BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat terangkat harkat dan derajadnya. pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berfikir, merasa, atau tidak dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi beberapa tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kemudian perguruan tinggi. Secara umum pendidikan dilaksanakan oleh lembaga yang disebut sekolah. Dalam proses pendidikan disekolah melibatkan banyak komponen diantaranya guru, siswa, bahan ajar, sarana dan prasarana, maupun lingkungan. Masing-masing faktor yang terlibat mempunyai fungsi yang berbeda dengan yang lainnya, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung. Proses pendidikan disekolah tentunya memiliki tujuan, jika melihat pendapat Djamaah dan Zaim. (2008:49) mengungkapkan Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif, artinya didalamnya terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu intinya akan mewarnai cara anak didik bersikap 1

2 dan berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik di dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.. Dalam UU No. 20 tahun 2013 tentang pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agara menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia. Untuk itu pendidikan nasional menghasilkan manusia terdidik yang beriman berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki rasa tanggung jawab. Tercapainya tujuan pendidikan nasional yang disebut dalam UU No. 20 tahun 2003 tersebut maka diperlukan suatu proses yaitu belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam melaksanakan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika siswa berada di sekolah maupun lingkungan rumah. Belajar merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, yang menyebapkan terjadinya perubahan pada dirinya. Kegiatan belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktok

3 eksternal. Pengaruh faktor internal yang sangat kuat dalam mencapai tujuan belajar adalah motivasi belajar. Untuk itu dalam proses pembelajaran, siswa siswa harus mempunyai motivasi belajar yang tinggi, karena siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan dengan mudah memahami dan mengerti mengenai materi ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Motivasi besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan motivasi yang dimilikinya maka siswa tidak akan belajar dengan baik. Jika seseorang tidaak mempunyai motivasi untuk belajar tidak diharapkan orang tersebut akan berhasil dengan baik dalam mempelajari ilmu pengetahuan dalam proses belajar, sebaliknya jika seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh motivasi maka diharapkan hasilnya lebih baik. Selain motivasi belajar ada faktor lain yang sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu gaya belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gaya adalah tingkah laku, gerak gerik dan sikap. Sedangkan belajar adalah suatu proses aktif untuk menuju suatu arah tertentu yang dapat meningkatkan perbuatan, kemampuan atau pengertian baru. Sehingga hasil belajar mampu menciptakan perubahan prilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Gaya belajar adalah cara konsisten yang dilakukan seorang siswa untuk menangkap stimulus atau informasi. Nasution (2008:93). Dengan gaya belajar yang dimiliki siswa dapat meningkatkan cara mengingat, berfikir lebih aktif, mampu memecahkan permasalahan dengan baik. Pada dasarnya gaya

4 belajar setiap siswa berbeda-beda, mereka mengolah informasi menurut gaya belajar masing-masingyang sesuai dengan keinginannya. Gaya belajar merupakan kombinasi menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang diterima dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian keragaman gaya belajar siswa yang bervariasi diharapkan dapat tercipta suasana belajar yang kondusif sehingga mempertinggi efektivitas belajar dan mempengaruhi hasil belajar. Terdapat tiga jenis gaya belajar yang dapat digunakan siswa dalam memproses informasi atau stimulus yang diterimanya yaitu: 1) Gaya belajar visual: gaya belajar visual menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkrit diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan. Nasution (2008:93). 2) Gaya belajar auditori mengandalkan pendengaran untuk memahami dan mengingatnya. Karakteristik belajarnseperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Nasution (2008:93). 3) Gaya belajar kinestetik: gaya belajar kinestetik mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberi informasi agar siwa bisa mengingatnya. Nasution (2008:93). Konteks seperti itulah diyakini gaya belajar yang bervariasi sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Ungkapan tersebut harus dimiliki siswa di setiap jenjeng pendidikan baik di SMA, SMP, SD, maupun TK. Salah satunya di SMP Negeri 2 Jawai yang siswanya memiliki motivasi belajar yang bervariasi sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut.

5 Motivasi belajara siswa yang bervariasi bisa dipengaruhi oleh motivasi siswa saat mengikuti pelajaran, proses belajar mengajar yang dilaksanakan disekolah, keadaan sekolah yang mendukung, serta sarana dan prasarana yang menunjang proses belajara mengajar. Dari alasan tersebut munculah alasan peneliti memilih SMP Negeri 2 jawai untuk dijadikan tempat penelitian karena peneliti menemuka masalah dalam proses belajar, diantaranya ada siswa yang kurang semangat, malas mencatat, tidak memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu lembaga pendidikan di kabupaten sambas adalah SMP Negeri 2 Jawai. Sebagai salah satu lembaga pendidikan sekolah, SMP Negeri 2 Jawai memiliki tujuan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang harus dicapai melalui proses belajar yang dilaksanakan oleh setiap sekolah melalui berbagai mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Berdasarkan prasurvey yang peneliti lakukan khususnya kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai, peneliti menemukan motivasi dan gaya belajar siswa yang berbeda-beda, sehingga hasil belajara siswa di kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai bervariasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, yaitu untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan gaya belajar siswa lebih dalam lagi saat proses pembelajaran berlangsung khususnya pada mata pelajaran TIK, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Motivasi dan Gaya

6 Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas. B. Masalah Penelitian Masalah umum dalam penelitian ini adalah Bagaimana hubungan antara motivasi dan gaya belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas?. Masalah umum tersebut dirumuskan dalam sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana motivasi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas? 2. Bagaimana gaya belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas? 3. Apakah terdapat hubungan antara motivasi dan gaya belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan gaya belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas. Tujuan khusus dalam penelitian ini secara rinci untuk mengetahui: 1. Motivasi belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas.

7 2. Gaya belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas. 3. Hubungan anatara motivasi dan gaya belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan, informasi, dan referensi bagi rekan mahasiswa program studi TIK untuk melakukan penelitiannya. 2. Manfaat Praktis Bagi: a. Siswa Dapat menumbuhkan interaksi dan meningkatkan motivasi dan gaya belajar siswa serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK. b. Sekolah Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikanproses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi siswa. c. Peneliti Agar memiliki pengetahuan yang luas tentang memahami dan meningkatkan motivasi dan gaya belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran TIK kelak disaat peneliti terjun kelapangan.

8 E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini terbagi atas dua bagian, yakni variabel penelitian dan definisi operasional. 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah bagian penelitian yang berkaitan dan saling berpengaruh antara satu obyek dengan obyek lainnya. Sugiyono (2013:61) menyatakan bahwa: Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (independen variabel) dan variabel terikat (dependen variabel) yang dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Variabel Bebas (independen variabel) Variabel bebas adalah variabel yang keberadaannya menjadi penyebap perubahan variabel terikat. Sugiyono (2013:61) mengungkapkan bahwa: Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebap perubahan timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi dan gaya belajar siswa. Variabel bebas tersebut memiliki aspek-aspek sebagai berikut:

9 1. Motivasi a. Pantang menyerah b. Berkemauan keras c. Tekun d. Ulet 2. Gaya belajar a. Visual b. Auditorial c. Kinestetik b. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat muncul karena ada pengaruh dari variabel bebas. Sugiyono (2013:61) menyatakan bahwa: Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena danya variabel bebas. Variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adlah hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten sambas. Dengan aspek-aspek sebgai berikut: 1) Hasil belajar sangat tinggi 2) Hasil belajar tinggi 3) Hasil belajar sedang 4) Hasil belajar rendah 5) Hasil belajar sangat rendah

10 2. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel dan aspeknya, maka diperlukan definisi operasional. a. Motivasi belajar Motivasi belajar adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk mencapai tujuan belajar. Aspek-aspek yang terdapat dalam motivasi balajar adalah: 1) Pantang menyerah Pantang menyerah merupakan perjuangan peserta didik yang tangguh, penuh semangat, tidak putus asa, berkemauan keras, selalu optimis, selalu percaya diri dengan apa yang dilakukannya. 2) Berkemauan keras Berkemauan keras merupakan ciri-ciri peserta didik yang selalu memiliki kemauan yang kuat, gigih, rajin, dan ulet dalam memperjuangkan cita-citanya. 3) Tekun Tekun merupakan ciri-ciri peserta didik yang berkeras hati dan sungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar.

11 4) Ulet Ulet merupakan ciri-ciri peserta didik yang tidak mudah putus asa dan disertai kemauan keras dalam berusaha dan mencapai cita-cita. b. Gaya belajar Gaya belajar adalah cara belajar ayang khas bagi siswa. Gaya belajar memiliki beberapa asapek diantaranya: 1) Visual Gaya belajar visual menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkrit diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa faham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan. 2) Auditorial Gaya belajar auditorial mengandalkan pendengaran untuk memahami dan mengingatnya. Karakteristik gaya belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. 3) Kinestetik Gaya belajar ki nestetik mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh suatu yang memberi informasi agar siswa bisa mengingatnya.

12 c. Hasil Belajar Hasil belajar adalah refleksi yang dicapai oleh peserta didik yang digambarkan secara jelas dan diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara dan angket. Adapun aspek-aspek dari hasil belajar adalah: Hasil belajar sangat tinggi yaitu 90-100 Hasil belajar tinggi yaitu 80-89 Hasil belajar sedang yaitu 70-79 Hasil belajar rendah yaitu 60-69 Hasil belajar sangat rendah yaitu 60 kebawah F. Hipotesis Penelitian Perumusan hipotesis sangat diperlukan guna untuk memberi asumsi atau jawaban bersifat sementara terhadap masalah yang muncul. Sugiyono (2013:96) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap masalah yang diteliti dan kebenarannya masih diragukan serta perlu dibuktikan lebih lanjut. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

13 1. Hipotesis Nol (H0) Tidak terdapat hubungan antara motivasi dan gaya belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas. 2. Hipotesis Alternatif (Ha) Terdapat hubungan antara motivasi dan gaya belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jawai Kabupaten Sambas.