ANALISIS KOMPONEN WAKTU REAKSI ATLET BULUTANGKIS (STUDI PADA ATLET BULUTANGKIS DI SEMARANG)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, terlebih bila olahraga tersebut dapat dilakukan oleh

PERBEDAAN WAKTU REAKSI TANGAN ANTARA CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN BELA DIRI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN WAKTU REAKSI TANGAN ANTARA CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN BELA DIRI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran jasmani, olahraga dapat digunakan sebagai sarana untuk

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

PENGARUH LATIHAN ZUMBA TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA WANITA USIA MUDA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi.

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP MEMORI PADA KEADAAN DEHIDRASI. (Studi Perbandingan dengan Air Mineral)

PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA ATLET USIA REMAJA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO NOMOR POOMSAE DAN KYORUGI DI KOTA SEMARANG

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Kedokteran Umum

PENGARUH LATIHAN ZUMBA TERHADAP ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA WANITA USIA MUDA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Lampung. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL PRIA USIA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

PENGARUH KOPI TERHADAP KELELAHAN OTOT PADA SPRINT 100 METER LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi.

PERBANDINGAN DAYA TAHAN OTOT EKSTREMITAS ATAS ATLET USIA REMAJA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO NOMOR POOMSAE DAN KYORUGI

HUBUNGAN STRUKTUR PEDIS DENGAN KECEPATAN LARI 60 METER PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

Oleh SHOFI IKRAMINA

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI DENGAN SEPAK TAKRAW DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

HUBUNGAN ANTARA OLAHRAGA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH SMK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER DARUSSALAM. Oleh :

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

PERBANDINGAN PENGUKURAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN SKINFOLD CALIPER DAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN NILAI VO 2 MAX ANTARA ATLET CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN BELA DIRI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi

PENGARUH LATIHAN ZUMBA TERHADAP MASSA OTOT TUBUH PADA WANITA USIA MUDA

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Studi Strata-1 Kedokteran Umum

PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA ATLET USIA REMAJA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO NOMOR POOMSAE DAN KYORUGI DI KOTA SEMARANG

LAPORAN HASIL PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS KEBUGARAN JASMANI DAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

ABSTRAK PENGARUH PERBEDAAN GENDER TERHADAP WAKTU REAKSI TERHADAP CAHAYA MERAH

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR KREATININ SERUM PADA PRIA DEWASA MUDA INSTRUKTUR FITNES DENGAN PRIA DEWASA MUDA YANG TIDAK MENJALANI PROGRAM FITNES

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016.

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata 1 Kedokteran Umum

PENGARUH BERMAIN VIDEO GAME TIPE FIRST PERSON SHOOTER TERHADAP WAKTU REAKSI YANG DIUKUR DENGAN ATTENTION NETWORK TEST

PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI DENGAN SEPAK TAKRAW DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH

ISSN: E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 8,AGUSTUS 2017

PERBEDAAN PENGLIHATAN STEREOSKOPIS PADA PENDERITA MIOPIA RINGAN, SEDANG, DAN BERAT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA DI SMA WARGA KOTA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

Kata kunci : Pengaruh Latihan Medicine Ball, Kekuatan, Kemampuan Akurasi Groundstroke.

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

ABSTRAK PERBANDINGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA NORMAL YANG RUTIN BEROLAHRAGA FUTSAL DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA WANITA DEWASA AWAL YANG MELAKUKAN PILATES DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN PILATES DI RPM BODY FITNESS SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dibutuhkan kerjasama tim yang baik. Olahraga ini juga memerlukan

PERBEDAAN WAKTU REAKSI PADA BERBAGAI DURASI LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH PADA TIM FUTSAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2014

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di. berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA PRIA DEWASA MUDA

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kolam Renang dan Studio Senam di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN KAPASITAS MEMORI KERJA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KLECO I SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA (WRS) LAKI-LAKI DEWASA

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

ABSTRAK EFEK AKUT HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING (HIIT) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO 2 MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

PENGARUH BERMAIN VIDEO GAME KINETIK SIMULASI TARI SEBAGAI EXERGAME TERHADAP KELINCAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB 4 METODE PENELITIAN

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI

Transkripsi:

ANALISIS KOMPONEN WAKTU REAKSI ATLET BULUTANGKIS (STUDI PADA ATLET BULUTANGKIS DI SEMARANG) Amithya Ekacitta Anindita 1, Tanjung Ayu Sumekar 2, Yuswo Supatmo 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar Belakang: Latihan rutin yang dilakukan oleh para atlet bulutangkis akan meningkatkan komponen fisik yaitu kecepatan yang ditunjukkan melalui waktu reaksi. Metode yang digunakan untuk mengukur waktu reaksi yaitu ruler drop test, ruler drop test dengan selubung dan computerized reaction time. Tujuan: Membuktikan latihan bulutangkis berpengaruh terhadap waktu reaksi atlet. Metode: Penelitian analitik observasional dengan rancangan belah lintangdilaksanakan di Fakultas Kedokteran Jurusan Kedokteran Umum Universitas Diponegoro dan UKM Bulutangkis Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Sampel penelitian terdapat dua kelompok yang terdiri dari atlet dan non-atlet yang berjumlah 16 orang pada masing-masing kelompok. Dua kelompok diukur waktu reaksinya menggunakan metode pemeriksaan ruler drop test, ruler drop test dengan selubung dan computerized reaction time. Hasil: Rerata waktu reaksi kelompok non-atlet yang diukur dengan ruler drop test adalah 0,1 ± 0,03 detik, sedangkan kelompok atlet adalah 0,1 ± 0,04 detik. Diukur dengan ruler drop test dengan selubung rerata waktu reaksi kelompok non atlet sebesar 0,2 ± 0,03 detik dan rerata kelompok atlet 0,2 ± 0,03 detik. Rerata waktu reaksi kelompok non atlet yang diukur dengan computerized reaction time adalah 0,3 ± 0,03 detik, sedangkan kelompok atlet adalah 0,2 ± 0,05 detik. Berdasarkan hasil tersebut hanya metode computerized reaction time yang memiliki perbedaan bermakna p=0,03 (p<0,05). Kesimpulan: Latihan dapat meningkatkan waktu reaksi secara bermakna. Tidak terdapat perbedaan waktu reaksi bermakna yang diukur dengan metode pemeriksaan ruler drop test, ruler drop test dengan selubung dan computerized reaction time. Kata kunci: Atlet bulutangkis, waktu reaksi, ruler drop test, computerized reaction time ABSTRACT ANALYSIS OF REACTION TIME IN BADMINTON PLAYERS (STUDY OF BADMINTON ATHLETES IN SEMARANG) Background: Routine exercise of badminton players will improve their physical components of speed which shown by reaction time. Methodes that used to measure were ruler drop test, ruler drop test with apparatus and computerized reaction time. Aim: To prove exercise of badminton players influence their reaction time. Method: An observastional analytic with cross sectional design in the Faculty Medicine Diponegoro University and the EAA of Badminton Faculty of Sports and Science, State University of Semarang. Research subjects were two groups which consist of 16 young male for each group. Every group had measured by ruler drop test, ruler drop test with apparatus and computerized reaction time. 261

Result: The average of reaction time which is measured by ruler drop test in non-athlete group is 0,1 ± 0,03 seconds, while the athlete group is 0,1 ± 0,04 seconds. The average of reaction time which is measured by ruler drop test with apparatus in non athlete group is 0,2 ± 0,03 seconds, and athlete group is 0,2 ± 0,03 seconds. The average of reaction time which measured by computerized reaction time in non-athlete group is 0,3 ± 0,03 seconds, while the athlete group is 0,2 ± 0,05 seconds. Based on these result, only computerized reaction time method has significat difference p=0,03 (0<0,05). Conclusion: Exercise can improve reaction time significantly. There is no differences of reaction time which is measured by ruler drop test, ruler drop test with apparatus and computerized reaction time. Keyword: Badminton players, reaction time, ruler drop test, computerized reaction time PENDAHULUAN Saat ini, kegiatan olahraga sudah menjadi suatu hal yang sulit dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih bila olahraga tersebut dapat dilakukan oleh berbagai usia dan kalangan. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang digemari oleh masyarakat khususnya Indonesia. Latihan secara rutin dapat meningkatkan berbagai komponen fisik antara lain, koordinasi gerakan, kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan mempertahankan konsentrasi untuk membuat taktik untuk mengalahkan lawannya. 1, 2 Kecepatan diperlukan pada semua bidang olahraga, seperti bulutangkis.waktu reaksi merupakan faktor penting dari kecepatan. 1 Pentingnya, waktu reaksi dalam bulutangkis yaitu, ketika pemain diharuskan menganalisis dengan cepat pergerakan dari shuttlecocks dan melakukan antisipasi terhadap pergerakan lawannya. Waktu reaksi merupakan interval antara onset stimulus dengan respons yang diberikan (kontraksi otot pertama). 2,3 Waktu reaksi dipengaruhi berbagai hal diantaranya yaitu stimulus external, dan banyaknya latihan. 2 Berkembangnya teknologi dewasa ini, banyak terdapat aplikasi pemeriksaan waktu reaksi yang mudah didapatkan dan digunakan. Pemeriksaan waktu reaksi yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan mistar reaksi (ruler drop test). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan waktu reaksi yang memiliki utilitas prognostik terkuat saat ini adalah dengan menggunakan computerized reaction time test. 4 Penelitian ini dilaksanakan untuk membandingkan antara waktu reaksi yang diukur dengan computerized reaction time test dan ruler drop test pada atlet bulutangkis dan orang yang tidak aktif berolahraga. 262

METODE Penelitian analitik observasional dengan rancangan belah lintang dengan data yang diambil langsung dari sampel penelitian yaitu mahasiswa UKM Bulutangkis Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang dan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kriteria inklusi penelitian ini adalah usia 17-25 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan memiliki IMT normal. Kriteria eksklusi adalah pada saat penelitian memiliki kelainan muskuloskeletal pada tangan kanan yang diketahui dari kuesioner, menderita cedera pada anggota tubuh yang mengganggu pemeriksaan waktu reaksi yang diketahui melalui kuesioner, memiliki kelainan refraksi yang tidak dikoreksi yang diketahui melalui kuesioner dan menderita buta warna yang diketahui dari pemeriksaan butawarna. Sampel diambil secara random sampling yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok atlet yang diwakilkan oleh mahasiswa UKM Bulutangkis UNNES dan kelompok non atlet yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran UNDIP. Variabel bebas penelitian ini adalah status bulutangkis yang terdiri dari atlet bulutangkis dan non atlet. Variabel terikat penelitian ini adalah waktu reaksi. Pada kedua kelompok penelitian dilakukan pengolahan dan analisis data untuk membandingkan waktu reaksi antara ruler drop test, ruler drop test dengan selubung dan computerized reaction time pada atlet bulutangkis dengan subyek non atlet dan menganalisis perbedaan waktu reaksi antara ruler drop test, ruler drop test dengan selubung dan computerized reaction time. HASIL Karakteristik Sampel Rerata umur subjek penelitian kelompok non atlet yaitu 19,5± 1,21 tahun, sedangkan kelompok atlet 19,8 ±2,03 tahun. Rerata umur kelompok non atlet dibanding kelompok atlet tidak terdapat perbedaan bermakna. Rerata berat badan kelompok non atlet adalah 61,8± 6,34 kg sedangkan rerata kelompok atlet adalah 61,5± 7,23 kg. Berdasarkan statistik tidak ada perbedaan berat badan yang bermakna pada kedua kelompok tersebut. Rerata tinggi badan kelompok non atlet yaitu 169,9 ± 6,04 cm sedangkan pada kelompok atlet memiliki rerata tinggi badan sebesar 169,3± 4,49 cm, namun rerata tinggi badan kelompok non atlet dibanding rerata tinggi badan kelompok atlet tidak terdapat perbedaan yang bermakna. 263

Kelompok non atlet dan atlet memiliki rerata indeks massa tubuh (IMT) yang tidak jauh berbeda yaitu kelompok non atlet 21,4± 1,60 dan kelompok atlet 21,4 ± 2,12 dengan tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian pada Kelompok Non Atlet (n=16) dan Atlet (n=16) Pengukuran Non Atlet Atlet Rerata± SB Rerata±SB Umur (tahun) 19,5± 1,21 19,8± 2,03 0,9** Berat Badan (kg) 61,8±6,34 61,5±7,23 0,9* Tinggi Badan (cm) 169,9 ± 6,04 169,3± 4,49 0,7* Indeks Massa Tubuh 21,4± 1,60 21,4 ± 2,12 1,0* SB: Simpangan Baku *Uji t tidak berpasangan ** Uji Mann-Whitney Perbandingan Waktu Reaksi Non-Atlet dengan Atlet Bulutangkis Terdiri dari 2 kelompok yaitu atlet dan non atlet. Setiap kelompok dilakukan pemeriksaan waktu reaksi dengan menggunakan tiga alat yaitu ruler drop test, ruler drop test dengan selubung dan computerized reaction time. Masing-masing alat diukur sebanyak tiga kali kemudian diambil rata-ratanya. Hasil penelitian ini diketahui bahwa rerata waktu reaksi kelompok non atlet yang diperiksa dengan ruler drop test adalah 0,1 ± 0,03 detik, dan kelompok atlet adalah 0,1 ± 0,04 detik, dari hasil statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna waktu reaksi antara kelompok non atlet dibandingkan kelompok atlet dengan menggunakan ruler drop test. Pengukuran waktu reaksi dengan menggunakan ruler drop test dengan selubung diketahui rerata waktu reaksi kelompok non atlet sebesar 0,2 ± 0,03detik dan rerata kelompok atlet sebesar 0,2 ± 0,03 detik diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada waktu reaksi kelompok non atlet dengan kelompok atlet yang diukur menggunakan ruller drop test dengan selubung. Pengukuran waktu reaksi dengan menggunakan computerized reaction time diketahui rerata waktu reaksi kelompok non atlet sebesar 0,3 ± 0,03 detik, sedangkan kelompok atlet sebesar 0,2 ± 0,05detik, pada pemeriksaan ini berdasarkan statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna. 264 p

Perbandingan metode pengukuran waktu reaksi yang diukur menggunakan ruler drop test, ruler drop test dengan selubung dan computerized reaction time terdapat perbedaan yang bermakna. Tabel 2. Pengukuran Waktu Reaksi Ruler Drop Test dengan Computerized Reaction Time pada kelompok non atlet (n=16) dan atlet (n=16) Pengukuran Non Atlet Atlet p Rerata± SB Rerata± SB Ruler Drop Test 0,1± 0,03 0,1± 0,04 0,7** Ruler Drop Test 0,2± 0,03 0,2± 0,03 0,4* dengan Selubung Computerized 0,3± 0,03 0,2± 0,05 0,03** Reaction Time Keterangan : SB : Simpang Baku *Uji t tidak berpasangan **Uji Mann-Whitney Berdasarkan hasil penelitian ini perbedaan waktu reaksi antara atlet bulutangkis dengan non-atlet sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sanders, yaitu jika sseorang tidak terbiasa melakukan suatu keiatan yang membutuhkan waktu reaksi yang singkat maka waktu reaksi yang dihasilkan akan lebih lama dibandingkan seseorang yang telah melakukan kegiatan dengan waktu reaksi singkat secara berulang. 5 Latihan sangat bermanfaat terutama pada keterampilan yang memiliki faktor kognitif. Memroses sebuah informasi dapat pula dipengaruhi oleh adanya latihan. 6 Semakin pendeknya waktu reaksi pada atlet disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu karena meningkatnya konsentrasi dan kewaspadaan pada atlet, koordinasi pada kerja otot-otot juga lebih baik dan peningkatan performa pada kecepatan dan keakuratan. 1 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian James McDonald dkk, yang mengatakan waktu reaksi menggunakan ruler drop test lebih pendek dibandingkan dengan computerized reaction time. 4 Hal ini dikarenakan pada pemeriksaan ruler drop test sampel memiliki motivasi untuk memilki waktu reaksi yang lebih singkat dibandingkan sampel yang lain dan dapat memperkirakan lepasnya mistar reaksi dari tangan pemeriksa. 7 Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemeriksaan ruler drop test dengan menggunakan selubung 265

memiliki waktu reaksi lebih panjang daripada jika tanpa selubung. Hal ini mungkin dikarenakan pandangan sampel yang dibatasi oleh selubung, maka mistar seperti jatuh dalam waktu singkat dan sebelum sampel menyadari bahwa mistar telah dijatuhkan kemudian menangkapnya. 8 penelitian lain juga menyebutkan bahwa waktu reaksi melalui rangsang auditori saja lebih pendek dibandingkan dengan rangsang penglihatan saja. 6 Penelitian ini juga menunjukkan bahwa seseorang akan memiliki waktu reaksi lebih singkat apabila mendapatkan lebih dari satu rnangsang sehingga meningkatkan multi-sensory alert system yang menghasilkan waktu reaksi yang lebih singkat. 6 Semakin banyak jumlah reseptor yang distimuli, maka semakin pendek waktu reaksinya. 9 Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok atlet dan non atlet dikarenakan aktifitas sehari-hari mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan melakukan aktifitas olahraga lain seperti: bola voli, basket dan sebagainya. Secara langsung hal tersebut berpengaruh terhadap waktu reaksi subyek penelitian. 6 Kelemahan penelitian ini adalah sampel yang digunakan bukan seorang atlet akan tetapi digantikan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan sehingga hasil yang didapatkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan kelompok non-atlet. Banyak atlet berusia 17-25 tahun yang masuk ke dalam pelatihan nasional maupun mundur sebagai atlet. Usia remaja sekitar 14-16 tahun sudah dapat mewakilli atlet karena latihan yang sudah dilakukan sejak kecil sehingga secara fisik dan tehnik pada usia tersebut sudah cukup baik. Selain itu penelitian ini juga hanya kelompok laki-laki sehingga belum diketahui perbandingan pada kelompok wanita. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Latihan yang dilakukan oleh atlet dapat mempengaruhi waktu reaksi sehingga waktu reaksi pada kelompok atlet lebih pendek dibandingkan kelompok non atlet. Tidak terdapat perbedaan waktu reaksi yang bermakna pada tiga metode pemeriksaan waktu reaksi yaitu ruler drop test, ruler drop test dengan selubung dan computerized reaction tme. Waktu reaksi yang diukur menggunkaan ruler drop test memiliki waktu reaksi yang paling pendek diantara dua metode lain yaitu ruler drop test dengan selubung dan computerized reaction time. 266

Saran Penelitian lebih lanjut, pemeriksaan waktu reaksi pada atlet bulutangkis dengan rentang usia remaja yaitu sekitar14-16 tahun perlu dilakukan atau dapat menjadikan atlet nasional sebagai subjek penelitian bila rentang usia yang diinginkan adalah 17-25 tahun. Selain itu, dapat juga memilih kelompok wanita sebagai subjek penelitian. DAFTAR PUSTAKA 1. Gavkare AM, Nanaware NLJR-III, Surdi AD. Auditory Reaction Time, Visual Reaction Time and Whole Body Reaction Time in Athletes. Indian Med Gazette.2013;(June):214-19. 2. Tu JH, Lin YF, Chin SC. The influence of ball velocity and court illumination on reaction time for tennis volley. J Sport Sci Med. 2010;9(1):56-61. 3. Eggers YAHN, Ishop PHAB. Effects of Different Types of Warm-Up on Swimming Performance, Reaction Time and Dive Distance. Strength Cond J.2012;26(12):3297-303. 4. MacDonald J, Wilson J, Young J, et al. Evaluation of a Simple Test of Reaction Time for Baseline Concussion Testing in a Population of High School Athletes. Clin J Sport Med. 2014;0(0):1-6. 5. Kosinski RJ. Literature Review: Reaction Time.2001. 6. Ng, Annie W.Y dan Chan, Alan H.S. Finger Response Times to Visual, Auditory and Tcatile Modality. International Multiconference of Engineers and Computer Scientists.2012. 7. Eckner JT, Chandran S, Richardson JK. Investigating The Role of Feedback and Motivation in Clinical Reaction Time Assesment.National Institute of Health. 2011;3:1092-097. 8. Rossi, Gianluca Del, Alfonso Malagitu, Samanta Del Rossi. Practice Effects Associated with Repeated Assesment of a Clinical Test of Reaction Time. J Athl Train.2014;49(3):356-59. 9. Anindya TH. Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap Daya Tahan Otot Pada Siswi Sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 9-12 Tahun. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Diponegoro 2009. 267