BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bahwa sehat-sakit dan adaptasi-maladaptasi merupakan konsep yang berbeda. Tiap konsep berada pada rentang yang terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut pandang keperawatan. Jadi, seseorang yang mengalami sakit baik fisik maupun jiwa dapat beradaptasi terhadap keadaan sakitnya. Sebaliknya, seseorang yang tidak didiagnosis sakit mungkin memiliki respon koping yang maladaptif. Kedua rentang ini menggambarkan model praktik keperawatan dan medis yang saling melengkapi (Stuart, 2006). Dalam dunia yang semakin canggih ini, masalah kesehatan sangat mahal harganya. Kesehatan bukan hanya kesehatan badan saja tetapi kesehatan rohani juga. Banyak jenis penyakit yang menyerang tubuh kita, tetapi biasanya penyakit badan lebih mudah di sembuhkan dari pada penyakit rohani atau jiwa. Penyakit jiwa banyak macam-macamnya, dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Salah satu jenis penyakit jiwa adalah skizofrenia. Skizofenia merupakan suatu penyakit mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan prilaku yang aneh dan terganggu. Gejala skizofrenia dibagi dalam dua kategori utama yaitu gegala positif atau gejala nyata, yang mencakup waham, halusinasi, dan
disorganisasi pikiran, bicara, dan perilaku yang tidak teratur, serta gejala negatif atau gejala samar, seperti efek datar, tidak memiliki kemauan, dan menarik diri dari masyarakat atau rasa tidak nyaman (Videbeck, 2008). Hasil riset WHO diperkirakan pada setiap saat, 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa, saraf, maupun perilaku dan jumlahnya terus meningkat. Pasien yang mengalami gangguan jiwa harus dirawat karena mengurangi peningkatan keparahan pada pasien, pasien jiwa sendiri harus dirawat di rumah sakit jiwa untuk mendapatkan pelayanan yang tepat. Data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2006 menyebutkan bahwa diperkirakan 26 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan kejiwaan, dari tingkat ringan hingga berat. Sebaliknya, Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah penderita gangguan jiwa berat sebesar 2,5 juta jiwa, yang diambil dari data Rumah Sakit Jiwa se-indonesia. Menurut data dari hasil catatan rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas penderita penyakit jiwa pada 3 bulan terahir tahun 2014 adalah 912 orang baik laki- laki maupun perempuan, dari data tersebut sekitar 210 orang menderita gangguan sensori persepsi halusinasi (sumber Rekam Medis RSUD Banyumas, 2014). Berdasarkan data dan permasalahan yang muncul, dengan melihat angka kejadian penderita skizofrenia, penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada Sdr. Z dengan skizofrenia khususnya masalah keperawatan gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan.
B. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Mendeskripsikan Asuhan Keperawatan terhadap pasien dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan secara komperhensif. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan pengkajian pada Sdr. Z dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan. b. Mendeskripsikan analisa data hasil Pengkajian dan penetapan diagnosa keperawatan pada Sdr. Z dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan. c. Mendeskripsikan perencanaan tindakan keperawatan pada Sdr. Z dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan. d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan pada Sdr. Z dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan. e. Mendeskripsikan evaluasi terhadap implementasi keperawatan yang telah dilakukan pada Sdr. Z dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan.
C. Pengumpulan data Dalam pembuatan laporan ini, metode yang digunakan oleh penulis adalah dengan cara : 1. Observasi partisipatif Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan dan melakukan Asuhan Keperawatan dimana terdapat interaksi antara perawat dan klien. 2. Wawacara Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab dengan klien dan keluarga klien 3. Studi literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil sumber-sumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini berkaitan dengan askep pada klien. 4. Studi dokumentasi Pengumpulan data dengan cara melihat catatan tentang kasus klien yang terdapat pada formar-format dokumentasi atau rekam medik.
D. Tempat dan waktu Asuhan Keperawatan jiwa pada Sdr. Z dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan dilaksanakan di Ruang Bima RSUD Banyumas dari tanggal 12 14 Juni 2014. E. Sistematika penulis BAB I : PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Membahas tentang pengertian, etiologi, tanda dan gejala, rentang respons, psikopatologi, pohon masalah, diagnose keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan. BAB III : LAPORAN KASUS Membahas tentang asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi. BAB IV : PEMBAHASAN Menguraikan tentang pembahasan kasus. Pembahasan yang menelaah kesenjangan antara teori dengan masalah laporan kasus dalam hal pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta alternatif pemecahannya.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran yang diberikan terkait tentang kesimpulan dari pembahasan kasus secara teori dan langsung yang terjadi di lapangan serta saran yang penulis berikan kepada berbagai pihak. Karya tulis ilmiah ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.