BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan. Saat kaum wanita menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan

dokumen-dokumen yang mirip
Kabupaten Padang Pariaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Barat yang terdiri dari 17 Kecamatan dengan 46 Nagari. Luas wilayah Kabupaten ini adalah

BUPATI PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelompok ekonomi kaya dan miskin. Terdapat pada penjelasan Undang-Undang

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

KABUPATEN PADANG PARIAMAN

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional senantiasa dilakukan untuk mencapai

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

Lampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB - V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat

PEREMPUAN PENGUSAHA PADA INDUSTRI BORDIR (Kasus di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG MELALUI PENDEKATAN LAHAN DAN SUMBERDAYA PETERNAK DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN, SUMATERA BARAT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OUTCOME PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IRIGASI ANAI PROPINSI SUMATERA BARAT

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

ANALISIS POLA PERSEBARAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI NAGARI PADUKUAN KECAMATAN KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

Pedoman Wawancara Untuk Remaja Tentang. 2. Bagaimana cara adik menghormati kedua orang tua? 3. Apakah adik sering mendengarkan nasehat orang tua?


PEREMPUAN PENGUSAHA PADA INDUSTRI BORDIR (Kasus di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Katalog BPS :

JURNAL. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) FEMI GUSPARDI NPM

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah

KUESIONER ANGGOTA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

PENDAHULUAN Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

BAB V KESIMPULAN. dengan mampu menghasilkan batik tanah liek tradisional dan batik Minang

BAB IV PENGARUH PEMBENTUKAN ORGANISASI DHARMA WANITA DI KOTA BANJAR PATROMAN. A. Pengaruh organisasi Dharma Wanita dalam Bidang Pendidikan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan V Koto Kampung Dalam

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

SISTIM BAGI HASIL PENGELOLAAN LUBUK LARANGAN DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran dari zaman orde baru

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berarti meningkatkan tanggung jawab wanita sebagai pribadi yang mandiri

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambaha

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Kabupaten Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2014 KATA PENGANTAR

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan baik biologis

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I. PENDAHULUAN. manusia untuk meningkatkan dan pemerataan taraf hidup semua anggota

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

BUPATI PADANG PARIAMAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV RENCANA POLA RUANG

Daftar Isi. I. Pen dahuluan 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

3.2 Kerawanan, Resiko dan Penanggulangan Bencana Alam di Wilayah Percontohan

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah Agent of Development yang perannya sangat dibutuhkan dalam perkembangan perekonomian. Keberdayaan wanita dibidang ekonomi adalah salah satu indikator kesejahteraan. Saat kaum wanita menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan bebas untuk bekerja di luar rumah serta mempunyai pendapatan mandiri, inilah tanda kesejahteraan rumah tangga meningkat. Setiap wanita harus memiliki kemandirian secara ekonomi agar dirinya punya kuasa dan posisi dalam hubungan domestik, keluarga dan lingkungan sosial. Menurut Linda partisipasi wanita dalam pertumbuhan ekonomi yang sangat penting itu tidak hanya untuk menurunkan tingkat kemiskinan dikalangan perempuan, tetapi juga untuk mengurangi angka kemiskinan, mewujudkan pembangunan, perdamaian dan keamanan (Linda, 2012). Berdasarkan anggapan Tilly dan Scott didalam Kemalasari (2004), bahwa keluarga merupakan tempat produksi, pusat dari aktivitas ekonomi dan tempat untuk membangun kehidupan baru. Seorang wanita yang telah menikah memiliki kontribusi dalam segala aspek kehidupan keluarga, selain itu juga memegang peranan dalam rumah tangganya. Ekonomi merupakan suatu yang berkaitan dengan individual atau bersama-sama dalam menggunakan sesuatu yang mereka butuhkan sedangkan keluarga adalah satuan keakraban yang merupakan tempat adanya kerja sama ekonomi dan banyak mempunyai fungsi untuk berkehidupan, bersosialisasi atau mendidik anak dan menolong, jadi bisa dikatakan bahwa ekonomi keluarga

adalah tentang upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan dengan melalui aktivitas-aktivitas oleh seseorang yang bertanggung jawab dalam kebutuhan dan kebahagian bagi kehidupannya. Partisipasi wanita dalam pembangunan ekonomi tidak hanya untuk menurunkan tingkat kemiskinan dikalangan perempuan tetapi sebagai pondasi yang kokoh dan disektor lain. Dalam pertumbuhan ekonomi wanita bisa menambahkan pendapatan mereka pada sector kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan keluarga. Mereka bisa bekerja di sektor primer (agraris), sektor sekunder (industri) dan sektor jasa (tersier). Dan pada umumnya mereka yang bekerja di sektor industri dan jasa adalah mereka yang memiliki kualitas tingkat kualitas kehidupan yang baik di lihat dari segi pendidikannya. Sedangkan mereka yang bekerja di sektor primer adalah golongan yang kurang maju dalam perekonomiannya, hal ini bisa di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor pendidikan mereka yang rendah sehingga kualitas pekerjaan yang mereka dapat masih dalam tarif yang sederhana. Pemenuhan kebutuhan pendidikan anak merupakan implementasi dari kesejahteraan. Pendidikan anak akan terpenuhi dengan baik jika kondisi sosial ekonomi keluarga termasuk kategori sejahtera. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, terutama bagi kehidupan anak sebagai generasi penerus bangsa. Pendidikan pada anak merupakan bekal bagi anak untuk menghadapi masa depan, oleh karena itu para orangtua harus memperhatikan pendidikan anakanya (Wahyu asri, 2013). Dengan dampak positif dalam kehidupan ekonomi keluarga, pendidikan menjadi hal utama apalagi bagi seseorang wanita. Karena pada zaman dahulu wanita sangat terikat dengan nilai-nilai tradisional yang mengakar ditengah-tengah masyarakat. Sehingga jika ada wanita yang berkarir untuk mengembangkan keahliannya diluar

rumah, maka mereka dianggap telah melanggar tradisi sehingga mereka dikucilkan dari pergaulan masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian mereka kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri ditengah-tengah masyarakat. Sejalan dengan perkembangan zaman, kaum wanita dewasa ini khususnya mereka yang tinggal dikota besar cenderung untuk berperan ganda bahkan ada yang multi fungsional karena mereka telah mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan diri sehingga jabatan dan pekerjaan penting di dalam masyarakat tidak lagi di monopoli oleh kaum laki-laki. Sudah tentu hal itu akan berdampak terhadap sendi-sendi kehidupan sosial, baik positif maupun negatif (Talita, 2010). Sebagian besar wirausaha masyarakat di daerah Sumatera Barat adalah pengusaha kecil atau golongan ekonomi lemah. Adapun jenis usaha mereka umunya bergerak pada industri aneka dalam bentuk industri rumah tangga. Saat ini banyak ditemui sentra-sentra kerajinan rumah tangga inipun sudah sampai ke negara tetangga seperti Malaysia. Tingginya partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi di Sumatera Barat salah satunya disebabkan sistem keakraban yang dianut, yaitu sistem matrilineal. Sistem ini menempatkan pihak perempuan dalam posisi yang sentral sehingga peranan wanita dalam kehidupan sosial ekonomi cukup mendapat tempat. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Taner (dalam Ranti, 2008), yang menyatakan bahwa sentralisasi peranan wanita Minang tidak hanya terbatas pendidikan anak, tetapi juga pada pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga melalui penguasaan benda-benda ekonomi seperti sawah dan ladang. NO Kecamatan Sulaman Indah Bordir Anyaman

Unit Usaha Tena ga Kerja Unit Usah a Tenaga Kerja Unit Usaha Tenaga Kerja 1 Batang anai - - 6 35 - - 2 Lubuk Alung - 4 3 11 - - 3 Sintuk Toboh - - 4 16 14 27 Gadang 4 Ulakan Tapakis - - 10 98 32 61 5 Nan Sabaris 1 7 4 79 12 24 6 2 x 11 Kayu - - - - - 47 Lingkung 7 Enam Lingkung 1 5 5 15 29 31 8 2 x 11 Kayu Tanam - - - - - - 9 VII Koto Sungai - 2 13 75 15 - Sarik 10 Patamuan 1 7 2 29-13 11 Padang Sago - - 1 20 - - 12 V Koto Kampung 1 11 7 85 6 - Dalam 13 V Koto Timur 1 3 5 66 - - 14 Sungai Limau 2 9 8 31 - - 15 Batang Gasan - 3 1 4 - - 16 Sungai Geringging - - 1 5 - - 17 IV Koto Aur Malintang 2 7 7 14 - - Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa unit usaha bordir yang paling banyak di Nagari Ulakan Tapakis, berjumlah 10 Unit usaha. Di nagari ulakan tapakis bekerja dalam sandang sudah menjadi pekerjaan yang banyak di tekuni wanita Minang, bahkan pekerjaan tersebut telah dijadikan sebagai sumber pendapatan alternatif guna kelangsungan rumah tangganya. Sejak kecil wanita Minang selalu diajari keterampilan menjahit. Bahkan dulu penguasaan keterampilan menjahit dan memasak menjadi ukuran penilaian martabat wanita di mata laki-laki dan keluarganya bila ingin menjadikannya isteri. Awalnya pekerjaan keterampilan sandang hanya merupakan pengisi waktu luang bagi perempuan dan mereka mengerjakannya untuk keperluan sendiri dan berorientasi pasar. Namun lama kelamaan kegiatan tersebut berkembang mengikuti

permintaan pasar sehingga dijadikan sebagai salah satu mata pencarian yang dapat menunjang perekonomian keluarganya (Ranti, 2008). Wanita muslimah tidak dibatasi oleh islam dalam berekonomi, bahkan Sayyidah Siti Khadijah tetap berdagang dalam kehidupan sehariharinya.wanita muslimah di Nagari Ulakan Tapakis banyak menjadi wanita pekerja dalam meningkatkan pendapatan atau kebutuhan keluarganya. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peran Wanita Muslimah Dalam Menunjang Perekonomian Keluarga ( Studi Kasus Wanita Pengusaha Industri Bordir di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraiang diatas, maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimana peran wanita dalam pengelolaham keuangan keluarga dan meningkatkan kebutuhan terutama pendidikan dalam menunjang perekonomian keluarga di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana peran wanita ibu pengrajin bordir dalam pengelolahan keuangan dalam suatu keluarga di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. 2. Untuk mengetahui bagaiman cara meningkatkan kebutuhan pendidikan ibu pengrajin bordir di Nagari Ulakan Kecamtan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan teori maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan melahirkan teori pemenuhan ekonomi keluarga melalui wanita muslimah di Nagari Ulakan dalam menunjang perekonomian keluarga sehingga terciptanya keluarga sejahtera. 2. Manfaat Praktis Menemukan manajemen keuangan keluarga yang sesuai bagi wanita muslimah nagari ulakan. 3. Masukan untuk pemerintah daerah dalam memberdayakan wanita dalam ekonomi.