Manfaat dari beberapa jenis bleaching MANFAAT DARI BEBERAPA JENIS BLEACHING EARTH TERHADAP WARNA CPO (CRUDE PALM OIL) Emma Zaidar Nasution Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan Abstrak Telah dilakukan manfaat dari beberapa jenis Bleaching Earth terhadap warna CPO (Crude Palm Oil). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya serap dari bleaching. Minyak sawit mentah (CPO) ditambahkan phospat 85 % sekitar 1 ml dari bleaching, dipanaskan pada temperatur 110 0 C ± 1 jam. Selanjutnya disaring dengan alat Vakum, dan ditentukan warnanya dengan alat Lovibond-tintometer Model E. Hasil yang diperoleh, untuk Simnit minimum daya serapnya,27 %, maksimum 36,36 %. Untuk Carbon Aktif minimum 13,63 %, maksimum 19,54 %. Dan untuk Bentonite minimum 12,27 %, maksimum,27 %. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan Simnit mempunyai daya serap 36,36 % dengan warna PTPO (Pre Treated Palm Oil) sekitar 14 untuk merah dan untuk kuning. Kata kunci: Bleaching Earth, CPO, phospat, Lovibond-tintometer dan PTPO PENDAHULUAN Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona, luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar negara atau perkebunan besar swasta. Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah mulai berkembang di beberapa propinsi antara lain, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Irian Jaya dan beberapa tempat lain. Permintaan minyak kelapa sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan juga digunakan sebagai bahan mentah industri non-pangan. Jika dilihat dari produksinya, komoditas kelapa sawit jauh lebih rendah dari pada minyak nabati lainnya. Agar lebih meningkatkan kegunaan serta manfaat dari kelapa sawit tersebut, maka perlu adanya pengembangan sektor industri yang mengolah minyak sawit mentah (CPO) menjadi bahan jadi. Sehubungan dengan hal ini PT. PAMINA ADOLINA PERBAUNGAN ikut berperan dalam pengolahan minyak kelapa sawit mentah menjadi minyak jadi. Adapun tahapan pengolahan minyak sawit mentah (CPO) menjadi minyak goreng adalah: a. Tahap Refinasi Degumming (penghilangan getah) Bleaching (pemucatan) Filtrasi (penyaringan) Dedorasi (penghilangan bau) Deaerasi (penghilangan uap air) 31
Jurnal Sains Kimia Vol 7, No.2, 03: 31-35 b. Tahap Fraksionasi yaitu tahap pemisahan minyak menjadi minyak olein melalui proses penyaringan CPO selain membawa zat tersuspensi seperti lendir (getah) juga mengandung zat warna yang menyebabkan minyak berwarna merah dan kekuningan. Dimana umumnya warna ini akan mempengaruhi mutu dari minyak yang dihasilkan, sehingga diperlukan pemucatan. Dengan cara pemucatan ini maka standar warna yang diinginkan dapat diupayakan sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam proses pemucatan ini digunakan bahan pemucat (bleaching ) yang sering juga disebut adsorben. Pemakaian bleaching ini harus optimum, sesuai dengan standar mutu warna BPO (bleaching palm oil atau minyak yang dihasilkan dari pemucatan). Dimana BPO yang dihasilkan akan memiliki mutu yang berbeda jika kita menggunakan jenis bleaching yang berbeda dan mutu BPO ini perlu untuk diperhatikan (Ritonga, Y, 1996). Pemurnian Minyak Sawit Tujuan utama dari proses pemurnian adalah untuk menghilangkan rasa serta bau tidak enak, warna sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri. Proses pemurnian minyak sawit dapat dilakukan dengan dua metode salah satunya yaitu pemurnian fisis. Pemurnian fisis untuk minyak nabati mendapatkan perhatian khusus dalam industri. Metode pemurnian fisis tidak hanya memberikan keuntungan tersendiri berupa rendahnya angka kehilangan minyak, juga menandakan efek polusi lingkungan akibat limbah dari soap stock dan membutuhkan operasi yang lebih murah bila dibandingkan dengan pemurnian kimia. Proses Pemurnian Fisis Awal: Penghilangan getah Proses penghilangan getah merupakan suatu proses pemisahan getah dan lendirlendir yang terdiri dari fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air, rsin, tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Pemucatan Proses ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan ini dilakukan dengan mencampur minyak dalam sejumlah pemucatan seperti bleaching, lempung aktif, dan arang aktif atau menggunakan bahan kimia lainnya. Penghilangan bau Merupakan proses tahap pemurnian yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa tidak enak dalam minyak. Prinsip penghilangan bau yaitu penyulingan minyak dengan uap panas dalam tekanan atmosfer atau keadaan vakum. Proses Pemucatan (Bleaching) Proses netralisasi diikuti dengan proses pemucatan (bleaching). Untuk proses ini dapat dipergunakan bahan-bahan yang berbeda seperti non-activated clay dan activated carbon, yang paling populer adalah activated bleaching karena dipergunakan untuk mengurangi atau menghilangkan pengotor (impurities) yang tidak diinginkan pada minyak nabati. 32
Manfaat dari beberapa jenis bleaching Berikut ini diberikan sifat-sifat bleaching yang dapat berfungsi sebagai: 1. Bahan penyerap (adsorbtive material) 2. Asam berbentuk padat (solit acid) 3. Katalis (catalyst) 4. Penukar kation (Cation exchange) Jenis-Jenis Bleaching Earth a. Simnit Simnit merupakan nama dagang untuk sejenis tanah lempung yaitu kaolin. Kaolin adalah mineral lempung berwarna putih, bersusunan kimia Al 2 O 3 2SiO 2 2H 2 O (hidrous aluminium silikat) yang merupakan hasil ubahan atau pelapukan dari felspar atau mika. Kaolin memiliki nilai ekonomi cukup besar sebagai bahan keramik, pemutih dan pengisi kertas. b. Carbon Aktif Carbon (arang) merupakan adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan. Zat ini dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat warna dalam larutan. Aktivasi carbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan arang dsengan membuka poripori yang tertutup, sehingga memperbesar kapasitas adsorbsi terhadap zat warna. c. Bentonite sebagai tanah pemucat Bentonite merupakan nama perdagangan untuk sejenis lempung yang mengandung mineral monmorilonite (pembangun struktur bentonite). Lempung ini merupakan batuan silica yang berasal dari kerangka organisme aquatik mikroskopik. Sisa kerangka ini pertamatama membentuk lumpur yang kemudian termampatkan. Rumus kimia bentonite adalah (MgCa)Oal 2 O 3 5SiO 2 8H 2 O. BAHAN DAN METODA Bahan Minyak sawit mentah, bentonite, carbon aktif, asam phospat dan bleaching jenis sinnit. Metoda Minyak sawit mentah (CPO) yang akan digunakan untuk analisis ditentukan warnanya dengan alat lovibond-tintometer model E. Kemudian ditimbang minyak sawit mentah (CPO) sebanyak 100 gr dan dimasukkan kedalam beaker glass 250 ml. Diberi stirer / batang pengaduk dan dipanaskan diatas heater hingga mencapai suhu 80 0 C. Setelah suhu 80 0 C, ditambahkan asam phospat 85 % sebanyak 1 ml dan bleaching jenis simnit sebanayk dari jumlah minyak sawit mentah (CPO) yang digunakan. Dipanaskan kembali sampai suhu 110 0 C dan dipertahankan suhunya selama satu jam. Setelah satu jam disaring dengan alat vakum, filtratnya ditampung dengan beaker glass dan kemudian diukur warnanya dengan alat lovibond-tintometer model E. Perlakuan yang sama dilakukan dengan menggunakan bleaching dengan konsentrasi yang berbeda yaitu, dan dan bleaching jenis yang lain yaitu Bentonite dan carbon aktif. Dan untuk setiap penambahan bleaching, perlakukan diulangi sebanyak tiga kali. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis yang diperoleh adalah: 33
Jurnal Sains Kimia Vol 7, No.2, 03: 31-35 Tabel : Hasil pemakaian beberapa jenis bleaching di laboratorium Jenis bleaching Simnit Persentase (%) belaching Warna CPO Warna BPO (Bleached Palm Oil) Kuning Merah Kuning Merah I II I II III -x I II III -x 16,8 17 17,2 17 14,9 15 15,1 15 14 13,9 14,1 14 Power dari bleaching,72 % 31,8 36,36 % Carbon aktif Bentonite 18,7 18,1 19,2 17,1 18,9 18,1 17,5 17 18,9 18,2 17,8 17,1 19 18,2 17 13,63 % 17,27 % 19,54 % 12,27 % %,72 % Pembahasan Dari hasil analisis diperoleh daya serap simnit pada yaitu,72 % dengan warna 17, pada yaitu 31,8 dengan warna 15, dan pada yaitu 36,36 % dengan warna 14. Kemudian Bentonite pada yaitu 12,27 % dengan warna, pasa yaitu % dengan warna, dan pada yaitu,72 % dengan warna 17. Sedangkan carbon aktif pada yaitu 13,36 % dengan warna 19, pada yaitu 17,27 % dengan warna 18,2, dan pada yaitu 19,54 % dengan warna. Dari haisl diatas maka bleaching yang mempunyai daya serap yang paling baik adalah Simnit dengan persen penambahan bleaching 1- yang menghasilkan warna PTPO (Pre Treated Palm Oil) sekitar 14-15. Dan warna ini telah memenuhi standar warna BPO (Bleaching Plam Oil) yang telah ditetapkan untuk industri minyak goreng. Simnit mempunyai daya serap yang lebih baik dibanding dengan bentonite clay dan karbon aktif dikarenakan simnit mempunyai luas permukaan yang lebih luas atau partikelnya sangat halus, dan dengan penambahan asam phospat sebagai pengaktif akan menyebabkan penyerapan terhadap warna (karoten) dan pengotor-pengotor yang terdapat pada minyak mentah (CPO) itu lebih optimum. Pemucatan dengan asam akan lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pemakaian tanah pemucat saja. Karena asam akan merombak struktur tanah dan mengeluarkan air dari partikel tanah pemucat sehingga luas permukaan tanah lebih besar. Selain itu komposisi mineral penyusun bleaching juga mempengaruhi kemampuan penyerapannya. Bentonite mempunyai kemampuan untuk menyerap lebih buruk bila dibandingkan dengan simnit, hal ini disebabkan oleh mudahnya partikel bentonite mengembang apabila terkena air. Akibatnya partikel tersebut akan lebih besar, partikel yang lebih besar akan memiliki luas permukaan penyerapan yang lebih kecil dan mengurangi aktifitas tanah pemucat. Demikian halnya dengan carbon aktif, karena efisiensi adsorbsi arang tergentung dari perbedaan muatan listrik arang dan zat atau ion yang diserap. Bahan yang mempunyai muatan listrik positip akan diserap lebih efektif oleh arang dalam larutan yang bersifat basa, dan sebaliknya. Dari sifat-sifat tersebut, meskipun diberikan perlakuan yang sama ternyata yang memiliki kemampuan penyerapan yang optimum adalah Simnit, dengan jumlah pemakaian yang tidak terlalu banyak sehingga biaya yang dikeluarkan juga tidak banyak. 34
Manfaat dari beberapa jenis bleaching KESIMPULAN Dari analisis diperoleh jenis bleaching yang terbaik adalah Simnit, dengan daya serap 36,36 % pada penambahan bleaching dengan warna PTPO (Pre Treated Palm Oil) sekitar 14 untuk merah dan untuk kuning. DAFTAR PUSTAKA Ketaren, S., 1986, Minyak dan Lemak, Penerbit UIpress, Jakarta. Reza, Suyatno, 1994, Kelapa Sawit, Penerbit Kanisius, Yokyakarta. Ritonga, Yusuf, M., 1996, Tanah Pemucat, Fakultas Teknik USU, Medan. Ritonga, Yusuf, M., 1999, Pengaruh Suhu Pemanasan Minyak Kelapa Sawit, Fakultas Teknik USU, Medan. Shadily, Hasan, 1982, ensiklopedia Indonesia, Jilid 3, Penerbit ICMTIAR Baru, Van Hoek, Jakarta. Tampubolon, E., 1983, Pengembangan Kaolin di Sumatera Utara, Departemen Perindustrian, Medan. Tim Penulis, PS., 1999, Usaha Budidaya, Pemanfaatn Hasil dan Aspek Pemasaran, Cetakan ke-2, PT. Penebar Swadaya, Jakarta. 35