BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT


BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek


BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

Bab V. Metode Pelaksanaan Kerja

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

BAB III LANDASAN TEORI. akhir didalam struktur. Beton pracetak (precast) diproduksi secara masal dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR (PENGECORAN KOLOM, BALOK DAN PLAT LANTAI, SHEAR WALL DAN CORE WALL)

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB III BAHAN BANGUNAN DAN ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB VII METODE PELAKSANAAN CORE WALL DAN SHEAR WALL BESERTA TUGAS KHUSUS DI LAPANGAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

Transkripsi:

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Pelaksanaan pekerjaan merupakan implementasi perencanaan berupa gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini memerlukan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang baik dalam menjalakannya. Perencanaan yang matang apabila pada saat pelaksanaannya kurang baik, hasilnya tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk menjaga agar hal tersebut tidak terjadi, semua yang terkait dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek dapat menjalin kerjasama dan koordinasi yang baik, kejelian dan ketelitian semua pihak yang terkait memegang peranan penting, sehingga meskipun terjadi kesalahan pada waktu perencanaan maupun pelaksanaan dapat diperbaiki terlebih dahulu guna menghindari kesalahan-kesalahan pekerjaan berikutnya. Suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah pekerjaan bangunan adalah ketersediaan bahan bangunan dan peralatan kerja. Sebagai salah satu faktor pendukung, bahan bangunan dan peralatan kerja mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan. Karena bagaimanapun bagus dan indahnya suatu rencana gambar kerja, tidak akan menjadi sebuah bangunan jika tidak ada bahan bangunan dan V-1

peralatan kerja. Oleh Karena itu tersedianya bahan bangunan dan peralatan kerja secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan. Selain hal-hal tersebut diatas yang perlu diperlukan dalam keberhasilan suatu pekerjaan adalah adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pengawasan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana prestasi kerja yang dilakukan dan mengecek adanya penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu bila dalam suatu pekerjaan terdapat ketidaksesuaian antara kondisi lapangan dengan kondisi ideal dalam perencanaan, dengan adanya fungsi pengawasan tersebut akan segera diketahui dan dicari sebab-sebabnya untuk kemudian diambil tindakan koreksi. Suatu proyek dapat diketahui dengan mengawasi pelaksanaan pekerjaan tersebut. Pengambilan keputusan terhadap permasalahan yang ada dalam suatu proyek menuntut pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknis maupun non teknis. Pengetahuan dan kemampuan mutlak diperlukan bagi individu/ kelompok yang berfungsi sebagai pengawas karena baik dan tidaknya pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan kerja praktek yang kami lakukan pada proyek pembangunan Apartment Atlanta Residences. V-2

5.2 Pekerjaan Struktur Atas Pekerjaan struktur atas dimulai dengan mempelajari gambar-gambar bestek, volume pekerjaan, biaya, spesifikasi teknis bahan dan peralatan yang dibutuhkan sehingga dapat menentukan langkah-langkah pekerjaan yang sesuai untuk dilaksanakan. Lingkup dari pekerjaan struktur atas meliputi pembuatan kolom, balok, pelat, dan struktur atap. Pelaksanaan pekerjaan struktur ini dilaksanakan secara terus menerus sampai pekerjaan selesai dengan urutan yang sama. 5.2.1 Pemasangan Scaffolding Scaffolding merupakan rangka dari besi yang digunakan untuk menyangga bekisting, terbuat dari pipa besi dengan putaran yang dapat diatur tinggi rendahnya. Scaffolding digunakan pada saat pemasangan bekisting, penulangan pelat dan balok sampai pelaksanaan pengecoran. Pemasangan scaffolding juga dimaksudkan sebagai tumpuan pada saat dilaksanakan pengecoran sampai saat struktur cukup kuat untuk menahan beban sendiri, setelah itu scaffolding dapat dilepas. Pemasangan scaffolding tiap 0,9 m dan tiap 1,80 diberi silang pengikat. Fungsi dari scaffolding adalah sebagai berikut : 1. Sebagai penyangga bekisting agar balok dan pelat lantai yang ada diatasnya tetap pada posisi dan tidak melendut. Sebagai perancah pada balok dan pelat lantai pada waktu pengecoran. 2. Menahan berat sendiri balok dan pelat lantai serta beban sementara pada waktu pengecoran. V-3

5.3 Pekerjaan Bekisting Bekisting adalah suatu cetakan yang dibuat untuk membentuk beton agar sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bekisting digunakan sebagai cetakan agar struktur beton sesuai dimensi, bentuk rupa ataupun posisi. Bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bias memikul berat sendiri, beton basah selama beton itu belum kuat menahan berat sendiri, beban hidup dan beban peralatan kerja selama pekerjaan pengecoran berlangsung. Perencanaan dan pembuatan bekisting harus mempertimbangkan kemudahan pemasangan dan pembongkaran, kekuatan dan kekokohan, tidak mudah berubah bentuk, dan memenuhi persyaratan permukaan serta tidak bocor. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bekisting antara lain : 1. Struktur bekisting dibuat memenuhi syarat kekuatan dengan material minimal, 2. rencana penggunaan ulang yang maksimal, makin banyak pemakaian ulang tersebut maka biaya bekisting tersebut akan semakin rendah, 3. struktur bekisting yang ekonomis tetapi memenuhi syarat, 4. jadwal pengecoran, 5. jadwal pemasangan dan pembongkaran bekisting, 6. kapasitas peralatan yang dipakai dalam pemasangan dan pembongkaran bekisting, 7. jumlah dan jenis bahan bekisting sejenis yang tersedia. V-4

Salah satu prinsip atau syarat pekerjaan bekisting adalah tidak bocor, sehingga kualitas beton tetap terjaga, bekisting yang kurang rapat mengakibatkan keluarnya air semen. Selain mengakibatkan beton keropos, kebocoran dapat mengakibatkan permukaan beton yang tidak rata, yang berarti akan mengurangi kualitas beton, terutama untuk pekerjaan beton. Umumnya celah-celah banyak terjadi pada sambungan pelat bekisting, sambungan sudut, bekas lubang paku, tempat pipa mekanikal dan elektrikal serta sambungan antara beton lama dengan bekisting untuk beton baru. Beberapa bahan yang dimanfaatkan untuk mengatasi kebocoran diantaranya adalah karet lunak dan lakban/plaster. Pelaksanaan bekisting dibantu oleh tim surveyor dalam penentuan lokasi kolom, penentuan ketinggian bekisting slab dan ketegak lurusan bekisting tangga dengan memberikan marking atau tanda-tanda dengan alat auto level. Dalam pembuatan bekisting perhitungan biaya didasarkan pada luas permukaan yang akan dibuat. 5.3.1 Bekisting Balok Balok meruakan konstruksi pemikul utama yang menyalurkan bebanbeban struktur ke kolom balok atau balok-balok lainnya. Sebelum pemasangan untuk bekisting untuk balok, dilakukan pengukuran ketinggian papan dasar V-5

bekisting dengan menggunakan auto level sehingga mempunyai elevasi yang sama. Langkah-langkah pekerjaan bekisting balok adalah sebagai berikut : 1. Multipleks dipotong sesuai ukuran balok dan panjang balok, 3. balok kayu pengaku dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan untuk ukuran masing-masing balok, 4. multipleks yang telah dipotong dirakit sesuai dengan ukuran balok, lalu dipaku pada kayu pengaku yang terletak diatas scaffolding., 5. multipleks yang berfungsi sebagai bekisting pada sisi balok yang tegak harus diberi penyangga untuk menahan gaya horizontal dari berat beton basah. 5.3.2 Bekisting Plat lantai Bekisting plat lantai diletakkan diatas balok kayu yang menumpu pada scaffolding (horfy beam). Untuk memeriksa apakah bekisting sudah benar-benar horizontal, dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat auto level. Langkahlangkah pekerjaan bekisting plat lantai adalah sebagai berikut : 1. Scaffolding diatur sesuai lebar atau panjang bentang yang dibutuhkan, setelah itu dipasang horfybeam sebagai penyangga multiplek, 2. Multiplek dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan, 3. balok kayu diltekkan diaytaas scaffolding sebagai penumpu bekisting, kemudian multipleks dipakukan pada balok kayu tersebut, 4. kemudian elevasi dari bekisting plat diukur dengan alat auto level. V-6

Setelah pelaksanaan bekisting dilaksanakan, kemudian bekisting diberi minyak sica form oil agar pada saat pekerjaan pembongkaran bekisting, papan bekisting tidak menempel pada beton sehingga memudahkan pembongkaran bekisting. 5.4 Pekerjaan Pembesian Pekerjaan pembesian adalah pembuatan rangka baja tulangan pada suatu konstruksi beton bertulang. Perhitungan pekerjaan ini dilakukan dengan cermat dan teliti serta diusahakan pemakaian bahan yang seefisien mungkin. Mengenai jumlah, panjang dan diameter tulangan harus benar-benar diperhatikan karena bila terjadi kesalahan akan sulit memperbaikinya. Untuk semua pelaksanaan pembesian harus disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan baik jenis, mutu maupun dimensi tulangannya. Dalam pekerjaan pembesian diatur sedemikian rupa sehingga tebal selimut yang diperlukan serta jarak bersih antar tulangan dalam beton sesuai dengan perencanaan. Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pembesian yaitu : 1. Alat pemotong tulangan ( Bar cutter), 2. alat pembengkok tulangan ( Bar bender), 3. alat pendukung lain. V-7

5.4.1 Pemotongan tulangan Sebelum pelaksanaan pekerjaan pembesian dimulai, terlebih dahulu dibuat bestat pembesian ( bending list) yaitu daftar pemotongan dan pembengkokan tulangan juga termasuk panjang dan jumlah begel serta segala kebutuhan yang berhubungan dengan pembesian. Bestat pembesian harus dibuat sesuai dengan gambar konstruksi dan spesifikasi yang ditentukan. Setelah disetujui oleh staf teknik kemudian diserahkan kepada mandor untuk dikerjakan. Didalam bestat pembesian ini juga dicantumkan jenis tulangan, berat tulangan, jumlah tulangan, diameter tulangan dan sisa potongan tulangan sehingga kebutuhan tulangan dapat diketahui secara pasti. Keuntungan dari bestat ini, kontraktor dapat mengetahui jumlah order besi yang digunakan dalam proyek. Pemotongan besi tulangan berdasar PBI 71 harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut : 1. Batang tulangan harus dipotong sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar rencana dengan toleransi yang disyaratkan, 2. panjang batang keseluruhan yang diserahkan dalam suatu ukuran ditetapkan toleransi +50 mm dan 25 mm, 3. panjang batang keseluruhan yang dipotong menurut ukuran dan batang yang dibengkokkan mempunyai toleransi ± 25 mm, 4. terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkokkan mempunyai toleransi sebesar ± 25 mm, V-8

5. untuk jarak turun a>60 cm dari batang yang dibengkokkan ditetapkan toleransi sebesar ± 12 mm dan untuk jarak turun a>160 cm ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm, 6. ukuran luar tulangan geser ditetapkan toleransi 6 mm. 5.4.2 Pembengkokan tulangan Setelah pekerjaan pemotongan selesai dilanjutkan dengan pekerjaan pembengkokan tulangan. Tulankokkan sesuai dengan gambar rencana. Baja tulangan yang akan dibengkokan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Batang tulangan yang diprofilkan setelah dibengkokkan dan diluruskan tidak boleh diluruskan lagi dalam jarak 60 cm dari pembengkokan sebelumnya, 2. membengkokkan dan meluruskan batang tulangan harus dalam keadaan dingin, kecuali pemansan diijinkan oleh perencana, 3. apabila pemanasan diijinkan batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam, tetapi tidak boleh mencapai suhulebih dari 85000 4. batang tulangan dari baja keras (ulir) tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana, C karena dapat mengurangi kekuatan baja tersebut, 5. baja tulangan yang dibengkokkan dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan disiram air, 6. batang tulangan dari baja lunak yang dalam pelaksanaan pekerjaan mengalami pemanasan diatas suhu 10000C bukan pada waktu di las, maka dalam perhitungan kekuatan bajanya harus dalam keadaan panas. V-9

5.4.3 Pemutusan tulangan Pekerjaan pemutusan tulangan, harus diperhatikan panjang penyaluran baja tulangan agar beton bertulang dapat berfungsi dengan baik sebagai bahan komposit maka perlu diusahakan supaya penyaluran gaya yang baik dari satu bahan ke bahan yang lain. Untuk menjamin hal tersebut, diperlukan ;ekatan yang baik antara beton dengan tulangan. Secara teoritis panjang penyaluran adalah 20 kali diameter tulangan utama, sedangkan dalam pelaksanaan dilapangan diambil 50 cm. Perlu diperhatikan juga sambungan lewatan pada balok, sambungan lewatan sebaiknya diletakkan didaerah tekan, hal ini karena kekuatan tekan dominan diterima oleh beton (beton kuat menahan tekan). Spesifikasi panjang sambungan adalah sebagai berikut : 1. Sambungan pembesian harus dibuat dengan overlap minimum 40 kali siameter besi beton, 2. panjang overlap penyambungan untuk diameter yang berbeda harus didasarkan pada diameter yang terbesar. 5.4.4 Pemasangan tulangan kolom Pemasangan tulangan kolom ini dilakukan setelah penulangan pondasi selesai sama seperti pada pemasangan tulangan sebelumnya, pemotongan dan pembengkokan tulangan di tempat tersendiri, sedangkan pengukuran panjang menggunakan daftar bending list yang dibuat oleh pelaksana. V-10

Perakitan tulangan kolom dilaksanakan sebelum bekisting kolom dipasang untuk mempermudah perakitannya. Agar jarak tiap sengkang dapat dilaksanakan, maka pada tulangan pokok diberi tanda dengan cat untuk tiap jarak sengkang sebagai bantuan. Pemasangan tulangan utama kolom mulai dirangkai dari pondasi, setelah pemasangan dan perakitan tulangan kolom ini selesai, maka perlu dipasang beton decking untuk menjaga tebal selimut beton pada kolom, semua pemasangannya harus sesuai dengan shop drawing. 5.4.5 Pemasangan tulangan balok Semua pelaksanaan pemasangan dan perakitan tulangan balok pada prinsipnya sama dengan pelaksanaan pemasangan dan perakitan pada tulangan kolom, hanya saja perakitan tulangan balok dapat dilakukan sebelum bekisting balok terpasang. Tulangan pokok yang dipakai berupa tulangan ulir dengan diameter yang bervariasi sesuai dengan shop drawing nya. Sedangkan tulangan sengkangnya menggunakan tulangan polos. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan tulangan balok adalah sebagai berikut : 1. Pemasangan tulangan utama secara terus menerus sesuai dengan shop drawing, 2. untuk tulangan yang disambung maka penyambungan harus sesuai dengan syarat sambungan lewatan yang tertera pada PBBI 1971, 3. panjang penyaluran tegangan harus sesuai dengan syarat penyaluran tegangan yang tertera pada PBBI 1971, V-11

4. pemasangan tulangan sengkang harus sesuai ishop drawing, 5. pemasangan beton decking (beton tahu) untuk memenuhi syarat tebal selimut beton. 5.4.6 Pemasangan tulangan plat Pemasangan tulangan plat ini dilakukan setelah bekisting plat lantai selesai dikerjakan, untuk penulangan plat dipakai tulangan pokok 10. Cara perakitan tulangannya sama dengan cara perakitan tulangan balok. Untuk menghindari terjadinya lendutan tulangan bagian atas maka perlu dipasang tulangan cakar ayam. Pemasangan tulangan cakar ayam ini juga berfungsi untuk memenuhi jarak antara tulangan bagian atas dan bawah sesuai dengan shop drawing nya. Setelah pemasangan dan perakitan tulangan plat ini selesai, maka pada tulangan plat bagian bawah perlu dipasang beton decking untuk memenuhi ketebalan selimut beton yang direncanakan. Pekerjaan ini sesuai dengan shop drawing yang telah dibuat oleh pelaksana. 5.5 Pekerjaan Beton Pekerjaan beton dilakukan setelah pekerjaan pembesian benar-benar selesai dilaksanakan dan lokasi pengecoran benar-benar telah bersih dari kotorankotoran yang dapat mengurangi kekuatan beton seperti pemotongan kawat, kayu V-12

dan lain-lain. Pada proyek ini adukan beton yang digunakan adalah beton readymix. Beton ini digunakan untuk pekerjaan struktur. 5.5.1 Pekerjaan rencana campuran beton Rencana campuran beton adalah pekerjaan pencampuran/ pengadukan bahan-bahan penyusun beton di batching plan. Dalam proyek ini pekerjaan beton dilakukan oleh PT. Adhimix. Untuk menjamin kualitas beton agar sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, maka pelaksanaan pencampuran ini harus benarbenar diperhitungkan baik kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan mix design yang telah dibuat. Proses mix design pada proyek ini dilakukan sendiri oleh pihak produsen beton yaitu PT. Adhimix. Setelah kualitas bahan diperiksa dan kuantitas ( 0berat/volume) masing-masing bahan penyusun diukur, maka pencampuran dimulai dengan memasukkan bahanbahan kedalam mixer. Selanjutnya pelaksanaan pengecoran dilakukan dengan alat mobil Concrete Pump. 5.5.2 Pembuatan Beton Decking Beton decking mempunyai fungsi agar jarak antara tulangan dengan acuan tetap yang nantinya setelah beton jadi merupakan selimut beton. Beton decking dibuat dari campuran yang terdiri dari satu bagian semen dan tiga bagian pasir serta air (campuran 1:3). Campuran ini dituangkan kedalam cetakan lalu dengan menggunakan pisau dibagi menjadi bagian yang lebih kecil, yang tiap bagiannya V-13

berukuran kurang lebih diameter 8 cm dan tebal disesuaikan dengan tinggi selimut yaitu 2,5 cm. Pada tiap bagian ini dimasukkan kawat baja lunak yang dibengkokkan keatas yang fungsinya untuk mengikat beton decking pada tulangan. Pemasangan beton decking ini dilakukan setelah selesai pembesian dan sebelum dilakukan pengecoran. 5.5.3 Inspeksi sebelum pengecoran Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan pengecoran benar-benar telah siap dilakukan atau tidak. Pekerjaan inspeksi yang dilakukan sebelum pelaksanaan pengecoran meliputi hal-hal dibawah ini. a. Pemeriksaan Bekisting Letak kedudukan bekisting harus dicek kembali apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan. Bekisting harus cukup kokoh dan terpasang dengan baik sehingga tidak akan bergeser posisi karena getaran-getaran dan tekanan-tekanan dari adukan beton selama pengecoran. Letak bekisting harus lurus sesuai dengan as-nya serta mempunyai permukaan yang tegak, lurus dan tidak bocor. Pemeriksaan bekisting dimaksudkan untuk menjamin ketepatan ukuran-ukuran, sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai spesifikasi dan juga untuk keamanan. Pemeriksaan ini merupakan hal yang sangat penting sehingga tidak V-14

boleh ditunda sampai waktu mendekati pengecoran. Pemeriksaan ini berkaitan dengan : 1) Ketentuan ukuran (lebar, tinggi), 2) kemungkinan elevasi yang tidak tepat, 3) kemungkinan tidak tegak lurus terhadap bidang horizontal maupun vertikal. b. Pemeriksaan pembesian Sebelum pengecoran semua pekerjaan pembesian pada lokasi yang akan dilaksanakan pengecoran harus sudah selesai dan diperiksa. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai spesifikasi. Pemeriksaan ini berkaitan dengan : 1) Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulang utama, 2) Pemeriksaan jumlah sengkang dan posisinya, 3) Pemeriksaan tulangan sambungan lewatan (overlap), 4) Pemeriksaan panjang penyaluran tulangan, 5) Pemasangan tulangan tangga yang menyambung pada lantai, 6) Pemeriksaan kekuatan ikatan bendrat. c. Pembersian lokasi Tempat-tempat yang akan diisi dengan adukan beton (yang akan dicor) beserta tulangan yang terpasang harus dibersihkan dulu dari potongan kawat, V-15

serbuk gergajian, potongan-potongan kayu dan bahan-bahan lainnya yang tidak terpakai. Cara pembersihan dengan menggunakan semprotan udara yang berasal dari kompresor dan menggunakan tongkat yang ujungnya diberi magnet. Bidangbidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton baru harus dikasarkan dan disiram terlebih dahulu dengan air semen sebagai perekat beton baru, sebelum beton baru dicor. d. Persiapan tenaga kerja Pada pekerjaan pengecoran diperlukan tenaga kerja yang cukup. Para pekerja tersebut dibagi dalam tugasnya masing-masing seperti tenaga kerja untuk mengoprasikan vibrator, meratakan adukan beton dan pemadatannya. Pada pekerjaan pengecoran harus dipertimbangkan dan diperhatikan kondisi cuaca pada saat akan mengadakan pengecoran apabila pengecoran memakan waktu lama sampai malam maka harus dipersiapkan lampu penerangan yang cukup. e. Persiapan peralatan Sebelum pengecoran dimulai maka alat-alat bantu untuk pelaksanaan pengecoran harus dipersiapkan dilokasi pengecoran. Untuk pengecoran yang merupakan lanjutan dari pengecoran terdahulu, maka permukaan sambungan harus dibersihkan dulu agar terbebas dari kotoran-kotoran yang ada. Sebelum pengecoran berlangsung bidang sambungan disiram dengan air semen yang V-16

berfungsi sebagai larutan penyambung sehingga terdapat hubungan lekatan yang baik antara adukan baru dengan konstruksi yang lama. f. Pengujian beton Anggapan kelecekan spesi beton dalam praktik sering menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Seseorang dapat berpendapat spesi tersebut cukup kental, sedangkan orang yang lain berpendapat spesi itu sangat encer. Guna mencegah ketidak sependapatan itu perlu dilakukan suatu pengujian yang sederhana untuk menilai kecelakaan spesi beton. Pengujian itu adalah pengujian slump. Adapun pelaksanaan slump test yaitu sebagai berikut : 1) Menyiapkan kerucut Abrams yaitu berupa kerucut dengan diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm, 2) Memasukka adukan tersebut kedalam kerucut abrams, cara memasukkan bertahap tiga kali dengan tinggi lapisan yang sama. Masing-masing lapisan ditusuk 10 kali dengan baja diameter 10 mm dan panjang 60 cm, dijatuhkan dari ketinggian 50 cm, 3) Setelah kerucut penuh, permukaan kerucut diratakan dan didiamkan 30 detik, kemudian kerucut diangkat pelan-pelan secara vertikal, setelah itu penurunan puncak kerucut diukur pada tiga tempat. Dari pengukuran ini didapat nilai slump beton yang menunjukkan kekentalan adukan. Nilai slump beton yang diperoleh dilapangan pada proyek ini berkisar 8-10 cm, apabila nilai slump yang diperoleh menyimpang dari ketentuan tersebut maka V-17

dengan persetujuan pengawas ahli dan pertimbangan tertentu adukan beton masih dapat digunakan sepanjang masih memenuhi syarat. Adapun syaratnya yaitu : 1) Beton dapat dikerjakan dengan baik, 2) Tidak terjadi segregasi, 3) Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi. Jenis admixture yang disebut super plasticizer dapat digunakan untuk mengendalikan slump pada beton dengan faktor air semen yang konstan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk memeriksa apakah campuran beton ini cukup baik atau tidak, bila kelecekannya kurang maka ada 2 alternatif. Alternatif pertama perlu ditambah airnya tetapi tentu harus diperiksa apakah kekuatannya masih dapat memenuhi syarat. Alternatif dua digunakan admixture yang mempunyai sifat retarder dan water reducer yang sangat membantu kekuatan dan menunda waktu pengikatnya. 5.6 Pelaksanaan pengecoran dilapangan Pelaksanaan pekerjaan pengecoran dilapangan ini harus benar-benar dipersiapkan sebelumnya. Kurangnya persiapan sebelum pengecoran, akan menghasilkan mutu beton yang tidak memenuhi syarat, dan juga akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Langkah-langkah dalam pengecoran dan pemadatan beton harus mengikuti ketentuan sebagai betikut : V-18

a. Beton harus dicor sedekat-dekatnya ketujuan terakhir untuk mencegah terjadinya segregasi, b. beton yang mulai mengeras sebagian atau seluruhnya tidak boleh digunakan untuk pengecoran beton, c. beton yang telah dikotori oleh bahan lain tidak boleh dituangkan kedalam struktur, d. beton yang mempunyai slump test tidak sesuai dengan persyaratan tidak boleh digunakan untuk pengecoran, e. pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus tanpa berhenti hingga selesainya pengecoran pada batas-batas pemberhentiam pengecoran, f. beton yang dicor harus dipadatkan secara sempurna dengan alat penggetar agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar tulangan, alat konstruksi dan alat instalasi yang akan tertanam dalam beton dan daerah sudut bekisting. Pelaksanaan pengecoran pada proyek ini dibedakan atas pengecoran bored pile dan tie beam, pengecoran kolom, balok, dan plat lantai. 5.6.1 Pengecoran Kolom, Balok, Plat lantai dan tangga Langkah-langkah dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran kolom, balok, plat lantai dan tangga adalah sebagai berikut : a. Beton harus dites nilai slump nya terlebih dahulu dan hasil slump test harus sesuai dengan pemesanan yaitu sekitar 10 cm ± 2 cm, V-19

b. Pembuatan silinder beton ukuran 15 cm x 30 cm sebanyak 2 buah untuk pengetesan kuat tekan beton (curshing test), c. untuk pngecoran beton dengan kapasitas volume beton yang besar digunakan Concrete pump yang dilengkapi dengan lengan (boom) agar pekerjaan pengecoran menjadi lebih cepat, d. pengecoran dimasukkan kedalam Concrete pump, lalu dipompa dengan concrete pump kelokasi pengecoran melalui pipa-pipa yang telah disambungkan, e. beton dituang pada lokasi pengecoran dan dilakukan pemadatan beton menggunakan concrete vibrator agar beton merata pada seluruh bagian yang dicor, f. pada tempat penyambungan beton lama dengan beton baru, beton lama diberi air semen dahulu agar terdapat pengikatan yang baik antar beton, g. beton yang telah dituangkan, diratakan dengan perata sesuai dengan posisi plat. Leveling pipa pada permukaan lantai satu sampai lantai dua dipasang dengan jarak 12 cm dari permukaan bekisting, h. menjelang proses perataan menggunakan trowel, pipa plat dilepas. Pada proyek pembangunan Apartment Atlanta Residences. Pelaksanaan pengecoran kolom, balok dan plat lantai dilakukan secara bersamaan dengan mengandalkan kekuatan dari bekisting dan scaffolding. Pelaksanaan pengecoran seperti ini sangatlah tidak benar meskipun hal tersebut dilakukan untuk meminimalisasi biaya dan menghemat waktu. Pengecoran ini dianggap tidak V-20

aman karena pengecoran yang seharusnya dilakukan secara berurutan dari pengecoran kolom, balok dan selanjutnya plat lantai. Jika dilihat dari segi kekuatannya maka kekuatan kolom akan melemah jika sudah kering dan bias juga mengalami gaya tekuk yang sangat besar. Pada proses pengecoran jika tidak didukung dari perkuatan luar (scaffolding dan bekisting) pekerjaan seperti ini bisa membahayakan para pekerja berikut bangunannya, selain mengalami keruntuhan bangunan, kerugian waktu, kerugian biaya dan kerugian pekerja ( jika cidera) dan masalah-masalah baru yang pasti akan timbul dalam proyek, maka disarankan dalam pengecoran sebaiknya tidak dilakukan secara bersamaan. Dalam kerja praktek penulis sudah mencoba untuk bertanya kepada pihak kontraktor akan tetapi karena penulis tidak mempunyai kewenangan dalam proyek maka penulis hanya dapat mengamati proses pembangunan Apartment Atlanta Residences ini. 5.6.2 Pemadatan Beton cor Tujuan pemadatan beton adalah untuk menghilangkan rongga-rongga udara dan untuk mencapai kepadatan yang maksimal. Pemadatan juga menjamin suatu perekatan yang baik antara beton dengan permukaan baja tulangan atau sarana lain yang ikut dicor. Pada proyek ini beton yang dipadatkan menggunakan vibrator yang digerakkan dengan tenaga listrik. Pada saat pengecoran beton vibrator harus dapat V-21

bekerja dengan baik dan harus cukup jumlahnya sesuai dengan banyaknya beton yang dicor, ukuran-ukuran beton dan penulangan. Vibratot ini harus bekerja dengan baik didalam acuan dan sekelililing penulangan dan barang-barang lain yang diletakkan didalamnya tanpa harus memindahkannya. Penggetaran yang berlebihan dapat menyebabkan segregasi (pemisahan butiran) dan pemadatan yang tidak seragam. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemadatan beton dengan alat penggetar adalah sebagai berikut : a. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara vertikal, tetapi dalam keadaan khusus boleh miring sampai 45 derajat, b. jarum penggetar tidak boleh digerakkan kearah horizontal karena hal ini akan menyebabkan terjadinya pemisahan bahan-bahan (segregasi), c. jarum penggetar tidak boleh mengenai bagian beton yang sudah mengeras karena akan mengakibatkan tidak lekatnya antara beton lama dengan beton baru, d. jarum penggetar diusahakan supaya tidak terkena tulangan agar tulangan tidak lepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merembet kebagian beton yang sudah mengeras, e. lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum yang biasanya dari 30-50 cm, sehingga pengecoran bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis supaya pemadatan menjadi lebih sempurna, f. jarum penggetar ditarik dari adukan beton, apabila adukan mulai nampak mengkilap sekitar jarum, V-22

g. penarikan jarum tidak boleh dilakukan tertlalu cepat agar rongga bekas jarum dapat diiisi penuh lagi dengan adukan, h. jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sdemikian rupa sehingga daerahdaerah pengaruhnya saling meutupi. 5.6.3 Pemberhentian pengecoran dan penyambungan beton baru Adakalanya pengecoran tidak bisa dilakukan secara terus menerus pada hari yang sama karena adanya sesuatu hal sehingga pengecoran harus dihentikan dan akan dilanjutkan pada hari berikutnya, untuk itu harus dipertimbangkan tempat-tempat tertentu dimana nantinya penghentian pengecoran tidak banyak mengakibatkan pengurangan kekuatan dari struktur beton. Sistem pemberhentian pengecoran atau penempatan siar-siar pelaksanaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Pemberhentian pengecoran untuk balok dan plat dilakukan pada setengah batang dari tumpuan karena pada daerah ini gaya geser yang terjadi relatif kecil, sedangkan untuk pemberhentian pengecoran akhir dari kolom yang berhubungan dengan balok dilakukan sedikit dibawah baja tulangan memanjang bagian bawah balok. Tujuan penghentian seperti ini dimaksudkan untuk menjamin agar sudut pertemuan kolom dengan balok bisa baik dan rapi, biasanya banyak terjadi timbulnya sarang kerikil karena pengecoran beton sulit mengisi sempurna V-23

permukaan kolom yang sudah dicor akibat terhalang oleh rapatnya tulangan pada pertemuan kolom dan balok. Tempat-tempat penghentian pengecoran ditandai dengan adanya kasa kawat yang berguna untuk menahan adukan beton melewati batas pengecoran, untuk penyambungan beton lama dan beton baru, pada tepi-tepi beton lama disiram dengan air semen supaya terjadi ikatan antar beton. 5.7 Perawatan Beton Setelah pengecoran selesai, kemudian beton akan mengeras yaitu pada masa pengikatan awal. Proses pengikatan ini harus diiringi dengan perawatan beton yaitu dengan pemberian air pada permukaan beton dengan berbagai cara sesuai dengan jenis struktur yang dilaksanakan. Perawatan beton berfungsi untuk melindungi beton selama berlangsungmya proses pengerasan terhadap sinar matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan permukaan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Tujuan utama dari perawatan beton adalah untuk menghindari hal-hal sebagai berikut : a. Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton, b. penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari pertama, c. perbedaan temperature dalam beton, yang akan mengakibatkan retak-retak pada beton. Cara perawatan beton yang dilakukan pada proyek pembangunan Apartment Atlanta Residences adalah sebagai berikut : V-24

a. Permukaan beton ditutup dengan lapisan plastic yang berfungsi untuk memperlambat penguapan air, b. Melakukan penyiraman air pada lapisan beton setiap hari. Apabila terjadi hujan maka cukup air hujan itu saja yang digunakan. Cara ini tidak hanya memberikan perawatan yang baik tetapi juga menurunkan suhunya sebagai akibat dari penguapan yang terjadi. 5.8 Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan setelah beton mencapai umur 28 hari, karena pada umur ini beton sudah mengeras dan bekisting sudah tidak lagi memikul beban dari kolom, balok dan plat lantai setelah beton mengeras. Pembongkaran bekisting pada lantai dan balok dilakukan secara bertahap mulai dari pinggir bentang kearah tengah bentang. Hal ini dimaksudkan agar balok dan lantai tidak secara mendadak memikul berat sendiri yang dpat mengakibatkan keretakan pada struktur. Bekisting harus dibongkar dengan tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton, sedangkan untuk pembongkaran bekisting kolom dapat dilakukan pada esok harinya. 5.9 Metode Pemasangan Dinding Precast Pada proyek Atlanta Residence menggunakan dinding precast sebagai dinding luar gedung. Dinding beton precast merupakan dinding yang terbuat dari elemen struktur atau komponen yang tidak dicetak atau di cor di tempat dimana elemen tersebut dipasang, melainkan melakukan proses cetak dan perawatan di tempat lain (pabrik pracetak) dengan metode yang sudah ditentukan. Setelah V-25

elemen tersebut jadi, barulah beton pracetak tersebut dibawa ke lokasi pemasangan untuk disusun sesuai fungsinya. 5.9.1 Proses Produksi Dinding Beton Precast a. Persiapan awal adalah dengan membuat cetakan atau biasa disebut molding. Ukuran yang dibuat sesuai permintaan atau sesuai desain yang direncanakan. b. Proses kedua adalah dengan memasang reber, penggunaan reber umumnya adalah untuk panel dinding, biasanya menggunakan wiremesh. Ukuran wiremesh dihitung berdasarkan beban desain yang digunakan. c. Proses ketiga adalah pemasangan bracket embedded pada bagian tertentu yang nantinya akan digunakan sebagai pengait ke struktur. d. Proses keempat, saat pengecoran molding atau cetakan digunakan atau diberikan getaran atau fibrasi yang berfungsi agar beton dapat tercor dengan sempurna, tidak berlubang dan rapat sempurna. 5.9.2 Pelaksanaan Pemasangan Dinding Precast Dalam pelaksanaan pemasangan dinding precast yang dilaksanakan pada proyek Atlanta Residence mempunyai urutan sebagai berikut : a. Sebelum precast panel dinaikkan dengan menggunakan tower crane ke lokasi pemasangan, alat bantu seperti chain block, adjustable dan tekel harus dipersiapkan terlebih dahulu. b. Tekel digantung dengan menggunakan chain block dan dikaitkan pada lift hook yang tertanam pada struktur. V-26

c. Setelah semua peralatan dipersiapkan, dilakukan pemasangan embeded untuk sambungan precast panel dengan lantai di lokasi pemasangan. d. Precast panel dinaikkan ke lokasi dengan menggunakan tower crane. e. Setelah sampai pada lokasi yang dimaksud, precast panel kemudian dipindahkan dari tower crane ke tekel. f. Precast panel kemudian disetel/disetting dengan menggunakan tekel dan adjustable. Setelah didapat settingan precast panel yang tepat, dipasang dynabolt pada embeded dengan cara pengelasan. g. Apabila pengelasan telah selesai, maka dilakukan pengecekan kembali apakah posisi panel precast tidak berubah setelah dilas pada titik sambungan. h. Setelah semua pekerjaan selesai, tekel yang digunakan untuk menggantung precast panel dilepas dan dipindahkan ke lokasi pemasangan precast panel berikutnya. V-27