dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang paparan teori mengenai return saham yang merupakan gambaran hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB II LANDASAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank di Indonesia mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan ( Signalling Theory ) Teori pesinyalan menunjukkan adanya asimetri informasi antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. (Martono & Harjito,

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mempermudah investor dalam mengembangkan saham yang akan dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Return Saham

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbentuk Perseroan Terbatas. Saham berupa selembar kertas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan disajikan kajian terhadap teori atau konsep yang relevan dengan isu penelitian. Selanjutnya adalah mengenai kajian riset yang pernah dilakukan sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. 1. Kinerja a) Pengertian Kinerja Menurut Bambang Guritno dan Waridin dalam bukunya Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja, kinerja adalah perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Menurut Hasibuan (2002:160), kinerja adalah merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan. Berdasarkan paparan diatas kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya atas 10

11 kecakapan, usaha dan kesempatan dalam suatu perusahaan dengan standar yang telah ditentukan oleh perusahaan dimana seseorang itu bekerja. b) Manfaat Penilaian Kinerja Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. 2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk melihat kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. 4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. 5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. c) Tujuan Penilaian Kinerja Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2003:31) adalah sebagai berikut:

12 1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. 2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutang tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. 2. Kinerja Keuangan Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002:275) kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya laporan laba rugi dan neraca.

13 Irham Fahmi (2011:2) mengemukakan tentang kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk menganalisis dan menilai sejauh mana perusahaan melaksanakan aturan-aturan yang berkaitan dengan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar yang dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan. Pada umumnya kinerja keuangan diukur dari tiga segi, antara lain yang Pertama, segi kemampuan organisasi untuk memperoleh Laba Bersih (earning after tax) yang lazim disebut Net Profit Margin yaitu laba bersih dibagi dengan penjualan. Kedua, kemampuan organisasi mengoperasikan hartanya untuk memperoleh penjualan atau disebut perputaran harta (asset turn over) yaitu pendapatan penjualan dibagi dengan total harta (aseet). Ketiga, kemampuan organisasi untuk menggunakan sumber pembiayaan dari luar yang lazim disebut equity multiplier yaitu Total Asset dibagi dengan Total Equity. Menurut Suad Husnan & Enny P. (2004:69) untuk melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan dapat menggunakan analisis rasio keuangan. Penilaian terhadap kinerja keuangan tersebut merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

14 3. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan kondisi keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dpaat diketahui kondisi kinerja dan posisi perusahaan saat ini, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan dalam hal mengambil keputusan. Kasmir (2010:7) berpendapat bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Sawir (2005:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai hasil akhir suatu periode akuntansi. Pendapat lain juga dinyatakan oleh Raharjo (2003:1), laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan (stakeholders) diluar perusahaan, pemilik perusahaan, kreditor dan pihak lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi. Laporan keuangan perlu dilakukan analisis agar informasi yang ada dalam laporan keuangan akan menjadi lebih transparan, lebih akurat dan lebih dalam sehingga seorang pengambil keputusan akan mendapatkan bahan-bahan yang lebih lengkap sehingga diharapkan keputusan yang diambil akan menjadi lebih

15 baik dan kualitas pengambilan keputusan meningkat dengan kata lain perusahaan memperoleh keuntungan. 4. Rasio Keuangan a) Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan (Sawir, 2009:6). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang memiliki hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara tepat hubungan antara pos sebelumnya dan dapat membandingkannya dengan pos yang lain, sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Serta dapat membantu untuk mengetahui kinerja perusahaan baik secara keseluruhan maupun mendetail dari waktu ke waktu. b) Jenis-Jenis Rasio Keuangan Berdasarkan jenis jenis rasio keuangan, Rahardjo (2007:104) mengklasifikasikan rasio keuangan perusahaan menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu antara lain:

16 1) Rasio Likuiditas Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari : 1) Current Ratio (Rasio Lancar) Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk satuan kali atau satuan persentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Rasio lancar yang aman adalah jika berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar. Rumus yang dipergunakan : 2) Quick Ratio (Rasio Cepat) Quick ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau hutang lancar atau dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

17 Rumus yang dipergunakan : 2) Rasio Solvabilitas Menurut Fred Weston dikutip oleh Kasmir (2008:150), rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas terdiri dari : a. Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang terhadap Total Ekuitas) Menunjukkan besarnya pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh kreditor dibandingkan dengan pendanaan yang dibiayai oleh pemegang. Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar hutang yang dimiliki perusahaan. Artinya semakin besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain. Rumus yang dipergunakan :

18 b. Debt to Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Asset) Rasio ini bertujuan untuk mengukur jumlah asset yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini sangat penting untuk melihat solvabilitas perusahaan. Semakin tinggi nilai debt to asset ratio semakin besar pula jumlah asset yang dibiayai oleh hutang, semakin kecil jumlah asset yang dibiayai oleh modal, semakin tinggi risiko perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya serta semakin tinggi beban bunga hutang yang harus ditanggung perusahaan. Rumus yang dipergunakan: 3) Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio aktivitas terdiri dari : a. Total Asset Turnover Ratio (Rasio Perputaran Total Aktiva) Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Rumus yang dipergunakan :

19 b. Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan) Rasio perputaran persediaan adalah mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Rumus yang dipergunakan : 4) Rasio Profitabilitas Menurut Munawir (2007:240), menjelaskan Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. a. Return On Asset (ROA) Return on asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsudin 2009:63). Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on asset merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri 2008:63).

20 Rumus yang dipergunakan : b. Return On Equity (ROE) Return On Equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang biasa maupun pemegang preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri 2008:305). Return On Equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang perusahaan (Sawir 2009:20). Rumus yang dipergunakan : 5) Rasio Investasi Rasio investasi merupakan rasio yang bermanfaat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan imbalan kepada para

21 pemberi dana, khususnya investor yang ada di pasar modal serta bermanfaat bagi para investor untuk menilai kinerja sekuritas di pasar modal. 5. Return Saham Saham adalah tanda bukti kepemilikan atas penyertaan pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan tersebut (emiten). Saham juga merupak bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Perusahaan yang berbentuk PT dapat menjual nya kepada masyarakat luas (masyarakat umum) apabila perusahaan tersebut sudah go public. Perusahaan yang telah go public tersebut dapat menjual nya di Bursa Efek dengan cara mendaftarkan nya di Bursa Efek tersebut (Agus Harjito, 2009) Faktor-faktor yang mempengaruhi harga, menurut Alwi (2003:87) antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut diantaranya (1) pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak. (2) pengumuman badan direksi manajemen seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi. (3) pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit margin (NPM), return on asset (ROA), dll. Faktor eksternal tersebut antara lain (1) pengumuman pemerintah terkait dengan perubahan suku bunga tabungan dan

22 deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, (2) pengumuman hukum seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau tuntutan perusahaan terhadap manajernya, (3) pengumuman industri sekuritas seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga perdagangan, pembatasan/penundaan trading, (4) gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga, (5) berbagai isu baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Menurut Fahmi dan Hadi (2009), return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Sedangkan menurut Hartono (2009), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian (realized return) atau return ekspektasian (expected return). Return realisasian adalah return yang telah terjadi yang dihitung menggunakan data history. Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan dan juga sebagai dasar penentuan return ekspektasian yang banyak digunakan adalah return total, relatif return, kumulatif return dan return yang disesuaikan. Return ekspektasian adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return ekspektasian dapat diukur berdasarkan beberapa cara yaitu berdasarkan nilai ekspektasian masa depan, nilai return historis dan model return ekspektasian yang ada.

23 Tujuan dari corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan mendapatkan laba yang besar, maka nilai pasar berpengaruh meningkat dengan pesat, sementara itu nilai hutang perusahaan tidak berpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan bangkrut, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai akan menurun secara drastis. Jadi dengan demikian nilai merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang dari perusahaan yang bersangkutan. Return dihitung dengan cara mengurangkan harga pada waktu tertentu dengan harga pada periode sebelumnya. Return dapat dirumuskan sebagai berikut (Ahmad 2004:104) : Dimana: R t : Return Saham P t : Harga Saham Waktu Tertentu P t-1 : Harga Saham Periode Sebelumnya

24 6. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai return yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu, antara lain sebagai berikut : Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan Tahun laporan riset Lokasi Penelitian Metode Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1 Ulupui (2007) Perusahaan Makanan dan Minuman dengan kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2005 sebanyak 13 perusahaan Regresi Linier Berganda Variabel Dependen : return Variabel Independen : current ratio, return on asset, debt to equity ratio, total asset turnover Variabel return on asset berpengaruh positif dan Variable debt to equity ratio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Variable total asset turnover menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan. 2 Tri Laksita (2014) Industri Real Estateand Property yang terdaftar di Analisis Regresi Linear Variabel Dependen : return CR bepengaruh negatif dan tidak signifikan tehadap return 24

25 3 Farkhan dan Ika (2012) Bursa Efek Indonesia periode 2012-2013 sebanyak 31 perusahaan Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverage Berganda Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Independen : current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover, return on asset, price to book value Variabel Dependen : return Variabel Independen : current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover, return on asset, price tearning ratio DER berpengaruh positif dan tidak TATO berpengaruh negatif dan tidak ROA berpengaruh negatif dan tidak PBV berpengaruh positif dan CR memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return DER mempunyai pengaruh yang positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap return TAT memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap return ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return

26 4 Giovanni Budialim (2013) Perusahaan Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indoensia periode 2007-2011 sebanyak 28 perusahaan Regresi Linier Berganda Variabel Dependen : return Variabel Independen : current ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, earnings per share, book value per share, beta PER memiliki pengaruh positif dan CR secara serempak berpengaruh terhadap return, secara parsial CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return DER secara serempak berpengaruh terhadap return, secara parsial DER tidak berpengaruh secara ROA secara serempak berpengaruh terhadap return, secara parsial ROA tidak berpengaruh secara ROE secara serempak berpengaruh terhadap return, secara parsial ROE tidak berpengaruh secara EPS secara serempak

27 5 Rio Malintan (2013) Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2010 sebanyak 8 perusahaan Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Dependen : return Variabel Independen : current ratio, debt to equity ratio, price earning ratio, return on asset berpengaruh terhadap return, secara parsial EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return BVPS secara serempak berpengaruh terhadap return, secara parsial BVPS tidak berpengaruh secara Beta secara serempak berpengaruh terhadap return, secara parsial hanya Beta yang berpengaruh secara CR tidak berpengaruh terhadap return DER tidak berpengaruh terhadap return PER berpengaruh positif terhadap return ROA berpengaruh positif terhadap return

28 6 Yuliya Wingsih (2013) 7 Khairani Purnamasari, Emrinaldi Nur DP, Raja Adri Satriawan S (2014) Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012 sebanyak 12 perusahaan Perusahaan Property and Real Estate yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 sebanyak 35 perusahaan Analisis Regresi Linear Berganda Regresi Linear Berganda Variabel Dependen : return Variabel Independen : current ratio, debt to equity ratio, price earning ratio, return on asset Variabel Dependen : return Variabel Independen : current ratio, debt to equity ratio, return on equity, price earning ratio, earning per share CR tidak berpengaruh terhadap return ROA tidak berpengaruh terhadap return DER berpengaruh terhadap return CR, ROA, DER secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap return CR berpengaruh terhadap return DER berpengaruh terhadap return ROE tidak berpengaruh terhadap return PER berpengaruh terhadap return EPS tidak berpengaruh terhadap return 8 Rita Rosiana, Wulan Retnowati, Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Regresi Linear Berganda Variabel Dependen : return ROE tidak terdapat pengaruh

29 9 Hendro (2014) Okky Safitri, Sinarwati, Anantawikrama Tungga Atmadja (2015) Efek Indonesia dengan periode 2008-2011 sebanyak 44 perusahaan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2009-2013 Analisis Regresi Berganda Variabel Independen : return on equity, total asset turnover,price to book value,firm size,tingkat suku bunga, nilai tukar Variabel Dependen : Return Saham Variabel Independen : Profitabilitas (ROE), Likuiditas (CR), Leverage (DAR) TATO terdapat pengaruh PBV tidak terdapat pengaruh Firm Size tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap return Tingkat Suku Bunga tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap return Nilai Tukar terdapat pengaruh Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan Likuiditas (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return Leverage (DAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

30 10 Lutviatul Hasanah (2009) Sumber : diolah oleh penulis Perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index / JII Tahun 2005-2007 Regresi Linier Berganda Variabel Dependen : Return Saham Variabel Independen : Leverage (debt ratio), Profitabilitas (ROA, ROE, NPM) Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage secara bersama-sama berpengaruh positif dan Leverage (debt ratio) memiliki pengaruh yang positif dan Profitabilitas (ROA) memiliki pengaruh yang positif dan Profitabilitas (ROE) memiliki pengaruh yang negatif dan Profitabilitas (NPM) memiliki pengaruh yang positif dan

31 B. Rerangka Pemikiran Kinerja keuangan dapat diamati melalui serangkaian analisis terhadap laporan keuangan yaitu dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Total Asset Turnover (TAT), dan Return On Asset (ROA). Rasio keuangan tersebut diatas digunakan untuk mengukur apakah terdapat pengaruh terhadap return. 1. Pengaruh Current Ratio terhadap return Current ratio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi current ratio, maka hal tersebut menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik. Karena perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam melunasi utang lancar dengan menggunakan asset lancar yang dimilikinya. Hal ini merupakan sinyal baik bagi para investor karena berkaitan dengan harga yang semakin meningkat dan berakibat baik juga pada meningkatnya return. 2. Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap return Debt to Asset Ratio bertujuan untuk melihat solvabilitas perusahaan, yaitu mengukur jumlah asset yang dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi nilai debt to asset ratio semakin besar pula jumlah asset yang dibiayai oleh hutang, semakin kecil jumlah asset yang dibiayai oleh modal, semakin tinggi risiko perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya serta semakin tinggi beban bunga hutang yang harus ditanggung perusahaan dan akan

32 mengurangi keuntungan. Dengan tingkat utang yang tinggi yang dibebankan kepada pemegang, tentu akan meningkat risiko investasi kepada para pemegang. 3. Pengaruh Total Asset Turnover terhadap return Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan mengoptimalkan seluruh aktivanya yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan dengan membandingkan antara penjualan dengan total aktiva. Jika penjualan lebih besar dari total aktiva maka tingkat keuntungan (return) yang didapat perusahaan akan tinggi, karena penjualan yang besar mencerminkan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Sebaliknya, jika total aktiva yang tinggi daripada penjualannya maka return akan rendah. 4. Pengaruh Return On Asset terhadap return Return On Asset ini berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin besar ROA maka kinerja perusahaan tersebut semakin baik, hal ini menunjukkan semakin efektifnya perusahaan dalam memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan semakin meningkatnya ROA maka kinerja perusahaan yang ditinjau dari profitabilitas semakin baik. Tingkat profitabilitas perusahaan yang baik tentu akan menarik minat investor untuk

33 memiliki perusahaan tersebut, karena ROA yang tinggi akan meningkatkan return yang dinikmati oleh investor. Berdasarkan telaah pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, maka akan diuji apakah kinerja keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on asset berpengaruh terhadap return yang digambarkan dalam rerangka pemikiran sebagai berikut : RASIO LIKUIDITAS - CURRENT RATIO (H 1 ) RASIO SOLVABILITAS - DEBT TO ASSET RATIO (H 2 ) RASIO AKTIVITAS - TOTAL ASSET TURNOVER (H 3 ) RETURN SAHAM (Y) RASIO LIKUIDITAS - RETURN ON ASSET (H 4 ) CR, DAR, TAT, ROA (H 5 ) C. Hipotesis Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H 1 = terdapat pengaruh antara current ratio terhadap return. 2. H 2 = terdapat pengaruh antara debt to asset ratio terhadap return. 3. H 3 = terdapat pengaruh antara total asset turnover terhadap return.

34 4. H 4 = terdapat pengaruh antara return on asset terhadap return pada. 5. H 5 = terdapat pengaruh secara bersama-sama antara kinerja keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on asset terhadap return.