BAB I PENDAHULUAN. dibidang lain, seperti ekonomi, science, teknologi dan lain sebagainya

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS XI SMA N 1 SURUH, KAB. SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya dunia pendidikan adalah cermin dari maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Raden Indra Firmansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005, pasal 1 tentang Standar Nasional Pendidikan ditegaskan:

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa berbagai perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. pendidikan dapat membuat kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik. Melalui

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang menurut UUR.I No. 2 Tahun 1989, Bab 1, Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iriani Mustika Furi,2013

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. National Cauncil of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) menyebutkan. masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media komunikasi adalah suatu media ataupun alat bantu yang digunakan

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, media pembelajaran mengalami kemajuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang dilakukan saat ini biasanya sangat membosankan dan

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang penting dalam kehidupan berbangsa. Maju

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KOMPUTER PADA KELAS XI TPA DI SMK N 1 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan tidak lepas dari masalah pembelajaran, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya laju perkembangan media pembelajaran pada saat ini merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam pembelajaran. Suatu pembelajaran, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan untuk membuat mereka menyukai pelajaran matematika. sulit akan menjadi sangat menyenangkan bagi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin

TUGAS I PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATRIKS JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

BAB I PENDAHULUAN. Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara komponenkomponen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya

penyelenggaraan pendidikan bermutu. Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih. bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. dan keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan pada umumnya adalah suatu upaya untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar sebagai sarana berfikir yang harus dimiliki oleh siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu matematika memiliki peran penting dan selalu dibutuhkan dibidang lain, seperti ekonomi, science, teknologi dan lain sebagainya (Akinmola, 2014). Untuk itu, diperlukan penguasaan matematika secara mendalam dan berkesinambungan. Tetapi kenyataan yang ada, proses pembelajaran matematika secara tradisional sangat membosankan dan menjenuhkan. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa (Kristiyono & Ratu, 2012). Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya baik dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun motorik. Disekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat hasil belajar dalam mata pelajaran disekolah dilambangkan dengan angka ataupun huruf. (Sukmadinata: 2009). Berdasarkan data laporan Konferensi Pers pada tanggal 18 Mei 2015, rata-rata hasil Ujian Nasional Provinsi Jawa Tengah 2015 mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk daerah Kabupaten Semarang rata-rata hasil nilai UN SMA mengalami kemerosotan sebesar 4, 29 dan 0, 87 1

2 untuk tingkat SMK. (Balitbang, Kemdikbud, 2015). Daya serap matematika dalam UN 2013-2014 masih rendah, hal itu terlihat pada hasil UN dan kecurangan yang dilakukan oleh berbagai pihak. Pada tingkat Internasional, posisi Indonesia menempati posisi ke- 69 dari 76 negara dalam ajang PISA (Coughlan, 2015). Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Purnama (2009: 93) menyatakan bahwa rendahnya hasil belajar disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor dari diri siswa maupun dari luar diri siswa. Beberapa faktor dari dalam diri siswa diantaranya karena kurangnya motivasi belajar, kurangnya konsentrasi dalam menerima materi pelajaran dikelas, kurang serius dan menganggap materi matematika itu sulit. Beberapa faktor dari luar siswa dipengaruhi oleh peran dan strategi guru dalam pembelajaran dikelas yang masih menggunakan pola konvensional, banyak didominasi oleh model ceramah yang disampaikan guru yang kurang memberi kesempatan siswa untuk ikut dalam pengalaman belajarnya, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan membosankan. Pemanfaatan media pembelajaran yang terkesan seadanya bahkan kadang tidak ada sama sekali. Media pembelajaran digunakan untuk komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Manfaat media pembelajaran adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga motivasi pembelajaran menjadi meningkat; media pembelajaran dapat mengatasi keterbaatasan ruang, indera,

3 dan waktu; dan media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa lingkungan yang terjadi (Arsyad, 2011). Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju, dunia pendidikan dituntut untuk memanfaatkan teknologi (Nusir & dkk, 2010). Sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, guru dituntut untuk memiliki kemampuan di bidang TIK. Selain itu, untuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran aktif, diharapkan guru memanfaatkan berbagai sumber belajar agar potensi peserta didik dapat dikembangkan secara maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam rangka untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang mendukung potensi peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum, pembelajaran di sekolah perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mengekplorasi sumber belajar secara efektif dan efisien. Sehingga dengan memanfaatkan teknologi sebagai sumber belajar diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini tentu saja bergantung pada kemampuan dan kesiapan seorang guru dalam memanfaatkan teknologi sebagai sumber belajar sekaligus sebagai media pada proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika. Pembelajaran matematika diharapkan dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa, sehingga siswa dapat mudah menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari ( Wardono & Mariani, 2014).

4 Proses pembelajaran disekolah selain guru yang memegang peranan penting, keberadaan sumber belajar dan bahan ajar juga sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran agar terlaksana dengan baik. Sumber belajar yang sering digunakan peserta didik saat ini adalah buku pegangan siswa, karena harganya ekonomis dan relative terjangkau. Banyak sekolah yang hanya menggunakan buku pegangan siswa dengan terbitan perusahaan tertentu tanpa adanya bahan ajar yang lain sehingga membuat peserta kurang kreatif dan pembelajaran hanya terbatas pada buku paket (Akcay, 2015). Perkembangan media pembelajaran yang sering digunakan pada proses pembelajaran di Indonesia saat ini dikatakan seadanya dan belum optimal, baik dalam bidang design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Dengan demikian, konsekuensinya terletak pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengelola pendidikan harus memiliki kemampuan akademis dan profesional yang handal untuk mengembangkan dan mengaplikasikannya (Warsita, 2008). Harga yang mahal dan kurangnya sosialisasi penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran disekolah menjadikan factor yang perlu dianalisis oleh pemerintah (Hirca, 2009). Pengembangan diri dari guru sangat diperlukan dalam mengembangkan media pembelajaran yang inovatif dan peranan yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Karena peran yang demikian besar ini, maka media pembelajaran ini harus memenuhi syarat yang memadai yaitu diharapkan mampu meningkatkan dan mengoptimalkan motivasi belajar, menambah konsentrasi belajar, terjangkau, praktis, mudah

5 digunakan, merangsang dan menarik perhatian siswa, serta memiliki kemampuan dalam memberikan tangggapan, umpan balik termasuk mendorong siswa melakukan praktik-praktik pembelajaran dengan benar (Kristiyono & Ratu, 2012). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dikembangkan media pembelajaran yang sesuai perkembangan teknologi, media yang dipilih adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif merupakan media pembelajaran yang mengkombinasikan beberapa media (audio, video, teks, atau grafik) yang bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Dengan demikian, terjadi hubungan dua arah antara media pembelajaran dan penggunanya (Prastowo: 330, 2012). Dengan hadirnya kecanggihan teknologi dalam pembelajaran matematika, akan membuat pembelajaran semakin menarik dan bervariatif. Multimedia akan menampilkan sesuatu yang tidak mungkin bisa ditampilkan menjadi bisa baik secara online maupun offline (Rohendi, 2012). Taleb & Hassanzadeh (2014), berpendapat bahwa sekolah yang baik adalah sekolah yang dapat menghadirkan siswanya dalam perkembangan Ilmu Technology & Computer (ICT). ICT dapat mengubah pemikiran antara guru dan siswa dalam pembelajaran yang membosankan menjadi lebih bermakna. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika saat ini masih belum maksimal. Guru hanya menampilkan multimedia seadanya, tanpa adanya proses pemecahan masalah. Selain itu multimedia yang berkembang saat ini hanya terbatas pada software Microsoft Power Point.

6 Penggunaanyapun hanya memindahkan materi yang ada ke dalam slide tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut (Setyawan, 2012). Rohendi (2012), kendala multimedia yang dikembangkan saat ini adalah memiliki kualitas yang masih kurang bagus, software yang dikembangkan tidak mendukung untuk dijalankan di computer lain. Selain itu tampilan dalam multimedia tidak disertai petunjuk penggunaan, sehingga para guru matematika kesulitan dalam mengoperasikannya. Software pembuat multimedia yang bersifat berbayar menjadi faktor penghambat dalam membuat multimedia pembelajaran. Multimedia yang dikembangkan hanya bersifat offline saja atau online menjadikan sebuah kendala dalam penggunaan (Hirca, 2009). Menurut OECD (2015), tujuan pembelajaran matematika dalam proses pembelajaran adalah kemampuan pemecahan masalah (problem solving); kemampuan berargumentasi atau bernalar (reasoning); kemampuan berkomunikasi (communication); kemampuan membuat koneksi (connection); kemampuan representasi (representation). Pembelajaran disekolah harus diarahkan dan dihubungkan dengan internet dan computer untuk membuka pengetahuan siswa menjadi lebih luas. Setelah memahami realitas dan persoalan tersebut, maka kita dapat memahami problematika yang dihadapi pendidik dalam membuat media pembelajaran interaktif yang sesuai dengan pembelajaran matematika. Melihat dari tujuan pembelajaran matematika tersebut maka model media interaktif yang sesuai dengan pembelajaran matematika adalah berbasis pemecahan masalah (problem solving).

7 Menurut Komariah (2011), problem solving adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah secara ilmiah. Penyelesaian digunakan untuk menilai pengetahuan matematika siswa dalam menyelesaikan permasalahan dan mengaplikasikan suatu pengetahuan dalam masalah dunia nyata (real world) atau kehidupan sehari-hari. Sehingga pengetahuan tersebut dapat dirasa lebih kebermanfaatan secara langsung oleh siswa. Hirca (2009), Nusir & dkk (2010), Bondarev & dkk (2011), Rohendi (2012), Ratu & Kristiyono (2012), Taleb & Hassanzadeh (2014), menemukan hasil penelitian bahwa penggunaan multimedia interaktif lebih efektif daripada pembelajaran tradisional biasa. Penelitian yang dilakukan Owolabi & Dahunsi (2011), Cheung & Slavin (2013), Miller & Lawrence (2014), Husna (2014), Akcay (2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa pembelajaran yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan ICT akan berdampak positif dan dapat meningkatkan keprofesionalan dalam kegiatan belajar mengajar. Berlinski & Busso (2013) didapatkan hasil penelitian bahwa dibeberapa kelas yang diberikan treatment dengan menggunakan teknologi memberikan hasil yang kurang baik daripada kelas tradisional. Teknologi selain memberikan efek yang baik bagi pembelajaran juga memberikan efek negatif untuk beberapa subjek. Komariah (2011), Novita, Zulkardi & Hartono (2012), dan Akinmola (2014), model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Dengan pembelajaran ini siswa lebih

8 teliti dalam mengerjakan soal sehingga tingkat kesalahan berkurang. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya kemampuan siswa dalam materi apersepsi yang mendukung penyelesaian masalah. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran siswa dalam pembelajaran matematika. Untuk itu, penelitian ini berjudul Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Problem Solving pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Suruh, Kab. Semarang. B. Idetifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa rendah, terlihat pada hasil penurunan nilai UN dan peringkat Indonesia dalam ajang PISA. 2. Proses pembelajaran matematika berpusat pada guru (tradisional). 3. Proses pembelajaran hanya terbatas pada buku teks dan LKS. 4. Proses belajar mengajar masih belum dilaksanakan secara kreatif dan juga kurang inovatif serta belum mengikuti tuntutan perkembangan teknologi sehingga kurang menarik bagi siswa. 5. Tuntutan penggunan TIK oleh guru dalam proses pembelajaran oleh pemerintah. 6. Proses pemecahan masalah pada siswa masih kurang.

9 7. Pemanfaatan sumber belajar dan bahan ajar serta media pembelajaran masih belum maksimal. 8. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasi dalam mengembangkan dan menggunakan media belum maksimal 9. Mahalnya software pembuatan multimedia interaktif. 10. Penyajian multimedia dalam satu pihak, yaitu offline maupun online saja. 11. Tuntutan aplikasi penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. 12. Multimedia yang berkembang saat ini hanya terbatas pada software microsoft power point dengan penggunaan hanya memindahkan materi yang ada ke dalam slide tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut. 13. Software yang dikembangkan media tidak mendukung untuk dijalankan di computer lain. 14. Tampilan dalam multimedia tidak disertai petunjuk penggunaan, sehingga para guru matematika kesulitan dalam mengoperasikannya. 15. Penggunaan model pembelajaran yang belum maksimal dan variatif. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil belajar matematika siswa rendah, terlihat pada hasil penurunan nilai UN dan peringkat Indonesia dalam ajang PISA yang disebabkan oleh beberapa faktor terutama penggunaan media pembelajaran.

10 2. Tuntutan penggunan TIK oleh guru dalam proses pembelajaran oleh pemerintah sehingga diharapkan guru mampu membuat media pembelajaran dengan pemanfaat Teknologi dan Informasi. 3. Penggunaan model pembelajaran matematika yang belum maksimal dan belum bervariatif. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang dikaji: 1. Bagaimana media pembelajaran matematika yang digunakan saat ini di SMA N 1 Suruh, Kab. Semarang? 2. Bagaimana pengembangan multimedia interaktif berbasis problem solving sebagai media pembelajaran siswa dalam pembelajaran matematika? 3. Bagaimana efektifitas multimedia interaktif berbasis problem solving sebagai media pembelajaran siswa dalam pembelajaran matematika? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan media pembelajaran matematika yang digunakan siswa di SMA N 1 Suruh, Kab. Semarang. 2. Mengembangkan multimedia interaktif berbasis problem solving sebagai media pembelajaran matematika. 3. Mengetahui efektifitas multimedia interaktif berbasis problem solving sebagai media pembelajaran matematika.

11 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan mengembangkan media pembelajaran terutama multimedia interaktif berbasis problem solving guna meminimalisir kejenuhan dalam pembelajaran matematika dikelas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru matematika, 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media sebagai upaya untuk menyajikan materi pelajaran matematika yang lebih menarik. 2) Hasil penelitian ini sebagai pelengkap buku paket atau buku pelajaran matematika. b. Bagi Peneliti yang Akan Datang, 1) Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengembangkan media pembelajaran matematika selanjutnya.