IMPLEMENTASI PERATURAN BANK INDONESIA (PBI) DALAM KINERJA KEUANGAN PADA BANK MUAMALAT INDONESIA 1 Andi Desfiandi 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Informatics & Business Institute Darmajaya Jl. Z.A Pagar Alam No.93 Bandar Lampung Indonesia 35142 Telp: (0721)-787214 Fax (0721) -700261 Email : Abstrac One way of performance measurement at syariah financial is by using PBI approach. The purpose of this research is to analyze the level of accounting performance of Muamalat Bank Used Bank Indonesia rules approach with measurement method is CAMEL approach during period of the year 2008 2012 Based on the research done at Muamalat Bank in 2008 until 2012 got HEALTH predicate, because CAMEL credit score obtained at 81 above (health minimum standard) was 100 in 2008, 95.63 in 2009, 91.26 in 2010, 100 in 2011 and 100 in 2012. Key words : Health Bank, Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity. Abstrak Salah satu cara pengukuran kinerja pada perbankan syariah yaitu dengan menggunakan pendekatan PBI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kinerja keuangan Bank Muamalat dengan menggunakan pendekatan peraturan bank Indonesia (PBI) dengan metode penilaiannya menggunakan pendekatan CAMEL selama periode tahun 2008-2012. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mendapat predikat SEHAT, karena nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diatas 81 (batas minimum sehat) yaitu sebesar 100 ditahun 2008, sebesar 95,63 di tahun 2009, sebesar 91,26 di tahun 2010, sebesar 100 di tahun 2011, dan sebesar 100 di tahun 2012. Kata Kunci : Kesehatan Bank, Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity. Informatics & Business Institute Darmajaya 115
I. LATAR BELAKANG Kegiatan dalam manajemen ini diantaranya adalah mengatur penarikan dan pengumpulan dana secara optimal, mengatur keseimbangan dana sendiri dan juga dana asing, menetapkan peraturan terkait dengan kebijaksanaan penyaluran tabungan dan penarikan kredit, menerapkan system kontrol yang bersifat represif dan prepentif, serta beberapa fokus kegiatan lainnya. Dalam UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini bank dibagi menjadi dua, yaitu : bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah. Beberapa badan usaha pembiayaan non-bank telah didirikan sebelum tahun 1992 yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusiinstitusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah. Pada saat ini produk bank syariah tidak hanya diminati oleh mereka yang Muslim tetapi non muslim juga hal ini dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki bank syariah antara lain : fasilitas selengkap bank monvensional, Manajemen finansial yang lebih aman, berkontribusi Langsung Memperkuat Bank Syariah dimana Bank Syariah memberikan nisbah ( bunga simpanan) berdasarkan perkembangan finansial perusahaan. Bank Muamalat Indonesia merupakan salah satu bank yang melaksanakan prinsip syariah dalam kegiatan usahanya. Sebagai bank pertama murni syariah, Bank Muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya sesuai terhadap ketentuan syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Bank Muamalat Indonesia telah memprakarsai terbentuknya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan lembaga keuangan syariah lain seperti asuransi syariah, koperasi syariah dan reksa dana syariah. Bank Muamalat Sebagai pelopor dalam industri perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lain tentu kesehatan Bank Muamalat Indonesia penting untuk 116 Informatics & Business Institute Darmajaya
diketahui oleh berbagai pihak untuk mengetahui kemampuan Bank Mualamat Indonesia dalam menjalankan bisnisnya. II. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel lain. Penelitian ini menurut analisis datanya termasuk penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menganalisis berbentuk angka. 3.2 Sumber Data sumber data dalam penelitian ini dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, melalui perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain), yaiu data yang diperoleh melalui media perantara, seperti internet, buku, arsip-arsip, dokumen dan literature. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari http://www.bi.go.id Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan Bank Muamalat Indonesia. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi" (Sugiyono, 2011:118). Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia periode 2008-2012. Tekhnik analisis data Dalam penelitian ini untuk mengolah data dari hasil penelitian ini dengan menggunakan Analisis kuantitatif yaitu dengan mencari rasio yang didapat dari perhitungan masing-masing faktor dan komponen berdasarkan metode CAMEL dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 perihal Sistem Penilaian Tingkat kesehatan Bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah. 1. Rasio permodalan (capital) : x 100 Informatics & Business Institute Darmajaya 117
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor : 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, kriteria penilaian tingkat kesehatan terhadap hasil rasio untuk aspek permodalan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 Penilaian Aspek Permodalan Nilai kredit Predikat 8% Sehat 7,999% - 8% Cukup Sehat 6,5% - 7,999% Kurang Sehat 6,5% Tidak Sehat 2. Rasio kualitas aktiva produktif (KAP) Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor : 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, kriteria penilaian tingkat kesehatan terhadap hasil rasio untuk aspek aktiva produktif dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 3.6 Penilaian Rasio Aktiva Produktif Nilai kredit Predikat < 10,35 % Sehat x 10,35 12,60 % Cukup Sehat 12,61 14,85 % Kurang Sehat >14,86 % Tidak Sehat 3. Rasio Manajemen Aspek manajemen pada penilaian kinerja bank dalam penelitian ini tidak dapat menggunakan pola yang ditetapkan BI tetapi sesuai dengan data yang tersedia diproyeksikan dengan Net Profit Margin Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor : 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, kriteria penilaian tingkat kesehatan bank terhadap hasil rasio untuk aspek rentabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Manajemen Nilai kredit Predikat >16,20 Sehat 13,20-16,20 Cukup sehat 10,20-13,20 Kurang sehat 0,00-10,20 Tidak sehat 4. Rasio rentabilitas (earning) : 118 Informatics & Business Institute Darmajaya
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor : 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, kriteria penilaian tingkat kesehatan bank terhadap hasil rasio untuk aspek rentabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.8 Penilaian aspek rentabilitas Niilai kredit Predikat 93,52% Sehat > 93,52% Cukupsehat 94,72% > 94,72% Kurang sehat 95,92% > 95,92 % Tidak sehat 5. Rasio likuiditas (liquidity) ; x 100% Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor : 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, kriteria penilaian tingkat kesehatan terhadap hasil rasio untuk aspek aktiva factor likuiditas dapat dilihat pada tabel berikut ini Table 3.9 Penilain aspek likuiditas Nilai kredit Predikat < 94,75 % Sehat 94,75% - < 98,50% 98,50% - < 102,25% Cukup Sehat Kurang Sehat > 102,25% Tidak Sehat III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data Pentingnya aspek permodalan, maka salah satu rasio yang digunakan dalam mengukur kecukupan modal adalah rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). Capital Adequeency Ratio (CAR) yaitu rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank.. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Informatics & Business Institute Darmajaya 119
Rasio CAR dapat dihitung dengan membandingkan antara Rasio Modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR),Sehingga CAR Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut : CAR bank muamalat Indonesia per 31 desember 2008 sebesar 10,80%, tahun 2009 sebesar 11,10%, tahun 2010 sebesar 13,22%, tahun 2011 sebesar 11,97% dan pada tahun 2012 sebesar 11,57%. hal ini menunjukkan dari tahun 2008-2012 rasio CAR Bank Muamalat Indonesia mengalami fluktuasi. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio CAR, maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit rasio Capital Adequecy Ratio (CAR) pada Bank muamalat Indonesia tahun 2008-2012. Nilai kredit CAR Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2008 sebesar 109%, tahun 2009 sebesar 112%, tahun 2010 sebesar 133,2%, tahun 2011 sebesar 120,7%, dan pada tahun 2012 sebesar 116,7%. Oleh karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio CAR Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2008 sampai 2012 diakui sebagai 100. Berdasarkan hasil perhitungan Rasio Permodalan pada tahun 2008-2012 menunjukkan nilai kredit CAR lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% maka rasio yang dicapai Bank Muamalat Indonesia dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Dimana semakin besar rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) yang dimiliki oleh bank maka akan semakin baik hal ini dikarenakan bank mampu menyediakan modal dalam jumlah yang besar. Pembahasan Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio bersih yang merupakan hasil perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih Rasio CAMEL. Nilai Rasio CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perhitungan nilai bersih masing-masing rasio CAMEL Bank Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut: Perhitungan Nilai Bersih Rasio CAMEL Bank Muamalat Indonesia Tahun 2008 Angka rasio CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko sebesar 120 Informatics & Business Institute Darmajaya
10.80%. Angka Rasio KAP menunjukkan aktiva produktif yang bermasalah pada bank sebesar 1,42%. Angka rasio NPM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya sebesar 12,59%. Angka rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar 78,94%. Angka rasio LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya sebesar 32,64%. Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio bersih yang merupakan hasil perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih Rasio CAMEL. Nilai Rasio CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan Rasio CAMEL pada tahun 2008 menunjukkan nilai kredit rasio CAMEL 100, yang berdasarkan kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maka rasio yang dicapai Bank Muamalat Indonesia dikategorikan dalam kelompok SEHAT Perhitungan Nilai Bersih Rasio CAMEL Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009 Angka rasio CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko sebesar 11.10%. Angka rasio KAP menunjukkan aktiva produktif yang bermasalah pada bank sebesar 1,38%. Angka rasio NPM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya sebesar 25,39%. Angka Rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar 95,50%.. Angka Rasio LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya sebesar 37,40%. Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai Informatics & Business Institute Darmajaya 121
rasio bersih yang merupakan hasil perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih Rasio CAMEL. Nilai Rasio CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan Rasio CAMEL pada tahun 2009 menunjukkan nilai kredit rasio CAMEL berada diantara 81 100 yaitu sebesar 95,63, yang berdasarkan kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maka rasio yang dicapai Bank Muamalat Indonesia dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Perhitungan Nilai Bersih Rasio CAMEL Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010 Angka rasio CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko sebesar 13.22%. Angka rasio KAP menunjukkan aktiva produktif yang bermasalah pada bank sebesar 1,50%. Angka rasio NPM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya sebesar 78,94%. Angka rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar 29,74%. Angka rasio LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya sebesar 89,63%. Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio bersih yang merupakan hasil perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih Rasio CAMEL. Nilai Rasio CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan Rasio CAMEL pada tahun 2010 menunjukkan nilai kredit rasio CAMEL berada diantara 81 100 yaitu sebesar 91,26, yang berdasarkan kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maka rasio yang dicapai Bank Muamalat Indonesia dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 122 Informatics & Business Institute Darmajaya
Perhitungan Nilai Bersih Rasio CAMEL Bank Muamalat Indonesia Tahun 2011 Angka rasio CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko sebesar 11,97%. Angka rasio KAP menunjukkan aktiva produktif yang bermasalah pada bank sebesar 1,39%. Angka rasio NPM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya sebesar 88,91%. Angka rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar 30,18%.. Angka rasio LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya sebesar 30,18%. Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio bersih yang merupakan hasil perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih Rasio CAMEL. Nilai Rasio CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan Rasio CAMEL pada tahun 2011 menunjukkan nilai kredit rasio CAMEL 100, yang berdasarkan kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maka rasio yang dicapai Bank Muamalat Indonesia dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Perhitungan Nilai Bersih Rasio CAMEL Bank Muamalat Indonesia tahun 2012 Angka rasio CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko sebesar 11,57%. Angka rasio KAP menunjukkan aktiva produktif yang bermasalah pada bank sebesar 1,09%. Angka rasio NPM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya sebesar 10,28%. Angka rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar Informatics & Business Institute Darmajaya 123
30,18%. Angka rasio LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya sebesar 34,74%. Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio bersih yang merupakan hasil perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih Rasio CAMEL. Nilai Rasio CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan Rasio CAMEL pada tahun 2012 menunjukkan nilai kredit rasio CAMEL 100, yang berdasarkan kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maka rasio yang dicapai Bank Muamalat Indonesia dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Penentuan Predikat Kesehatan Bank Muamalat Indonesia Menurut CAMEL Berdasarkan hasil perhitungan nilai bersih masing masing rasio tertera dalam tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek CAMEL pada tahun 2008 sebesar 100, pada tahun 2009 sebesar 95,63 pada tahun 2010 sebesar 91,26, pada tahun 2011 sebesar 100 dan pada taun 2012 sebesar 100. Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian aspek CAMEL Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2008 2012 adalah SEHAT. Adapun manfaat dari penilaian tingkat kesehatan bagi Bank Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. 2) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. 3) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis tingkat kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2008 sampai 124 Informatics & Business Institute Darmajaya
dengan tahun 2012 dengan menggunakan pendekatan peraturan bank Indonesia (PBI) yang dalam penilaiannya menggunakan pendekatan CAMEL (Capital, asset, management, earning dan liquidity) dapat ditarik kesimpulan adalah tingkat kesehatan Bank Muamalat Indonesia periode 2008 sampai dengan 2012 seluruhnya mendapat predikat SEHAT karena nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diatas 81 (batas minimum sehat) yaitu sebesar 100 ditahun 2008, sebesar 95,63 di tahun 2009, sebesar 91, 26 di tahun 2010,sebesar 100 di tahun 2011, dan sebesar 100 di tahun 2012 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan tersebut di atas, saran yang dapat disampaikan adalah: a. Bagi Perusahaaan Dalam rangka mempertahankan kesehatannya, hendaknya Bank Muamalat Indonesia terus memperkuat kegiatan usahanya agar jumlah asset yang dimiliki semakin meningkat, jumlah penyaluran dana dalam bentuk kredit maupun penempatan di bank lain semakin meningkat, serta meningkatkan laba yang diperoleh untuk tahun-tahun berikutny, meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan dapat menarik investor untuk menanam modal. b. Bagi peneliti lain Diharapkan penelitian selanjutnya mengambil rentan waktu periode yang lebih lama sehingga dapat mengetahui perubahan yang signifikan dari objek penelitian. Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat menilai aspek sensitivitas risiko pasar dan untuk aspek manajemen, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menilai kesehatan bank dengan menggunakan standar ketentuan BI yaitu menggunakan kuisioner. DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafei. 2009. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. PT. Tazkia Cendekia, Jakarta. Arifin, Zainul. 2009. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Pustaka Alfabet. Jakarta. Budi Santoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta. Dendawijaya, Lukman. 2008. Manajemen Perbankan. cetakan ketiga, Ghalia Indonesia. Jakarta. Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta, Bandung. Informatics & Business Institute Darmajaya 125
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. jakarta. IAI.2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Kasmir, 2010. Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Kusuma, Yunanto Adi (2008). Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002 2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007). Jurnal ekonomi islam Vol. II, No. 1, Juli 2008 Oktafrida, Anggraini. 2011. Penilaian Tingkat kesehatan Bank Dengan Mengguakan Metode Camel Pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2006 2009. Skripsi. FE UNDIP, Semarang. Pandia, Frianto. 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. PT. Rineka Cipta Jakarta. Patrawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta Sumarti, 2007. Analisis Kinerja Keuangan Pada Bank Syariah Mandiri Di Jakarta. Skripsi. FE UMS, Surakarta. Suwiknyo, Dwi. 2009. Analisis laporan keuangan Perbankan Syariah. Pustaka Pelajar, Yogyakarta Wahyudi, Muhammad. 2008. analisis perbandingan kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah. Skripsi. FE UNS, Semarang. www.bi.go.id. tentang Statistik Perbankan Syariah, dan UU No. 10 tahun 1998, tentang perubahan terhadap UU No. 7 tahun 1992. www.muamalatbank.com. Unduh data laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia. 126 Informatics & Business Institute Darmajaya