PERATURAN BERSAMA WALIKOTA DEPOK DAN KETUA PENGADILAN NEGERI DEPOK NOMOR : 32 TAHUN 2012 NOMOR : W11.U21/2238/UM.01.10/IX/2012 TENTANG PROSES PENETAPAN PENGADILAN AKTA KELAHIRAN BAGI WARGA YANG MELAMPAUI BATAS WAKTU 1 (SATU) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK DAN KETUA PENGADILAN NEGERI DEPOK, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 27 ayat (1) jo. Pasal 90 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran dan apabila melampaui batas waktu pelaporan dikenai sanksi administratif berupa denda; b. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun, dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri;
2 c. bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta dalam rangka memberikan perlindungan terhadap status dan hak sipil warga guna meningkatkan tertib administrasi kependudukan, khususnya menyangkut akurasi data kelahiran, perlu ditetapkan Peraturan Bersama; d. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bersama Walikota Depok dan Ketua Pengadilan Negeri Depok tentang Proses Penetapan Pengadilan Akta Kelahiran Bagi Warga Yang Melampaui Batas Waktu 1 (Satu) Tahun; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4974);
4 10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Di Bidang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 14. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977 tentang Pendaftaran Penduduk; 15. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Daerah;
5 Memperhatikan : 17. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 05 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2007 Nomor 05); 18. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 07 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Depok (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2006 Nomor 07); 19. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2008 Nomor 08) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 20 Tahun 2011 (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2011 Nomor 20); 20. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2012 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2012 Nomor 08); Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 472.11/5111/SJ tanggal 28 Desember 2010, perihal Perpanjangan Masa Berlaku Dispensasi Pencatatan Kelahiran Sampai Dengan Akhir Desember 2011 dan Pelayanan Pencatatan Kelahiran selanjutnya Mengacu Pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BERSAMA WALIKOTA DEPOK DAN KETUA PENGADILAN NEGERI DEPOK TENTANG PROSES PENETAPAN PENGADILAN AKTA KELAHIRAN BAGI WARGA YANG MELAMPAUI BATAS WAKTU 1 (SATU) TAHUN.
6 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Kota adalah Walikota Depok beserta Perangkat Daerah Kota Depok. 2. Kota adalah Kota Depok. 3. Walikota adalah Walikota Depok. 4. Pengadilan Negeri adalah Pengadilan Negeri Depok. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Depok. 6. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan pencatatan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan sektor lain. 7. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. 8. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia. BAB II PELAYANAN AKTA KELAHIRAN Pasal 2 (1) Pelayanan Akta Kelahiran diberikan bagi Warga Negara Indonesia yang telah memenuhi persyaratan pendaftaran penduduk.
7 (2) Kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun, sebelum ataupun sesudah berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dapat diproses penerbitan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Depok setelah memperoleh Penetapan dari Pengadilan Negeri. Pasal 3 Akta Kelahiran diterbitkan dalam 3 (tiga) status hukum, yaitu : a. Anak pasangan suami isteri dari perkawinan yang sah; b. Anak seorang ibu; c. Anak yang tidak diketahui asal usulnya atau tidak diketahui keberadaan orang tuanya. BAB III PERSYARATAN ADMINISTRASI Pasal 4 Pemohon akta kelahiran mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pengadilan Negeri melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan menggunakan format sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. Surat Kelahiran dari yang berwenang (Dokter, Bidang, Rumah Sakit, Dukun Beranak, Nahkoda, Pilot); b. Surat Keterangan Kelahiran dari Kelurahan; c. Fotocopy Surat Nikah Orang tua yang diperlihatkan aslinya : 1. Bagi yang beragama Islam, Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama (KUA)/Ishbat Nikah dari Pengadilan Agama; 2. Bagi yang bukan beragama Islam, Akta Perkawinan dari Pencatatan Sipil. d. Fotocopy Kartu Keluarga yang memuat data identitas anak dan kedua orang tuanya tercatat;
8 e. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku bagi kedua orang tuanya jika masih hidup dan/atau KTP pemohon; f. Untuk saksi sebanyak 2 (dua) orang yang diajukan pada saat persidangan. Pasal 5 (1) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikumpulkan dari masyarakat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk diajukan secara kolektif ke Pengadilan Negeri untuk mendapatkan proses penetapan. (2) Tempat pelaksanaan persidangan diselenggarakan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau Kantor Kecamatan di wilayah Hukum Kota Depok disesuaikan dengan jadwal yang ditentukan secara bersama, sekurangkurangnya 1 (satu) bulan 2 (dua) kali persidangan. (3) Biaya penetapan akta kelahiran disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Pengadilan Negeri dan khusus untuk biaya di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Depok dikenakan denda administrasi. (4) Biaya-biaya lain yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan kegiatan, dibebankan kepada Anggaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Depok.
9 BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Depok. Ditetapkan di Depok pada tanggal 17 September 2012 KETUA PENGADILAN NEGERI DEPOK, WALIKOTA DEPOK, ttd. ttd. H. PRIM HARYADI, SH, MH H. NUR MAHMUDI ISMA IL Diundangkan di Depok pada tanggal 17 September 2012 SEKRETARIS DAERAH KOTA DEPOK, ttd. Hj. ETY SURYAHATI BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2012 NOMOR 32