BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Quasy eksperimen merupakan desain perlakuan tunggal (one shot case study)

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dalam bentuk Pre-eksperimen dengan jenis one-group pretest-postest

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan mengenai subjek penelitian (populasi, sampel, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji tentang hubungan sense of humor dengan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

Perbedaan Kreativitas Pada Fotografer Ditinjau Dari Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan Data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelompok atau signifikansi hubungan yang diteliti. Bila dipandang dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. Pada bagian ini akan dibahas mengenai identifikasi variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penerapan metode penelitian, yang digunakan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR.

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surakhmad (2001:139), metode deskriptif adalah ditujukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji kebenaran suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006). Jenis dari penelitian ini adalah kuantitatif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan variabel bebas yang jumlahnya lebih dari satu tetapi memiliki variabel terikat yang sama (Sugiyono, 2003). Dalam penelitian ini variabel yang ingin diketahui adalah perbedaan tingkat kreativitas antara Qaryah Thayyibah dengan SMP 10 Salatiga. B. Identifikasi Variabel Penelitian Arikunto (2006) mendefinisikan variabel merupakan suatu obyek penelitian yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Jadi variabel dapat didefinisikan sebagai obyek penelitian dan merupakan titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam hal ini variabel penelitian yang menjadi obyek penelitian adalah: 1. Variabel Tergantung (Y): Variabel tergantung adalah variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang 35

36 menjadi variabel tergantung adalah tingkat kreativitas. 2. Variabel Bebas (X) : Variabel bebas adalah variabel penyebab atau yang diduga yang memberikan efek atau pengaruh terhadap peristiwa lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah jalur pendidikan menengah pertama yang dibedakan menjadi : a. Pendidikan nonformal (Qaryah Thayyibah) b. Pendidikan formal (SMP 10 Salatiga) C. Definisi Operasional Definisi operasional menurut Suryabrata (1998) adalah definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal yang didefinisikan dan dapat diamati. Definisi operasional yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan pengertian operasional dari variabel-variabel penelitian dan menyamakan persepsi agar terhindar dari kesalahpahaman dalam menafsirkan variabel-variabel yang perlu didefinisikan. Pada penelitian ini variabelnya adalah : 1. Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk

37 melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas akan diukur dengan menggunakan aspekaspek/ciri-ciri kreativitas dari Munandar (1999), yaitu ciri kognitif (aptitude) yang terdiri dari kemampuan berpikir lancar, kemampuan berpikir luwes (fleksibel), kemampuan berpikir rasional, kemampuan memperinci (mengelaborasi), dan kemampuan menilai (mengevaluasi). Alat ukur yang akan digunakan berupa Tes Kreativitas Figural (TKF) oleh Munandar (1977) dan Tes Kreativitas Verbal (TKV) yang digunakan oleh Munandar (1977). 2. Jalur Pendidikan Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam penelitian ini membandingkan dua jalur pendidikan yaitu : a. Non Formal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. b. Formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang. Terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang dimulai dari tingkat SD, SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi.

38 D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Karakteristik Populasi a. Siswa Qaryah Thayyibah atau SMP 10 Salatiga b. Remaja berusia antara 13-15 tahun 2. Populasi Azwar (2007) populasi didefinisikan sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Penentuan populasi harus berpedoman pada tujuan dan permasalahan penelitian (Bungin, 2011). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Qaryah Thayyibah yang berjumlah 7 dan siswa SMP 10 Salatiga yang berjumlah 630 3. Sampel Sampel menurut Arikunto (2006) adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Azwar (2010) juga mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi sehingga harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi wakil dari representatif yaitu benar-benar mencerminkan populasinya (Suryabrata, 2000). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari siswa Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga. Menurut Arikunto (2006) apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil

39 semua, selanjutnya bila subjeknya besar atau lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung pada: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Teknik pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang menetapkan ciri sesuai dengan tujuan (Sugiyono, 2003). Alasan penggunaan teknik sampel tersebut adalah karena sampel yang akan peneliti ambil harus memiliki karakteristik yang sudah ditentukan yaitu (1) sedang bersekolah di salah satu jalur pendidikan tersebut, (2) berusia 13-15 tahun. Sampel penelitian ini adalah Qaryah Thayyibah dengan usia 13-15 tahun dengan jumlah 7 siswa dan SMP 10 Salatiga kelas 1, 2, dan 3 usia 13-15 dengan jumlah 30 siswa. E. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara Wawancara (Interview) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan percakapan dengan maksud tertentu (Arikunto, 2006). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran

40 umum tentang kedua jalur pendidikan tersebut yaitu Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada fasilitatorfasilitator seperti guru dan pendamping dari masing-masing jalur pendidikan baik Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga untuk mengetahui gambaran masing-masing jalur pendidikan tersebut. Bentuk wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara bebas, sehingga fasilitator bebas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan sesuai dengan data yang ada dilapangan. 2. Metode Tes TKF dan TKV Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu kelompok. (Arikunto, 2006). Peneliti menggunakan dua macam alat tes kreativitas, yaitu Tes Kreativitas Figural (TKF) dan Tes Kreativitas Verbal (TKV). Kedua tes ini masing-masing mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dari kemampuan berpikir kreatif. Kedua alat ini memiliki korelasi sebesar 0,335 yang berarti bahwa korelasi yang dimiliki tergolong rendah (dalam Kurnia, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa meski alat ini mengukur hal yang sama yakni kreativitas, tetapi kedua alat ini mengukur kreativitas dalam bentuk yang berbeda. 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,

41 baik tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang diperoleh kemudian dianalisis, dan dipadukan (disintesis) membentuk satu hasil kajian sistematis, padu dan utuh. Pelaksanaan metode dokumentasi ini, yaitu dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2006). Metode Dokumentasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat dokumen-dokumen yang berkaitan dengan subjek dan kondisi penelitian, yaitu berupa data jumlah subjek penelitian dan data seputar kedua sekolah tersebut yaitu Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini ada instrument penelitian yaitu alat Tes Kreativitas Figural dan alat Tes Kreativitas Verbal. Tes Kreativitas Figural (TKF) mengukur kreativitas dalam bentuk performance sedangkan Tes Kreativitas Verbal (TKV) mengukur kreativitas dalam bentuk verbal. 1. Tes Kreativitas Figural (TKF) Tes Kreativitas Figural merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance pertama digunakan di Indonesia pada tahun 1977 (Utami Munandar dalam Kurnia, 2010). Kemudian tahun

42 1988 dilakukan penelitian standarisasi Tes Kreativitas Figural (untuk umur 10-18 tahun) oleh Munandar dan koleganya. Tes Kreativitas Figural mengukur aspek kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dari kemampuan berpikir kreatif. Selain itu, juga mengukur kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi antara unsur-unsur yang diberikan, (Bonus orisinalitas). Skor total Tes Kreativitas Figural yang dihasilkan dari aspek-aspek tersebut diatas kemudian di konversikan menjadi Creativity Quotient. TKF ini berfungsi untuk mengukur aspek fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Tabel 1. Blue Print Tes Kreativitas Figural No Aspek Indikator 1 Kelancaran 2 Kelenturan 3 Orisinalitas 4 Bonus Original 5 Elaborasi Jumlah Lingkaran Memikirkan lebih dari satu jawaban, mencetuskan banyak gagasan Menghasilkan gagasan, memiliki sudut pandang yang berbeda, mampu merubah cara pemikiran Menentukan cara-cara baru yang efektif, konsep-konsep baru Respon yang mengkombinasikan 2 atau lebih lingkaran Memperinci secara detail, mengembangkan gagasan/produk JUMLAH LINGKARAN 65 Waktu yang dipergunakan dalam tes ini adalah 10 menit untuk mengembangkan gagasan-gagasan dari lingkaranlingkaran yang sudah tersedia.

43 Tinggi nilai tes kreativitas figural ditentukan oleh banyaknya jawaban yang benar dan memenuhi persyaratan. Jawaban benar dan memenuhi persyaratan mendapat nilai yang sudah distandarisasikan. Penskoran pada variabel kreativitas digunakan berdasarkan skor kasar (RS) yang dihasilkan, kemudian dikonversikan ke dalam skor skala, dimana jumlah dari skor skala (SS) tersebut dikonversikan lagi pada table CQ (Cretivity Score). Skor CQ tersebut yang menjadi acuan kreativitas subjek, dalam hal ini peneliti menggunakan tabel konversi skor total yang ada pada manual tes kreativitas figural. 2. Tes Kreativitas Verbal Tes Kreativitas Verbal merupakan tes kreativitas pertama yang dikonstruksi di Indonesia pada tahun 1977 (dalam Kurnia, 2010), konstruksi Tes Kreativitas Verbal berlandaskan model struktur intelek dari Guilford. Tes ini terdiri dari enam sub-test yang mengukur dimensi konten, dimensi berpikir verbal, dan berbeda dalam dimensi produk. Tes ini terdiri dari enam sub-test yaitu permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya. Setiap sub-test terdiri dari empat butir. Tes ini seperti tes Guilford yang mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dalam berpikir. Tahun 1986 (dalam Kurnia, 2010) dilakukan penelitian standarisasi Tes Kreativitas Verbal oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, bagian Psikologi, yang menghasilkan nilai baku untuk umur 10-18 tahun, dan

44 pengukuran Creativity Quotient (CQ) berdasarkan konversi nilai baku (Munandar dalam Kurnia, 2010). Tabel 2. Blueprint Tes Kreativitas Verbal No Aspek Indikator Jumlah Soal 1 Kelancaran Memikirkan lebih dari satu jawaban, mencetuskan banyak gagasan 2 Kelenturan Menghasilkan gagasan, memiliki sudut pandang yang berbeda, mampu merubah cara pemikiran 3 Orisinalitas Menentukan cara-cara baru yang efektif, konsep-konsep baru 4 Elaborasi Memperinci secara detail, mengembangkan gagasan/produk JUMLAH SOAL 24 yaitu: Adapun uraian dari sub-tes pada kreativitas verbal, a. Tes permulaan kata, yaitu mengukur kelancaran dalam menghasilkan kata-kata, karena pada tes ini siswa harus menentukan sebanyak mungkin kata-kata yang memenuhi persyaratan tertentu. b. Tes menyusun kata. Tes ini mengukur kelancaran siswa dalam membentuk kata sebanyak mungkin dari rangkaian huruf yang telah disusun dalam suatu kata tertentu. c. Tes membentuk kalimat tiga angka. Tes ini bertujuan untuk mengukur kelancaran dalam menyusun ungkapan kata-kata, yaitu kemampuan untuk menyusun kalimatkalimat yang terdiri atas tiga kata yang huruf pertama dari setiap kata telah ditentukan.

45 d. Tes tentang sifat-sifat yang sama. Tes ini mengukur kelancaran menyampaikan gagasan-gagasan karena dalam tes ini siswa harus mampu menemukan dan mencetuskan gagasan sebanyak mungkin tentang objek yang memiliki dua sifat tertentu. e. Tes tentang macam-macam penggunaan tidak lazim. Tes ini mengungkapkan fleksibilitas (keluwesan) dalam berpikir, karena dalam tes ini siswa dipaksa untuk melepaskan diri dari kebiasaan yang telah ada sebelumnya (dalam hal ini kebiasaan fungsi dari suatu benda tertentu). Disamping itu tes ini juga untuk mengukur orisinalitas dalam pemikiran, yaitu dengan memperhatikan kejarangan jawaban yang diberikan. f. Tes apa akibatnya. Pada tes ini siswa harus memikirkan segala kemungkinan yang terjadi akibat dari suatu kejadian, meskipun kejadian tersebut sebetulnya tidak terjadi di Indonesia. Sehingga siswa dituntut untuk menggunakan imajinasinya dan lebih jauh harus dapat menguraikan gagasan-gagasannya, serta kemampuan elaborasi agar gagasan yang disampaikan memiliki keunikan. Waktu yang dipergunakan pada pengerjaan tes ini sebanyak 80 menit. Jumlah waktu ini cukup bagi subjek untuk menyatakan gagasan-gagasan mereka. Dimana setiap bagian tes diberikan waktu rata-rata sebanyak 13 menit untuk mengerjakannya dan didalam awal pengerjaannya harus sesuai dengan aba-aba yang diberikan. Dalam pelaksanaan tes kreativitas verbal, subtes I diberi

46 waktu per item 2 menit untuk 4 item, subtes II diberi waktu per item 3 menit untuk 4 item, subtes III diberi waktu per item 3 menit untuk 4 item, subtes IV diberi waktu per item 4 menit untuk 4 item, subtes V diberi waktu per item 4 menit untuk 4 item, subtes VI diberi waktu 4 menit untuk 4 item, jadi jumlah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes kreativitas verbal adalah 80 menit. Tinggi nilai tes kreativitas verbal ditentukan oleh banyaknya jawaban yang benar dan memenuhi persyaratan. Jawaban benar dan memenuhi persyaratan mendapat nilai satu (1) sedangkan untuk jawaban yang salah atau tidak memenuhi persyaratan mendapat nilai nol (0). Penskoran pada variabel kreativitas digunakan berdasarkan skor kasar (RS) yang dihasilkan, kemudian dikonversikan ke dalam skor skala, dimana jumlah dari skor skala (SS) tersebut dikonversikan lagi pada table CQ (Cretivity Score). Skor CQ tersebut yang menjadi acuan kreativitas subjek, dalam hal ini peneliti menggunakan tabel konversi skor total yang ada pada manual tes kreativitas verbal. G. Validitas dan Reliabilitas Validitas dan reliabilitas dalam pengumpulan data merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2009). 1. Validitas Untuk mengetahui sejauh mana skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan

47 penelitian, maka diperlukan suatu proses pengujian validitas. Validitas alat ukur berkaitan dengan kemampuan alat ukur tersebut dalam mengukur secara tepat keadaan atau atribut yang diukurnya (Azwar, 2012). Keterangan: r xy : Koefisien korelasi product moment N : Jumlah sampel xiyi : Jumlah skor tiap item kali item total xi : Jumlah skor tiap item yi : Jumlah skor total item : Jumlah kuadrat skor item : Jumlah kuadrat skor total 2. Reliabilitas Selain validitas skala, salah satu ciri dari instrumen pengukuran yang berkualitas baik adalah reliabilitas. Reliabilitas alat ukur berkaitan dengan kemampuan suatu alat ukur dalam menghasilkan skor data penelitian yang cermat dengan eror pengukuran yang kecil (Azwar, 2012). Pada prinsipnya koefisien reliabilitas (r xx) berada dalam rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas suatu alat ukur semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012). Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner adalah dengan menggunakan Rumus Koefisien Cronbach Alpha (Azwar, 2003)

48 Dimana : = Koefisien Cronbach Alpha = Jumlah item valid = Rerata korelasi antar item = Konstanta H. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini adalah dengan Independent sample t-test, yaitu untuk mengamati perbedaan antara rata-rata dua kelompok sampel yang tidak berhubungan satu sama lain (Purwanto, 2008). Uji ini khususnya digunakan untuk menentukan apakan ada perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok yang diteliti. Keterangan: t : nilai t-test yang dicari : Mean sampel 1 : Mean sampel 2 : Varians sampel 1 : Varians sampel 2 : Jumlah kelompok sampel 1 : Jumlah kelompok sampel 2