap pemberitaan. Pemberitaan yang dilakukan oleh media massa, baik media cetak, elektronik dan internet sangat berperan aktif. Tak terkecuali pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR menjadi headline beberapa media massa. Penggunaan media massa untuk penyampaian pesan

dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komunikasi yang ada, sehingga timbul komunikasi melalui media massa. Komunikasi media massa adalah komunikasi dimana komunikatornya merupakan gatekeeper yang menampung informasi-informasi yang ada dan menyalurkannya kembali kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jangka waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Pada saat ini komunikasi media massa menjadi sangat dibutuhkan, fungsinya sebagai pemberi informasi, penyalur gagasan dan opini kepada khalayak secara luas dan besar jumlahnya sehingga memerlukan media massa dalam setiap pengkomunikasiannya. Media massa adalah media yang digunakan sebagai sarana dalam pengkomunikasian kepada komunikan yang tersebar dimana-mana dan tidak diketahui keberadaannya. Media massa dibagi menjadi beberapa, media massa cetak, media massa elektronik dan media massa internet. Media media tersebut digunakan sebagai alat mekanis untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh khalayak luas. Salah satu media massa yang mengunakan penyampaian pesan secara rutin dan statis yaitu media cetak. Media cetak dibagi menjadi dua, yaitu media cetak surat kabar dan majalah. Surat kabar dinilai lebih up to date hal ini dikarenakan surat kabar lebih rutin dalam penyampaian pesan dibandingkan majalah. Surat kabar atau koran adalah lembaran-lembaran yang tercetak dan memuat informasi tentang peristiwa yang terjadi di masyarakat, memiliki ciri-

ciri terbit secara periodik, bersifat umum dan isinya haruslah aktual mengenai hal apa saja yang perlu diketahui oleh masyarakat. Surat kabar memiliki beberapa kelebihan lainnya dibandingkan dengan media eletronik seperti televisi, surat kabar dapat dibaca berulang-ulang kali dan dapat menjangkau khalayak luas dikarenakan harganya yang murah. Surat kabar atau koran sangat banyak, contohnya seperti INDOPOS dan Media Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti memilih Indopos dan Media Indonesia sebagai surat kabar yang akan di teliti. Indopos merupakan surat kabar harian milik grup Jawa Pos yang berkedudukan di Surabaya. Berada di bawah Jawa Pos News Network (JPNN), suatu jaringan surat kabar terluas di Indonesia. JPNN kini memiliki lebih dari 140 surat kabar, tabloid dan majalah serta 40 jaringan percetakan di seluruh Indonesia. Oplah INDO.POS tahun 2009 mencapai 117.893 eksmplar. INDOPOS beredar di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dan terbit perdana pada 25 Februari 2003. Dengan motto Untuk Indonesia Yang Lebih Baik INDOPOS mengemas pemberitaan dengan headline karikatur dan full berwarna. Selain hal tersebut alasan penulis mengambil INDOPOS adalah Dahlan Iskan merupakan CEO dari Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, sehingga penulis sangat ingin mengetahui bagaiamana INDOPOS membingkain pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR. Sebagai pembandingnya adalah Media Indonesia dengan motto jujur bersuara yaitu surat kabar harian yang terbit di Jakarta. Tergabung ke dalam Media Group. Media Indonesia pertama kali diterbitkan pada tanggal 9

Januari 1970. Sebagai surat kabar umum pada masa itu, Media Indonesia baru bisa terbit 4 halaman dengan tiras yang amat terbatas. Berkantor di Jalan Letnan Jenderal MT Haryono, Jakarta, disitulah sejarah panjang Media Indonesia berawal. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia. Media berperan sebagai mengulas dan mendefinisikan bagaimana realitas seharusnya dipahami dengan menjelaskan peristiwa tersebut kepada khalayak pembaca melalui berita. Berita adalah suatu produk yang menguraikan suatu fakta yang terjadi setiap harinya dan dikonstruksikan. Dalam setiap pemberitaan tentu ada proses dimana media mengkonstruksikan peristiwa yang ada, tak kecuali koran INDOPOS dan Media Indonesia dalam pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR Dari studi diatas penulis tertarik meneliti analisis isi atau framing pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, komunikasi massa melalui media massa selalu menyoroti peristiwa-perstiwa yang berada terjadi dan patut diketahui oleh masyarakat dan pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR. Koran INDOPOS dan Media Indonesia menjadikan pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR sebagai

headline mereka dalam beberapa hari. Pemberitaan berturut-turut menjabarkan proses kontruksi dan penjelasan tentang polemik tersebut. Salah satu metode untuk mengetahui proses konstruksi adalah analisis framing. Konsep framing telah digunakan secara luas dalam ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media. Framing memberi tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap penting agar informasi dapat terlihat lebih jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat, untuk menuntun interpretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian kedalam bentuk skripsi yang terfokus kepada : - bagaimana surat kabar INDOPOS dan media indonesia membingkai pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR (Oktober 2012-Desember 2012)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian diatas telah ditetapkan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui frame koran INDOPOS dan Media Indonesia terhadap pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR.

2. Untuk mengetahui kecenderungan sikap koran INDOPOS dan Media Indonesia terhadap pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan fokus penelitian ditetapkan oleh penulis, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan masukan dalam perkembangan penelitian ilmu komunikasi khususnya penelitian kualitatif analisis framing. 2. Manfaat Praktis: Memberikan gambaran kepada pembaca koran INDOPOS dan Media Indonesia dalam membingkai berita tentang pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus pemerasan BUMN oleh anggota DPR. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, ruang lingkup masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. Latar berisikan belakang masalah yang akan dibahas yang dilihat secara umum. Dalam memecahkan suatu masalah atau kejadian, ruang lingkup masalah yang akan dibahas harus jelas dan

signifikan bagi pengembangan ilmu. Identifikasi masalah digunakan untuk mengarahkan penelitian kedalam lingkup yang lebih jelas dan mengarah kepada judul skripsi. Perumusan masalah adalah yang telah dirumuskan secara spesifik berdasarkan identifikasi masalah. Tujuan penelitian membahas atas apa yang ingin dicapai dalam penelitian ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menyajikan teori-teori maupun literatur ilmiah lainnya yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian sehingga mampu menjawab permasalahan maupun menggambarkan suatu fenomena secara jelas. Teori-teori ini dijadikan landasan dalam memperkuat hasil penelitian pada bab empat. BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian memuat asumsi-asumsi, jenis penelitian, metode penelitian, pemilihan subjek./objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data. Bab ini juga memuat argumentasi metodologis, mengapa peneliti mengajukan asumsi tertentu, mengapa memilih suatu jenis metode dan objek penelitian tertentu dan mengapa menggunakan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisi data tertentu. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini berisikan gambaran umum perusahaan dan analisi penulisan atas penelitian. Pada gambaran umum terdiri dari sejarah perusahaan, profil perusahaan, visi dan misi perushaan, logo, struktur

perusahaan, dan lain-lainnnya. Hal tersebut dibutuhkan mengingat penjabaran dan mengenalkan perusahaan dengan jelas penting, agar objek penelitian objek penelitian dapat dikenali dengan baik oleh pembaca.