BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran baik berkenanaan dengan guru ataupun siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Apalagi pelaksanaan kurikulum 2013 yang merupakan usaha. pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, Pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan uraian penjelasan dari UU diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang betujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mager (1962) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Tujuan pembelajaran dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu pembelajaran dapat diukur tingkat keberhasilannya. Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dengan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik berhasil mencapai beberapa aspek yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan Pasal 1 Permendikbud 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SD/MI dijelaskan, Kurikulum 1

2 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang telah dilaksanakan sejak tahun ajaran 2013/2014 disebut Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Pasal 2 Permendikbud 57 Tahun 2014 Dijelaskan bahwa: Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: a. Kompetensi Inti sikap spiritual; b. Kompetensi Inti sikap sosial; c. Kompetensi Inti pengetahuan; dan d. Kompetensi Inti keterampilan Pada kenyataannya berdasarkan hasil pengamatan di lapangan selama praktek pengalaman lapangan II di SDN Halimun, dalam proses pembelajaran masih banyak siswa tidak berani tampil di depan kelas, siswa tidak mau bertanya kepada guru atau teman apabila tidak paham terkait dengan materi, siswa tidak berani mengemukakan pendapat di dalam kelompok maupun di kelas, siswa mengeluh ketika diberikan tugas oleh guru karena merasa dirinya tidak mampu, siswa tidak mau bekerja secara berkelompok karena merasa malu dengan siswa lainnya serta siswa jarang bergaul dengan teman sebayanya dan cenderung menutup diri sehingga hasil belajar di dalam proses kegiatan belajar mengajar kurang maksimal. Hal ini dapat disebabkan karena kurang memahami dan rasa percaya diri di dalam kelas sehingga siswa belum terbiasa untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran yang membosankan, media yang di gunakan tidak kreatif dan inovatif, sumber dan bahan ajar hanya berasal dari 2

3 buku dan guru serta penggunaan model pembelajaran yang digunakan masih konvensional. Penyebab kurangnya rasa percaya diri dan hasil belajar siswa ini dapat meningkat apabila peneliti menerapkan Model Discovery learning. Model Discovery learning adalah proses mental di mana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Kurikulum 2013 adalah kurikulum menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, yang terintegrasi. Pembelajaran kurikulum 2013 membentuk kompetensi serta karakter peserta didik. Dari Permedikbud No.104 Tahun 2014 dijelaskan bahwa: Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran: a. mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi/mencoba; d. menalar/mengasosiasi; dan e. mengomunikasikan. Pendekatan saintifik merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan proses keilmuan dalam pembelajaran yang dilakukan. Pendekatan ini dapat diterapkan dengan berbagai model pembelajaran diantaranya: Discovery Learning (DL), Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL). 3

4 Discovery Learning (DL) ialah proses pembelajaran yang terjadi bila peserta didik menerima pelajaran bukan dalam bentuk finalnya melainkan peserta didik diharapkan dapat mengorganisasi sendiri (Lefancois, 1986:103); Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembalajaran yang menggunakan project atau kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan pembelajarannya. ; dan Problem Based Learning (PBL) adalah model yang menggunakan masalah nyata yang tidak tersetruktur sebagai konteks atau sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis membangun pengetahuan baru. Berdasarkan ketiga model pembelajaran tersebut peneliti memilih model pembelajaran Discovery Learning (DL) untuk dijadikan sebagai penelitian. Hal ini sebabkan karena rasa percaya diri dan hasil belajar siswa masih rendah. Diterapkannya Discovery Learning (DL) di kelas II SDN Halimun diharapkan supaya rasa percaya diri dan hasil belajar siswa meningkat. Beberapa kelebihan dari Discovery Learning (DL) antara lain sebagai berikut: 1. siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik. 2. membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru. 3. mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. 4. mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. 5. memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. 4

5 6. situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. 7. proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. 8. meningkatkan tingkat penghargaan siswa. 9. kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. 10. dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu 11. menghindarkan cara belajar tradisional. Berdasarkan latar belakang di atas, dengan ini peneliti mengangkat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul, Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Percaya Diri dan Hasil Belajar Siswa pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan Subtema Hewan Disekitarku (Penelitian Tindakan Kelas di kelas II Sekolah Dasar Negeri Halimun Kecamatan Lengkong Kota Bandung Tahun Ajaran 2015/2016). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang diutarakan di atas, maka identifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa tidak berani untuk tampil di depan kelas. 2. Siswa tidak mau bertanya kepada guru atau teman apabila tidak paham terkait dengan materi. 3. Siswa mengeluh ketika diberikan tugas oleh guru karena merasa dirinya tidak mampu atau siswa tidak mudah putus asa. 5

6 4. Siswa tidak berani mengumukakan pendapat di dalam kelompok maupun di kelas. 5. Siswa tidak mau bekerja secara kelompok karena merasa malu dengan siswa lainnya. 6. Siswa jarang bergaul dengan teman sebayanya dan cenderung menutup diri. 7. Hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 2,66 C. Rumusan Masalah 1. Secara Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah: Mampukah Rasa Percaya Diri dan Hasil Belajar Siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Halimun dalam Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan pada Subtema hewan disekitarku meningkat dengan Model Discovery Learning? 2. Secara Khusus Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti sebagai berikut: a. Apakah peneliti dapat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (DL) agar rasa rasa percaya diri dan hasil belajar siswa pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan pada Subtema hewan disekitarku meningkat? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning (DL) dapat meningkatkan rasa percaya diri dan hasil 6

7 belajar siswa kelas II SDN Halimun pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan pada Subtema hewan disekitarku? c. Seberapa besar peningkatan rasa percaya diri kelas II SDN Halimun dengan menggunakan model Discovery Learning (DL) pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan pada Subtema hewan disekitarku? d. Seberapa besar peningkatan rasa hasil belajar siswa kelas II SDN Halimun dengan menggunakan model Discovery Learning (DL) pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan pada Subtema hewan disekitarku? D. Tujuan Penelitian 1. Secara Umum Untuk meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Hasil Belajar Siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Halimun Pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan pada Subtema hewan disekitarku dengan Model Discovery Learning. 2. Secara Khusus Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan Penelitian Tidakan Kelas (PTK) ini sebagai berikut: a. Ingin mengetahui cara menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. b. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery learning dapat meningkatkan percaya diri dan hasil belajar siswa pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan Subtema hewan disekitarku. c. Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan rasa percaya diri dan hasil belajar siswa kelas II SDN Halimun pada Tema Merawat Hewan dan 7

8 Tumbuhan pada Subtema hewan disekitarku dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Agar rasa percaya diri dan hasil belajar siswa pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. b. Menemukan teori baru tentang meningkatkan rasa percaya diri dan hasil belajar siswa pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. c. Sebagai dasar penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Siswa: 1) Agar rasa percaya diri siswa kelas II SDN Halimun pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan pada Subtema hewan disekitarku meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. 2) Agar hasil belajar siswa kelas II SDN Halimun pada Tema Merawat Hewan dan Tumbuhan pada Subtema hewan disekitarku meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. b. Manfaat bagi Guru: 8

9 1) Agar guru lebih terampil menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Agar guru memiliki gambaran tentang penerapan model pembelajaran. 3) Meningkatkan kinerja guru. c. Manfaat bagi Sekolah: 1) Agar meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidik di sekolah. 2) Agar meningkatkan prestasi belajar sekolah. d. Manfaat Peneliti: 1) Agar memiliki gambaran tentang penerapan model pembelajaran. 2) Menambah wawasan tentang penggunaan model pembelajaran. 3) Menambah pengetahuan tentang penggunaan media pembelajaran di dalam kelas. 4) Bahan masukan untuk penelitian yang selanjutnya. F. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan menghindari kesalah pahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1. Discovery Learning merupakan suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dimana siswa dibimbing untuk berusaha menemukan sesuatu sudah sampai kesimpulan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari materi yang sedang dipelajari. 2. Rasa percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat. 9

10 3. Hasil belajar adalah hasil yang peroleh dari kegiatan pembelajaran sebagai tujuan dari kegiatan pembelajaran yang akan capai sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan pembelajaran. G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur Organisasi Skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai dari bab I sampai bab V. Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, definisi operasional, struktur organisasi skripsi. Bab II kajian teoretis terdiri dari kajian teori, analisis dan pengembangan materi pelajaran yang di teliti meliputi keluasan dan kedalaman materi, karakteristik materi, bahan dan media, strategi pembelajaran, dan sistem evaluasi. Bab III metode penelitian terdiri dari setting penelitian (tempat penelitian), subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, tahapan pelaksanaan PTK, rancangan pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, rancangan analisis data, indikator keberhasilan. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari deskripsi hasil temuan penelitian dan pembahasan penelitian. Bab V simpulan dan saran. Kesimpulan terdiri dari jawaban terhadap tujuan penelitian, saran terdiri dari rekomendasi yang ditunjukan kepada para pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya tentang tindak lanjut ataupun masukan hasil penelitian. 10