Bab I PENDAHULUAN. dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Presiden.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan BPN dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Provinsi Lampung

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang P

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIS UTAMA INSPEKTORAT UTAMA SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI

Badan Pertanahan Nasional yang kemudian dipimpin oleh Ir.Soni Harsono. Pada saat itu terjadi perubahan yang signifikan karena merupakan awal

PERUBAHAN KODE IDENTIFIKASI UNIT KERJA UNTUK PENOMORAN PADA NASKAH DINAS DI KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

II. VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN. B. Misi Yang Akan Dilaksanakan. A. Visi Pembangunan Pertanahan

Total Tahun

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran I Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 923/KEP-3.4.3/XI/2013 Tanggal : 22 November 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. mengenai objek penelitian yaitu Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha

MEMUTUSKAN : / BAB I...

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB III DESKRIPSI PLA DAN PELAKSANAAN PLA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya Badan Pertanahan Nasional

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1988 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1988 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disiplin merupakan kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapainya.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

Menimbang: Mengingat :

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 80 TAHUN 2017

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKSANAAN PLA Sekilas Tentang Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Badan Pertanahan Nasional. pembentukan Badan Pertanahan Nasional.Badan ini merupakan peningkatan dari

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusional Undang-Undang Dasar Pasal 33 ayat (3) Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Formulir 1 TARGET PEMBANGUNAN TAHUN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan terkadang dominan dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut erat kaitannya

PETUNJUK PENGARAH SURAT TENTANG SINGKATAN ARAHAN SURAT SERTA PENOMORAN KEPUTUSAN YANG DITANDA TANGANI UNIT PENGOLAH A.N. KBPN

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BAB II KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL. Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MEMUTUSKAN : Sambil menunggu penyerahan kewenangan di bidang pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

BAB III TINJAUAN UMUM. dipimpin oleh Kepala (Sesuai dengan Perpres No. 10 Tahun 2006). di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral.

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KANTOR KAS DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian, metode pengumpulan data dan analisa yang akan digunakan untuk

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR NAMA JABATAN FUNGSIONAL, KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan magang ini, penulis mendapat kesempatan untuk menganalisa

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Organisasi Badan Pertanahan Nasional Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah instansi pemerintah Non Departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Badan Pertanahan Nasional didirikan (dibentuk) pada tahun 1988 dengan keputusan presiden nomor 95 tahun 2000 (perbaharuan dari keppres No.26 Th. 1988) tentang Badan Pertanahan Nasional. Berdasarkan keputusan presiden nomor 96/M/1993 tentang pembentukan Kabinet Pembangunan IV kegiatan pertanahan yang dilaksanakan BPN dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. Badan Pertanahan Nasional bertugas membantu presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan undang-undang pokok agraria maupun peraturan perundang-undangan lain yang meliputi pengaturan penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Presiden. Dalam pelaksanaan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, Badan Pertanahan Nasional menyelenggarakan fungsi : 1. Merumuskan Kebijaksanaan dan perencanaan penguasaan dan penggunaan tanah.

2. Merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan pengaturan pemilikan tanah dengan prinsip-prinsip bahwa tanah mempunyai fungsi sosial sebagaimana diatur dalam undang-undang pokok agraria. 3. Melaksanakan pengukuran dan pemetaan serta pendaftaran tanah dalam upaya memberikan kepastian hak dibidang pertanahan. 4. Melaksanakan pengurusan hak-hak atas tanah dalam rangka memelihara tertib administrasi di bidang pertanahan. 5. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan serta pendidikan dalam latihan tenaga-tenaga yang diperlukan di bidang pertanahan. 6. Lain-lain yang ditetapkan Presiden. 1.1.2 Bidang Usaha (Tugas Pokok dan Fungsi) Badan Pertanahan Nasional melaksanakan tugas-tugas pelayanan masyarakat (publik sektor) yaitu memberikan pelayanan pertanahan kepada masyarakat dan menciptakan tertib administrasi pertanahan. Proses ini termasuk di dalamnya determinasi (yang umum diketahui sebagai kegiatan ajudikasi ) dari hak atau atribut lain tentang tanah, survey dan keterangannya, dokumentasi tentang detail dan kelengkapan mengenai informasi yang relevan dalam rangka menunjang pasar tanah. Administrasi pertanahan menaruh perhatian yang besar kepada tiga hal penting yang berhubungan erat dengan tanah, yakni kepemilikan nilai, penggunaan tanah, dan berbagi konteks yang tercakup dalam pengolahan tanah sebagai sumber daya. Sistem administrasi pertanahan yang baik akan: a. Memberikan jaminan kepemilikan dan keamanan penguasaan atas tanah. b. Menunjang kegiatan pajak bumi dan bangunan. c. Memberikan rasa aman bagi pemberi kredit.

d. Membangun/menumbuhkan dan memonitor pasar tanah. e. Melindungi tanah negara. f. Mengurangi sengketa atas tanah. g. Memfasilitaskan reformasi tanah. h. Meningkatkan mutu rencana perkotaan dan pembangunan infrastruktur. i. Menunjang pengelolaan lingkungan hidup. j. Menghasilkan data statistik tentang tanah. 1.1.3 Perkembangan Badan Pertanahan Nasional Pada saat didirikan pada tahun 1988, BPN berkembang pesat. Sedangkan untuk saat ini jumlah pegawai di lembaga ini berkurang dikarenakan pindah tugas atau berhenti. Perkembangan dan kemajuan yang di capai oleh BPN tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang dilakukan pemerintah, dimana tugas pokok dan fungsi pelayanan ini sebelumnya dilakasanakan oleh Ditjen Agraria Departemen Dalam Negeri, kemudian dialih fungsikan ke BPN untuk meringankan pemerintah. Sejak berdiri sebagai lembaga pemerintah non Departemen pada tahun 1988, Badan Pertanahan Nasional telah mengalami banyak perubahan guna untuk meningkatkan mutu pelayananya kepada masyarakat, salah satu usahanya adalah dengan menyusun kebijaksanaan yang memberikan kemudahan dan keringanan bagi masyarakat dalam pengurusan atas tanahnya, baik dalam prosedur maupun pembiayaanya. Salah satunya dengan membuat inovasi baru yaitu peluncuran Mobil LARASITA (Layanan Rakyat untuk Sertipikasi Tanah). Sistem LARASITA adalah jemput bola dengan mendatangi masyarakat melalui koordinasi dengan Kelurahan yang dianggap memenuhi syarat.

Tujuan LARASITA : 1. Mendekatkan layanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan pertanahan. 2. Mengurangi beban biaya transportasi masyarakat. 3. Menghilangkan campur tangan pihak ketiga yang tidak berkaitan dengan pelayanan pertanahan. 4. Memberikan kepastian pelayanan yang bertanggung jawab. 5. Mempercepat pensertipikatan tanah-tanah di Kabupaten atau Kota. Selain upaya di atas BPN juga berupaya meningkatkan pegawainya dengan sistem manajemen pelayanannya, yang semula pelayanannya tersebut masih dilaksanakan secara manual pada saat ini dengan adanya kemajuan teknologi, BPN berusaha untuk mengatasi keterlambatan tersebut dengan menggunakan alat komputer sehingga pelayanan kepada masyarakat lebih cepat dan lebih bermanfaat, lebih-lebih menghadapi peningkatan kegiatan oleh karena adanya peningkatan pembangunan. VISI: Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia. MISI: Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:

1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan. 2. peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T). 3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari. 4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. 5. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas. 1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Unit Kerja Pada pelaksanaan magang di Badan Pertanahan Nasional, penulis di tempatkan pada bagian bendaharawan. Badan Pertanahan Nasional sebagai instansi vertikal terdiri atas unit kerja tingkat pusat (BPN Pusat), unit kerja tingkat propinsi (Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi) dengan kantor Pertanahan Kabupaten/kota. Di Badan Pertanahan Nasional Pusat terdiri atas 6 pejabat Eselon 1, 2 (dua) unit pendukung yaitu sekertaris Utama dan inspektorat Utama. Sementara untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsi BPN dikoordinasikan oleh empat unit teknis yaitu : 1. Deputi bidang informasi pertanahan 2. Deputi bidang tata laksana pertanahan 3. Deputi bidang pengembangan dan hukum pertanahan, dan 4. Deputi bidang pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat Di tingkat Propinsi kegiatan BPN di laksanakan oleh unit yang dipimpin oleh pejabat eselon II dengan sebutan jabatan Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi. Di bawah jabatan Kepala Kanwil terdapat 5 (lima) pejabat eselon III yang terdiri dari 1 orang pejabat eselon III pada unit kerja pendukung yaitu Kepala Bagian Tata Usaha dan 4 (empat) orang Kepala Bidang sebagai pelaksana teknis tugas pokok dan fungsi BPN di tingkat Propinsi. Di tingkat Kabupaten/Kota kegiatan administrasi pertanahan dilaksanakan oleh unit kerja BPN yang dipimpin oleh seorang pejabat Struktual Eselon III dengan sebutan jabatan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Disetiap Kabupaten pertanahan Kota terdapat 6 (enam) orang pejabat Eselon IV yaitu: 1. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha Sub. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada semua satuan organisasi pada kantor pertanahan, menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program, anggaran dan peraturan perundangundangan. 2. Kepala Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan

Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas melakukan survei, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan, perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik, dan survei potensi tanah, penyiapan pembinaan surveyor berlisensi serta pejabat penilai tanah. 3. Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pendataan dan penertiban bekas tanah hak, pendaftaran peralihan, pembebanan hak atas tanah serta pembinaan Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT). 4. Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah, neraca penatagunaan tanah Kabupaten/Kota, landreform, konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya. 5. Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Masyarakat Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Masyarakat bertugas menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat. 6. Kepala Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, Konflik dan Perkara. Melihat kompleks dan besarnya organisasi Badan Pertanahan Nasional maka dapat tergambar betapa besar dan kompleksnya tugas-tugas Bagian bendaharaan

sebagai penanggung jawab atas segala anggaran yang ada di BPN baik penerimaan atau pengelurannya. Tugas pokok dan fungsi Bagian bendaharaan ialah mengadakan koordinasi dengan seksi-seksi di lingkungan BPN dalam hal mengajukan daftar usulan kegiatan, mengumpulkan, menghimpun dan mengelolah data-data informasi yang berhubungan dengan bidang keuangan, menyiapkan bahan rencana usulan anggaran pendapatan dan biaya rutin dan pembangunan badan pertanahan. 1.2.1 Tujuan Unit Kerja Penulis selama melaksanakan magang di Kantor Wilayah Badan Petanahan Nasional ditempatkan pada bagian kebendaharaan khususnya di bagian keuangan dimana di dalam unit tersebut terdapat bendaharawan APBN (Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Negara), yang tugasnya adalah melaksanakan administrasi dan penatausahaan keuangan, pelaksanaan perbendaharaan serta penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM). melakukan pengeluaran dan pemasukan ke APBN. Adapun tujuan unit kerja dari bendaharawan APBN sebagai berikut : 1. Melaksanakan penyusunan program pelaksanaan tugas di bidang pertanahan.

2. Mengkoordinasikan pengaturan penguasaan dan pemilik tanah, penatagunaan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, serta pengukuran dan pendaftaran tanah. 3. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian serta melakukan tugas di bidang pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penatagunaan tanah, pengurusan dan pendaftaran tanah. 4. Melaksanakan urusan tata usaha dan perundang-undangan. 1.2.2 Ruang lingkup Unit Kerja Adapun tujuan dari pada ruang lingkup unit kerja bendaharawan APBN bagian pengeluaran yaitu : 1. Membayar segala bentuk pengeluaran atas persetujuan atasan langsung. 2. Memungut dan menyetorkan pajak atas segala transaksi pada butir 1 (satu) 3. Mempertanggung jawabkan segala bentuk pengeluaran kepada KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) 1.3 Hubungan Kerja Dengan Unit Lain Dalam tiap-tiap bagian mempunyai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Tiap-tiap tugas pokok dan fungsi tersebut saling berkaitan satu sama lain, saling menunjang, mendukung dan melengkapi untuk menyelesaikan tugas unit bendaharawan sehingga tercipta hubungan kerja yang harmonis dan kerja sama yang baik. Unit kebendaharawanan di dalam melakukan setiap kegiatan tidak selalu berhubungan dengan unit lain, sesuai dengan kebutuhan bersyarat karena ada kegiatan

yang langsung dapat di selesaikan sendiri oleh unit bedaharawan sendiri. Adapun bagian-bagian yang berhubungan dengan unit bendaharawan adalah sebagai berikut: 1. Hubungan dengan Bagian Keuangan Untuk menghetaui administrasi pajak dan potongan - potongan gaji para pegawai yang selanjutnya di laporkan ke unit bendaharawan untuk menjadi laporan dalam pembayaran penggajian. 2. Hubungan Dengan Bagian Kepegawaian Untuk mengetahui data absensi atau kehadiran para pegawai yang selanjutnya di laporkan ke unit bendaharawan guna pembayaran gaji pegawai yang bersangkutan. 3. Hubungan Dengan Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas antara lain menerima, mengagendakan dan mendistribusikan arsip atau surat-surat yang berkaitan dengan unit bendaharawan yang selanjutnya di proses atau di gunakan oleh bagian bendaharawan. 1.4 Tujuan Magang dan Penulisan Laporan Magang 1.4.1 Tujuan Magang a. Memberikan pengalaman singkat kepada mahasiswa agar lebih mengenal dunia kerja. b. Melatih serta mendidik mahasiswa agar dapat beradaptasi, bersosialisasi dan mendisiplinkan diri menghadapi dunia kerja yang menuntut loyalitas dan team work.

c. Membuka peluang mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan sebelum atau sesudah menyelesaikan studinya. d. Untuk mempraktekan secara langsung teori-teori yang didapat mahasiswa di bangku kuliah. 1.4.2 Tujuan Penulisan Laporan Magang a. Merupakan persyaratan untuk menempuh ujian kelulusan di dalam program D III Akuntansi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana b. Untuk Melatih kesabaran, ketekunan dan ketelitian dalam penyusunan laporan tugas akhir sehingga penulis dapat berfikir secara kreatif. c. Untuk melatih penulis mendisiplinkan diri dan mempunyai tanggung jawab di dalam menyusun laporan tugas akhir. d. Agar melatih penulis mengembangkan kemampuan berkomuikasi baik secara tulisan maupun lisan yang selama ini teori yang di dapatkan selama masa perkuliahan di padukan dengan pengalaman praktek kerja / magang.