BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu standar

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berskala kecil, menengah, dan besar yang diharapkan untuk bisa maju

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha di Indonesia saat ini kian marak, sebut saja salah satunya yakni Usaha

BAB I PENDAHULUAN. semakin keteat seiring mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia berkembang semakin pesat. Perbankan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya pemerataan pembangunan bangsa yang sehat. Kemakmuran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Perekonomiaan yang baik adalah perekonomian yang harus

BAB 5 PENUTUP. adopsi dari IFRS for SMEmasih diangap terlalu rumit untuk diterapkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penulis untuk membahas topik tersebut didasari oleh beberapa pokok pikiran;

BAB I PENDAHULUAN. ke segala penjuru negeri. Sehingga manusia dituntut lebih aktif berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu (2011), UKM

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan perekonomian merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembaharuan. Hal itu tidak terkecuali pada sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang sangat pesat dalam dunia bisnis saat ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang cukup besar dan penting dalam menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan penciptaan peluang bisnis maupun pengaturan pola

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebagai bentuk integrasi

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Usaha mikro, kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. kepada sisi ekspor perekonomian indonesia. Sehingga pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat. negeri. Untuk menopang perekonomian suatu negara, UMKM memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu Negara secara global dipengaruhi oleh. perkembangan perekonomian pada umumnya. Era globalisasi memiliki arus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

I. PENDAHULUAN. Berjalannya pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang. dapat dilihat dari bergeraknya roda perekonomian melalui peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tergolong padat penduduk. Dizaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia melakukan penyehatan perbankan dilanjutkan dengan pengawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung telah terjadi dan akan terus terjadi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. berupa risiko finansial, risiko operasional maupun risiko pasar. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. memacu instansi atau perusahaan untuk terus meningkatkan efisiensi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sumber bagi profitabilitasnya. sangat positif. Negara ini memiliki populasi besar dan mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. luas, menuntut suatu persaingan yang cukup ketat didalam dunia usaha. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Riska Tri Handayani (Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, Universitas Kanjuruhan Malang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menumbuhkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan dampak yang cukup signifikan dalam. perkembangan usaha di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar (UMKM) tahun No Indikator Satuan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap situasi internalnya baik di bidang pemasaran, produksi,

Analisis Kinerja Pada Perusahaan. Tobacco Manufacturs Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memudahkan para penggunanya dalam menerapkan prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, membuat setiap perusahaan untuk terus memproduksi barang-barang yang berkualitas dan mengutamakan inovasi dan kreatifitas demi meningkatkan daya saing di dunia industri. Selain itu, bukti bahwa persaingan di Indonesia semakin ketat adalah ditandai dengan masuknya produk impor dan produk ilegal yang dengan mudahnya masuk ke pasar Indonesia sehingga menjadi penghambat bagi perusahaan manufaktur Indonesia untuk menguasai pasar, karena rata rata masyarakat lebih menggemari produk luar negeri yang dianggap lebih berkualitas dan terbukti mutunya. Hal tersebut mendorong setiap perusahaan untuk memperoleh dana yang cukup besar untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan bersaing lebih kompetitif lagi agar tidak kalah dengan perusahaan lainnya. Salah satu jenis usaha di Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ini mempunyai peranan yang sangat esensial bagi kondisi perekonomian di Indonesia. Dengan adanya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) maka peluang kerja semakin besar dan mengurangi angka pengangguran. Selama krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008-2009, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terutama di industri manufaktur mengalami keterpurukan dikarenakan krisis keuangan global yang mengakibatkan kenaikan harga komoditi primer yang menjadi bahan baku sektor ini telah menyebabkan biaya produksi meningkat. Namun perusahaan manufaktur tidak sepenuhnya mengalami kemunduran karena perekonomian Indonesia bisa terhindar dari dampak buruk krisis finansial salah satunya karena pengeluaran konsumsi masyarakat yang tetap tinggi. Hal inilah yang membantu menyelamatkan sektor industri manufaktur (sumber: Indonesian Commercial Newsletter-datacon.co.id). Adapun sektor usaha di Indonesia terdiri atas jenis usaha barang, jasa dan manufaktur. Menurut situs Kementerian Perindustrian (www.kemenperin.go.id) 1

2 usaha barang adalah suatu produk fisik (berwujud) yang dapat diberikan kepada seorang pembeli dan melibatkan perpindahan kepemilikan dari penjual kepada pembeli. Usaha jasa adalah suatu jenis usaha yang lebih menekankan pada sesuatu yang tidak berwujud, yang dapat diberikan kepada pembeli. Sedangkan usaha manufaktur adalah kegiatan usaha yang menghasilkan barang dan jasa yang bukan tergolong produk primer. Dimana yang dimaksud dengan produk primer adalah produk-produk yang tergolong bahan mentah yang dihasilkan oleh kegiatan eksploitasi sumber daya alam hasil pertanian, kehutanan, pertambangan, dan kelautan dengan kemungkinan mencakup produk pengolahan awal sampai dengan bentuk spesifikasi teknis yang standar dan lazim diperdagangkan sebagai produk primer. Seringkali untuk mencapai tujuan perusahaan, banyak dijumpai berbagai halangan dan permasalahan. Terutama untuk dunia industri manufaktur yang akan mengalami berbagai macam kesulitan dan tantangan untuk terus bertahan di dunia perekonomian Indonesia. Kesulitan yang dihadapi oleh sektor industri manufaktur diantaranya yaitu sulitnya untuk mencari modal yang akan digunakan untuk membayar berbagai pengeluaran ketika melakukan proses produksi. Susahnya untuk mendapatkan modal ini menjadi salah satu dari berbagai bentuk kesulitan yang dihadapi oleh pemilik usaha manufaktur. Untuk membantu mengurangi masalah kesulitan dari pihak manufaktur tersebut, maka diperlukan suatu bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Untuk sektor industri manufaktur, dapat menggunakan standar pelaporan keuangan yaitu SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik). Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja dan perkembangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang dilaporkan setiap akhir periode sebagai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik usaha manufaktur dalam memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Laporan keuangan juga digunakan untuk proses

3 peminjaman kredit, penggunaan untuk investor dan lain sebagainya dari pihak perbankan. Oleh karena itu, sebaiknya laporan keuangan disajikan secara benar dan tepat agar tujuan penggunaanya pun dapat tercapai. Setiap keputusan yang diambil oleh pemilik usaha ini dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi keuangan yang dilaporkan secara lengkap, bukan hanya didasarkan pada laba saja. Banyak hambatan atau masalah yang menyebabkan bisnis menengah kurang berkembang. Pengelolaan keuangan masih menjadi masalah utama dalam menjalankan usaha. Hal ini sering diabaikan oleh pemilik usaha, khususnya berkaitan dengan penerapan standar akuntansi yang benar. Masalah ini timbul karena pemahaman dan informasi tentang standar akuntansi yang benar masih sangat minim. Penyebab yang paling banyak ditemukan dari permasalahan ini adalah kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai SAK ETAP. Karena bagi UMKM, isilah SAK ETAP masih terasa asing yang mengakibatkan banyaknya pemilik usaha manufaktur belum menerapkan standar yang lebih memudahkan mereka dalam menyajikan laporan keuangan. Banyak juga hambatan yang ditemukan yang menyebabkan perusahaan manufaktur ini kurang berkembang yaitu karena pemasaran produk yang masih kurang, kualitas sumber daya manusia yang belum memadai, pengelolaan keuangan dan sumber daya yang kurang baik. Hal ini banyak diabaikan oleh pemilik usaha, khususnya yang berkaitan dengan penerapan standar akuntansi yang benar. Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa yang menyebabkan terjadinya permasalahan intern dalam perusahaan itu sendiri adalah kurangnya pemahaman terhadap akuntansi keuangan. Di Jakarta, kebanyakan pemilik usaha manufaktur hanya mengandalkan keterampilan mereka dalam berwirausaha. Hal inilah yang menyebabkan laporan keuangan yang dibuat masih dinilai kurang baik dan tidak memenuhi standar pemerintah Indonesia dengan adanya peraturan pemerintah mengenai SAK ETAP ini, seharusnya bagi para pemilik usaha ini sudah memiliki pemahaman mengenai standar yang tepat dan benar dalam proses pelaporan keuangannya dan sudah sepatutnya mereka gunakan atau terapkan. Karena hal ini bertujuan agar dapat memaksimalkan hasil perhitungan laba yang ingin diperoleh. Kendala pembuatan laporan keuangan ini adalah mereka kurang memahami bagaimana cara menerapkannya pada laporan keuangan mereka bahkan mereka tidak

4 mengetahui bahwa ada standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia yang mengatur mengenai pelaporan keuangan mereka. Disamping kurangnya pemahaman, kendala lain yang biasanya dijumpai adalah sumber daya manusia yang mereka miliki masih sangat minim baik secara jumlah ataupun kualitas atau hanya menggunakan metode perhitungan biasa yang terbilang sederhana. Dengan adanya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau lebih dikenal dengan (SAK ETAP) diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk perusahaan manufaktur berskala menengah dalam menyajikan laporan keuangan. SAK ETAP juga diharapkan menjadi solusi permasalahan internal perusahaan, terutama bagi manajemen yang hanya melihat hasil laba yang diperoleh tanpa melihat kondisi keuangan yang sebenarnya. SAK ETAP telah menyediakan segala kebutuhan perusahaan untuk pelaporan keuangan. Sehingga, sudah seharusnya perusahaan mematuhi dan menerapkan SAK ETAP sebagai standar pelaporan keuangan baku. Sayangnya, sampai saat ini minat pelaku bisnis untuk mematuhi dan menerapkan SAK ETAP masih minim, bahkan terkadang mengabaikan standar akuntansi keuangan tersebut. Tujuan dari SAK ETAP adalah untuk memberikan kemudahan bagi entitas skala kecil dan menengah. Dan juga untuk mengurangi keluhan dalam penerapan SAK Umum yang dinilai rumit. SAK yang berbasis IFRS (SAK Umum) ditujukan bagi entitas yang mempunyai tanggung jawab publik signifikan dan entitas yang banyak melakukan kegiatan lintas negara. SAK umum tersebut rumit untuk dipahami serta diterapkan bagi sebagain besar entitas usaha skala kecil dan menengah di Indonesia. Pembuatan pelaporan keuangan berdasarkan SAK ETAP diharapkan dapat membantu mereka (pihak perusahaan) agar memperoleh hasil perhitungan laporan keuangan secara signifikan. PT ARB merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan sole sepatu. Perusahaan ini tergolong perusahaan menengah yang sistem pembukuannya sederhana. Perusahaan ini tidak menerapkan standar akuntansi yang sepatutnya diterapkan dalam sistem pembukuannya yaitu SAK ETAP. Oleh karena itu, laporan keuangannya hanya dapat digunakan oleh pihak internal perusahaan. Alasan tersebut memperlihatkan bahwa PT ARB sangat tepat untuk menjadi objek penelitian yang berkaitan dengan penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik agar penyusunan laporan keuangan dapat disusun lebih tepat

5 sehingga laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai proses pembuatan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Oleh karena itu, peneliti mencoba memahami dan menentukan judul sebagai berikut PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PT ARB 1.2 Ruang Lingkup Pembahasan dari penelitian ini akan lebih difokuskan pada penyajian laporan keuangan PT Artha Rukun Bersama sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku di Indonesia dan mengenai pengakuan, pengukuran serta pengungkapan dan penyajian akun-akun yang terkait di dalam laporan keuangan dengan SAK ETAP. Karena diharapkan dengan adanya SAK ETAP, dapat membantu manajemen perusahaan ini yang sebelumnya tidak menerapkan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia, sehingga dapat membantu pengguna laporan keuangan tersebut untuk lebih mudah dalam memahami isi dari laporan keuangan yang telah dibuat terutama diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pemilik usaha yang ada di perusahaan tersebut, karena standar ini merupakan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, diharapkan dapat memudahkan pemilik usaha yang belum go public untuk menyusun dan mengerti mengenai pelaporan keuangan. 1.3 Perumusan Masalah Perusahaan manufaktur merupakan salah satu penyumbang kontribusi bagi perekonomian yang terdapat di Indonesia. Selain itu, dengan adanya perusahaan manufaktur juga dapat membantu masyarakat Indonesia memiliki lapangan pekerjaan di industri pabrik yang membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga meringankan beban masyarakat kecil agar dapat bertahan hidup dengan kondisi perekonomian Indonesia yang dinilai masih kurang memberikan kesejahteraan atau kurang memperhatikan masyarakat kecil, maka dengan adanya standar yang sudah diterapkan untuk menghasilkan laba yang diinginkan dan untuk menghindari terjadinya kesalahan perhitungan atau hasil perhitungan yang tidak signifikan maka standar akuntansi yang ada dapat mengatur mengenai laporan keuangan dari perusahaan manufaktur seperti ini adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

6 Akuntabilitas Publik atau dapat disingkat SAK ETAP. Para pemilik usaha manufaktur ini dapat meningkatkan laba yang diinginkannya dengan dapat menggunakan standar akuntansi tersebut. Akan tetapi, kurangnya sosialisasi dari pemerintah akan penerapan SAK ETAP ini yang menjadikan hal ini menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana mengimplementasikan SAK ETAP sebagai standar penyusunan laporan keuangan PT ARB? 2. Bagaimana pengaruh dari penerapan SAK ETAP terhadap laporan keuangan PT ARB? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada diatas penulis mengharapkan bahwa penelitian ini dapat bertujuan untuk mengetahui: a. Untuk mengetahui bagaimana prinsip umum SAK ETAP terhadap laporan keuangan. b. Untuk mengetahui apakah penerapan SAK ETAP memberikan dampak dalam proses pembuatan laporan keuangan. 1.4.2. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan, penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk: a. Pengembangan teori, dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan di ilmu akuntansi khususnya tentang SAK ETAP bagi para pelaku usaha manufaktur serta dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk menjadi referensi penelitian selanjutnya. b. Usaha yang diteliti, dengan adanya penelitian ini dapat diharapkan menjadi sumber informasi bagi para pelaku usaha dalam mengambil putusan yang akurat dalam rangka memaksimalkan laba. Dan SAK ETAP dapat membantu dalam proses pelaporan keuangan secara benar

7 dan tepat dan sesuai standar pelaporan keuangan dari pemerintah Indonesia. c. Pihak lain, dapat mendorong peneliti baru untuk meneliti mengenai SAK ETAP yang mengatur tentang usaha manufaktur dan menjadi acuan untuk dijadikan dasar pedoman atau contoh di penelitian berikutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini senantiasa telah dibuat dengan terperinci dan teratur disusun berdasarkan bab-bab yang telah disediakan sehingga dapat memberikan gambaran secara jelas dan dapat dipahami oleh pembaca. Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat tentang latar belakang masalah yang menjadi topik pembahasan beserta alasan pemilihan judul skripsi, ruang lingkup penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan secara garis besar. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang sejalan dan relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan yang berasal dari literatur, buku atau dari hasil penelitian sebelumnya. Digunakan sebagai landasan acuan terhadap penelitian yang dilakukan oleh peneliti. BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai desain penelitian, objek penelitian, metode-metode yang digunakan dalam penelitian, dan juga model dalam penelitian. Dan menjelaskan bahwa penulis menggunakan metode kualitatif. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini memberikan penjelasan dan analisis mengenai penelitian yang dilakukan dan juga efektivitas, efiensi dan ekonomisasi dalam penerapan SAK ETAP pada PT ARB Jakarta. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

8 Bab ini berisi hasil simpulan yang merupakan rangkuman singkat dari penelitian serta saran dari hasil pembahasan. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai keterbatasan ataupun hambatan dalam penelitian dan terdapat pula saran saran untuk mengatasi keterbatasan yang dihadapi.

9