FAKTOR PEMINJAMAN TIDAK SAH (UNAUTHORIZED BORROWING) BAHAN PUSTAKA OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAKAN VANDALISME DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TINJAUAN TERHADAP SARANA DAN PRASARANA SERTA TATA RUANG DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KEBERADAAN LAYANAN REMAJA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA REMAJA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN KELILING DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SUMATERA BARAT

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MEMOTIVASI SISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SMK TAMANSISWA PADANG

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT KUNJUNGAN SISWA SMP N 1 BATANG ANAI

UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KEMENDIKBUD

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMAN 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENYALAHGUNAAN DAN VANDALISME TERHADAP KOLEKSI: STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

PENERAPAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

EFEKTIVITAS KEGIATAN STORYTELLING BAHAN PUSTAKA UNTUK MENINGKATKAN PENGUNJUNG ANAK USIA DINI DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI

SUATU TINJAUAN TENTANG PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SMKN 5 PADANG

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI (KAPD) KOTA PADANG

PEMANFAATAN KOLEKSI UMUM OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN

STRATEGI PENINGKATAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KHUSUS SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUMATERA BARAT

PROBLEMATIKA TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP N 3 PADANG PANJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYIANGAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TINJAUAN PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MAHASISWA KURANG MEMANFAATKAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BUNG HATTA

SISTEM LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN SMK TAMANSISWA PADANG

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

TATA RUANG ARSIP DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG PANJANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA PUSTAKAWAN DAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 2 PADANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA TINGKAT KUNJUNGAN DI PERPUSTAKAAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENERAPAN SISTEM CLOSE ACCES PADA LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK PERTANIAN UNAND PAYAKUMBUH

Suci Indah Yaseva 1, Ardoni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

PERMASALAHAN SEPUTAR LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh : Bambang Hermanto 1 ABSTRAK

KEBUTUHAN INFORMASI MASYARAKAT KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT GURU MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SDN 09 AIR TAWAR BARAT

TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI SMA NEGERI 6 PADANG

PENGEMBANGAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

SISTEM LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN JURUSAN PGSD FIP UNP BUKITTINGGI

PELAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI GIWANGAN, GOLO DAN UNGARAN I

PENGADAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PAYAKUMBUH

Indri Viollita 1, Bakhtaruddin Nst 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

STRATEGI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN NAGARI DI PERPUSTAKAAN NAGARI KELURAHAN KAMPUNG JAWA KOTA SOLOK

TINJAUAN LAYANAN ANAK DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KETERSEDIAAN KOLEKSI DI UPT PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PEMBUATAN ABSTRAK INFORMATIF LAPORAN PENELITIAN KOLEKSI LAYANAN DEPOSIT DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PELAKSANAAN PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MEMOTIVASI ANAK USIA DINI MEMANFAATKAN LAYANAN ANAK DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BAGI MASYARAKAT DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

STRATEGI PELAYANAN PRIMA DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SLB WACANA ASIH PADANG

TINJAUAN TERHADAP SISTEM LAYANAN SIRKULASI DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG

PENGELOLAAN TERBITAN BERSERI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS (UNAND)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

LAYANAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN DALAM MELAYANI PEMUSTAKA DISABILITAS DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) KOTA BATUSANGKAR

UNIVERSITAS INDONESIA PENYALAHGUNAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN : STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UMUM YAYASAN LIA PRAMUKA SKRIPSI LISTIYANI

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. Awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kusuma

PEMBUATAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) LAYANAN PERPUSTAKAAN PT SEMEN PADANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP. Oleh : Sugeng Priyanto

DESAIN KATALOG ONLINE DALAM KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

STRATEGI PROMOSI DI PERPUSTAKAAN BALAI BAHASA PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGOLAHAN TERBITAN RESMI PEMERINTAH DI PERPUSTAKAAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SISTEM LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI

STRATEGI PROMOSI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN BALAI BAHASA PADANG

POLA LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB I KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA NO: Keanggotaan. Pasal 1 Anggota

PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi beberapa susunan sistematis

Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 52-56

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyususn tugas akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

PENATAAN RUANGAN DI PERPUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI SMK TAMANSISWA PADANG

PERATURAN DAN TATA TERTIB PERPUSTAKAAN

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KOLEKSI BUKU DENGAN SUBJEK MINANGKABAU DI PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI KEBUDAYAAN MINANGKABAU (PDIKM) PADANG PANJANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI KOLEKSI BAHAN AJAR DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

Feni Surgana 1, Malta Nelisa 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

TINJAUAN TERHADAP KEBERADAAN BAHAN PUSTAKA DI RAK DAN DI DALAM DATABASE DIGILIB PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PELESTARIAN DAN PERAWATAN KOLEKSI DI PERUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG

PENERAPAN SOFTWARE ATHENAEUM LIGHT 8.5 SEBAGAI SISTEM AUTOMASI DI PERPUSTAKAAN AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

PEMANFAATAN ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

LAYANAN CORNER DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN KELILING DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN

TEMU KEMBALI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STKIP PGRI SUMBAR

Transkripsi:

FAKTOR PEMINJAMAN TIDAK SAH (UNAUTHORIZED BORROWING) BAHAN PUSTAKA OLEH PEMUSTAKA DI KANTOR ARSIP PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG Adrimon Tustiver 1, Malta Nelisa 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: atustiver@gmail.com Abstract This study aimed to describe: (1) the factors that cause unauthorized borrowing of library materials by users in the Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang (2) prevention efforts being made to overcome the unauthorized borrowing of library materials by users in the Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang. The data were collected by means of observation and interviews with librarians. Analyzing data descriptively. First, the unauthorized borrowing (unauthorized borrowing) library materials by users in the Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang include ease of access that frees users to misuse the collection, the collection of interest such as fiction and novels are widely abused, age of users is still unstable often destructive acts, opening hours are too long operations, the absence of photocopy services, lack of safety, design of buildings and the library that are not optimal in meeting such requirements and convenience of the location, the lack of specialized training for librarians in crime prevention and regulatory library. Second, prevention efforts being made to overcome the unauthorized borrowing of library materials by users, by improving services, facilities, security systems such as the implementation of electronic security systems such as alarm sensors and CCTV. Conduct training for librarians and increase user awareness socialization to keep collections through user education. Keywords: unauthorized borrowing; library materials A. Pendahuluan Salah satu tindakan penyalahgunaan koleksi tersebut adalah unauthorized borrowing (peminjaman tidak sah) yaitu kegiatan pemustaka yang melanggar aturan peminjaman. Tindakan ini meliputi pelanggaran batas waktu pinjam, pelanggaran jumlah koleksi yang dipinjam, membawa pulang bahan pustaka dari perpustakaan tanpa melaporkannya kepada petugas atau pustakawan, meskipun dengan maksud untuk mengembalikannya dan membawa pulang bahan-bahan pustaka yang belum diproses dari bagian pelayanan teknis. Unauthorized borrowing bahan pustaka terjadi bukan karena tanpa sebab. Ada beberapa faktor 1 Penulis, mahasiswa prodi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, wisuda periode September 2013 2 Pembimbing, dosen FBS Universitas Negeri Padang 20

Faktor Peminjaman Tidak Sah (Unauthorized Borrowing) Bahan Pustaka oleh Pemustaka di Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang Adrimon Tustiver, Malta Nelisa pendukung yang menjadikan pemustaka melakukan tindakan penyalahgunaan koleksi tersebut. Menurut Obiagwu (1992: 291) penyebab tindakan penyalahgunaan koleksi dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu (1) theft (pencurian), (2) mutilation (perobekan), (3) unauthorized borrowing (peminjaman tidak sah), (4) vandalism (vandalisme). Soeatminah (1992:18) menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebab unauthorized borrowing yaitu manusia yang tidak bertanggung jawab merupakan perusak yang paling hebat karena tidak hanya menyebabkan kerusakan tetapi juga hilangnya bahan pustaka. Pengguna perpustakaan dapat bertindak sebagai lawan atau juga kawan dalam usaha pelestarian bahan pustaka. Listiyani (2010: 29) juga menyebutkan faktor pendorong penyalahgunaan koleksi di perpustakaan adalah hal yang mendorong dan menyebabkan terjadinya penyalahgunaan koleksi di perpustakaan. Faktor ini mencakup: kemudahan akses, koleksi yang diminati, usia pemustaka, jam buka operasional, kurangnya pengamanan, kurangnya pelatihan staf dalam pencegahan kejahatan, fasilitas fotokopi, desain gedung dan ruang, serta peraturan perpustakaan. Bentuk lain dari peminjaman tidak sah adalah peredaran buku yang tersembunyi di dalam perpustakaan untuk keperluan tertentu atau pribadi (Obiagwu, 1992: 292). Salah satu tindakan penyalahgunaan koleksi tersebut adalah unauthorized borrowing (peminjaman tidak sah) yaitu kegiatan pemustaka yang melanggar aturan peminjaman. Tindakan ini meliputi pelanggaran batas waktu pinjam, pelanggaran jumlah koleksi yang dipinjam, membawa pulang bahan pustaka dari perpustakaan tanpa melaporkannya kepada petugas atau pustakawan, meskipun dengan maksud untuk mengembalikannya dan membawa pulang bahan-bahan pustaka yang belum diproses dari bagian pelayanan teknis. Bentuk lain dari peminjaman tidak sah adalah peredaran buku yang tersembunyi di dalam perpustakaan untuk keperluan tertentu atau pribadi (Obiagwu, 1992: 292). Dari hasil tinjauan yang ditemukan pada Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang yang sebagian besar menyediakan koleksi bahan pustaka dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, jurnal dan lainnya. Pelayanan yang diberikan berupa sistem terbuka, sehingga pemustaka perpustakaan secara leluasa dapat memilih bahan pustaka yang mereka inginkan. Namun, karena kurangnya perhatian para pustakawan terhadap aktivitas pengguna terhadap bahan pustaka terlihat adanya penyalahgunaan bahan pustaka yang menyebabkan kerusakan akibat tindakan unauthorized borrowing yang dilakukan oleh pengguna perpustakaan. Pemustaka banyak yang menyalahi aturan peminjaman karena tidak adanya aturan dan ketegasan dari pihak perpustakaan itu sendiri. Pelanggaran batas waktu pinjam merupakan kasus paling banyak terjadi. Jangka waktu peminjaman yang diberikan oleh perpustakaan umum Kota Padang adalah selama seminggu, dapat diperpanjang 2 (dua) kali apabila tidak ada yang memesan buku tersebut. Hal ini terlihat dari buku catatan peminjaman koleksi yang kebanyakan melewati tanggal pengembalian yang tertera pada buku tersebut. Begitu juga dengan jumlah koleksi yang hanya boleh dipinjam sebanyak 3 (tiga) buku, tetapi pemustaka dengan mudahnya meminjam koleksi di luar batas pinjam, yang menjadikan perpustakaan tersebut terlihat tidak tegas terhadap peraturan yang dimilikinya. 21

Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 2, No. 1, September2013, Seri A Serta adanya bahan pustaka yang dibawa pulang tanpa sepengetahuan petugas, meskipun dengan maksud mengembalikannya dan membawa pulang bahan-bahan pustaka yang belum diproses oleh bagian pelayanan. Penyalahgunaan koleksi dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi perpustakaan. Kerugian tersebut terbagi atas dua yaitu kerugian secara sosial dan kerugian secara finansial. Kerugian sosial adalah kerugian yang dialami oleh perpustakaan dan pemustaka. Kerugian finansial adalah kerugian yang dirasakan oleh perpustakaan dalam hal dana yang harus dikeluarkan untuk mengganti koleksi yang rusak, memperbaiki kerugian kertas dan menjaga kualitas bahan pustaka. Berdasarkan informasi yang didapat dari informan, setiap bulannya terjadi unauthorized borrowing berupa keterlambatan dalam pengembalian koleksi yang mencapai 15 sampai 20 eksemplar buku, sedangkan koleksi yang hilang berjumlah 5 sampai 7 eksemplar. Hasil penghitungan dan pengamatan yang dilakukan oleh Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang, mereka menemukan bahwa perkiraan tahunan dari tahun 2007 sampai 2012 kerugian yang disebabkan oleh peminjaman tidak sah (unauthorized borrowing) bahan pustaka mencapai 10 sampai 25% dari koleksi buku yang berjumlah 8781 eksemplar. Sedangkan pencurian mencapai angka 2 sampai 5% dari koleksi buku perpustakaan dan hampir setiap tahunnya perpustakaan menyiapkan dana tambahan untuk mengganti koleksi yang tidak dikembalikan dari peminjaman oleh pemustaka. Hal ini dikarenakan tidak kurang dari 879 bahan pustaka Perpustakaan Umum Kota Padang terlambat dikembalikan, bahkan 219 eksemplar dinyatakan hilang. Menurut Wahyudiati (2008) upaya pencegahan terhadap tindakan penyalahgunaan koleksi dapat dilakukan untuk meminimalkan jumlah koleksi yang dirusak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara antara lain: (a) pengaturan tata ruang layanan koleksi; (b) penciptaan keadaan perpustakaan yang; (c) penyediaan fasilitas mesin fotokopi; (d) penambahan jumlah eksemplar koleksi; (e) penempatan pengawas (pustakawan); (f) pemeriksaan setiap koleksi; (g) pemasangan poster-poster; (h) pemberian pengarahan; (i) pemberlakuan sanksi; (j) pembekalan staf perpustakaan; (k) pemasangan sistem keamanan elektronik; (l) pemasangan denah dan rambu-rambu perpustakaan. Berdasarkan permasalahan, tujuan penulis ini mendeskripsikan faktor peminjaman tidak sah (unauthorized borrowing) bahan pustaka oleh pemustaka di Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang. B. Metode Penelitian Teknik penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu dilakukan dengan pengamatan berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan dengan mengidentifikasi semua peristiwa penting yang mempunyai hubungan dengan objek penelitian. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan tanya jawab secara lisan dengan dua orang pustakawan sehubungan dengan perumusan masalah. 22

Faktor Peminjaman Tidak Sah (Unauthorized Borrowing) Bahan Pustaka oleh Pemustaka di Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang Adrimon Tustiver, Malta Nelisa C. Pembahasan 1. Faktor Peminjaman Tidak Sah (Unauthorized Borrowing) Bahan Pustaka Oleh Pemustaka di Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah kegiatan peminjaman buku dan materi lainnya. Kegiatan peminjaman ini sering dikenal dengan nama sirkulasi artinya perputaran buku melalui peminjaman dan pengembalian buku. Kegiatan peminjaman tersebut seringkali disalahgunakan oleh pemustaka yang tidak dapat memanfaatkan koleksi secara benar dan bertanggung jawab terhadap koleksi yang dipinjamnya sehingga terjadi tindakan penyelewengan peminjaman bahan pustaka yang dinamakan dengan peminjaman yang tidak sah. Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor pendorong seseorang melakukan penyalahgunaan koleksi dan peminjaman tidak sah di perpustakaan: a. Pustakawan Faktor terbesar penyebab terjadinya peminjaman tidak sah (unauthorized borrowing) di perpustakaan adalah manusia yang tidak bertanggung jawab sebagai perusak utama terhadap koleksi bahan pustaka. Tidak hanya pemustaka saja, tetapi pustakawan juga termasuk faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan koleksi di perpustakaan. Pustakawan menjadi pihak yang lebih dominan sebagai pelaku penyalahgunaan koleksi dari pada pemustaka, karena dalam peminjaman semua proses tergantung pustakawan itu sendiri. Hal ini dikarenakan sosialisasi pustakawan terhadap lingkungan perpustakaan lebih cenderung mementingkan otak atau pengetahuan dari perasaan atau kepekaan. Sikap pustakawan yang dapat menyebabkan terjadinya peminjaman tidak sah (unauthorized borrowing) bahan pustaka antara lain: (1) hubungan proksimiti (hubungan kedekatan) atau hubungan kolegial antara pemustaka dengan staf perpustakaan atau kepala perpustakaan yang bersangkutan sehingga peminjaman bisa dilakukan tanpa melalui aturan-aturan baku perpustakaan; (2) kurangnya sosialisasi pustakawan dengan pemustaka, sehingga pustakawan tidak mampu menguasai psikologi para pengguna perpustakaan, sehingga pemustaka bertindak seenaknya saja; (3) pustakawan belum mampu memenuhi tanggung jawab moral untuk melaksanakan kode etik pustakawan dengan sebaik-baiknya; (4) kurang diperhatikannya sistem pergaulan yang dikenal sebagai sopan santun, tata krama, adat dan etika dengan konsep yang dimiliki pustakawan untuk menilai apakah tindakan yang dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik; (5) pelaksana profesi yang meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat masih belum terealisasi; (6) peraturan yang telah ada tidak dijalankan sebagaimana mestinya oleh pustakawan sehingga pemustaka juga bertindak acuh karena mereka merasa pustakawan tidak serius menjalankan peraturan tersebut dan terlihat tidak berkomitmen; (7) pustakawan masih setengah hati dalam mejalani profesinya, sehingga menimbulkan sikap yang kurang baik ketika melayankan koleksi perpustakaan. Dari beberapa faktor di atas tampak jelas pustakawan masih belum mampu bersikap bijak, bertanggung jawab dan mengamalkan etika profesi pustakawan yang telah dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas profesi pustakawan dengan baik. 23

Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 2, No. 1, September2013, Seri A b. Pemustaka dan Sarana Perpustakaan Faktor pendorong penyalahgunaan koleksi di perpustakaan adalah hal yang mendorong dan menyebabkan terjadinya penyalahgunaan koleksi di perpustakaan. Faktor ini mencakup: kemudahan akses, koleksi yang diminati, usia pemustaka, jam buka operasional, kurangnya pengamanan, kurangnya pelatihan staf dalam pencegahan kejahatan, fasilitas fotokopi, desain gedung dan ruang, serta peraturan perpustakaan. 2. Usaha Mengatasi Peminjaman Tidak Sah (Unauthorized Borrowing) Bahan Pustaka di Kantor Arsip Perpustakaan Dan Dokumentasi Kota Padang. upaya pencegahan terhadap tindakan penyalahgunaan koleksi dapat dilakukan untuk meminimalkan jumlah koleksi yang dirusak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara antara lain: (a) mengatur tata ruang layanan koleksi perpustakaan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan pengguna melakukan tindakan penyalahgunaan koleksi dengan leluasa; (b) menciptakan keadaan perpustakaan yang kondusif baik itu untuk membaca ataupun untuk belajar sehingga menciptakan kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan; (c) menyediakan fasilitas mesin fotokopi yang memadai, dengan harga yang terjangkau dan hasil yang memuaskan; (d) menambah jumlah eksemplar koleksi yang banyak dibutuhkan oleh pengguna; (e) menempatkan pengawas (pustakawan) secukupnya di ruang layanan koleksi yang memungkinkan untuk dengan leluasa mengawasi seluruh ruangan dan untuk berpatroli berkeliling ke seluruh ruangan baca koleksi untuk memonitor hal-hal yang tidak diinginkan; (f) memeriksa setiap koleksi yang telah selesai dipinjam oleh pengguna; (g) pemasangan poster-poster yang berisi larangan melakukan tindakan penyalahgunaan koleksi; (h) memberi pengarahan kepada pengguna tentang bahaya dan kerugian akibat tindakan penyalahgunaan koleksi melalui program bimbingan pembaca; (i) memberlakukan sanksi yang tegas bagi pelaku tindakan penyalahgunaan koleksi, dan meminta kepada pengguna jika melihat seseorang melakukan tindakan penyalahgunaan koleksi di perpustakaan untuk segera melaporkan hal itu kepada pustakawan yang terdekat; (j) membekali staf perpustakaan dengan pengetahuan yang cukup mengenai preservasi bahan pustaka; (k) pemasangan sistem keamanan elektronik misalnya penggunaan kamera pengintai untuk memantau kegiatan pengguna di dalam perpustakaan; (l) pemasangan denah dan petunjuk (rambu-rambu) perpustakaan yang memudahkan pengguna dalam mencari informasi. D. Simpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Unauthorized borrowing bahan pustaka oleh pemustaka memiliki beberapa faktor penyebab dan menghasilkan upaya pencegahan oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang sebagai berikut. Pertama, faktor-faktor yang menyebabkan unauthorized borrowing bahan pustaka oleh pemustaka adalah kemudahan akses dengan sistem layanan terbuka; koleksi yang disalahgunakan merupakan koleksi yang diminati pemustaka; usia pemustaka yang cenderung anak-anak dan remaja yang cenderung melakukan perilaku yang menyimpang; 24

Faktor Peminjaman Tidak Sah (Unauthorized Borrowing) Bahan Pustaka oleh Pemustaka di Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang Adrimon Tustiver, Malta Nelisa kurangnya pengamanan karena tidak adanya sistem keamanan elektronik; staf perpustakaan yang terbatas; staf perpustakaan tidak dibekali pelatihan pencegahan kejahatan secara khusus; tidak adanya fasilitas fotokopi; desain gedung dan tata ruang perpustakaan yang kurang optimal; peraturan perpustakaan mengenai peminjaman buku. Kedua, upaya pencegahan dan penanganan yang telah dilakukan oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang adalah pemberian sanksi berupa teguran kepada pemustaka yang terbukti pelakukan penyalahgunaan, mengatur tata ruang perpustakaan secara optimal, peyusunan koleksi berdasarkan jenisnya, memisahkan antara ruang baca dan rak koleksi, pemberian label pada setiap koleksi, pengecekan kembali koleksi yang dipulangkan dan stock opname, penggunaan sistem keamanan manual seperti meja sirkulasi dekat pintu keluar, penitipan tas dan akses terbatas untuk koleksi tertentu, penambahan jumlah eksemplas koleksi terutama untuk buku-buku yang minati oleh pemustaka, pendidikan pemakai untuk pengguna serta adanya poster dan rambu-rambu perpustakaan. Selain upaya penanganan dan pencegahan yang dilakukan oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi kota Padang di atas, Perpustakaan umum Kota padang harus meningkatkan keamanan perpustakaan dengan menggunakan sistem kemanan elektronik dan penambahan staf terutama yang memiliki latar belakang pendidikan kepustakaan yang terampil; menanamkan kasadaran book preservation baik bagi pemustaka maupun pustakawan; pustakawan harus bisa bertindak dengan perasaan dan peka terhadap lingkungan; perpustakaan perlu meningkatkan kualitas layanan dengan menyediakan layanan fotokopi bagi pemustaka; kepala perpustakaan perlu memberikan pelatihan khusus kepada stafnya terkait penanganan dan pencegahan kejahatan serta menangani perilaku pemustaka yang menyimpang serta memberi motivasi kepada staf perpustakaan untuk meningkatkan profesionalitas dan semangat demi tercapainya tujuan bersama; penempatan rak koleksi dan meja baca perlu diubah agar mudah dijangkau oleh staf pustakawan dan kemudahan pemustaka.; bagi pemerintah sudah seharusnya lebih memperhatikan lagi instansi-instansi pemerintah yang ada, dengan dukungan moril dan materil yang cukup untuk terwujudnya satu kesatuan. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan makalah penulis dengan pembimbing Malta Nelisa, S.Sos., M.Hum. Daftar Rujukan Constantinou, Constantia. 1995. Destruction of Knowledge: A Study of Journal Mutilation at a Large University Library. College and Research Libraries, 56(6) November (497-507). Listiyani. 2010. Penyalahgunaan Koleksi Perpustakaan: Studi Kasus di Perpustakaan Umum Yayasan LIA PRAMUKA. Skripsi. Depok: Jurusan Ilmu Informasi Perpustakaan FIB UI. 25

Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 2, No. 1, September2013, Seri A Obiagwu, Marcell C. 1992. Library Abuse in Academic Institutions: a comparative study. Rev. 24 (291-305). Sholiatalhanin. 2009. Program Pelestarian Bahan Pustaka di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Padang. Diakses 6 Mei 2013. http://simfonikehidupan.wordpress.com/2009/12/27/preservation/. Soeatminah. 1992. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. http://pustaka.uns.ac.id/include/inc_print.php?nid=17. Diakses 2 Mei 2013. 26