membahas atau mengkaji tentang kejadian-kejadian yang berhubungan dengan agama Islam, baik awalnya ataupun perkembangannya Sejarah itu adalah ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dipandang masih belum efektif. Indikasi kearah sana

ی ر ف ع الله ال ذ ین ء ام ن وا م نك م و ال ذ ین أ وت وا ال ع ل م د ر ج ا ت.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusian Indonesia. pengetahuan, kesehatn, keterampilan dan seni.

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. utama dan sempurna. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang mempunyai perbedaan berbagai macam adat istiadat, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini mutu pendidikan dirasakan masih sangat kurang, terutama pada. pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, maupun sosial. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjemahnya, Perca, Jakarta, 1982, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

KONSEP GURU MENURUT AL GHAZALI DALAM KITAB IHYA ULUMIDDIN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di lapangan, peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya serta

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. media untuk menimba dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Belajar bisa. melalui pendidikan formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berpendidikan. Sebagaimana firman Allah Q.S al-mujadalah: 11 yang. beriman dan berilmu. 1

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, ada dua buah konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam. pengembangan potensi dalam diri peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga orang yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu ilmu pengetahuan yang membahas atau mengkaji tentang kejadian-kejadian yang berhubungan dengan agama Islam, baik awalnya ataupun perkembangannya Sejarah itu adalah ilmu pengetahuan yang berusaha melukiskan tentang peristiwa masa lampau umat manusia yang disusun secara kronologis untuk menjadi pelajaran bagi manusia yang hidup sekarang maupun yang akan datang. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa sejarah adalah guru yang paling bijaksana. Sebagai umat Islam, tentu merupakan sebuah keharusan untuk mempelajari dan memahaminya. Madrasah Tsanawiyah sebagai lembaga pendidikan Islam, secara langsung telah menerapkan Sejarah Kebudayaan Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa. Secara langsung Madrasah Tsanawiyah menjadi pelopor bagi generasi Islam untuk mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Mata pelajaran SKI Madrasah Tsanawiyah ini meliputi: Sejarah dinasti Umayah, Abbasiyah dan al-ayubiyah. Hal lain yang sangat mendasar adalah terletak pada kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada. 1

2 Pemerintah secara langsung juga mendukung lembaga pendidikan Islam (Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah) untuk menerapkan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dan dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, maka disusunlah kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam secara Nasional. 1 Sejarah Kebudayaan Islam sering diartikan oleh siswa sebagai mata pelajaran yang terkesan membosankan dan tidak penting. Disinilah peranan guru sangat diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa betapa pentingnya mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam. Supaya tidak terkesan membosankan, guru harus bijak dalam menentukan media, metode dan strategi yang harus digunakan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam supaya siswa tidak merasa bosan. Kebijakan guru dalam memilih media, metode maupun strategi tentunya disesuaikan dengan materi dan keadaan pada saat pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berlangsung. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru Sejarah Kebudayaan Islam adalah mengelolah pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien dan positif. Biasanya ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran. 2 Perlu diketahui bahwasannya tugas seorang siswa yaitu senantiasa menanamkan rasa tanggung jawab pada diri masing-masing. Tanggung jawab 46 1 Departemen Agama, Standar kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta, DEPAG, 2004, h. 2 Ahmad Rohani dkk, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 1990, h. 11

3 siswa yaitu belajar dengan baik, mengerjakan tugas, disiplin dalam menjalani tata tertib dan sebagainya. Allah SWT akan memuliakan hambanya yang senantiasa menuntut ilmu. Pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan. Al-Qur an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Hal inilah yang harus dilakukan oleh guru, yaitu menanamkan pemahaman kepada siswa betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Tidak hanya itu, Al-Qur an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. Sesuai dengan Firman Allah SWT. dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 ditegaskan: ی ر ف ع الله ال ذ ین ءام نوا م ن كم وال ذ ین أوتوا الع ل م د ر جات Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Al-Qur an, Surat Al-Mujadalah ayat : 11) 3 Islam menekankan akan pentingnya pengetahuan dalam kehidupan manusia karena tanpa pengetahuan niscaya manusia akan berjalan mengarungi kehidupan ini bagaikan orang tersesat. Imam Syafi i pernah berkata Barang siapa menginginkan dunia, maka harus dengan ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu. Dan barang siapa menginginkan keduanya maka harus dengan ilmu. 4 543 3 Andi Subarkah, Al-Qur an dan Terjemah New Cordova, Bandung, Syaamil Qur an, 2007, h. 4 Alfiah, Hadis Tarbawiy, Pekanbaru, Al-Mujtahadah Press, 2010, h. 26

4 Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. 5 Artinya, pada seorang guru tugas dan tanggung jawab direncanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru merupakan ujung tombak yang berada pada garis terdepan yang langsung berhadapan dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Para guru jelas dituntut pula dapat melaksanakan seluruh fungsi profesionalnya secara efektif dan efisien. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam mentransfer ilmu pendidikan kepada siswa-siswanya, khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Proses belajar akan lebih efektif jika guru mengkondisikan supaya setiap siswa terlibat secara aktif dan terjadi hubungan yang dinamis dan saling mendukung antara siswa satu dengan siswa yang lain. Proses pembelajaran harus dibuat mudah dan sekaligus menyenangkan supaya peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan tidak merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Terdapat beberapa strategi belajar yang dapat digunakan guru supaya siswa aktif secara kolektif, misalnya: strategi belajar tim pendengar, strategi membuat catatan terbimbing ( Guided Note Taking), strategi pembelajaran terbimbing, perdebatan aktif ( Active Debate), strategi poin-kounterpoin, strategi kekuatan berdua ( The Power of Two), dan pertanyaan kelompok ( Team Quiz). Dari beberapa jenis srategi kelompok tersebut, peneliti mefokuskan pada strategi kekuatan berdua (The Power of Two). 5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta, Rineka Cipta, 2000, h. 1

5 Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam strategi The Power of Two sangat menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh adalah perhatian siswa lebih dapat terpusat pada pelajaran yang sedang diberikan. Strategi The Power of Two merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik dari pada satu. Dengan digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two seharusnya siswa lebih aktif dalam belajar. Namun di Madrasah Tsanawiyah Al-Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu terjadi kesenjangan. Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two, namun siswanya masih kurang aktif saat pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berlangsung. Hal ini berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan di Madrasah Tsanawiyah Al- Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu ditemui gejala-gejala sebagai berikut: 1. Guru kurang mengkomunikasikan tujuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two 2. Sebagian siswa tidak memberikan respon terhadap pertanyaan guru 3. Sebagian siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru tentang materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 4. Pada saat siswa berpasangan untuk membuat jawaban baru dalam kelompok, yang mengerjakan hanya siswa yang pintar saja

6 5. Siswa tidak memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga masih ada sebagian siswa yang bermain bersama teman sebangku ketika guru menjelaskan pelajaran Dengan adanya gejala-gejala tersebut menunjukkan adanya suatu masalah yang harus diteliti dan dicari jalan keluarnya. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul: Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam memahami penelitian ini, maka penulis menjelaskan istilah-istilah yang digunakan yaitu: 1. Pelaksanaan adalah perbuatan, usaha melakukan rancangan. 6 Maksudnya adalah tugas-tugas yang dilakukan guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam memberikan kegiatan pada siswa. 2. Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 7 Makna pembelajaran kooperatif dimaksudkan dalam penelitian ini adalah siswa diarahkan untuk bekerja bersama-sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar. 552 6 W.J.S Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1982, h. 7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta, Kencana, 2006, h. 241

7 3. The Power of Two adalah strategi yang digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang. 8 Makna strategi The Power of Two dimaksudkan dalam penelitian ini adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya. 4. Sejarah Kebudayaan Islam adalah ilmu pengetahuan yang berusaha melukiskan tentang peristiwa masa lampau umat manusia yang disusun secara kronologis untuk menjadi pelajaran bagi manusia yang hidup masa sekarang maupun yang akan datang. 9 Makna Sejarah Kebudayaan Islam dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Al-Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu yang membahas mengenai kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan pada sumber nilai-nilai Islam. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan bahwa permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? 8 Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, CTSD, 2011, h. 55 9 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam Masa Klasik, Pekanbaru, Yayasan Pustaka Riau, 2010, h. 2

8 b. Apakah pelaksanaan model pembelajaran The Power of Two di Madrasah Tsanawiyah Al-Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu sudah sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan? c. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu? 2. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti membatasi pernasalahan yang akan diteliti yaitu pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Al- Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu? b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two pada mata pelajaran

9 Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Fata Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu 2. Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan cakrawala berfikir penulis terutama dalam bidang penulisan karya ilmiah, dalam dunia pendidikan. b. Sebagai bahan masukan bagi para siswa untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan. c. Sebagai evaluasi terhadap guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.