BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi menuntut manusia untuk menciptakan teknologi yang semakin canggih, praktis, efektif dan efisien. Begitu pula dalam kemajuan teknologi disetiap lembaga Pemerintah dan Swasta menuntut semua pekerjaan manusia yang masih manual dan kurang efisien dapat dilakukan dengan teknologi. Sistem komputerisasi ini sendiri dapat mempersingkat waktu dalam penyelesain pekerjaan. Sistem manual masih banyak ditemui di dunia pekerjaan dilembaga Pemerintah maupun Swasta. Pada SMA Muhammadiyah Pati yang terletak dijalan Raya Pati Runting, Km.4, Kec. Pati, Kab. Pati masih banyak siswa siswi yang membutuhkan bantuan dana untuk melanjutkan sekolahnya. Kebanyakan siswa yang bersekolah di SMA tersebut rata rata orang tua mereka dari golongan menengah kebawah atau tidak mampu. Harapan dari pihak sekolah dan orang tua wali murid berharap adanya bantuan dari pihak pemerintah sehingga anak anak yang terancam putus sekolah bisa tetap bersekolah dan yang sudah putus sekolah bisa kembali lagi bersekolah. Dari permasalahan diatas pemerintah memberikan solusi bagi setiap masyarakat yang kurang mampu dalam hal pendidikan supaya anak anak yang teancam putus sekoalah dan yang putus sekolah bisa kembali beresekolah. Pemerintah mengadakan suatu program yang dinamakan BSM. BSM sendiri adalah program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan sekolah dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib 1
2 Bealajar Sembilan Tahun, serta membantu kelancaran program sekolah.[1] Dan masalah terpenting lagi yaitu tidak akuratnya pemberian bantuan pada tahun 2015/2016 di SMA Muhammadiyah Pati sebanyak 15% dari total penerima bantuan saat itu tidak pas mengenai sasaran. Total penerima pada tahun itu yaitu 30 siswa dan yang tidak pas mengenai sasaran yaitu sekitar 5 siswa penerima. Untuk mendapatkan bantuan siswa miskin tersebut maka harus sesuai dengan aturan aturan yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan dalam studi kasus ini adalah siswa yatim, piatu atau yatim piatu, siswa penerima KPS, orang tua siswa ikut program keluarga harapan, siswa penerima kartu calon penerima bantuan siswa miskin, siswa berasal dari korban musibah atau korbn bencana. Oleh karena itu tidak semua yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima bantuan siswa miskin tersebut akan dapat diterima, hanya yang memenuhi kriteria kriteria saja yang akan memperoleh bantuan tersebut. Oleh karena jumlah peserta yang mengajukan bantuan banyak, serta indikator kriteria yang banyak juga, maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang akan membantu menentukan siapa yang berhak untuk mendapatkan bantuan tersebut. Penginformasian bantuan ini sendiri untuk kalangan yang tidak mampu atau yang sudah putus sekolah yaitu dari perkempulan yang diadakan di Kelurahan dan KPS (Kartu Perlindungan Sosial). Perkumpulan di Kelurahan itu sendiri diadakan setiap satu bulan sekali atau dua bulan sekali untuk membahas tentang masalah Pendidikan bagi warganya yang memiliki anak dan terancam putus sekolah atau sudah putus sekolah supaya anak tersebut bisa melanjutkan sekolahnya. Dari pihak Kelurahan agar dapat mendata warganya yang kurang mampu sehingga dana bantuan dari pemerintah bisa tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran. Dan KPS itu sendiri adalah program pemerintah untuk keluarga yang kurang mampu. Jika keluarga yang memiliki KPS
3 dan memiliki anak yang putus sekolah atau kekurangan dana untuk bersekolah maka keluarga bisa langsung mengajukan ke sekolah dengan membawa foto copy KPS itu sendiri. Pada permasalahan diatas, bisa disimpulkan bahwa model yang bisa digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah SAW (simple additive weight), SAW (simple additive weight) sendiri dipilih karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang berhak menerima bantuan berdasarkan kriteria kriteria yang sudah ditentukan. Dengan metode perangkingan tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih akurat terhadap siapa yang akan menerima bantuan siswa miskin tersebut. Adapun yang sudah menggunakan metode SAW (simple additive weight) adalah : a. Pahlevy, Randy, Tesar. 2010. Rancang Bangun Sistem pendukung Keputusan Menentukan penerima Beasiswa dengan Menggunakan metode Simpele Additive Weighting (SAW). Skripsi Program Studi Tehnik Informatika. Surabaya,Indonesia: Universitas Pembangunan Nasional Veteran.[2] b. Implementasi DSS Dengan Metode SAW Untuk Menentukan Prioritas Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan SISTEM IRIGASI DPU Kabupaten Tegal Husni Faqih. 2014.[3] c. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beasiswa Menggunakan Metode Simple Additive Weighting Di Universitas Panca Marga Probolinggo Ferry Romidhoni Aprilianto, Tri Sagirani, Tan Amelia. 2012.[4]
4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas maka perumusan masalah penulisan tugas akhir ini,yaitu: Bagaimana merancang sistem pengambil keputusan untuk penerimaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dengan metode saw. 1.3 Batasan Masalah Supaya tidak tidak terlepas dari maksud dan tujuan dalam penyusunan laporan maka peneliti membatasi pokok permasalahan sebagai berikut : a. Kriterian yang dipakai yaitu siswa penerima kartu calon penerima bantuan siswa miskin, siswa yatim, piatu atau yatim piatu, orang tua siswa ikut program keluarga harapan, siswa penerima KPS, siswa korban musibah atau bencana. b. Objek penelitian menggunakan data dari SMA Muhammadiyah Pati, Kabupaten Pati. c. Metode SAW (simple additive weight) digunakan untuk melakukan komputasi kelayakan Penerimaan Bantuan Siswa Miskin. 1.4 Tujuan Tugas Akhir Dalam melaksanakan suatu pekerjaan pasti terdapat suatu tujuan yang hendak dicapai, karena tujuan merupakan suatu pedoman atau pegangan yang akan digunakan didalam menentukan arah jalannya pekerjaan tersebut. Adapun tujuan dari penulis adalah: Menerapkan metode Simple Additive Weight (SAW) untuk melakukan komputasi kelayakan penerimaan bantuan siswa miskin agar tepat sasaran dalam memberikan bantuan. 1.5 Manfaat Tugas Akhir Manfaat yang didapat dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk Mahasiswa Melengkapi tugas dan syarat kelulusan Strata-1 jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro.
5 Dan Menerapkan ilmu yang telah didapat dari studi atau bangku kuliah secara langsung mulai dari penganalisa sistem atas dasar spesifikasi sampai pembuatan perangkat lunaknya. 2. Untuk Akademik Menambah referensi bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian yang sejenis untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. Dan Sebagai pendorong bagi akademik untuk menjadi tolak ukur keberhasilan dalam memberikan bekal ilmu kepada mahasiswa. 3. Untuk Instansi Diharapkan dapat memberikan masukan yang lebih berarti dari sistem yang ditawarkan sebagai solusi agar bisa meningkatkan efektivitas dan efesiensi dari proses pengambilan keputusan pada SMA Muhammadiyah Pati yang nantinya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.