BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MASYARAKAT ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

pernah dialami oleh sesepuh dalam kelompok kejawen dilakukan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI LARANGAN PERKAWINAN NYANDUNG WATANG DI DESA NGUWOK KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak terlepas dari adat dan kebudayaan. Adat

BAB V PENUTUP. masih dijalankan dalam masyarakatnya. Di Nagari Batu Gajah salah satu tradisi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BAB I PENDAHULUAN. peninggalan nenek moyang yang sangat berbeda latar belakangnya. Keragaman

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

I. PENDAHULUAN. Sebagai bangsa yang multikultur Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 1 TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan umum Budaya tolak bala masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Desa Nagrak karena tradisi tersebut masih dipercaya masyarakat untuk menolak bahaya yang datang disamping untuk memohon pertolongan pada Allah SWT dan untuk menghormati serta untuk melestarikan budaya yang telah turun temurun dilakasanakan. Dalam pelaksanaan tradisi tolak di bala Desa Nagrak Kabupaten Sumedang ini, tentunya ada nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai budaya tersebut, masih dipertahankan oleh masyarakat Desa Nagrak hingga saat ini. Adapun yang menjadi alasan mengapa nilai-nilai budaya tersebut masih dipertahankan, yaitu karena nilai budaya yang berkembang dimasyarakat akan menjadi ciri khas bagi masyarakat itu sendiri. Hal ini merupakan identitas bangsa yang akan berfungsi sebagai wadah pemersatu bagi masyarakat pendukungnya. 97

98 2. Kesimpulan khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut: a. Bahwa asal mula tradisi upacara tolak bala yang dinamakan hajat oar berawal dari adanya musibah besar yang menimpa desa tersebut, sehingga hampir memusnahkan seluruh isi desa. Ternyata tidak banyak warga yang mengetahui asal usul tersebut. Hanya orang- orang tertentu yang mengetahuinya. Tradisi ini tidak dilaksanakan setiap tahun seperti upacara-upacara tolak bala di daerah lainnya, sebab tradisi tolak bala di daerah ini hanya dilakukan bila terjadi suatu musibah besar atau ada gejala-gejala alam yang tidak lazim seperti rusaknya hasil pertanian, adanya wabah penyakit, gunung meletus, banjir. b. Bahwa pelaksanaan upacara tolak bala ini pada umumnya diketahui warga karena dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh masyarakat desa tersebut. Adapun tempat pelaksanaan adalah di balai desa yang di pimpin oleh sesepuh Desa, dengan waktu pelaksanaan dari ba da asar hingga menjelang magrib. Pada dasarnya hal ini merupakan salah satu upaya atau dalam bahasa sunda di sebut dengan nyare atan yang berasal dari bahasa syareat yang artinya usaha, agar apa yang dikhawatirkan oleh manusia tidak terjadi.

99 c. Bahwa makna dari pelaksanaan upacara tolak bala ini adalah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pelaksanaan upacara tersebut. Adapun nilai-nilai yang tekandung dalam upacara tradisi tolak bala di Desa Nagrak ini adalah : 1) Nilai-nilai adat budaya Sebagai manusia yang berbudaya serta sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus ikut serta melestarikan kebudayaan positif yang sesuai dengan kearifan budaya lokal, dimana nilai-nilai yang baik ini diwariskan leluhur pada kita dan kita harus mewariskannya lagi kepada anak cucu kita, sehingga tradisi yang menjadi akar terbentuknya budaya nasional Indonesia akan tetap ada hingga kapanpun. Seperangkat nilai baik itu tentunya dijadikan sebagai karakter bangsa dan jati diri bangsa, sehingga akan menjadi bangsa yang bermartabat diantara bangsa-bangsa lainnya. 2) Nilai-nilai sosial Dengan ikut serta melaksanakan tradisi ini maka disamping kita bisa melestarikan buday a bangsa, kita juga dapat besosialisasi dengan sesama, khususnya dengan warga setempat. Sehingga tali silaturahmi antar warga yang satu dan yang lain dapat terjalin lebih erat. Artinya, tradisi ini memiliki nilai sebagai pengikat suatu masyarakat.

100 3) Nilai-nilai agama Nilai-nilai agama yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi ini adalah bahwa kita dapat lebih mendekatkan diri pada sang pencipta, sehingga dapat lebih mengingat kepastian yang telah Allah SWT berikan dan dapat meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Sedangkan tujuan dari tradisi tersebut adalah agar kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengingat akan kepastian yang Allah berikan serta memohon pertolongan dari Allah SWT agar terhindar dari bahaya, karena apapun yang dikehendakinya pasti akan terjadi. Sebagai umat manusia kita juga harus berserah diri dan bertawakal terhadap apa yang telah digariskan Tuhan kepada kita. d. Faktor masih dilaksanakannya upacara tolak bala ini adalah : a. Masih melekatnya kepercayaan warga terhadap tradisi nenek moyang. b. Keinginan warga untuk melestarikan tradisi tersebut karena selain merupakan sudah menjadi tradisi yang turun temurun juga merupakan kekayaan budaya bangsa. c. Adanya nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan upacara tradisi tersebut, yaitu nilai adat budaya, nilai sosial, dan nilai agama. e. Pandangan islam mengenai tradisi tolak bala adalah bahwa antara agama dan tradisi tidak bisa disamakan, namun bisa dipadukan melihat perkembangan zaman saat ini. Dapat kita lihat bahwa dalam

101 pelaksanaan tradisi tersebut ada kalimat-kalimat syahadat, istigfar, sholawat. Hal ini menunjukan bahwa adanya perpaduan antara tradisi dan agama. Jadi sebaiknya tata cara yang tidak sesuai dengan agama islam dihilangkan. Asal tradisi tersebut tidak melanggar aturan agama islam maka tradisi itu boleh dilaksanakan dimasyarakat. B. SARAN Dari hasil penelitian di atas dapat peneliti sarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Kepada para generasi muda sebagai penerus bangsa diharapkan dapat ikut serta dalam melestarikan budaya bangsa. Karena ini merupakan akar dari lahirnya budaya nasional sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang kita miliki jangan sampai punah dan tekikis oleh kebudayaan lain yang lebih modern. Maka dari itu tunjukanlah identitas bangsa kita dengan mempelajari budaya yang ada. 2. Kepada masyarakat diharapkan untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi kita, namun harus dapat membedakan mana yang sesuai dengan ajaran agama kita, dan mana yang tidak sesuai dengan ajaran agama kita. Masyarakat sebaiknya dapat mengambil nilai positif dari pelaksanaan tradisi tersebut. 3. Kepada sesepuh Desa dan tokoh agama diharapkan dapat menghilangkan sedikit demi sedikit hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat islam dalam pelaksanaan tradisi tersebut, misalnya adanya ritual mengubur ayam yang digunakan sebagai tumbal.

102 4. Kepada aparat pemerintah diharapkan ikut serta menjaga dan melestarikan budaya yang ada, tentunya budaya positif yang sesuai dengan kearifan budaya lokal. 5. Upaya melestarikan budaya bangsa bukanlah harus dilakukan secara perseorangan, melainkan merupakan kewajiban kita semua sebagai warga Negara Indonesia. Walaupun kita berbeda-beda, namun kita tetap satu, hal ini sejalan dengan semboyan Negara kita Bhineka Tunggal Ika.