BAB I PENDAHULUAN. 1 Ali Muhdi Amnur (ed.), Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 13. hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet ke-1, 2002,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2009, hlm. 80 Ibid, Hlm. 84

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu utuk terus

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Ningtyastuti, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Pendidikan menunjukkan cara dan bagaimana warga negara

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : Endah Puji Astuti A

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295.

2015 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBUATAN POLA DASAR BUSANA WANITA

Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bersama bahwa sumber utama pendidikan. Islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab suci al-qur an dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. yang salah satu diantaranya melalui media elektronik. Penggunaan media yang tepat merupakan suatu alternatif untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya adalah proses memanusiakan manusia (humanizing human being). Menurut Sirgodfrey Thomson yang dikutip oleh Ali Muhdi Amnur pendidikan adalah sebagai pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan - perubahan yang tetap atau permanen dalam kebiasaan tingkah lakunya, pikirannya dan sikapnya. 1 Menurut UU SISDIKNAS RI No 20 tahun 2003 pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 2 Rumusan ini sangat bagus, namun prakteknya masih sangat jauh dari yang seharusnya terwujud. Akibatnya pendidikan perlu adanya reformasi. Adapun salah satu penunjang untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut yaitu dengan cara menanamkan kreatifitas dan ketrampilan supaya anak didik tersebut tidak terkesan pasif dan jenuh da dalam belajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi hingga ke liang lahat nanti, salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). 3 Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. 4 1 Ali Muhdi Amnur (ed.), Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2007), hlm. 71. 2 UU SISDIKNAS RI No. 20 Tahun 2003, hlm. 6. 3 Arief S, et. al. Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986), Cet. 1, hlm. 1-2. 4 Ibid., hlm. 11. 1

2 Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan peserta didik kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik. Meskipun demikian, bisa dikatakan bahwa media pembelajaran itu sangat bermanfaat karena sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sebuah proses pembelajaran yang klasikal, maka tak lepas dari yang namanya perbedaan individual. Untuk itu guru khususnya bidang studi Al- Qur an Al-Hadits dituntut agar mampu memahami karakteristik mata pelajaran tersebut. Sehingga nantinya guru dapat tepat dalam memilih media pembelajaran dengan situasi dan kondisi kelas yang ada. Apabila guru kurang memahami karakteristik mata pelajaran tersebut, maka akibatnya proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Hamalik sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. 5 Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu mengefektifkan proses pembelajaran dan menyampaikan pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. 5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grfindo Persada, 2005), Cet. 6, hlm. 15.

3 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang mudah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Pelajaran Al-Qur an Al-Hadits tidak lepas yang namanya hafalan ayat-ayat Al-Qur an dan Al-Hadits, agar hafalan tersebut tidak jenuh dan membosankan, maka dari sini peneliti akan mencoba menawarkan media pembelajaran strip story yang disamping mudah cara membuatnya juga murah, dan media pembelajaran strip story juga belum pernah diterapkan dalam mata pelajaran Al-Qur an Al-Hadits. Berdasarkan pemikiran di atas maka peneliti berusaha membuktikan efektivitas media pembelajaran strip story, suatu media yang baru yang tidak pernah digunakan dalam pembelajaran tersebut. Dari situlah peserta didik diharapkan akan merasa senang, aktif, tidak jenuh, dan yang paling penting peserta didik tidak akan mengalami kesulitan dalam hafalan dengan menggunakan media strip story terutama pada mata pelajaran Al-Qur an Al- Hadits. Semua permasalahan yang ada pun dapat dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni sebagai alternatif dalam penyelesaian permasalahan tersebut. Upaya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menciptakan suatu budaya belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan di kalangan guru dan juga peserta didik. Penelitian tindakan kelas juga menawarkan sebuah peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menampilkan pola kerja yang bersifat kolaboratif atau sebuah kerjasama antara peneliti dengan guru pengampu mata pelajaran tersebut. Hal ini juga sejalan dengan era globalisasi dimana para guru tidak lagi hanya dianggap sebagai penerima

4 pembaharuan, akan tetapi mereka ikut bertanggung jawab dalam pengembangan proses pembelajarannya sendiri dengan beberapa cara antara lain mengadakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Sehingga berdasarkan permasalahan atau latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti berkeinginan mengadakan sebuah penelitian tentang Upaya Peningkatan Hafalan Siswa Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Strip Story Pada Mata Pelajaran Al-Qur an Al-Hadits (Studi tindakan pada kelas VII MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa Jepara). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah media pembelajaran strip story dapat meningkatkan hafalan siswa kelas VII MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa Jepara pada mata pelajaran Al-Qur an Al-Hadits? C. Penegasan Istilah Dalam penelitian ini, perlu dibatasi beberapa hal yang berkaitan dengan judul penelitian agar tidak terjadi salah penafsiran. Adapun masalah yang perlu dibatasi adalah: 1. Upaya Upaya adalah usaha atau ikhtiar untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. 6 2. Hafalan Kata menghafal berasal dari kata memelihara dan melindungi. 7 menjaga, yang berarti حفظ- يحفظ Menghafal berasal dari kata hafal yang mendapat awalan me- yang artinya berusaha menerapkan kedalam pikiran agar selalu ingat sehingga 6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 1253. 7 Maftuh Afnan, Kamus Al-Munir, (Surabaya: Anugrah, 1991), Cet. 1, hlm. 88.

5 dapat mengucapkan kembali di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan. 8 Menghafal yang dimaksud disini adalah menghafal sebagian ayatayat Al-Qur an yang terdapat di dalam buku mata pelajaran Al-Qur an Al- Hadits. 3. Siswa Siswa merupakan subjek belajar, sebab anak didik adalah sentral kegiatan dan pihak yang mempunyai tujuan dan komponen-komponen yang lain adalah faktor pendukung. Jadi yang aktif adalah anak didik. 9 Menurut Suharsimi Siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. 10 4. Media Pembelajaran Alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset video camera, video recorder, film, slide ( gambar bingkai), foro, gambar, grafik, televisi, dan komputer. 11 5. Strip Story Strip story merupakan potongan-potongan kertas yang sering digunakan dalam pengajaran bahasa asing. Disamping murah dan amat mudah untuk dibuat, teknik strip story sederhana dan tidak memerlukan ketrampilan khusus untuk menggunakannya. 12 6. Al-Qur an Al-Hadits Al-Qur an Al-Hadits adalah bagian dari mata pelajaran PAI yang memberikan pendidikan untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur an 8 Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm. 965. 9 Sudirman, A.M. Interaksi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 1997), Cet. 4, hlm. 73. 10 Suharsimi Arikuntoro, Pengelolaan Kelas Dan Siswa, (Jakarta: Rajawali, 1992), Cet. 6, hlm. 11. 11 Azhar Arsyad, Op. Cit., hlm. 4. 12 Ibid, hlm. 122.

6 sehingga mampu membaca dengan fasih, menerjemahkan, menyalin dan menghafalkan ayat-ayat terpilih serta memahami dan mengamalkan haditshadits pilihan sebagai pendalaman dan perluasan bahan kajian dari pelajaran Al-Qur an Al-Hadits MTs sebagai bekal untuk mengikuti jenjang pendidikan berikutnya. 13 yang peneliti maksudkan dengan Al-Qur an Al- Hadits dalam penelitian ini adalah sebagai salah satu mata pelajaran di MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa. D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan media pembelajaran strip story dapat meningkatkan hafalan peserta didik kelas VII MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa khususnya pada Mata Pelajaran Al-Qur an Al-Hadits. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan/institusi dibawah ini: 1. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai model pembelajaran strip story yang pada waktu tertentu dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran selanjutnya. 2. Bagi sekolah Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hafalan peserta didik. 3. Bagi guru Menambah pengetahuan mengenai media pembelajaran strip story dan memberikan sumbangan yang baik bagi guru dalam rangka perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hafalan peserta didik. 13 Depag, RI, GBPP Qur an Hadits MTs 1994, (Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 1994/1995), hlm. 1.

7 4. Bagi peserta didik Menambah pengetahuan mengenai media pembelajaran strip story dan meningkatkan hafalan peserta didik. E. Telaah Pustaka Telaah pustaka dalam penelitian ilmiah dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat kajian teoritik dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan topik pembahasan Pertama buku yang berjudul media pembelajaran yang disusun oleh. Azhar Arsyad. Buku ini menjelaskan tentang pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa serta pemanfaatan media pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran. 14 Kedua Skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Proses Belajar Mengajar PAI Melalui Media Pembelajaran di MTs Sudirman GUPPI tempuran Magelang oleh Hidayatul Muniroh, Nim: (3101320). Di dalam skripsi ini dijelaskan bahwa hasil dari upaya meningkatkan pembelajaran PAI melalui media pembelajaran ditunjukkan terdapat perubahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI yaitu motivasi belajar meningkat, memudahkan siswa belajar dan guru dalam mengajar mampu melaksanakan praktek ibadah dan prestasi siswa menjadi meningkat. 15 Ketiga skripsi yang berjudul Aplikasi Media Pembelajaran Terhadap Efektivitas Proses Belajar Mengajar Bidang Studi PAI di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo oleh: Badriyah Setya Pamilih, Nim: (3100157). Dalam skripsi ini dipaparkan bahwa penggunaan 14 Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 12. 15 Hidayatul Muniroh, Upaya Meningkatkan Proses Belajar Mengajar PAI Melalui Media Pembelajaran di MTs Sudirman Guppi Tempuran Magelang.

8 media yang tepat dapat menjadikan PBM berjalan dengan efektif dan merangsang siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran secara aktif. 16 Keempat skripsi Moh. Multazam, (Nim: 3199120) yang berjudul: Pemanfaatan Media Pendidikan Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar PAI siswa MAN 2 Semarang. Dalam skripsi tersebut di sebutkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar PAI selain pemanfaatan media pendidikan dan lingkungan belajar, seperti faktor intelegensi, motivasi, serta perhatian dan lingkungan sosial ekonomi masingmasing siswa belajar berbeda. Dalam pemanfaatan media pendidikan dengan prestasi belajar siswa MAN 2 Semarang terhadap hubungan positif yang signifikan. Dan ini berarti jika pemanfaatan media pendidikan secara baik maka prestasi belajar PAI pun meningkat. 17 Dari penelitian-penelitian tersebut, bisa dijadikan bahan informasi dan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian yang berjudul upaya peningkatan hafalan siswa dengan menggunakan media pembelajaran strip story pada mata pelajaran Al-Qur an Al-Hadits. 16 Badriyah Setya, Pamilih Efektivitas Proses Belajar Mengajar Bidang Studi PAI Di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. 17 Moh. Multazam, Pemanfaatan Media Pendidikan dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Terhadap Prestasi Belajar PAI.