BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Kelompok Ahli. Pengorganisasian.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BADAN NARKOTIKA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LABORATORIUM NARKOBA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA. No.679, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Balai Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja.

2017, No Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran N

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 02 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA PAYAKUMBUH

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

2017, No Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

2011, No Memperhatikan : 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Beri

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Na

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32 /Menhut-II/2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KERJA SAMA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

2011, No Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republ

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEPEGAWAIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKA KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemb

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA EKSTERNAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PPdan PA. Perencanaan. Penganggaran. Responsif Gender.

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nom

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Badan Narkotik

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 33 /Menhut-II/2011 TENTANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 246); 4

2 Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 2. Peraturan Menteri Pendayagunaa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN NARKOTIKA KABUPATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI

BADAN NARKOTIKA NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

2016, No Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Logo dan Atribut Unit Deteksi K9 Badan Nakotika Nasional; Mengingat : 1. Undang-Unda

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BNN. Orta. Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA SENSOR FILM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4616); 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformas

Nomor: 04/SKB/M.PAN/12/2003. Nomor : 127 Tahun 2003 Nomor : Ol/SKB/XII/2003/BNN.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Tahun 2011 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5255); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pel

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 19 /PMK.01/2010 TENTANG TENAGA PENGKAJI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PEMBERANTASAN RUPIAH PALSU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dala

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 40 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

Transkripsi:

No.371, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Kelompok Ahli. Pengorganisasian. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 48 Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional dipandang perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Kelompok Ahli; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional; 3. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 3 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL.

2010, No.371 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya disingkat BNN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. 2. Kepala Badan Narkotika Nasional selanjutnya disebut Kepala BNN. 3. Kelompok Ahli yang selanjutnya disebut Pok Ahli adalah jabatan fungsional non struktural. 4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor serta Bahan Adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan Alkohol selanjutnya disingkat P4GN. BAB II POK AHLI Bagian Kesatu Kedudukan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Pasal 2 (1) Pok Ahli merupakan jabatan keahlian yang berada di luar struktur organisasi BNN. (2) Pok Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Kepala BNN. Bagian Kedua Struktur Organisasi Pasal 3 Susunan Organisasi Pok Ahli terdiri dari: a. Kepala BNN; b. Koordinator Pok Ahli; dan c. Anggota Pok Ahli. Pasal 4 Kepala BNN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, sebagai Ketua exofficio merangkap anggota.

3 2010, No.371 Pasal 5 (1) Koordinator Pok Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, berasal dari anggota Pok Ahli, yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan anggota Pok Ahli atau penunjukan langsung oleh Kepala BNN. (2) Koordinator Pok Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BNN. Pasal 6 (1) Anggota Pok Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, diangkat dan diberhentikan oleh Kepala BNN. (2) Syarat dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota Pok Ahli berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Anggota Pok Ahli ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala BNN. Pasal 7 (1) Keanggotaan Pok Ahli berjumlah paling banyak 15 (lima belas) orang. (2) Keanggotaan Pok Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari pakar di bidang P4GN, pakar hukum, dan tokoh masyarakat. Pasal 8 (1) Keanggotaan Pok Ahli memiliki masa kerja selama 2 (dua) tahun, dan dapat diperpanjang berdasarkan evaluasi Kepala BNN. (2) Batas usia Pok Ahli paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun. Bagian Ketiga Tugas dan Fungsi Pasal 9 Pok Ahli mempunyai tugas memberikan masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan kepada Kepala BNN dalam penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang P4GN, atau masalah lain sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pok Ahli menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan kepada Kepala BNN dalam: a. penyusunan dan perumusan arah kebijakan nasional di bidang P4GN ;

2010, No.371 4 b. penyusunan dan perumusan kebijakan dan strategi nasional di bidang P4GN; c. penyusunan dan perumusan perencanaan, program, dan kegiatan BNN; d. pelaksanaan evaluasi dan pengembangan perencanaan, program, dan kegiatan BNN; dan e. pelaksanaan tugas lain sesuai penugasan Kepala BNN. BAB III TATA CARA KERJA Pasal 11 Kepala BNN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, dalam melaksanakan tugas sehari-hari dibantu oleh Koordinator Pok Ahli. Pasal 12 Koordinator Pok Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, selain membantu pelaksanaan tugas Kepala BNN, memiliki tugas dan tanggung jawab mengoordinasikan, menyinkronisasikan, dan mengintegrasikan anggota dalam memberikan masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan kepada Kepala BNN. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Koordinator Pok Ahli menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut: a. pelaksanaan pengoordinasian, penyinkronisasian, dan pengintegrasian pelaksanaan tugas dan fungsi Pok Ahli; b. pelaksanaan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan kepada Kepala BNN dalam rangka pelaksanaan dan peningkatan kualitas kinerja Pok Ahli; c. pelaksanaan tugas lain sesuai dengan penugasan Kepala BNN Pasal 14 Anggota Pok Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, memiliki tugas memberikan masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang P4GN kepada Kepala BNN sesuai dengan bidang keahlian masing-masing melalui Koordinator Pok Ahli. Pasal 15 Anggota Pok Ahli dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan kepada Kepala BNN dalam: a. penyusunan dan perumusan arah kebijakan nasional di bidang P4GN ;

5 2010, No.371 b. penyusunan dan perumusan kebijakan dan strategi nasional di bidang P4GN; c. penyusunan dan perumusan perencanaan, program dan kegiatan BNN; d. pelaksanaan evaluasi dan pengembangan perencanaan, program dan kegiatan BNN; Pasal 16 (1) Pok Ahli dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan prinsip: a. koordinasi; b. integrasi; c. sinkronisasi; dan d. simplifikasi. (2) Pok Ahli dalam melaksanakan tugas sehari-hari dikoordinir oleh Koordinator Pok Ahli. Pasal 17 (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Pok Ahli mengadakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. (2) Dalam memberikan masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan Pok Ahli membuat 1 (satu) naskah akademis setiap 1 (satu) tahun sekali. (3) Dalam hal dianggap perlu, Pok Ahli dapat diikutsertakan dalam keanggotaan kelompok kerja. BAB IV PENGORGANISASIAN, TUGAS, DAN FUNGSI Keanggotaan Pok Ahli terdiri atas: Bagian Kesatu Pengorganisasian Pasal 18 a. Pok Ahli Bidang Pengembangan Organisasi/Kelembagaan; b. Pok Ahli Bidang Hubungan Luar Negeri; c. Pok Ahli Bidang Hubungan Sosial Kemasyarakatan; d. Pok Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga;

2010, No.371 6 e. Pok Ahli Bidang Hukum dan Perundang-undangan; f. Pok Ahli Bidang Tata Kelola Anggaran; g. Pok Ahli Bidang Penelitian dan Pengembangan P4GN; h. Pok Ahli Bidang Teknologi Intelijen; i. Pok Ahli Bidang Komunitas Terapeutik; j. Pok Ahli Bidang Kriminologi; k. Pok Ahli Bidang Manajemen Rehabilitasi; l. Pok Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Wilayah Barat; m. Pok Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Wilayah Tengah; dan n. Pok Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Wilayah Timur. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 19 Anggota Pok Ahli Bidang Pengembangan Organisasi/Kelembagaan, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang pengembangan organisasi/kelembagaan kepada Kepala BNN. Pasal 20 Anggota Pok Ahli Bidang Pengembangan Organisasi/Kelembagaan dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang pengembangan organisasi/kelembagaan; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang pengembangan organisasi/kelembagaan; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang pengembangan organisasi/kelembagaan; d. Pembuatan laporan kegiatan penelaahan dan pengkajian di bidang pengembangan organisasi/kelembagaan.

7 2010, No.371 Pasal 21 Anggota Pok Ahli Bidang Hubungan Luar Negeri, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang hubungan luar negeri kepada Kepala BNN. Pasal 22 Anggota Pok Ahli Bidang Hubungan Luar Negeri dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang hubungan luar negeri; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang hubungan luar negeri; c. Penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang hubungan luar negeri; d. Pembuatan laporan kegiatan penelaahan dan pengkajian di bidang hubungan luar negeri. Pasal 23 Anggota Pok Ahli Bidang Hubungan Sosial Kemasyarakatan, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang hubungan sosial kemasyarakatan kepada Kepala BNN. Pasal 24 Anggota Pok Ahli Bidang Hubungan Sosial Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang hubungan sosial kemasyarakatan; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang hubungan sosial kemasyarakatan; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang hubungan sosial kemasyarakatan; hubungan sosial kemasyarakatan.

2010, No.371 8 Pasal 25 Anggota Pok Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang hubungan antar lembaga kepada Kepala BNN. Pasal 26 Anggota Pok Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang Hubungan Antar Lembaga; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang hubungan antar lembaga; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang hubungan antar lembaga; hubungan antar lembaga. Pasal 27 Anggota Pok Ahli Bidang Hukum dan Perundang-undangan, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang Hukum dan Perundang-undangan kepada Kepala BNN. Pasal 28 Anggota Pok Ahli Bidang Hukum dan Perundang-undangan dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang hukum dan perundang-undangan; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang hukum dan perundang-undangan; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang hukum dan perundang-undangan; hukum dan perundang-undangan.

9 2010, No.371 Pasal 29 Anggota Pok Ahli Bidang Tata Kelola Anggaran, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang tata kelola anggaran kepada Kepala BNN. Pasal 30 Anggota Pok Ahli Bidang Tata Kelola Anggaran dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang tata kelola anggaran; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang tata kelola anggaran; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang tata kelola anggaran; tata kelola anggaran. Pasal 31 Anggota Pok Ahli Bidang Penelitian dan Pengembangan P4GN, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang Penelitian dan Pengembangan P4GN kepada Kepala BNN. Pasal 32 Anggota Pok Ahli Bidang Penelitian dan Pengembangan P4GN dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang penelitian dan pengembangan P4GN; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang penelitian dan pengembangan P4GN. c. penyusunan dan perumusan naskah akademis penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang penelitian dan pengembangan P4GN; penelitian dan pengembangan P4GN.

2010, No.371 10 Pasal 33 Anggota Pok Ahli Bidang Teknologi Intelijen, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan kepada Kepala BNN di bidang teknologi Intelijen. Pasal 34 Anggota Pok Ahli Bidang Teknologi Intelijen dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang teknologi intelijen; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang teknologi intelijen; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang teknologi intelijen; teknologi intelijen. Pasal 35 Anggota Pok Ahli Bidang Komunitas Terapeutik, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang komunitas terapeutik kepada Kepala BNN. Pasal 36 Anggota Pok Ahli Bidang Komunitas Terapeutik dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang komunitas terapeutik; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang komunitas terapeutik; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang komunitas terapeutik; komunitas terapeutik.

11 2010, No.371 Pasal 37 Anggota Pok Ahli Bidang Kriminologi, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang Kriminologi kepada Kepala BNN. Pasal 38 Angota Pok Ahli Bidang Kriminologi dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang kriminologi; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang kriminologi; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang kriminologi; kriminologi. Pasal 39 Anggota Pok Ahli Bidang Manajemen Rehabilitasi selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran dan pertimbangan di bidang manajemen rehabilitasi kepada Kepala BNN. Pasal 40 Angota Pok Ahli Bidang Manajemen Rehabilitasi dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang manajemen rehabilitasi; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang manajemen rehabilitasi; b. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang manajemen rehabilitasi; c. pembuatan laporan kegiatan penelaahan dan pengkajian di bidang manajemen rehabilitasi.

2010, No.371 12 Pasal 41 Anggota Pok Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Wilayah Barat, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah barat kepada Kepala BNN. Pasal 42 Angota Pok Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Wilayah Barat dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah barat; b. Penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah barat; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah barat; pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah barat. Pasal 43 Angota Pok Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Wilayah Tengah, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah tengah kepada Kepala BNN. Pasal 44 Angota Pok Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Wilayah Tengah dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah tengah; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah tengah; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah tengah;

13 2010, No.371 pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah tengah. Pasal 45 Anggota Pok Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Wilayah Timur, selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, juga mempunyai tugas melaksanakan pemberian masukan, pendapat dan saran, dan pertimbangan di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah timur kepada Kepala BNN. Pasal 46 Anggota Pok Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Wilayah Timur dalam melaksanakan tugas juga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pengumpulan data dan informasi di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah timur; b. penyusunan dan perumusan telaahan dan kajian di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah timur; c. penyusunan dan perumusan naskah akademis di bidang pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah timur; pemberdayaan masyarakat Indonesia wilayah timur. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 47 Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi Pok Ahli didukung dari anggaran BNN. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 48 Perubahan pembentukan Pok Ahli ditetapkan oleh Kepala BNN setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Pasal 49 Peraturan Kepala BNN ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

2010, No.371 14 Agar Setiap orang mengetahuinya, Peraturan Kepala BNN ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarata pada tanggal 4 Agustus 2010 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL GORIES MERE Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PATRIALIS AKBAR