BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Era globalisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif. Hal ini berkaitan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resty Wijayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar sehingga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga untuk mengantisipasi kelemahan pembelajaran konvensional, maka

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE DI KELAS IV SDN 03 DURIAN TINGGI KABUPATEN 50 KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Program Studi Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. sorotan tajam dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interkasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Supriana, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. kata yang sesuai yang terdapat pada KD menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

belaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Karena tanpa adanya minat belajar dari siswa proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBASIS QUESTION STUDENT HAVE DENGAN BANTUAN CHEMO-EDUTAINMENT MEDIA KEY RELATION CHART TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. melahirkan generasi-generasi bangsa yang berintelektual.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Era globalisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif. Hal ini berkaitan dengan peran serta pendidikan yang mempunyai prioritas penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tentu dengan cara penggunaan model yang tepat untuk materi yang diajarkan. Ini berlaku pada semua bidang ilmu, termasuk kimia. Dalam konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) siswa dikatakan tuntas belajar apabila ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Sekolah perlu memberikan perlakuan khusus terhadap siswa yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remidi. Peserta didik yang cemerlang diberikan kesempatan untuk tetap mempertahankan kecepatan belajarnya melalui kegiatan pengayaan. (Mulyasa, 2006). Menurut Adi W. Gunawan (Gunawan, 2007), dalam setiap pembelajaran selalu ada 3 komponen penting yang saling terkait satu sama lain. Ketiga komponen itu adalah: (1)Kurikulum, materi yang diajarkan, (2) Proses, bagaimana materi diajarkan, (3) Produk, hasil dari proses pembelajaran. Keterkaitan antara ketiga komponen inilah yang harus melibatkan guru dan siswa harus bisa saling memahami dan saling bertindak aktif. Keaktifan ini berarti dua pihak. Artinya siswa punya kesempatan yang sama untuk menyampaikan sesuatu kepada guru. Untuk membangun pengetahuan dan kompetensi siswa secara aktif di dalam proses belajar mengajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu guru sebagai pengajar hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak 1

2 tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi ril anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional (Hartono, 2008). Peran guru dalam hal ini adalah untuk mengaktifkan siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa bebas untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahuinya. Pada kenyataannya tidak jarang didapati siswa yang belum paham mengenai materi yang disampaikan guru justru tidak mau mengungkapkan pertanyaannya karena malu. Siswa tersebut malah memilih untuk diam, yang artinya diam akan tetap tidak tahu. Oleh karena itu strategi penyampaian materi juga merupakan faktor yang penting dalam berhasilnya pemberian materi pengajaran (Sri Nurhayati,dkk, 2009). Apa yang membuat kegiatan belajar aktif? pada saat kegiatan belajar itu aktif, peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan otak mereka, mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung dansecara pribadi menarik hati (Silberman, 2009). Suatu cara untuk mengungkapkan rasa keingintahuan akan jawaban yang tidak atau belum diketahui adalah dengan bertanya. Rasa ingin tahu merupakan dorongan atau ransangan efektif untuk belajar dan mencari jawaban. Kegiatan bertanya di kelas adalah aktivitas yang penting dalam proses balajar mengajar (Rahayu, dkk, 2011). Namun fakta yang terjadi adalah masih banyak dari siswa yang justru diam membisu ketika guru bertanya atau memberikan kesempatan untuk bertanya di kelas. Hal ini disebabkan karena ketidakpercayaan diri siswa untuk bertanya. Jadi, budaya bertanya di kelas juga sangat jarang terjadi. Selain itu, siswa kurang

3 berani mengemukakan gagasan dalam kegiatan belajar dan kurang peduli di kelas. Mungkin sebagian dari siswa sering mengemukakan pendapatnya, tetapi jumlahnya sangat terbatas dan cenderung siswa pemberani hanya didominasi oleh siswa yang pintar. Sehingga sebagian besar hanya mengikuti walaupun tidak paham. Yamin (2007) mengemukakan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimiliki, berfikir kritis dan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran aktif Question Students Have merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah di atas. Pertanyaan dari siswa (Question Student Have) adalah pertanyaan dari siswa atau pertanyaan yang dimiliki atau kepunyaan siswa. Dalam pelaksanaan model ini siswa diberikan kertas kosong kemudian meminta siswa menyusun pertanyaan pada materi yang telah diajarkan sehingga diharapkan mampu melatih ketrampilan berpikir dan ketrampilan bertanya siswa serta mampu memunculkan aktivitas-aktivitas yang selama ini tidak terlihat dalam kegiatan belajar mengajar (Rahayu, dkk, 2011). Silberman (2009) mengungkapkan Question Students Have merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang mereka butuhkan dan harapkan sehingga mengundang untuk berpartisipasi melalui penulisan bukan pembicaraan. Untuk meningkatkan pembelajaran ini, model Question Students Have disertai dengan Handout. Penelitian dengan menggunakan media Handout juga telah dilakukan sebelum dan menghasilkan hasil yang baik. Asriati (2012) menyimpulkan bahwa pengaruh model Make A Match menggunakan media handout dapat menguatkan konsep materi hidrokarbon adalah sebesar 30,43 %. Selain itu, media Handout sangat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi Sistem Periodik Unsur di kelas XI. Peningkatan itu lebih tinggi dari media lain seperti peta konsep. Peningkatan yang diperoleh sebesar 6,25% dan terbukti lebih efektif (Erita, 2012). Handoutjuga akan mempermudah siswa mengikuti alur pembelajaran. Karena handout adalah tulisan yang disiapkan oleh guru dalam membantu siswa

4 untuk menguasai materi pokok sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa. Handout ini akan memacu siswa untuk memahami materi yang telah diajarkan dan menimbulkan keingintahuan untuk materi yang masih belum jelas diketahuinya (Chairil, 2009). Dengan adanya kombinasi antara model Question Students Have dan media Handout akan lebih meningkatkan aktivitas belajar yang rendah dapat menghambat proses pemerolehan perubahan perilaku siswa, sedangkan aktivitas belajar yang tinggi dapat membantu proses pencapaian perubahan perilaku siswa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Question Students Have dengan Menggunakan Media Handout terhadap Aktivitas dan peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA pada Pokok Bahasan Koloid. 1.2 Indetifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menguraikan berbagai permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran dalam memahami materi koloid. Oleh karena itu, perlu diidentifikasi hal-hal yang terkait dalam masalah yang akan diteliti. Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: a) Penggunaan model mengajar yang monoton pada siswa. b) Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar masih kurang karena siswa tidak memiliki keberanian dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat c) Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis d) Apakah penerapan model pembelajaran Question Students Have dengan menggunakan media handout dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SMA kelas XI IPA terhadap pokok bahasan sistem koloid?

5 1.3 Batasan masalah Agar penelitian ini dapat mencapai sasarannya, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Ini bertujuan agar masalah yang diteliti lebih fokus. Pada penelitian ini masalah yang difokuskan adalah 1. Objek penelitian adalah siswa SMA Negeri 15 Medan kelas XI IPA semester Genap T.A 2012/2013. 2. Subjek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Question Students Have pada pokok bahasan sistem koloid 3. Pokok bahasan yang dikaji adalah sistem koloid. 1.4 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Question Students Have dengan menggunakan media handout lebih tinggi dari hasil belajar siswa tanpa model pembelajaran Question Students Have dengan menggunakan media handout pada pokok bahasan sistem koloid? 2. Apakah ada hubungan aktivitas yang ditimbulkan melalui penerapan model Question Students Have terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMA kelas XI IPA pada pokok bahasan sistem koloid? 1.5 Tujuan penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dilakukan adalah: 1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Question Students Have dengan menggunakan media handout lebih tinggi dari hasil belajar siswa tanpa model pembelajaran Question Students Have dengan menggunakan media handout pada pokok bahasan sistem koloid.

6 2. Mengetahui adakah hubungan aktivitas yang ditimbulkan melalui penerapan model Question Students Have terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMA kelas XI IPA pada pokok bahasan sistem koloid. 1.6 Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari diadakannya penelitian ini adalah: 1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memahami pokok bahasan koloid 2. Memberikan gambaran dan informasi kepada guru tentang pemilihan model yang tepat dalam peningkatan hasil belajar siswa. 3. Sebagai bahan masukan kepada guru pada umumnya dan bagi peneliti khususnya sebagai calon guru dalam usaha mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari materi koloid 4. Sebagai informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan model dalam melaksanakan proses pembelajaran. 1.7 Definisi operasional Istilah-istilah penting yang terkait dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Question Students Have, aktivitas, hasil belajar dan media handout. Question Student Have adalah teknik yang dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik dengan menggunakan teknik dalam memperoleh partisipasi peserta didik secara tertulis, dimana tujuan siswa dalam membuat pertanyaan adalah mendorong siswa untuk berpikir dalam memecahkan masalah suatu soal, menyelediki dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa untuk sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya (Hisyam Zaini, 2008). Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar atau segala kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dalam hal ini

7 aktivitas tersebut meliputi siswa aktif menulis, mengajukan pertanyaan, mengerjakan latihan atau soal dan menjawab pertanyaan (Oemar Hamalik, 2010). Media handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Media handout ini berisi materi koloid dan soal-soal atau latihan yang akan dikerjakan siswa setelah proses pembelajaran (Arsyad Azhar, 2002). Hasil belajar itu merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan suatu proses pembelajaran, yang dapat diukur dalam berbagai bentuk melalui proses evaluasi tertentu, hasil yang dicapai dapat berupa ranah kognitif (pengetahuan) yaitu nilai dari hasil belajar dan psikomotorik (keterampilan) yaitu aktivitas belajar siswa (Djamarah dan Zain, 2006).