HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI TT DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Diah Eko Martini ...ABSTRAK...

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

DAFTAR PUSTAKA. Annisa, M. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan. (online) avaible;

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

HUBUNGAN PENERAPAN P4K OLEH IBU HAMIL DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL SALATIGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

MENGANALISIS PERBEDAAN KEPATUHAN IBU MEMBAWA BUKU KIA SERTA KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KIA

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Kata Kunci : Dukungan Suami, Motivasi Ibu, Minat, Kunjungan Kelas Ibu Hamil

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Faizatul Ummah Dosen Prodi Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL TRIMESTER 3 DENGAN KETERATURAN ANTENATAL CARE K4 DI BPS NY. S DESA SIDOMUKTI KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TENTANG MUTU PELAYANAN ANC DI PUSKESMAS JAMBU BURUNG KABUPATEN BANJAR

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN K4 DI DESA KALIMO OK KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

DAFTAR PUSTAKA. Andarmoyo, S Keperawatan Keluarga Konsep, Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER II TENTANG FE DENGAN KEPATUHAN MINUM TABLET Fe DI DESA MOJOKARANG KECAMATAN DLANGGU MOJOKERTO

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN KEHAMILAN DI BPS ERTIN JUPRI

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG CARA MENGATASI MUAL MUNTAH DI BPS NY. WIDI ASTUTIK, Amd.Keb.

Oleh : EndykaEryeFrety, S. ST., dan Evi Susianti S.ST Dosen Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KETERATURAN IBU HAMIL KONSUMSI TABLET FE

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI POLINDES DESA TLANAK KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN KEHAMILAN PERTAMA (K-1)

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN Shelly Oktavia Mufida*, Virgianti**, Aripal Aris***.....ABSTRAK....... Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Didalam program KIA pun telah disepakati bahwa kunjungan ibu hamil minimal dilakukan empat kali. Tetapi pada kenyataannya masih banyak dijumpai kurangnya pemahaman tentang pedoman kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya kunjungan pemeriksaan kehamilan. Salah satu penyebab rendahnya cakupan KI dan K4 adalah masih rendahnya pendidikan ibu hamil sehingga mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan ANC. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Keteraturan ANC. Desain penelitian ini menggunakan metode kasus control (case control). Metode sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Sample yang diambil sebanyak 30 responden yaitu ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Turi-Lamongan, pada bulan November 2008. Instrumen penelitian ini adalah dengan wawancara terarah dan buku KIA. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden yang bertingkat pendidikan rendah sebanyak 18 orang dan sebagian besar masih belum memenuhi standar pelayanan antenatal sebanyak 14 orang (77,78 %). Sedangkan yang bertingkat pendidikan tinggi sebanyak 12 orang, sebagian besar sudah sesuai standar sebanyak 8 orang (66,67%). Sedangkan dari hasil uji statistik diperoleh hasil ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC, dengan nilai P= 0,024 dimana P< 0,05. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan masih banyak yang rendah dan berpengaruh pada kunjungan ANC. Sehingga harus lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan mengenai pentingnya ANC. Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Keteraturan ANC PENDAHULUAN.... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Hal ini meliputi pemeriksaan kehamilan dan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar (misalnya pemb erian imunisasi T5 dan tablet Fe), serta mendidik dan memotivasi ibu agar dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya. Pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan ibu hamil minimal empat kali atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut : minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan, khususnya dalam memberi kesempatan yang cukup dalam menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan. Karena tujuan pemeriksaan antenatal adalah menjaga ibu hamil dan dapat melalui kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat (Depkes, 1994) SURYA 8

Berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No.1475/Menkes/SK/X/2003 tentang standar pelayanan kesehatan minimal dibidang kesehatan target kunjungan baru (K1) adalah 100% dan kunjungan yang keempat atau lebih (K4) adalah 95%. Sedangkan pada tahun 2007 pencapaian di daerah propinsi Jawa Timur K1 adalah 95,13% dan K4 adalah 77,04%. Di kabupaten Lamongan K1adalah 92,04% dan K4 adalah 85,46%. Di puskesmas Turi sendiri cakupan K1 80,74% dan K4 68,23%, dari hasil prosentese di atas dapat di ketahui masih rendahnya kunjungan awal (K1) dan kunjungan ke empat atau lebih (K4) padahal di setiap daerah terdapat kebijakan teknis tersendiri yang disapakati dalam mengupayakan kesehatan ibu dan anak. Kebijakan teknis yang diberlakukan di Lamongan antara lain: bidan bermitra dengan dukun, bagi pasien yang melakukan rawat jalan tidak dikenakan biaya (di wilayah kerja puskesmas kabupaten Lamongan), melakukan kunjungan rumah ibu hamil, ibu nifas yang kesulitan dating di pelayanan kesehatan karena tidak adanya sarana dan prasarana. (Depkes, 2007) Faktor yang melatar belakangi rendahnya cakupan K1 dan K4 adalah kurangnya pemahaman tentang pedoman kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya kunjungan pemeriksaan kehamilan. Beberapa variabel yang mempengaruhi rendahnya pelayanan antenatal adalah umur ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang kesehatan kehamilan, sikap ibu, ekonomi keluarga dan jumlah anak. (Felly P Senewe, 2003). Salah satu penyebab rendahnya cakupan KI dan K4 adalah masih rendahnya pendidikan ibu hamil. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap ibu terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan seperti pentingnya kunjungan ANC pada saat hamil. Untuk menanggulanginya harus diadakan penyuluhan-penyuluhan agar ibu lebih faham tentang pentingnya ANC pada ibu hamil sehingga mau melakukan ANC secara teratur. Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Keteraturan Kunjungan ANC di Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan Tujuan dari penelitian diatas untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC di Pukesmas Turi Lamongan. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasioner yaitu desain penelitian yang menjelaskan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Desain dalam penelitian ini mencari hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC (K1 -K4) di Puskesmas Turi - Lamongan 2008. Penelitian ini merupakan penelitian desain kasus control (case control), yaitu peneliti melakukan pengukuran pada variabel dependen terlebih dahulu. Sedangkan variabel independent ditelusuri secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya faktor (variabel independen) yang berperan. HASIL PENELITIAN.. Data Umum Data ini berupa karakteristik responden yang meliputi umur, pekerjaan dan paritas ibu: 1) Umur Ibu Hamil Distribusi responden berdasarkan umur ibu di Puskesmas Turi Lamongan, November 2008 disajikan sebagai berikut. Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur ibu hamil di Puskesmas TuriLamongan, November 2008. No. Umur (th) N Prosentase (%) 3. < 20 tahun 20-30 tahun > 30 tahun 2 20 8 6,67 % 66,67 % 26,67 % SURYA 9

Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa umur responden terbanyak berusia 20-30 tahun sebanyak 20 responden (66,67%) dan yang terendah berusia <20 tahun sebanyak 2 responden (6,67%). 2) Pekerjaan Ibu Hamil Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu hamil di Puskesmas Turi- Lamongan, November 2008 disajikan sebagai berikut. Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan, November 2008. No. Pekerjaan N Prosentase (%) 1 3. IRT/tidak bekerja Swasta PNS 23 5 2 76,67 % 16,67 % 6,67 % Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 23 orang (76,67 %) dan yang sebagian kecil bekerja sebagai PNS sebanyak 2 responden (6,67%). 3) Paritas Ibu Hamil Distribusi responden berdasarkan paritas ibu hamil di Puskesmas Turi Lamongan, November 2008 disajikan sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan paritas ibu hamil Di Puskesmas Turi Lamongan, November 2008. No. Paritas N Prosentase (%) Primi Multi 6 24 20 % 80 % Data Khusus Data ini menunjukkan tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC di Puskesmas Turi-Lamongan. 1) Pendidikan Ibu Hamil Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu hamil di Puskesmas Turi- Lamongan, November 2008. Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan, November 2008. No. Pendidikan N Prosentase (%) 3. Dasar Menengah Tinggi 18 9 3 60 % 30 % 10 % Karena kebutuhan perhitungan statistik, sekor pendidikan direduksi menjadi 2 yaitu tinggi dan rendah karena ada satu sel yang melebihi nilai 20% sehingga tidak dapat menggunakan uji chi-square sehingga peneliti menggunakan uji fisher s exact No. Pendidikan N Prosentase (%) Rendah - SD - SMP Tinggi - SMA - PT 5 13 9 3 16,67 % 43,33 % 30 % 10 % Dari tabel 4 dapat dijelaskan sebagian besar responden berpendidikan rendah (SD dan SMP) sebanyak 18 orang (60%). Sedangkan yang berpendidikan tinggi (SMA dan PT) sebanyak 12 orang (40%). Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa sebagian responden mempunyai anak lebih dari satu sebanyak 24 orang (80%). Sedangkan yang mempunyai anak satu sebanyak 6 orang (20%). SURYA 10

2) Keteraturan Ibu Hamil Melakukan ANC Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan keteraturan ANC Ibu hamil di Puskesmas Turi - Lamongan, November 2008. No. Kunjungan N Prosentase (%) Tidak sesuai standar Sesuai standar 18 12 60 % 40 % Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden kunjungan ANC masih belum sesuai standar sebanyak 18 orang (60%). Sedangkan yang sesuai standar sebanyak 12 orang (40%). Ibu hamil tidak melakukan ANC secara rutin disebabkan karena tidak ada keluhan dan berpedoman pada pengalaman terdahulu, ibu akan memeriksakan kehamilannya apabila ada keluhan pada kandungannya. Tabulasi silang antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC. Disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut Tabel 6 Tabulasi silang tingkat pendidikan dengan keteraturan ANC di Puskesmas Turi- Lamongan, November 2008. No. Pendidikan Rendah Tinggi Kunjungan Tidak Sesuai Standar Sesuai Standar N % N % 14 77,78 % 4 22,22 % 4 33,33 % 8 66,67 % N 18 12 Prosentase % 100 % 100 % Jumlah 18 111,11 % 12 88,89 % 30 100 % Dari hasil tabulasi silang pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari responden yang bertingkat pendidikan rendah sebagian besar kunjungan ANCnya masih belum sesuai standar sebanyak 14 orang (77,78%). Sedangkan yang bertingkat pendidikan tinggi sebagian besar sudah sesuai standar sebanyak 8 orang (66,67%). Berdasarkan hasil perhitungan chi-square (Fisher s Exact) antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC diperoleh hasil nilai P = 0,014 dimana P < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC. PEMBAHASAN.... Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 dapat dijelaskan bahwa kebanyakan ibu hamil tingkat pendidikannya masih rendah. Menurut pendapat Soekidjo N. (2003) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap ibu terhadap nilai-nilai yang baru atau yang sedang berkembang. Pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian di Puskesmas Turi-Lamongan dimana sebagian besar responden sebanyak 18 orang berpendidikan rendah sehingga pengetahuan responden juga rendah. Semua itu disebabkan karena keadaan sosial ekonomi keluarga yang rendah, sehingga mengakibatkan banyak responden putus sekolah. Keteraturan ANC Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 5 keteraturan ANC ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak sesuai standar kunjungan kehamilan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa faktor yang melatar belakangi rendahnya SURYA 11

cakupan KI dan K4 adalah kurangnya pemahaman tentang pedoman kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya kunjungan pemeriksaan kehamilan. Beberapa variabel yang mempengaruhi rendahnya pelayanan antenatal adalah umur ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang kesehatan kehamilan, sikap ibu, ekonomi keluarga dan jumlah anak. (Felly P Senewe, 2003). Sedangkan dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan ibu hamil minimal dilakukan empat kali atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut: minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan, khususnya dalam memberi kesempatan yang cukup dalam menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan. Karena tujuan pemeriksaan antenatal adalah menjaga ibu hamil dan dapat melalui kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat (Depkes, 1994). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada ibu hamil yang tidak melakukan ANC secara rutin disebabkan karena tidak ada keluhan pada kehamilannya dan berpedoman pada pengalaman kehamilan terdahulu, ibu akan memeriksakan kehamilannya apabila ada keluhan pada kehamilannya 3. Hubungan Tingkat Pedidikan Ibu Hamil Dengan Keteraturan ANC Dari hasil tabulasi silang pada tabel 6 dapat dijelaskan bahwa dari responden yang bertingkat pendidikan rendah sebagian besar kunjungan ANCnya masih belum sesuai standar. Sedangkan yang bertingkat pendidikan tinggi sebagian besar sudah sesuai standar. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan uji chi square (Fisher s Exact) antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC diperoleh hasil nilai P = 0,014 dimana P < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Soekidjo N (2003) bahwa pada hakekatnya pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar, berlangsung secara terus menerus, sistematis dan terarah, yang bertujuan mendorong terjadinya perubahan-perubahan terhadap individu yang terlibat didalamnya contohnya adalah pola pikir atau perilaku seseorang terhadap sesuatu yang baru. Seperti penelitian ini dimana masih banyak responden yang bertingkat pendidikan rendah sehingga berpengaruh pada keteraturan ibu hamil untuk melakukan ANC. Disebabkan oleh kurangnya pengetahuan atau informasi tentang pentingnya ANC bagi ibu hamil maupun janinnya. Sehingga hal ini berpengaruh pada pola pikir atau perilaku ibu untuk melakukan ANC secara teratur. KESIMPULAN DAN SARAN. KESIMPULAN 1) Sebagian besar ibu hamil berpendidikan rendah. 2) Sebagian besar ibu hamil tidak sesuai standar kunjungan ANC. 3) Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC. SARAN Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka perlu memfungsikan sarana dan prasarana yang tersedia ditempat pelayanan kesehatan dengan menyediakan brosur sehingga ibu lebih mudah dalam memperoleh informasi mengenai ANC. Dengan masih banyaknya ibu hamil yang masih belum memenuhi standar kunjungan kehamilan diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur bagi ibu dan janinnya. Karena keterbatasan peneliti yang tidak bisa mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh pada ANC antara lain SURYA 12

. sikap ibu, ekonomi keluarga, jumlah anak dan umur ibu, maka diharapkan peneliti selanjutnya lebih memperhatikan faktor-faktor tersebut guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan menghindarkan bias.. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Bari S. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Jakarta: YBPSP. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Aziz, Alimul. (2007). Metode Penelitian Dan Teknis Analisa Data, Jakarta: Salemba. Azrul, dkk. (2003). Metode Penelitian, Jakarta: Bina Rupa Aksara. DepKes RI. (1992). Kumpulan Materi Reproduksi Remaja, Jakarta: Departemen Kesehatan. Helen, Farrer. (1999). Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC. Helen,Varne dkk.(2006). Asuhan Kebidanan Vol. 1, Jakarta: EGC Manuaba, Ida Bagus. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC. Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Pusdiknakes. (1994). Standart Pelayanan Kebidanan, Jakarta:Dep Kes RI. Sadik M Djakfar.(2007). Kajian Yang Mempengaruhi Derajat Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Di KEc. Gunung Sugih Kab. Lampung Tengah, Jakarta: http://www.digilib.ui.edu/opac/theme s/libri2/detail.jps?id=80700&lokasi=l okal Diakses Tanggal 27 Agustus 2008 Senewe, Felly P. (2003). Faktor-faktor Yanmg Berhubungan Dengan Komplikasi Persalinan 3 Tahun Terakhir Di Indonesia, Jakarta:http: //digilib gunadarma.ac.id/go.php?id=jkpkbpp k-gdl-res-2007-felly-883-komplikasi. Diakses Tanggal 27 Agustus 2008. Singgih D, dkk. (2001). Psikologi Praktis Anak, Remaja, Dan Keluarga, Jakarta: Gunung Mulia. Soekitjo Notoatmodjo.(2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Soekitjo Notoatmodjo, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Soekitjo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku, Jakarta: Rineka Cipta. SURYA 13