BAB V ANALISIS ACARA AL HIKAM DI TELEVISI BOROBUDUR. 5.1 Analisis Acara Al Hikam di Televisi Borobudur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).

BAB IV ANALISIS SIARAN MIMBAR AGAMA ISLAM TVRI STASIUN PUSAT JAKARTA. A. Analisis Materi Siaran Mimbar Agama Islam TVRI Stasiun Pusat

DAKWAH MULTIMEDIA PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan terbesar sebagai media imajinasi. 1. dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah. Hal ini di mungkinkaan karena adanya berbagai media (Channel) yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Sebaliknya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dipegang dan mana yang harus dibuang jauh-jauh. Oleh karena itulah

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB V ANALISIS DATA. diketahui dengan jelas gambaran tentang informasi yang didapat dalam acara

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. canggih, manusia telah mampu menembus batas-batas geografis, kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana pengiriman informasi kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat

BAB I PENDAHULUAN. menyeru dan memanggil baik itu lisan, tulisan maupun perbuatan.

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

BAB I PENDAHULUAN. akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti petunjuk Allah dan rasul-nya. 1. perbuatan mungkar. Dan kini, dakwah mulai berkembang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk mendapatkan informasi. Informasi yang diterima pun harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2016 M / 1437 H

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak. Media televisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama risalah manusia untuk keseluruhannya. Umat Islam

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, melalui media

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH FORUM KOMUNIKASI REMAJA ROMANSA. melakukan analisis terhadap metode dakwah yang dilakukan oleh ROMANSA di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. makhluk yang mampu bergaul, berinteraksi dan berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. masyarakat sangat membutuhkan untuk mendapatkan informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai metode dan media yang besumber pada Al-Qur'an, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat Islam yang ada di dunia. Dengan ajaran Agama Islam kuat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keharusan. Mengingat tidak selamanya komunikan dapat mengikuti

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG.

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pemahaman-pemahaman yang. dilakukan kadangkala sering ditolak kemunculannya oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyampai informasi maupun sebagai alat komunikasi. Perannya yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan masyarakat. Media massa memberikan arti yang sangat

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik. Media massa elektronik seperti televisi lebih diminati,

BAB I PENDAHULUAN. demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa sifatnya satu arah. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V ANALISIS ACARA AL HIKAM DI TELEVISI BOROBUDUR 5.1 Analisis Acara Al Hikam di Televisi Borobudur Keberadaan siaran-siaran keagamaan seperti dakwah Islam yang menggunakan media televisi keberadaannya sudah sangat banyak dan dapat kita jumpai di beberapa stasiun televisi termasuk TV Borobudur dengan acara al-hikamnya. Hal tersebut sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat, agar kebenaran yang telah mereka yakini selama ini. Keberadaan televisi sebagai media dakwah disamping menjadikan dakwah semakin efektif dan efisien juga mempunyai dampak yang harus diperhatikan. Dengan munculnya televisi sebagai media yang efektif, maka tidak menutup kemungkinan muncul pula persaingan-persaingan dalam menyajikan model dakwah itu sendiri, terutama ketika dihadapkan pada pluralitas agama yang ada di Indonesia. Hal itu akan semakin menambah persaingan yang sangat kompetitif, sehingga mutu dalam dakwah itu menjadi standar pokok bagi keberhasilan dakwah tersebut. 103 Sedangkan dalam perkembangan dakwah Islam sendiri, kita sering melihat para dai terutama yang mempunyai karakteristik tradisional, mereka sangat mempertahankan metode-metode yang seharusnya sudah digantikan sesuai tuntutan zaman. Tetapi para dai tersebut justru cenderung mengabaikan teknologi informasi mutakhir, sehingga kadangkala hal tersebut 103 Arini Hidayati, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998, hlm. 75. 95

dapat juga menjadikan lambannya proses dakwah dalam Islam. Padahal sebenarnya kalau kita mau menyadari secara faktual, dakwah sebagai suatu aktifitas keagamaan yang memperjuangkan nilai-nilai kebenaran hakiki, apabila tidak mengikuti arus kemajuan maka akan semakin ditinggalkan orang. Maka keberadaan media elektronik dalam hal ini televisi merupakan hal yang mutlak dibutuhkan pada masa kini. Dakwah Islam dengan menggunakan televisi sebagai media dalam penyampaiannya akan mempunyai pengaruh yang luas dan respon yang cepat dari pemirsa. Dengan begitu seorang dai akan lebih cepat mengetahui seberapa jauh keberhasilan dari dakwah yang dilakukannya, lebih-lebih dengan model dialog interaktif yang menggunakan saluran telepon, maka seorang dai akan lebih cepat mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang di masyarakat. Sehingga untuk pertemuan berikutnya seorang dai akan lebih bisa menjadi dakwah tersebut betul-betul sebagai solusi bagi permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat, yang tentunya dengan menggunakan pendekatan agama Islam. Televisi Borobudur merupakan salah satu dari sekian banyak media Televisi yang mencoba untuk menghadirkan berbagai program acara di segala bidang dari mulai yang bersifat hiburan, berita, pengetahuan umum, otomotif, sampai pada program keagamaan. Adapun acara keagamaan yang ditayangkan salah satunya adalah al-hikam. 96

Al Hikam adalah suatu program acara keagamaan yang disiarkan lewat media Televisi Borobudur Semarang setiap hari Jum at pukul 21.00 WIB dengan menampilkan dai Abdullah Gymnastiar. Kepentingan dakwah terhadap adanya alat atau media yang tepat dalam berdakwah sangat urgen sekali, sehingga dapat dikatakan dengan media dakwah akan lebih mudah diterima oleh komunikan (mad u)nya. Pemanfaatan media dalam kegiatan dakwah mengakibatkan komunikasi antara da i dan mad u atau sasaran dakwahnya akan lebih dekat dan mudah diterima. Oleh karena itu aspek dakwah sangat erat kaitannya dengan kondisi sasaran dakwah, artinya keberagaman alat dakwah harus sesuai dengan apa yang dibentuk oleh sasaran dakwah (mad u)nya. Begitu pula alat atau media dakwah juga memerlukan kesesuaian dengan bakat dan kemampuan da inya, artinya penerapan media dakwah harus didukung oleh potensi da i sebab alat atau media dakwah pada dasarnya sebagai penyampai pesan-pesan dakwah terhadap mad unya. Adapun pengertian media dakwah adalah alat obyektif yang menjadi saluran, yang menghubungkan urat nadi dalam totaliteit dakwah, yang dapat digolongkan menjadi lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan perbuatan atau akhlak. 104 Bila dilihat dari penggunaan media dakwah, dapat diketahui bahwa pesan dakwah dalam acara al-hikam melalui perantaraan audio visual sebab acara al-hikam merupakan bagian dari rangkaian acara dalam stasiun Televisi Borobudur. 104 Dzikron Abdullah, Op.Cit., hlm. 59. 97

Pemilihan media sebagai perantara dalam menyampaikan pesan dakwah, menurut Dzikron Abdullah tidaklah urgen. Karena Dalam arti sempit, media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah. Sebagai alat bantu, media dakwah memiliki peran atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan dakwah. Artinya, sebenarnya proses dakwah tanpa adanya media dakwah masih dapat tercapai tujuannya. Namun sebagai sebuah sistem, media bukan hanya sebagai alat bantu, akan tetapi sebagai salah satu komponen dakwah yang memiliki peranan dan kedudukan yang sama dengan komponen-komponen yang lain, seperti subyek dakwah, obyek dakwah, materi dakwah dan metode dakwah. Apalagi dalam penentuan strategi dakwah yang memiliki asas efektifitas dan efisiensi, peranan media dakwah menjadi jelas peranannya. 105 Adapun kelebihan pesan dakwah dalam acara al-hikam di televisi Borobudur adalah sudah tidak adanya batasan waktu dan ruang. Pesan dakwah dalam al-hikam bukan saja didengar dan dilihat oleh orang-orang dalam satu tempat saja, namun dalam waktu itu juga dapat diterima oleh orang-orang di lain daerah. Dengan kata lain, kelebihannya yaitu sasaran dakwah (mad'u) dalam waktu yang sama dapat dalam jumlah banyak. Setelah menentukan media berdakwah, dalam melaksanakan suatu kegiatan dakwah diperlukan metode penyampaian yang tepat agar tujuan dakwah tercapai. Metode dalam kegiatan dakwah adalah suatu cara dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah. Apabila didudukkan dakwah sebagai 105 Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 1989, hlm. 32 98

kegiatan manusia secara sosial, berarti dakwah tidaklah berbeda dengan kegiatan lain seperti mengajar atau kegiatan pendidikan. Oleh karena itu tidak salah metode mengajar digunakan sebagai metode dakwah sesuai dengan materi yang akan dibahas. 106 Metode dakwah merupakan bagaimana cara melakukan dakwah. Tindakan dakwah yang telah dirumuskan dapat efektif apabila dilaksanakan dengan menggunakan cara pendekatan yang tepat. Penggunaan metode ini sudah tersirat dalam Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 125. 107 Dengan adanya beberapa metode dakwah, para da'i (mubaligh) dituntut untuk bijaksana dalam menggunakan dan menerapkannya sesuai dengan keadaan dan lingkungan daerah dimana Islam disebarkan. Bila melihat program Al Hikam yang ditayangkan TV Borobudur (TVB) akan diketahui bahwa proses dakwah tersebut menggunakan metode ceramah, yaitu pihak TVB menayangkan ceramah Aa Gym yang berbentuk rekaman, bukan tayangan langsung (live). Dalam mengembangkan dakwah dengan metode ceramah ditengahtengah era informasi harus mampu mencapai target yang maksimal, dengan memanfaatkan media yang ada pada saat sekarang ini maka akan mampu menerobos kedalam globalisasi. Hal ini harus diperhatikan karena ini menyangkut keberhasilan dakwah dengan metode ceramah di tengah-tengah era informasi, mad'u yang tanggap dengan hal yang demikian akan semakin cepat menerima ilmu atau informasi yang dibutuhkan. Apalagi seorang da'i 106 Ibid., hlm.23 107 Asmuni Syukir, Op.Cit., hlm.104-157. 99

yang harus selalu menyampaikan kebaikan, sangat perlu untuk mencari informasi-informasi yang semakin lama semakin berkembang. Hal ini yang dijadikan semangat dalam menambah ilmu pengetahuan, apalagi berbagai macam cara yang ada menjadikan sebuah pilihan untuk mencari yang tepat dipakai dalam penyebarluasan ajaran-ajaran Islam. Jika kemampuan dalam berdakwah diamalkan dalam setiap kesempatan maka akan mampu mencapai maksimal, disamping harus melihat situasi dan kondisi masyarakat yang menerima. 108 Kemudian subyek / da'i juga harus mendapatkan perhatian agar lebih mengefisienkan aktifitas dakwah dan agar tujuan dakwah dapat tercapai. Setiap orang yang menjalankan aktifitas dakwah hendaknya memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang da i. Kepribadian disini meliputi kepribadian yang bersifat jasmani dan rohani (physic dan psikhis). 109 Dalam hal ini para da i diharapkan menjadi contoh sebagai seseorang mujtahid yang baik, melalui perjuangan dan pengorbanannya. Oleh karena itu dalam melaksanakan aktifitas dakwah seorang da i perlu persiapan lahir atau jasmani. Program al-hikam yang ditayangkan Televisi Borobudur dengan menampilkan sosok da i Abdullah Gymnastiar yang akrab dipanggil dengan Aa Gym merupakan tokoh da i yang dibilang baru terjun dalam dunia dakwah menurut penulis sangat tepat. Walaupun di bilang masih baru, beliau sudah mempunyai nama besar, berbagai media cetak atau elektronik 108 Ibid., hlm. 166. 109 M. Masyhur Amin, Metode Dakwah Islam, Yogyakarta : Sumbangsih, 1980, hlm. 18-19 100

mengekspos dirinya. Beliau terkenal dengan dakwahnya yang menggunakan konsep Manajemen Qalbu. Di saat bangsa ini dilanda krisis terutama krisis moral, sesosok Aa Gym sangat penting dalam mengubah akhlak yang buruk menjadi baik. Beliau mencoba mencari bagaimana konsep dakwah yang efektif diterapkan dalam menghadapi persoalan hidup yang semakin sulit. Beliau kontemplasi dan perenungan yang dalam konsep manajemen qolbu menunjukkan bahwa manusia mampu mengendalikan dirinya. Memberantas kemaksiatan tidak harus dengan anarkis, akan tetapi bagaimana kita bisa membuat diri kita bersih dari perbuatan yang jahat tersebut. Untuk mengakhiri kondisi yang sedang kacau, konsep dakwah harus menunjukkan realitanya. Kita tidak hanya dakwah dengan lisan saja tetapi harus diikuti dengan perbuatannya. Kemudian yang terakhir dalam unsur dakwah dalam pembahasan ini yaitu dari segi materi. Materi-materi dakwah Aa Gym dalam program al-hikam disamping mengandung muatan manajemen qalbu juga mengandung dua kategori lainnya, yaitu kesalehan individual dan kesalehan sosial. Untuk membedakan ketiga muatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Pertama, untuk kesalehan individual kriterianya adalah materi yang berisi tentang ketaatan seorang hamba kepada tuhannya dalam melaksanakan lima rukun Islam dan enak keyakinan pada rukun iman seperti menjalankan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa dan haji. 101

Kedua, kesalehan sosial yakni format hubungan seorang mahluk dengan makhluk lain, seperti wirausaha, pendidikan, kepemimpinan, dan sedekah (membantu orang lain). Ketiga, manajemen qolbu, hubungannya dengan pekerjaan hati, seperti mengatur niat, sabar, ikhlas, jujur, lemah lembut, syukur nikmat, berprasangka baik dan sebagainya. 110 5.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah di TV Borobudur Agar pelaksanaan dakwah dalam program al-hikam yang ditayangkan sesuai dengan tarjet, maka perlu diperhatikan faktor pendukung yang menjadikan keberhasilan dakwah. Apalagi di zaman modern dimana segala sesuatunya serba canggih, untuk itu semakin majunya ilmu dan teknologi pada saat sekarang ini harus mampu menjadikan bertambahnya mad u karena akan membuktikan bahwa agama Islam tidak mau ketinggalan zaman, tetapi jika terpengaruh oleh teknologi yang berakibat negatif ini akan merusak iman dan menjadikan moral masyarakat yang buruk dan tidak sesuai dengan norma-norma agama. Untuk itu dalam setiap dakwah yang dilakukan dapat selalu mengajarkan bahwa agama harus berperan dalam kehidupan masyarakat di dunia dan di akhirat. Segala sesuatu yang dapat mengajak masyarakat untuk mendekatkan diri pada Allah harus selalu dicanangkan dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti pengajian-pengajian yang ada pada tempat-tempat tertentu yang dapat 110 Enung Asmaya, Aa Gym, Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, Jakarta : Hikmah, 2004, hlm. 122 102

merubah keimanan dengan baik, jika aktivitas dakwah didukung dengan faktor-faktor yang cukup bagus, ada kemungkinan besar berpengaruh pada masyarakat yang mengikuti. Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan dakwah di Televisi Borobudur dapat berasal dari faktor intern dan ekstern. 1. Faktor Intern Dari dai yang ditampilkan dengan kemampuan ceramahnya mampu menarik minat mad u untuk dapat selalu mengikuti setiap kali penayangan, disamping itu masyarakat menganggap bahwa pentingnya ajaran-ajaran Islam untuk dapat melaksanakan dalam kehidupan seharihari. Disamping itu juga dari karakterdai yang dapat dijadikan panutan masyarakat untuk memberikan keteladanan, sebagai mahluk Allah yang beriman sudah diwajibkan untuk selalu berdakwah yaitu dengan menyampaikan kepada kebaikan dan meninggalkan kejelekan dengan berbagai cara agar sampai pada sasaran terlihat pada perubahan keimanan pada mad'u (penonton) yang mengikutinya. Selain itu materi yang disampaikan sesuai dengan kemampuan masyarakat, ini juga menjadi faktor pendukung dalam kelangsungan dakwah di Televisi Borobudur. Dengan materi-materi yang diterima dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat lain yang tidak mengikuti acara al-hikam, dari apa yang sudah diperoleh, mereka dapat 103

menjalankan kehidupan bermasyarakat yang religius atau menjalankan segala sesuatu sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Disamping itu rutinitas acara al-hikam yang ditayangkan mempermudah mad'u memperoleh materi-materi yang dibutuhkan, dalam setiap kali penayangan dan apa yang telah disampaikan terarah dan selalu berkaitan dengan apa yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, maka jika segala sesuatu dikerjakan secara rutin akan menjadikan kemudahan meski tidak harus dengan waktu yang lama. Dari situ dapat disimpulkan bahwa dakwah yang dilakukan dalam Televisi Borobudur dapat dianggap efektif karena dilaksanakan secara rutin dan terarah, tidak secara asal-asalan. 2. Faktor Ekstern Televisi sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam berdakwah mempunyai peran yang sangat besar, disamping sebagai media hiburan bagi masyarakat umum ternyata dalam penayangan program-program juga dapat disisipkan materi-materi dakwah Islam. Dalam mengembangkan dakwah ditengah-tengah era informasi harus mampu mencapai target yang maksimal, dengan memanfaatkam media yang ada pada saat sekarang ini maka akan mampu menerobos kedalam globalisasi. Hal ini harus diperhatikan karena ini menyangkut keberhasilan dakwah tengah-tengah era informasi, mad'u yang tanggap dengan hal yang demikian akan semakin cepat menerima ilmu atau informasi yang dibutuhkan. Apalagi seorang da'i yang harus selalu 104

menyampaikan kebaikan, sangat perlu untuk mencari informasiinformasi yang semakin lama semakin berkembang. Hal ini yang dijadikan semangat dalam menambah ilmu pengetahuan, apalagi berbagai macam cara yang ada menjadikan sebuah pilihan untuk mencari yang tepat dipakai dalam penyebarluasan ajaran-ajaran islam. Jika kemampuan dalam berdakwah diamalkan dalam setiap kesempatan maka akan mampu mencapai maksimal, disamping harus melihat situasi dan kondisi masyarakat yang menerima. Keberhasilan dakwah dalam sebuah komunitas dapat diukur dari antusiasme mad'u yang mengikuti untuk mengamalkan ajaran yang diperolehnya, dalam hal kwantitas acara al-hikam dapat dikatakan berhasil, ini bisa dilihat dari jawaban responden sebagian besar menjawab memahami. Kemudian untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan dalam dataran kwalitas pemahaman jama ah dapat diukur melalui berapa jauh antusiasme mad'u dalam melaksanakan ajaranajaran yang telah diperolehnya. Adapun faktor yang dapat mendukung tercapainya keberhasilan baik dalam segi kwantitas maupun kwalitas pada jama ah pengajian ini diantaranya adalah pembacaan doa oleh dai di akhir acara, untuk berbagai kepentingan umat seperti mempermudah rizki, jodoh, kerukunan rumah tangga atau kepentingan yang lain. Pelayanan seperti ini sangat mungkin menarik motivasi masyarakat untuk mengikuti pengajian sehingga jumlah mad'u (penonton) terus bertambah. Pendukung yang lain adalah dilakukannya acara al Hikam 105

ini secara rutin setiap minggu yaitu setiap hari jum'at pukul 21.00 WIB, sehingga akan selalu menjadi media penyadaran dan penambah wawasan keagamaan bagi mad'u yang mengikutinya secara rutin sehingga secara pelan namun pasti dapat mengubah cara berpikir dan bertindak mad'u dari yang mungkin biasa dikatakan muslim abangan menjadi muslim santri, sebagaimana pepatah sekeras-kerasnya batu bila tertetes air terus menerus akan berlobang pula. Sedangkan faktor penghambat program dakwah di televisi Borobudur yaitu : 1. Faktor Intern Dalam tahun-tahun terakhir ini, banyak bermunculan televisi swasta dalam lingkup nasional, tidak ketinggalan juga televisi-televisi lokal juga marak berdiri. Di Jawa Tengah munculnya televisi swasta juga tidak ketinggalan dengan berdirinya 4 stasiun televisi swasta (TVB, PROTV, Cakra TV, dan TVKU). Dengan banyaknya stasiun televisi lokal tersebut maka pihak programa televisi akan lebih selektif lagi dalam pemilihan program acara yang banyak diminati oleh penontonnya, sehingga tidak dapat dielakkan lagi penyiaran dakwah Islam melalui media tersebut dapat dikurangi jam penayangannya. 2. Faktor Ekstern Faktor ini dapat ditimbulkan dari metode monolog (ceramah) yang digunakan lebih banyak, ini bersifat informatif, jadi menuntut kejelian dan kekritisan melihat persoalan-persoalan yang dihadapi, sehingga 106

materi dakwah yang disampaikan tidak bisa memberikan pandangan dan solusi atas segala sesuatu yang ada pada masyarakat, sedangkan metode dialog yang mengharuskan keluasan wawasan dan pandangan serta kearifan da i, akan memperluas wacana dan pengetahuan mad u terhadap suatu permasalahan, akan tetapi metode ini sangat jarang digunakan. Tanpa adanya proses dialog dalam suatu permasalahan tertentu dapat mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman atau bahkan konflik dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jawaban angket masyarakat Kecamatan Singorojo yang kebanyakan tidak menyukai metode ceramah ini. 107