BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar bahasa adalah belajar komunikasi, sehingga dari penyataan itu dapat dikatakan bahwa, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat dituntut dengan mencapai komunikasi yang baik. Oleh karna itu, siswa diharapkan mampu dan terampil berbahasa baik secara lisan maupun tulis. Pembelajaran keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia itu mencangkup keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran diajarkan secara terintegrasi, saling berhubungan dan harus dikuasai. Keterampilan menyimak dan membaca tergolong keterampilan berbahasa yang bersifat resseptif sedangkan keterampilan berbicara dan menulis tergolong keterampilan yang bersifat produktif. Keterampilan bahasa dapat dikuasai dengan latihan yang berkelanjutan, terlebih keterampilan yang produktif salah satunya keterampilan menulis. Keterampilan menulis ialah keterampilan yang sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki setiap siswa. Siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimiliki, selain itu dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Suparno (2011:13) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahsa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap 2 muka dengan orang lain. Menulis

merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 2008:3). Menulis ini dipengaruhi oleh keterampilan lainnya seperti keterampilan berbicara, membaca dan menyimak. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang baik, diharapkan mampu menghasilkan para siswa terampil dan menguasai bahasa. Keterampilan siswa dalam berbahasa tidak lepas dari cara guru mengajar yang baik, suasana kelas yang kondusif, strategi pembelajaran yang tepat, serta inisiatif guru selalu menampilkan pembelajaran yang baik. Kenyataannya, dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah masih ditemukan bahwa siswa belum terampil. Proses pembelajaran seperti ini terjadi karena guru kurang memperhatikan tujuan belajar bahasa, yaitu mampu berkomunikasi menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulis. Berpijak dari beberapa pendapat mengenai keterampilan menulis tersebut, maka dalam hal ini kegiatan menulis dapat kita rangkumkan kedalam sebuah simpulan yang mana keterampilan menulis merupakan kegiatan yang menggambarkan perasaan, pikiran dan ide kedalam bentuk lambang-lambang grafis. Keterampilan menulis juga merupakan suatu proses perkembang yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Berkaitan dengan penjelasan keterampilan menulis yang telah dipaparkan dalam hal ini, salah satu meteri yang terdapat dalam keterampilan menulis itu sediri adalah materi menulis cerpen. Menulis cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis prosa. Cerpen sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Pada dasarnya, menulis cerpen merupakan salah satu materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang terdapat di SMP, yang mana dalam kegiatan pembelajaran menulis cerpen memiliki tujuan yang berkaitan dengan topik cerpen yang akan disajikan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, menulis cerpen dapat disimpulkan sebagai salah satu dari empat aspek kebahasaan, yaitu keterampilan menulis yang tujuannya adalah mengkomunikasikan sesuatu yang berupa informasi yang akan disampaikan kepada pembacanya melalui tulisan yang dibuat agar informasi yang tulis dapat disampaikan dengan baik dan jelas serta tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Melihat dari ruang lingkup materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang terdapat di SMP, yaitu keterampilan menulis yang merupakan salah satu dari materi pelajaran Bahasa Indonesia yang tercantum pada KTSP, dengan aspek keterampilan menulis yaitu mengenai menulis cerpen. Kenyataan yang ditemukan dilapangan, ada beberapa yang terkait dengan permasalahan yang terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Misalnya dalam penerapan pembelajaran dilakukan dikelas, teryata siswa kurang berminat menyimak materi pelajaran yang disampaikan guru, siswa tidak termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa kurang memahami materi ajaran serta metode yang digunakan guru terkadang membuat siswa bosan dan bingung dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Faktor tersebutlah yang membuat semangat siswa kurang ketika proses pembelajaran dilakukan sehingga dalam hal ini berefek pada kurangnya ketercapaian nilai ketuntasan minimal atau KKM siswa dari apa yang diharapkan, dengan alasan ini lah peneliti mengambil tetang materi menulis. Berdasarka pra ovserasi yang telah peneliti lakukan sebelumnya, serta melihat dari permasalahan di lapangan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 04 Ketapang, alasannya karena dari pra ovserasi yang peneliti lakukan, teryata ada kelas yang masih kurang dari segi ketuntasan minimal yang diterapkan oleh pihak sekolah yaitu untuk nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia haruslah mencapai ketuntasan rata-rata yaitu 75. Oleh

karna itu, peneliti tertarik melakukan penelitian di SMP tersebut agar bisa memperbaiki nilai siswa yang dianggap masih kurang dengan metode yang akan peneliti terapkan atau gunakan yang tujuannya adalah agar tercapainya proses pembelajaran yang diinginkan bersama. Sebelum peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang dan melakukan pra tindakan, terlebih dahulu peneliti melihat permasalahan apa yang terjadi di masing-masing kelas. Peneliti tertarik mengambil sampel penelitian yaitu kelas IX D lah yang menjadi sasaran subyek penelitian yang akan peneliti lakukan. Alasan peneliti tertarik memilih kelas IX D, di karnakan di kelas IX D masih memiliki nilai KKM di bawah rata-rata sehingga dari 19 siswa yang ada di kelas IX D hanya 6 orang saja yang memiliki ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan 13 diantarnya siswa sulit memahami penjelasan yang disampaikan dari 19 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Metode yang digunakan terkadang membuat siswa bosan dan jenuh terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Faktor inilah yang mendorong peneliti tertarik untuk memerikan suatu inovasi baru dalam proses pembelajaran, agar siswa tidak cepat bosan dan siswa bisa melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Berdasarkan masalah yang terjadi dilapangan dan juga masih kurangnya minat siswa terhadap materi pembelajaran terutama pada materi menulis cerpen pada siswa khususnya kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang, maka peneliti bermaksud untuk memberikan tindakan terhadap kelas IX D yaitu dengan menerapkan metode Quantum Learing. Metode Quantum Learning ini pada proses pembelajaran diharapkan hasilnya dapat tercapai dengan baik dan maksimal. Metode Quatum Learning merupakan seperangkat metode atau palsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur (Depotrer, 2011:15). Tujuan dari metode Quantum

Learning ini dapat menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri dalam mengembangkan kreativitas pemecahan masalah. Penerapan metode pembelajaran Quantum Learning ini sendiri bagi siswa SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang khususnya pada siswa kelas IX D adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen yang dilaksanakan dengan memberikan penjelasan maksud dan tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu. Sebelum masuk kepada materi pembelajaran sebaiknya seorang guru menyiapkan beberapa perangkat dari pembelajaran tersebut sebagai penunjang dari pembelajaran yang akan dilakukan, misalnya memberikan penjelasan materi awal yang berkaitan dengan apa-apa saja yang perlu diperhatikan dalam penulisan sebuah teks cerpen. Penyampaian guru dalam hal ini haruslah didukung dengan madia pembelajaran yang memadai pemaparan mengenai langkah-langkah dalam penulisan teks cerpen tersebut. Harapan atau alasan peneliti mengambil Quatum Learning ini nantinya terhadap proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran menulis teks cerpen khususnya siswa kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang adalah untuk membantu dalam memudahkan guru menyampaikan kegiatan yang berkaitan dengan penulisan teks cerpen dan diharapkan juga dari penerapan yang sudah dilakukan siswa bisa mencapai target nilai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Dengan adanya metode pembelajaran seperti ini, guru diharapkan akan lebih terampil lagi dalam penyampaian pembelajaran dikelas. Berdasarkan yang telah dipaparkan latar belakang di atas serta pra observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dikelas IX D dalam materi menulis teks cerpen dengan menggunakan metode Quantum Learning maka penulis tertarik mengambil judul penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui metode Quantum Learning Pada Siswa

Kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang yang tujuannya adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki nilai-nilai siswa yang masih dianggap rendah atau kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal atau (KKM) yang telah ditentukan sehingga dapat diperoleh nilai yang sesuai dengan yang diharapkan melalui metode Quatum Learning. Berdasarkan rencana penelitian ini yang berjudul peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui metode Quantum Learning pada siswa kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang tesmasuk kedalam penelitian kualitatif atau penelitian tindakan kelas. Alasan peneliti mengambil PTK ini di karena studi yang dilakukan adalah untuk memperbaiki diri siswa yang dilaksanaakan secara sistematis dan terencana, sehigga tidakan nyata yang dilakukan guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar megajar. B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah Bagaimanakah Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen melalui Metode Quantum Learning pada Siswa Kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang? Sub-sub masalah yang menjadi fokus penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses keterampilan menulis cerpen melalui metode Quantum Learning pada siswa kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang? 2. Bagaimana hasil keterampilan menulis cerpen melalui metode Quatum Learning pada siswa kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang?

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam rencana penelitian ini, bertujuan untuk mendeskripsikan Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Metode Quantum Learning pada Siswa Kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan proses keterampilan menulis cerpen melalui metode Quantum Learning pada siswa kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang. 2. Mendeskripsikan hasil keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi peningkatan ketempilan menulis, terutama keterampilan menulis siswa dalam membuat cerpen, penelitian ini diharapkan bisa memberikan motivasi bagi peneliti lain yang berminat untuk mengkaji lebih mendalam untuk mengungkapkan faktor-faktor yang belum terungkap dalam penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan dapat membuka pola pikir siswa terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa

dengan menggunakan metode Quantum Learning sehingga keterampilan menulis cerpen siswa dapat ditingkatkan lagi. b. Penelitian ini diharapkan dimanfaatkan guru untuk menggembangkan kemampuan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, serta dapat menjadikan suatu masukan dalam menciptakan suatu pembelajaran yang diharapkan terutama bagaimana cara meningkatkan keterampilan menulis cerpen yang baik dan benar-benar efektif dengan menggunakan metode Quantum Learning itu sendiri serta dapat menambah pengalaman guru tersebut. c. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi sekolah untuk meningkatkan wawasan bagi tenaga edukatif dalam meningkatkan profesional guru dan tenaga pendidik yang lain. d. Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan perbandingan, referensi terhadap penelitian yang relevan dan juga dapat dilakukan tindakan yang sesuai engan keterampilan menulis. E. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian merupakan objek yang menjadi fokus dalam penelitian. Sehingga untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai batasan ini, maka ditetapkan ruang lingkup ini dari variabel penelitian dan definisi operasional. 1. Variabel Penelitian Sarwono, (2006:53) Variabel ialah sesuatu yang berbeda atau bervariasi. Variabel juga merupakan simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai. Menurut Suryabrata (2010:25) mengartikan bahwa Variabel sebagai segala sesuatu yang akan

menjadi objek pengamatan penelitian. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian untuk dipelajari, diamati dan diperoleh informasi untuk ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yang menjadi variabelnya adalah Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Metode Quantum Learning Pada Siswa kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang. 2. Definisi operasional Gejala variabel yang akan diteliti menjadi jelas, sehingga untuk menafsirkan istilahistilah yang ada atau digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibuat definisi operasional. Istilah atau definisi operasional yang ada dalam rencana penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Keterampilan Menulis Cerpen Keterampilan menulis cerpen adalah kemampuan atau kecakapan seseorang untuk menuangkan isi gagasan atau pikiran yang berdasarkan pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain kedalam bentuk sebuah cerpen. b. Cerpen Cerpen adalah cerita yang pendek, tetapi tentang panjang dan pendek orang bisa berdebat. Pendek di sini bisa bearti cerita yang habis di baca selama sekitar 10 menit, atau sekitar setengah jam. Cerita yang dapat dibaca sekali duduk. Atau cerita yang terdiri dari sekitar 500 kata sampai 5000 kata. c. Metode Quantum Learning

Quantum Learning adalah metode yang dikemas untuk menyenangkan pelajaran siswa dengan memperdaya siswa sendiri dalam proses belajar mengajar, maka minat siswa akan meningkat sehingga siswa akan gemar dan tertarik melakukan hal seperti itu lagi tanpa dipaksakan. F. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan jawaban yang bersifat sementara atau asumsi terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Hipotesis menurut Sugiyono (2012:99) mengatakan bahwa Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Suwandi (2011:58) mengatakan bahwa Hipotesis merupakan kesimpulan kerangka berfikir. Jadi hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik. Hipotesis penelitian ini, yaitu Metode Quantum Learning dapat Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen pada Siswa Kelas IX D SMP Negeri 04 Kabupaten Ketapang Tahun Pelajaran 2015/2016.