ASOSIASI BATUAN BEKU TERHADAP LEMPENG TEKTONIK

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM VULKANISME DAN TEKTONIK LEMPENG

PAPER LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO DAN GEOOPTIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

MAGMA GENERATION. Bab III : AND SEGREGATION

Pengertian Dinamika Geologi. Dinamika Geologi. Proses Endogen. 10/05/2015 Ribka Asokawaty,

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan

TUGAS TERSTRUKTUR ANALISIS LANSEKAP TEKTONISME

MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI

TATANAN TEKTONIK ZONA SUBDUKSI DAN BATUAN BEKU INDONESIA

DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA

PEMBENTUKAN DAN PEMISAHAN MAGMA

TEORI LEMPENG TEKTONIK

Semakin ke arah dacite, kandungan silikanya semakin besar.

Kelompok VI Karakteristik Lempeng Tektonik ATRIA HAPSARI DALIL MALIK. M HANDIKA ARIF. P M. ARIF AROFAH WANDA DIASTI. N

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36

Yang kedua adaah diketemukannya fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan terpisah di beberapa benua :

SISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA. [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir]

Petrogenesa Batuan Beku

Dalam pengembangannya, geodinamika dapat berguna untuk : a. Mengetahui model deformasi material geologi termasuk brittle atau ductile

Note : Kenapa Lempeng bergerak?

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak. Hal ini dapat dilihat dari morfologi Pulau Jawa yang sebagian besar

MODUL III DIFERENSIASI DAN ASIMILASI MAGMA

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

BAB 3. Pembentukan Lautan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas subduksi antara lempeng Indo-Australia dengan bagian selatan dari

What is a rocks? A rock is a naturally formed aggregate composed of one or more mineral

MIGRASI MAGMA. 1. Pendahuluan. 2. Pembentukan Diapire

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dengan batas koordinat UTM X dari m sampai m, sedangkan

Geologi Teknik. Ilmu Geologi, Teknik Geologi,

JAGAD RAYA DAN TATA SURYA V

TEORI PEMBENTUKAN LAUT TEORI KONVEKSI OLEH: MUH.AQRAM RAMADHAN L

Gambar 2.1 Siklus batuan, tanda panah hitam merupakan siklus lengkap, tanda panah putih merupakan siklus yang dapat terputus.

Teori Apung Benua (Continental Drift)

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUMI YANG DINAMIS DIGERAKKAN OLEH

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Lempeng Tektonik (Tectonic Plate) Oseanografi Fisika

BAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).

Lempeng Tektonik (Tectonic Plate)

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Resume Presentasi Mengenai Pengertian Magma, Tipe Magma, Proses Migrasi Magma, Dapur Magma, dan Tipe Gunung Api

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.2

geografi Kelas X LITOSFER I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN LITOSFER B. BATUAN PEMBENTUK LITOSFER a. Batuan Beku

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

TIPE MAGMA MIGRASI MAGMA DAPUR MAGMA TIPE GUNUNGAPI

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan praktikum mineral optik hanya mendeskripsikan mineralnya saja.

BAB II TATANAN GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI REGIONAL

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

BAB V SEJARAH GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. tentang seluruh aspek pembentukan batuan mulai dari sumber, proses primer

SESAR MENDATAR (STRIKE SLIP) DAN SESAR MENURUN (NORMAL FAULT)

Bentuk bentukan dasar laut / topografi dasar laut

Sistem Hidrothermal. Proses Hidrothermal

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

hiasan rumah). Batuan beku korok

Gambar 2.1 Lapis Perkerasan Jalan

A. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK)

Gempabumi Sumba 12 Februari 2016, Konsekuensi Subduksi Lempeng Indo-Australia di Bawah Busur Sunda Ataukah Busur Banda?

BAB II TINJAUAN GEOLOGI. yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo - Australia, dan. dilihat pada Gambar 1.

RORO RASI PUTRA REDHO KURNIAWAN FAJAR INAQTYO ZALLAF AHMAD ABDILLAH DOLI ALI FITRI KIKI GUSMANINGSIH BENTI JUL SOSANTRI ALFI RAHMAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

Vulkanisme. Yuli Ifana Sari

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Oleh : Upi Supriatna, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

BAB II TATANAN GEOLOGI

TEORI TEKTONIK LEMPENG. 2. Geologi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

PROPOSAL SEMINAR GEOLOGI AIR DALAM SISTEM PANASBUMI SEBAGAI FAKTOR PEMBENTUK LAPANGAN PANASBUMI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK

PENGERTIAN VULKANOLOGI (ILMU GUNUNGAPI)

Magma dalam kerak bumi

aptudika.web.ugm.ac.id

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

MAGMA STORAGE 1. PENDAHULUAN 2. BUKTI MAGMA STORAGE DI DALAM KERAK BUMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitan

II. VOLKANISME DAN BENTUKLAHAN BENTUKAN VOLKANIK

BAB II GEOLOGI REGIONAL

UNIT X: Bumi dan Dinamikanya

Evolusi Batuan Gunung Api Kompleks G. Ijo, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA

LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS GADJAH MADA. Asisten Acara:

BAB III TATANAN GEOLOGI REGIONAL

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

PETROGENESA LAVA GUNUNG RINJANI SEBELUM PEMBENTUKAN KALDERA

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TATANAN GEOLOGI

MEKANISME PEMBENTUKAN INTRUSI MELAPIS

BAB VI AGREGAT. Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun

Transkripsi:

ASOSIASI BATUAN BEKU TERHADAP LEMPENG TEKTONIK Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pendinginan magma. Pendinginan tersebut dapat terjadi baik secara Ekstrusif dan Intrusif. Batuan beku yang berasal dari pendinginan magma secara ekstrusif disebut batuan volkaik. Sedangkang batuan beku yang berasal dari proses pendinginan intrusife disebut plutonik karena masih berada di dalam bumi. Dalam batuan beku memiliki sifat sifat tersendiri berdasarkan material penyusunya yaitu felsic yang bersifat asam, intermediet yang bersifat campuran dan mafik yang bersifat basa. Pada dasarnya magma sendiri lebih cenderung bersifat basa. Namun dalam kenyataanya magma memiliki sifat sifat yang lain. magma ada yang bersifat Rhyolitic yang bersifat asam, andesitic yang bersifat campuran antara basa dan asam basaltic atau yang bersifat basa. Pembentukan berbagai jenis sifat magma ini disebut difrensiasi magma. Diferensiasi tersendiri terbagi dalam beberapa proses : Fraksinasi : Ialah pemisahan kristal dari larutan magma pada waktu terjadi pendinginan magma. Gravitional Setting : pemilahan kristal-kristal oleh gaya gravitasinya, sehingga mineral yang berat akan memperkaya bagian dasar (waduk magma) dan posisinya berada di bawah mineral yang lebih ringan. Liquid immisibility : ialah larutan magma yang mempunyai suhu dan tekanan yang tinggi, pada suhu rendah akan pecah mengalami fraksinasi larutan yang masing-masing membeku membentuk batuan yang heterogen. Assimilasi Evolusi magma dapat juga dipengaruhi oleh reaksi-reaksi dengan batuan sekitarnya wall rock. Karena magma yang menerobos kepermukaan temperaturnya lebih tinggi dari pada temperatur batuan yang diterobos maka batuan samping akan mempengaruhi komposisi magma tersebut. Hal ini sering terjadi terutama pada magma plutonik karena letaknya yang jauh dari permukaan bumi dan suhunya masih sangat tinggi mampu melelehkan batuan samping. Proses Deferensiasi magma sendiri dipengaruhi oleh proses partial melting. partial melting sendiri adalah proses meleburnya batuan menjadi magma. Konsep

utama dari proses partial melting sendiri adalah selalu membentuk magma yang bersifat lebih felsic dibanding dengan sifat batuan asalnya. Pembentukan batuan yang dapat mengakibatkan proses partial melting dan pembentukan batuan beku dipengaruhi oleh setting tektonik dari tempat terbentuknya. Di setiap setting tektonik akan menghasil kan beku yang umumnya berbeda beda. Oleh kerena itu akan dibahas lebih lanjt setting tektonik pembentuk batuan beku. Punggungan Tengah Samudra ( Mid Oceanic Ridge ) Pada Pungungan tengah samudra terjadi rekahan atau rift akibat dari aktifitas tektonisme. Rekahan tersebut dapat semakin lebar sehingga akan terjadi proses penurunan tekanan pada dalam kerak yang berakibat magma yang berasal dari mantel yang umumnya bersifat ultramaffik atau ultrabasaltic keluar kepermukaan. Karena terjadi perbedaan suhu yang sangat jauh antara magma dengan suhu lautan maka lava yang keluar dari mantel akan segera cepat mengalami pembekuan. Yang akibatnya membentuj batuan beku degan tekstur halus. Karena magma ini bersifat ultrabasa atau basa maka batuan yang terbentk umumnya adalah basalt dan Gabbro porfiry. Subduksi Lempeng Samudra dengan Lempeng Benua Proses tektonisme mengakibatkan bergeraknya lempeng lempeng dunia. Pada derah batas konvergen antara lempeng samudra dan lempeng benua akan terjadi pertemuan yang mngakibatkan penunjaman lempeng samudra menujam kedalam lempeng benua kerena densitasnya lebih tinggi atau yang biasa di sebut subduksi. Daerah ini akan disebut daerah subduksi. Pada daerah ini batuan pada kerak samudra yang menunjam akan mengalami partial melting kerena mengalami perubahan gardient suhu dan tekanan yang tinggi. Akibatnya batuan pembentuk kerak samudra tersebut akan terdeformasi membentuk magma batu

melalu proses partial melting. Sesuai dengan konsep partial melting yang telah dijelaskan sebelumnya magma yang terbentuk akan bersifat lebih felsic dibanding batuan asalnya. Karena kerak samudra pada umumnya tersusun atas bataun yang bersifat basa maka akan menghasilkan magma yang bersifat intermediet. Dan magma tersebut dapat pula mengalami deferensiasi lagi dengan kerak benua yang umumnya bersifat asam untuk menjadi magma yang lebih bersifat asam. Oleh karena itu batuan yang terbentuk pada daerah subduksi pada umumnya dapat berupa batuan beku yang bersifat intermediet hingga asam misalnya andesit, dasit dan riolite. Busur Kepulauan ( Island Arc ) Pada busur kepulauan aktifitas tektonismenya hampir sama dengan Subduksi lempeng samudra dengan benua. Namun yang membedakan proses ini adalah terjadi antara lempeng samudra dengan lempeng samudra. Proses ini terjadi ketika 2 lempeng samudra saling bertemu maka lempeng samudra yang lebih memiliki desnitas lebih tinggi maka akan menunjam kebawah dari lempeng samudra yang memiliki densitas yang lebih rendah. Dan pada proses ini terjadi pula proses partial melting. kerak benua yang menunjam akan mengalami proses partial melting akinat berubahnya gradien suhu dan tekanan. Karena kerak samudra tersusun atas batuan yang bersifat basa maka akan menghasilkan magma ang bersifat intermediet. Magma tersebut akan berasosiasi dengan kerak samudra diatasnya yang bersifat basa. Oleh karena itu batuanbeku yang terbentuk pada daerah ini umumnya memiliki sifat basa hingga intermediet. Misalnya batuan beku basalt dan andesit. Dan pada daerah ini memiliki bentukan deretan gunung akibat aktifias magmatisme Zona Kolosi Lempeng Benua Dengan Lempeng Benua Zona ini termasuk derah batas convergen. Pada zona ini proses tektonisme hampir sama dengan zona subduksi antara lempeng benua dengan samudra atau zona pembentukan island arc. Pada zona ini terjadi pertemuan antara lempeng benua dengan benua akan menyebabkan salah satu lempeng saling tabrakan dan

menyebabkan lipatan lipatan pada lempeng benua yang akhirnya menyebabakan yang akhirnya salah lempeng akan menunjam relatif terhadap lempeng satunya. Pada daerah in terjadi perubahan gradient suhu geothermal dan tekanan yang akhirnya menyebabkan terjadinya proses partial melting. dari proses ini akan menghasilkan magma yang bersifat felsic. Oleh karena itu pada daerah ini terbentuk lah batuan beku yang pada umumnya bersifat felsic. Misalnya saja Granit dan Granodiorit. Zona Rekahan Benua Pada zona ini temnasuk pada daerah batas divergen yang baru tebentuk. Proses tetonisme pada derah ini bermula dari saling menjauhnya suatu daerah pada lempeng benua yang menyebabkan terjadinya rift rift atau zona sesar turun pada derah tersebut. karena derah tersebut semakin merekah ketika lempeng tersebut semakin tipis magama yang berasal dari mantel yang bersifat basaltik pun dapat masuk kedalam rekahan tersebut yang. Magam tersebut dapat berdeferensiasi dengan batuan sekitar yang umumnya bersifat felsic. Sehingga pada daerah ini terbentuk batuan beku yang bersifat mafik hingga intermediet. Misalnya adalah basalt dan andesit.

Daftar Pustaka Wilson, Marjorie. 1981. Igneous Petrogenesis. London : HarperColinsAcademic http://tigabatu.wordpress.com/2012/05/15/magma-dan-pembentukan-batuanbeku/ ( diakses pada 20-3-2013 pukul 18.30 ) http://www.perplex.ethz.ch/papers/thompson_jgr_95.pdf ( diakses pada 20-3- 2013 pukul 19.30 ) lilt.ilstu.edu/emking/courses/petrology/lectures/granite1.ppt ( diakses pada 20-3-2013 pukul 19.34 )