BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit tidak menular (Non Comunicable Disease) terdiri dari penyakit jantung, kanker, penyakit pernafasan kronis dan diabetes, penyakit ini bertanggung jawab atas 63% dari semua kematian di seluruh dunia atau kurang lebih 57 juta jiwa. Data World Health Organization (WHO) tahun 2013. penyakit tidak menular ini, masih menempatkan angka kematian tertinggi,.khususnya pada penyakit jantung jumlah angka kematian menempati nomer satu, sekitar 3, 8 juta untuk pria dan 3, 4 juta untuk wanita, yang meninggal setiap tahunnya dan tertinggi pada usia 60 tahun keatas. Angka kematian penyakit jantung koroner juga menempatkan posisi tertinggi dari sepuluh penyebab kematian didunia yaitu sekitar 11,2%, menurut data yang dipublikasikan World Health Organization (WHO) pada tahun 2011. Strategi program Word Health Organization (WHO) pada penyakit kardiovaskular adalah pencegahan, pengelolaan dan pemantauan penyakit kardiovaskular (CVD) secara global. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan strategi global untuk mengurangi kejadian morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular (CVD). Indonesia merupakan negara berkembang berdasarkan profil kesehatan 2012 hanya disebutkan untuk prevalensi nasional penyakit jantung sebesar 7,2% dan cakupan penyakit jantung yang sudah didiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 12,5% dari semua responden yang mempunyai gejala subjektif menyerupai gejala penyakit jantung. Angka kematian penyakit jantung koroner di Indonesia, yang dipublikasi oleh Worid Health Organization (WHO) pada tahun 2011 untuk laki-laki sekitar 191-541 per 100.000 sedangkan untuk wanita sekitar 112-334 per 100.000. 1
2 Data pada tiga tahun terakhir di rumah sakit Swasta Madiun, angka kematian karena penyakit jantung koroner pada rumah sakit ini mengalami peningkatan dengan proporsi rata-rata dari tahun 2010 sampai dengan 2012 sekitar 12,6% (Gambar 1). Laporan penyebab kematian pada tahun 2011 dan 2012 disebutkan penyakit jantung koroner sebagai penyebab kematian termasuk sepuluh besar di rumah sakit Swasta Madiun dan penyebab kematian tertinggi pada tahun 2012 (Tabel 1 dan 2) dan juga pada tahun 2013, penyakit jantung koroner masih menempati urutan tertinggi dari 134 yang di diagnosa karena penyakit jantung koroner yang meninggal 17 atau 12%. Rumah sakit swasta ini adalah rumah sakit umum dibawah yayasan Keagamaan berlokasi di Madiun, Propinsi Jawa Timur. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas C, dengan jumlah 100 tempat tidur. Gambar 1. Angka kematian PJK RS Swasta
3 Tabel 1. Sepuluh besar penyebab kematian tahun 2011 No Penyakit Jumlah 1 Diabetes Melitus 14 2 Sepsis 10 3 Penyakit jantung koroner 8 4 Chronic Kidney Disease 6 5 Cerebro Vascular Disease 6 6 Infark cerebri 4 7 Sirosis Hepatis 4 8 Perdarahan Intra Cerebral 4 9 Meningitis 1 10 Ca Mammae 1 Tabel 2. Sepuluh besar penyebab kematian tahun 2012 No Penyakit Jumlah 1 Penyakit jantung koroner 17 2 Diabetes Melitus 13 3 Infark cerebri 10 4 Cerebro Vascular Disease 9 5 Sirosis Hepatis 8 6 Perdarahan Intra Cerebral 7 7 Syok septik 7 8 Kock Pulmonary 5 9 Cardiomyopathy 5 10 Ca Mammae 3 Kematian karena penyakit jantung di rumah sakit dari sudut patient safety bisa dikaji dari sisi seberapa jauh kesesuaian penatalaksanaan penyakit jantung koroner di rumah sakit. Untuk itu dalam menyelengarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik, pada peraturan Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 harus dilakukan audit medis, dan dituangkan pula dalam peraturan Menteri Kesehatan No 755 tentang Penyelengaraan komite medik bahwa dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis komite medik memiliki fungsi sebagai pelaksana audit medis.
4 B. Perumusan Masalah Kejadian kematian yang tinggi karena penyakit jantung koroner di rumah sakit Swasta Madiun, mendorong peneliti untuk mengetahui apakah proses penanganan penyakit jantung koroner dirumah sakit Swasta Madiun menerapkan standar terbaru. C. Tujuan Penelitian Tujuanan penelitian ini terdiri atas: 1. Tujuan Umum Menilai penatalaksanan penyakit jantung koroner di rumah sakit swasta, Madiun 2. Tujuan Khusus a. Menyusun kriteria dan standart audit b. Mengukur penerapan standart penatalaksanaan penyakit jantung koroner c. Mengidentifikasi penyebab kematian pada penatalaksanaan penyakit jantung koroner D. Manfaat Penelitian 1. Memperbaiki mutu penanganan penyakit jantung koroner bagi petugas medis di rumah sakit Swasta. 2. Menambah pengetahuan penatalaksaan penyakit jantung koroner 3. Pembelajaran proses audit medik untuk mewujudkan Clinical Governance
5 E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai penelitian ini adalah: 1. Penelitian tentang audit medik dalam penyakit jantung koroner yang telah dilakukan oleh B K Nallamothu, K A A Fox, B M Kennelly, F Van de Werf, J M Gore, P G Steg, C B Granger, O H Dabbous, E Kline-Rogers dan K A Eagle (2007) melakukan penelitian yang berjudul Relationship of treatment delays and mortality in patients undergoing fibrinolysis and primary percutaneous coronary intervention. The Global Registry of Acute Coronary Events di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Australia dan New Zealand pada 106 rumah sakit. Dengan metode prospective study cohort didapatkan sebanyak 1.786 (45,1 %) pasien menerima terapi fibrinolitik, dan 2173 (54,9 %) menjalani primer PCI. Keterlambatan pengobatan dikaitkan dengan kematian 6 bulan lebih tinggi di kedua terapi fibrinolitik dan pasien PCI primer (p=0,001 untuk kedua kohort). 2. Angka kematian penyakit jantung koroner dapat diturunkan sekitar 46 % dengan pengobatan pasca infark dan bypass grafting, dan sekitar 44% angka kematian penyakit jantung koroner dapat diturunkan dengan pencegahan primer yaitu penghenti merokok, perubahan tingkat kolesterol dan pengobatan hipertensi, menurut penelitian yang dilakukan oleh Michiel L. Bots dan Diederick E. Grobbee yang dilakukan di Belanda dengan judul Decline of Coronary Heart Disease Mortality in the Netherlands from 1978 to 1985: Contribution of Medical Care and Changes Over Time in Presence of Major Cardiovascular Risk Factors.
6 3. Pada penelitian yang dilakukan oleh Jelena Umbrasiene, Edita Jankauskienė, Nora Kupstytė, Marija Rūta Babarskienė, JonėVenclovienė dan Olivija Gustienė dilakukan pada tahun 2010 dengan judul berjudul Prognostication of long-term outcomes for patients with ischemic heart disease di rumah sakit universitas Lithuania melakukan evaluasi terhadap 1908 pasien dari 3268 pasien yang di terapi sesuai dengan standart penyakit jantung koroner selama satu tahun. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan mortality rate nya tinggi terjadi pada usia 70-80 tahun, mempunyai riwayat stroke, dan penurunan HDL (high-density lipoprotein cholesterol).