BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti menemukan beberapa hal penting yang bisa dicermati dan dijadikan acuan penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam segala aspek

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi terjaminnya barang dan jasa dan memanfaatkan nikmat-nikmat yang Allah

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB II KAJIAN TEORI. Pelaksanaan Gadai dengan Sistem Syariah di Perum Pegadaian. penjagaan dan penaksiran serta dilakukan hanya sekali pembayaran.

BAB III STUDI PUSTAKA. Dalam istilah bahasa Arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 2, No. 2, Desember 2013 Hal. 1-20

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian, seperti perkembangan dalam sistim perbankan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. barang yang digadaikan tersebut masih sayang untuk dijual. Pengertian gadai

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR GADAI EMAS SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB II LANDASAN TEORITIS. " artinya menggadaikan atau merungguhkan. 1 Gadai juga diartikan

BAB II MEKANISME GADAI SYARIAH (RAHN) harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam istilah bahasa Arab, gadai di istilahkan dengan rahn dan juga dapat

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

BAB II LANDASAN TEORI. dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Tujuan utama

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN BIAYA PEMELIHARAAN BARANG GADAI MENURUT FATWA DSN MUI NO 26 TAHUN 2002 ( STUDI KASUS PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA LANGSA) SKRIPSI

AKAD RAHN DAN AKAD-AKAD JASA KEUANGAN

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Cabang Bandar Lampung

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DENGAN AKAD RAHN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

NASKAH PUBLIKASI. PELAKSANAAN GADAI EMAS DENGAN SISTEM SYARIAH (Studi di Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

ANALISIS PSAK 107 TERHADAP PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP MOH. TOHA BANDUNG

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

Analisis Pelaksanaan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomer : 26/DSN- MUI/III/2002 Tentang Rahn Emas pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cimahi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara mengenai pinjam-meminjam ini, Islam membolehkan

PENERAPAN TEORI DAN APLIKASI PENGGADAIAN SYARIAH PADA PERUM PENGGADAIAN DI INDONESIA

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Dengan menganut sistem yang berbeda dari bank konvensional, bank

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG MANADO

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

BAB IV ANALISA KONSEPTUAL DAN APLIKATIF GADAI EMAS (AR-RAHN) PT. BPRS BHAKTI SUMEKAR SUMENEP

BAB II KAJIAN TEORITIS. kegiatannya tidak lepas dari proses pencatatan akuntansi yang pada akhir

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

STUDI IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK EMAS MENURUT PSAK 107 DAN 102 PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK CABANG JEMBER

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Sruktur Organisasi BNI Syariah Cabang Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

BAB IV ANALISIS TENTANG KEPATUHAN SYARIAH PADA PRODUK GADAI EMAS

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat, baik dalam aspek politik, ekonomi, sosial,

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

dibanding penelitian yang disebutkan diatas, dan juga di luar Bank Umum Syariah

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan pinjam-meminjam. Kegiatan pinjam-meminjam terdapat produk yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan emas semakin lama disimpan harganya semakin tinggi. Perlahan tapi

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam istilah bahasa Arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat juga dinamai alhabsu.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem dan prosedur gadai emas syariah yang berlaku di PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah dan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan kebijakan Bank Indonesia mengenai gadai emas syariah di PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu: Terdapat lima sistem dan prosedur yang dilakukan dalam layanan produk gadai emas di PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah, yaitu prosedur pemberian pembiayaan, prosedur pelunasan penuh pembiayaan, prosedur pelunasan sebagian pembiayaan, perosedur perpanjangan pembiayaan, dan prosedur lelang jaminan pembiayaan. Terdapat perbedaan fungsi yang terkait dengan pelaksaan gadai emas di PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah. Telah terdapat bagian gadai di PT. Bank Mega Syariah, sedangkan di PT. Bank BNI Syariah layanan gadai masih dilakukan oleh customer service. Perpanjangan pembiayaan di PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yakni selama 120 hari. Namun dalam hal perpanjangan, PT. Bank Mega Syariah perlu mengkaji dan menyesuaikan kembali dengan SE BI No 14/DPbS Tanggal 8

9 29 Februari 2012 sedangkan PT. Bank BNI Syariah telah melakukan perpanjangan pembiayaan maksimal dua kali. Pelelangan atau penjualan agunan/barang jaminan emas dilakukan apabila sampai jatuh tempo nasabah tidak dapat melunasi pembiayaan atas barang jaminannya tersebut. Secara umum PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah telah menyesuaikan sistem dan prosedur gadai emas syariah berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 14/9/DPbS tanggal 29 Februari 2012. Persamaan Persamaan dari penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas tentang gadai emas pada bank syariah. Analisis data menggunakan deskriptif. Jenis data menggunakan kualitatif. Perbedaan Tujuan peneliti terdahulu untuk mengetahui dan mendiskripsikan sistem, prosedur dan menganalisis penerapan kebijakan Bank Indonesia mengenai gadai emas syraiah di PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah. Sedangkan penelitian saat ini membahas praktik gadai emas pada perbankan syariah (studi kasus Bank BRI Syariah KCP Bangkalan). Subyek dalam penelitian terdahulu mendikripsikan sistem prosedur dan menganalisis penerapan kebijakan Bank Indonesia mengenai gadai emas syariah. Obyek penelitiannya adalah PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah. Subyek penelitian saat ini adalah praktik gadai emas pada perbankan syariah. Obyek penelitiannya adalah Bank BRI Syariah KCP Bangkalan.

10 2. Reviani Agnia, Zaini Abdul Malik & Nunung Nurhayati (2015) Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi dan bagaimana analisa penerapan PSAK 107 pembiayaan gadai emas syariah yang diterapkan Bank Syariah Mandiri KCP Mohammad Toha Bandung. Hasil penelitian dari penelitian ini, yaitu: Perlakuan akuntansi pada pembiayaan gadai emas pada Bank Syariah Mandiri KCP Muhammad Toha Bandung a. Pengakuan dan pengukuran pembiayaan gadai emas (1) Pada saat terjadinya akad pembiayaan gadai emas: pengakuan tersebut sesuai dengan pernyataan PSAK 107 yang menyatakan objek ijarah diakui pada saat obyek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. (2) Pada saat pengakuan pendapatan: Bank Syariah Mandiri menerima angsuran pembayaran sewa pada saat manfaat atas asset telah diterima oleh nasabah, manfaat asset dalam hal ini adalah jasa penitipan emas yang diberikan bank kepada nasabah. Hal tersebut sudah dijelaskan di PSAK 107 yang menyebutkan bahwa pendapatan sewa diakui pada manfaat atas asset telah diserahkan kepada penyewa. b. penyajian dan pengungkapan pada laporan keuangan Dalam menyajikan laporan keuangan Bank Syariah Mandiri KCP Mohammad Toha Bandung menyusun dan menyajikan sesuai PSAK No. 107 karena di dalam laporan tersebut pihak bank

11 mengungkapkan penjelasan yang signifikan mengenai total pembayaran pembiayaan gadai emas syariah dan menyajikan pembiayaan gadai syariah pada suatu akun yang sama dengan produk ijarah. rahn ke dalam akun piutang sebagai bentuk kesatuan dari total pembiayaan yang disalurkan. Metode ini juga sesuai dengan peraturan PSAK 101 dalam penyusunan laporan keuangan. Secara keseluruhan Bank Syariah Mandiri KCP Mohammad Toha Bandung sudah menerapkan dan memberlakukan PSAK 107 pada produk gadai emas. Untuk perhitungan biaya sewa pada Bank Syariah Mandiri biaya sewa dihitung berdasarkan harian meskipun dalam pembayarannya dapat dilakukan setiap bulan sampai jatuh tempo Pembiayaan gadai emas syariah pada Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.26/DSNMUI/III/2002. Persamaan Persamaan dari penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas tentang gadai emas pada bank syariah. Analisis data menggunakan deskriptif. Jenis data menggunakan kualitatif. Perbedaan Tujuan penelitian terdahulu membahas bagaimana penerapan akuntansi dan analisa penerapan PSAK 107 terhadap pembiayaan gadai emas syariah di Bank Syariah Mandiri KCP Mohammad Toha Bandung. Sedangkan penelitian

12 saat ini membahas praktik gadai emas pada perbankan syariah (studi kasus Bank BRI Syariah KCP Bangkalan). Subyek penelitian terdahulu adalah bagaimana penerapan akuntansi dan analisis penerapan PSAK 107 terhadap pembiayaan gadai emas syariah. Obyek penelitiannya Bank Syariah Mandiri KCP Mohammad Toha Bandung. Subyek praktik gadai emas pada perbankan syariah. Obyek penelitiannya adalah Bank BRI Syariah KCP Bangkalan. 3. Anggia Jancynthia Nurizki Wardhani (2015) Tujuan dari penelitian ini adalah karena penulis tertarik untuk melakukan penelitian kesesuaian produk gadai emas terkait fatwa berdasarkan fatwa DSN- MUI di Bank Syariah Mandiri Surabaya. Dan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Bank Syariah Mandiri telah menentukan marhun yang diperbolehkan menjadi jaminan nasabah pada produk gadai di BSM yaitu emas. Emas merupakan kategori marhun bergerak. Kategori marhun adalah semua jenis marhun yang dapat dimanfaatkan (Rais, 2006:90). Pada Fatwa DSN No.25/DSNMUI/III/2002 butir pertama dijelaskan bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn dibolehkan. Oleh karena itu emas diperbolehkan untuk dijadikan barang jaminan ketika nasabah ingin mendapatkan pembiayaan gadai di Bank Syariah Mandiri KCP Dharmahusada Surabaya.

13 Persamaan Persamaan dari penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas tentang gadai emas pada bank syariah. Analisis data menggunakan deskriptif. Jenis data menggunakan kualitatif. Perbedaan Tujuan penelitian terdahulu untuk melakukan penelitian kesesuaian produk gadai emas terkait fatwa berdasarkan fatwa DSN-MUI di Bank Syariah Mandiri Surabaya. Sedangkan penelitian saat ini membahas praktik gadai emas pada perbankan syariah (studi kasus Bank BRI Syariah KCP Bangkalan). Subyek penelitian terdahulu adalah kesesuaian produk gadai emas terkait fatwa berdasarkan fatwa DSN-MUI. Obyek penelitiannya Bank Syariah Mandiri Surabaya. Subyek penelitian saat ini praktik gadai emas pada perbankan syariah. Obyek penelitiannya adalah Bank BRI Syariah KCP Bangkalan. 4. Ahmad Maulidizen (2016) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk; pertama, mengetahui bagaimana pelaksanaan pembiayaan gadai emas Syariah pada Bank BRI Syariah Pekanbaru? Kedua, mengetahui dampak ekonomi pelaksanaan pembiayaan gadai emas Syariah pada Bank BRI Syariah Pekanbaru terhadap nasabah?, dan ketiga, bagaimana tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 25 dan 26/DSN- MUI/III/2005 terhadap pelaksanaan pembiayaan gadai emas Syariah pada Bank BRI Syariah Pekanbaru?. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut diharapkan agar penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain: pertama, diharapkan dapat memberikan pandangan atau sebagai referensi bagi masyarakat yang

14 membutuhkan uang, dan kemudian ingin memanfaatkan produk pembiayaan gadai emas Syariah. Kedua, diharapkan dapat menjadi measukan bagi Bank dalam menentukan kebijakan selanjutnya terutama dalam hal pembiayaan gadai emas syariah. Ketiga, diharapkan dapat menjadi pandangan dan wawasan baru mengenai perbankan syariah dan dapat menjadi bahan masukan dan rujukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis. Dan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pembiayaan gadai emas syariah pada Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru diberikan dalam waktu 120 hari dan pelunasan dapat dibayar sekaligus atau dicicil. Implementasi pembiayaan gadai emas syariah di Bank BRI Syariah dapat memberikan manfaat untuk pihak yang berakad (Bank dan nasabah), Bank mendapatkan pendapatan berupa fee dan nasabah dapat memenuhi kebutuhannya terhadap sesuatu yang diinginkan. Implementasi pembiayaan gadai syariah pada Bank BRI Syariah sudah sesuai dengan apa yang diatur dalam Fatwa DSN-MUI. Persamaan Persamaan dari penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas tentang gadai emas pada bank syariah. Analisis data menggunakan deskriptif. Jenis data menggunakan kualitatif. Perbedaan Tujuan penelitian terdahulu untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembiayaan, mengetahui dampak ekonomi, dan tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 25 dan 26/DSN-MUI/III/2005 terhadap pelaksanaan pembiayaan

15 gadai emas syariah pada Bank BRI Syariah Pekanbaru. Sedangkan penelitian saat ini membahas praktik gadai emas pada perbankan syariah (studi kasus Bank BRI Syariah KCP Bangkalan). Subyek penelitian terdahulu adalah pelaksanaan pembiayaan, dampak ekonomi, dan tinjauan Fatwa DSN No 25 dan 26/DSN- MUI/III/2005. Subyek penelitian saat ini adalah praktik gadai emas pada perbankan syariah. Obyek penelitiannya adalah Bank BRI Syariah KCP Bangkalan. 5. Naida Nur Alfisyahri & Dodik Siswantoro (2012) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme dan tinjauan jual beli lelang barang gadai pada produk gadai syariah menurut pendapat Imam Syafii di PT Bank Syariah Mandiri KCP Kopo. Dan hasil dari penelitian ini adalah: Jual Beli Lelang Barang Gadai menurut pendapat Imam Syafi I merupakan suatu bentuk jual beli yang diperbolehkan secara syari dengan teknis penjualan barang didepan umum kepada penawar tertinggi. Penentuan harga didasarkan kepada qimah al adl atau penentuan harga yang adil yang dilakukan oleh juru lelang atas permintaan penjual dengan melihat keadaan fisik barang lelang sebagai salah satu syarat pelelangan baik berupa harga naik maupun harga turun. Menjual barang gadai tanpa seijin rahin menurut imam syafii hukumnya tergantung kepada pemilik barang, apabila ketika pemilik barang mengetahui kemudian menyetujui maka sah penjualan barang gadai tersebut, apabila tidak maka batal dan tidak sah. Mekanisme jual beli lelang barang gadai pada produk gadai syariah di PT Bank Syariah Mandiri KCP Kopo dilakukan ketika nasabah gadai tidak

16 dapat membayar piutang gadai kepada pihak BSM pada saat jatuh tempo perjanjian gadai tanpa izin dan memberitahu rahin. Mekanisme jual beli lelang barang gadai pada produk gadai syariah di PT Bank Syariah Mandiri KCP Kopo dilakukan ketika nasabah gadai tidak dapat membayar piutang gadai kepada pihak BSM pada saat jatuh tempo perjanjian gadai tanpa izin dan memberitahu rahin. Hal ini dilakukan berdasarkan mekanisme harga dan peraturan yang mengacu kepada kepada peraturan MenteriKeuangan Nomor 93/Pmk. 06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Tinjauan Jual Beli Lelang Menrut Imam Syafii Terhadap Pelaksanaan Jual Beli Lelang Pada Produk Gadai Syariah di BSM KCP Kopo berdasarkan praktik lelang yang terjadi dapat diketahui bahwa pelaksanaan pelelangan di BSM KCP Kopo sesuai dengan peraturan perundang-undangan diindonesia dan tidak bertentangan dan sejalan dengan konsep jual beli lelang menurut Imam Syafii. Persamaan Persamaan dari penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah Analisis data menggunakan deskriptif. Jenis data menggunakan kualitatif. Perbedaan Tujuan penelitian terdahulu untuk ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme dan tinjauan jual beli lelang barang gadai pada produk gadai syariah menurut pendapat Imam Syafii di PT Bank Syariah Mandiri KCP Kopo. Sedangkan penelitian saat ini membahas praktik gadai emas pada perbankan

17 syariah (studi kasus Bank BRI Syariah KCP Bangkalan). Subyek penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui mekanisme dan tinjauan jual beli lelang barang gadai pada produk gadai syariah menurut pendapat Imam Syafii. Obyek penelitiannya adalah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Kopo. Subyek penelitian saat ini adalah praktik gadai emas pada perbankan syariah. Obyek penelitiannya adalah Bank BRI Syariah KCP Bangkalan. 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Gadai (Rahn) Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali sebagian atau seluruh piutangnya (Antonio, 2001) Rahn menurut (Imam Ibnu Mandur) diartikan apa-apa yang diberikan sebagai jaminan atas sesuatu yang manfaat barang yang diagunkan. Dari kalangan Ulama Mazhab Maliki mendifinisikan rahn sebagai harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat, ulama Mazhab Hanafi mendifinisikan dengan menjadikan suatu barang sebagai jaminan terhaap hak (piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak tersebut, baik seluruhnya maupun sebagaiannya. Ulama Syafi i dan Hambali mengartikan rahn dalam arti akad yakni menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berhutang tidak bisa membayar hutangnya.

18 Tetapi secara umum teori yang saya gunakan berdasar pada Al Qur an dan Al Hadits. Dalam Al Quran dijelaskan dalam Surah Al Baqarah ayat 283, sebagai berikut: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu amalah tidak secara tu mennai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Di dalam ayat tersebut, secara jelas Allah menyebutkan barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Dalam dunia ekonomi, barang tanggungan biasa disebut sebagai jaminan atau obyek Pegadaian. Sedangkan dalam Hadits dijelaskan sebagai berikut: Aisyah Radhiyallahu Anha berkata: Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan tempo (kredit) dan beliau menggadaikan kepadanya baju besi. Pada HR Bukhari II/729 (no.1962) dalam kitab Al-Buyu, dan Muslim III/1226 (no. 1603) dalam kitab Al-Musaqat). Begitu juga Hadits berikut: Anas Radhiyallahu Anhu berkata: Sesungguhnya Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah menggadaikan baju besinya di Madinah kepada orang Yahudi, sementara Beliau mengambil gandum dari orang tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga Beliau. (HR. Bukhari II/729 (no. 1963) dalam kitab Al-Buyu ), dan dari beberapa teori tersebut peneliti akan mengobservasi dan mewawancarai Informan yakni karyawan bersangkutan dan nasabah dari Bank BRI Syariah KCP Bangkalan.

19 2.2.2. Syarat dan Rukun Gadai (Rahn) Syarat Rahn 1) Syarat yang berhubungan dengan transaktor atau orang yang bertransaksi yaitu Orang yang menggadaikan barangnya adalah orang yang baligh, berakal, rusyd (kemampuan mengatur). 2) Syarat yang berhubungan dengan Al Mahrun (barang gadai) ada dua. a) Barang gadai tersebut adalah milik orang yang menggadaikannya atau yang diizinkan baginya untuk menjadikannya sebagai jaminan gadai. Barang gadai tersebut harus diketahui ukuran, jenis dan sifatnya. b) Barang gadai ini berupa barang berharga yang menutupi hutangnya baik barang atau nilainnya ketika tidak mampu melunasinya. 3) Syarat yang berhubungan dengan Al Marhun bihi (hutang) adalah hutang yang wajib atau yang akhirnya menjadi wajib. Rukun Rahn 1) Al Rahn atau Al Marhuun (barang yang digadaikan) 2) Al Marhun bihi (hutang) 3) Shighat (perkataan) 4) Dua pihak yang bertransaksi yaitu Raahin (orang yang menggadaikan) dan Murtahin (pemberi hutang)

20 2.3. Kerangka Pemikiran Kerangka dalam penelitian ini memberi gambaran deskriptif sekaligus menjelaskan gadai emas syariah adalah merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas dalam bentuk batangan maupun perhiasaan sebagai cara agar mendapat uang tunai dengan cepat, aman, dan mudah. Peneliti ingin mengetahui apa saja karakteristik, risiko, peraturan & persyaratan, manfaat, peranan, strategi, pengakuan dan pengukuran dalam praktik. Semua itu akan dilakukan oleh peneliti dengan proses wawancara. Wawancara tersebut dilakukan kepada pihak karyawan yang bersangkutan dan nasabah dari Bank BRI Syariah KCP Bangkalan dengan tujuan peneliti ingin mengetahui praktik gadai (rahn) emas pada perbankan syariah studi pada Bank BRI Syariah KCP Bangkalan tersebut.

21 Pengertian Manfaat Risiko Gadai (Rahn) Emas Syariah Karakteristik Perturan & Persyaratan Peranan Perjanjian Strategi Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran