1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA SEDEKAH DESA KRAJAN WUJIL KECAMATAN BERGAS TANGGAL 18 SEPTEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Bismillahirrohmanirrokhiim alhamdulilahirobbil alamin, wassholatu wasalamu ala asrofil ambiyai walmursalim, syayidina wamaulana muhammadin wa ala alihi washohbihi ajmain, la haula walakuwwata illabillahil aliyil adim, amma ba du. YSh : 1. Al mukarom Bapak KH. Ki Joko Goro Goro dari Kabupaten Demak, 2. Muspika Kecamatan Bergas, 3. Para Tokoh, Masyarakat, tokoh agama, serta seluruh Warga masyarakat Desa Krajan, dan segenap Panitia Pelaksana Sedekah Desa yang saya hormati.
3 Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga sampai malam hari ini, kita masih diberi kesempatan dapat berkumpul bersama panjenengan sedoyo dalam rangka Sedekah Desa. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada uswatun hasanah kita Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya, yang istiqomah sampai akhir zaman, semoga kita akan mendapatkan syafaatnya dihari akhir nanti. Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Semarang, menyampaikan apresiasi kepada Panitia atas terselenggaranya Pengajian
ini, guna meningkatkan ukhuwah Islamiyah, tali silaturachim serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. 4 Bapak, Ibu hadirin yang diramati Allah, Perlu kita ketahui bersama, bahwa manusia dan alam merupakan satu kesatuan. Hubungan dua elemen itu, seakan tak bisa lepas satu sama lain. Namun, dalam perkembangan manusia modern, alam seakan menjadi objek untuk meneguhkan dan meneruskan kehidupan manusia. Alam yang rusak, sampah dimana-mana, mengakibatkan banyaknya bencana alam yang memakan banyak korban jiwa. Disinilah diperlukan kesadaran ekologis manusia untuk paham dengan alam, masyarakat kita dahulu begitu menghargai alam. Hal ini terbukti dengan adanya ritual Sedekah Desa,
bersih desa, merti desa dan lain-lainnya, sebagai bentuk atau wujud penghormatan manusia terhadap alam. 5 Relasi kehidupan masyarakat jawa dengan alam terbina erat. Seperti halnya mata pencaharian masyarakat yang erat kaitannya dengan alam, katakan saja Petani, peternak. Petani hidup dari alam dan mengolah alam untuk menghasilkan bahan makanan. Kehidupan yang selaras ini mampu menguatkan sensifitas spiritual. Masyarakat jawa memang hidup di tengah berbagai simbolisme, sebagai wujud spiritual. Kepercayaan terhadap sesuatu diluar manusia
6 inilah yang memunculkan simbol-simbol yang mampu menjaga relasi hubungan manusia dengan alam. Salah satunya ialah ritual Sedekah desa. Hadirin yang dimuliakan Allah. Sedekah Desa yang ada di desa Krajan Wujil ini merupakan tradisi turun temurun dalam kebudayaan masyarakat. Di jawa khususnya, ritual sedekah Desa telah dilakukan berabad-abad lamanya, sebagai wujud bersatunya manusia dengan alam. Ritual Sedekah Desa dapat didefinisikan sebagai wujud rasa syukur warga sebuah desa atas berkah yang diberikan Allah SWT. kepada masyarakat desa, baik dari hasil panen, kesehatan, dan kesejahteraan yang
7 telah diperoleh selama ini, dan juga sebagai permohonan akan keselamatan dan kesejahteraan warga desa untuk tahun yang akan datang. Ritual Sedekah Desa sendiri biasanya dilaksanakan satu kali dalam setahun, tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun dari zaman nenek moyang, biasanya diadakan acara seperti kesenian-kesenian budaya lokal. warok, kuda lumping, Wayang Kulit, tari-tarian, pengajian dan arak-arakan. Bisa disimpulkan bahwa Sedekah Desa adalah pernyataan masyarakat terhadap identitas, akar budaya, dan idealisme melalui
pengalaman otentik orisinal komunitas, dimana komunitas menjadi pencipta budayanya sendiri. 8 Hadirin yang saya hormati Kabupaten Semarang dengan MOTTO Pembangunan yang Sehat, Rapi, Aman, Sejahtera dan Indah (SERASI) didukung Sumber Daya Manusia yang maju, mandiri, berkualitas dan berakhlak mulia, melalui pembangunan yang harmonis, dengan berbasis pada sektor unggulan, maka program pembangunan Industri, Pertanian dan Pariwisata (INTANPARI) Menjadi peluang utama dalam pengembangannya. Untuk mewujudkan keterpaduan dimaksud, maka, memerlukan keseriusan, dan kearifan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada
9 kesempatan ini, Saya harapkan kepada semua pihak yang terkait, agar membenahi diri, dengan komitmen kebersamaan, dan semangat yang tinggi, dalam rangka mendukung terwujudnya Pembangunan Intanpari. Saya mengajak kepada hadirin semuanya, khususnya masyarakat Desa Krajan untuk menangkap peluang tersebut dengan secara aktif membangun komunikasi dengan pemerintah daerah, dalam rangka menggali potensi alam dan budaya tradisonal yang sudah ada, dan rutin dilaksanakan, bisa lebih dikembangtingkatkan menjadi produk wisata unggulan daerah, yang bisa menarik minat pengunjung wisatawan domestik maupun manca. Dengan demikian, potensi-potensi daerah benar-benar
10 terberdayakan secara optimal, karena adanya dukungan dari semua lapisan masyarakat yang terlibat didalamnya. Bapak, Ibu, Hadirin yang dirahmati Allah, Sekali lagi marilah kita semua tak henti-hentinya mengucap syukur kehadirat Allah SWT, atas apa yang telah kita terima selama ini sebagaimana tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT, karena masyarakat telah diberi keselamatan, kesehatan dan kenikmatan sekaligus juga permohonan akan kesejahteraan pada tahun tahun yang akan datang, semoga tidak terdapat bencana, atau aral melintang yang berat di wilayah kita. Disamping itu untuk lebih
11 mengakrabkan tali silaturrahmi kita antar warga masyarakat, khususnya Desa Krajan Wujil. Demikian beberapa hal yang dapat Saya sampaikan, selanjutnya mari kita simak bersama tauziah dari Bapak KH. Ki Joko Goro Goro dari Kabupaten Demak, semoga kita dapat mengambil hikmanya dan menjadi umat yang selamat, bahagia, di dunia maupun di akhirat kelak, amiin. Sekian terima kasih, Wassalamu alaikum Wr.Wb. BUPATI SEMARANG H. MUNDJIRIN
12