Manajemen Pembinaan Kemahasiswaan (Studi Kasus Pembinaan UKKI di Politeknik Negeri Madiun) MANAJEMEN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN KESISWAAN DI SMA NEGERI MOJOAGUNG JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan, dan

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

1. PEMBINAAN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

SATUAN KREDIT KEGIATAN KEMAHASISWAAN (SKKK)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat

ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

MANAJEMEN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR HARAPAN NUSANTARA DENPASAR-BALI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan

PROGRAM KERJA KOORDINATOR EKSTRAKURIKULER SMP ITUS JALAKSANA TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP ITUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

PEDOMAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN DAN PENGEMBANGAN PERANAN ALUMNI

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga Haroid spear mendefinisikan bahwa "Belajar terdiri dari. pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PERBAND INGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA IND IVIDU D AN BEREGU D I SMA PASUND AN 2 BAND UNG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkenaan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotornya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PESERTA DIDIK (Studi Pada SD di Kota Makassar)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

Mohamad Muspawi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat Jambi Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan,

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SEKOLAH MULTIKULTURAL (STUDI KASUS DI SMAK SANTO ALBERTUS MALANG)

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bina Amal Semarang. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Efektifitas Metoda Mengajar Tata Boga oleh Guru SMK Pariwisata Bandung

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PEMILIHAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 RANTAU. Noor Jannah

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau tulisan lisan dari orang-orang dan perilaku yang

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Peran komite sekolah di SMA Negeri 1 Temon sebagai badan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mengetahui Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis. Multikultural di SDN Percobaan Palangkaraya

Transkripsi:

MANAJEMEN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN Aminudin Azis Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Madiun, azis@pnm.ac.id Dahris Shahab Program Studi Teknik Komputer Kontrol, Politeknik Negeri Madiun, dahris@pnm.ac.id Abstrak Manajemen pembinaan kemahasiswaan merupakan proses pendampingan pada mahasiswa agar kemampuan yang dimilikinya dapat berkembang secara maksimal. Tujuan penelitian ini untuk : (1) menggali informasi pengembangan manajemen pembinaan kemahasiswaan UKKI di Politeknik Negeri Madiun, (2) menggali informasi usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya meningkatkan pengelolaan UKKI di Politeknik Negeri Madiun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, agar dapat lebih memahami aktifitas yang ada secara ilmiah dengan mengumpulkan, mengelompokkan, menganalisis, dan menafsirkan hubungan antara fakta-fakta, masyarakat, kelakuan, dan rohani manusia guna menemukan deskripsi yang diperlukan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik untuk mengecek keabsahan data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian dan verifikasi data atau kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah : (1) Pembinaan dan pengembangan manajemen UKKI di Politeknik Negeri Madiun mempunyai peranan penting dalam mengoptimalkan bakat dan minat serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. (2) Pelaksanaan proses pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan UKKI dilakukan dengan cara bekerjasama guna memajukan dan menjadikan mutu pembinaan menjadi lebih baik. Proses pembinaan UKKI dilakukan melalui proses secara terstruktur dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen pembinaan kemahasiswaan itu sendiri. (3) UKKI Politeknik Negeri Madiun merupakan wadah pembinaaan dan pengembangan kerohanian mahasiswa, membantu menyalurkan serta mengembangkan kreatifitas mahasiswa sehingga banyak hal positif yang dapat diperoleh mahasiswa dalam mengikuti kegiatan UKKI. (4) Upaya-upaya peningkatan pengelolaan kemahasiswaan Politeknik Negeri Madiun yaitu dengan berusaha memadukan peran aktif dari orang tua di rumah dan pihak kampus. Kata Kunci: Manajemen, Kemahasiswaan. PENDAHULUAN Manajemen pembinaan kemahasiswaan sering diartikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kemahasiswaan di kampus. Pembinaan ini bertujuan untuk mengelola proses kemahasiswaan yang dimulai dari perekrutan, proses perkuliahan sampai dengan lulus agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. (Rohiat, 2008). Secara garis besar program kegiatan kemahasiswaan dapat dilakukan melalui dua jalur, (1) kegiatan ekstrakurikuler, dan (2) organisasi kemahasiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi sebagai penunjang kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Menurut Kasan (2004), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan diluar jam perkuliahan dalam rangka mengembangkan salah satu bidang mata kuliah yang diminati mahasiswa seperti: olahraga, kesenian, ketrampilan dan kerohanian. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan mahasiswa diukur melalui proses penilaian yang dilakukan oleh dosen melalui instrumen yang terstandar. Indikator keberhasilan pembinaan tersebut yang sering digunakan oleh pihak kampus adalah capaian Indeks Prestasi (IP) bagi mahasiswa yang belum mencapai tingkat akhir serta indikator lulus dan tidak lulus bagi mahasiswa ditingkat akhir. Penilaian yang dilakukan oleh dosen tentu saja didasarkan pada prinsip-prinsip penilaian yang berlaku di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI 2009). Untuk mencapai keberhasilan pembinaan sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain: faktor yang terdapat dalam diri mahasiswa (faktor intern), dan faktor yang berasal dari luar mahasiswa adalah (faktor eksternal). Menurut Mulyasa (2007) Faktor-faktor yang berasal dari luar antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Sementara itu faktor yang terdapat dalam diri mahasiswa (faktor intern) yaitu: kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi. Manajemen pembinaan kemahasiswaan memiliki arti bahwa pengarahan dan upaya yang diberikan oleh mahasiswa yang berhubungan dengan seluruh kegiatan yang dibutuhkan (layanan) mahasiswa. Manajemen tersebut dimulai dari mahasiswa diterima masuk (input), mengikuti proses pendidikan yang ada di kampus baik intra maupun ekstrakurikuler sampai mahasiswa meninggalkan kampus baik mutasi ataupun karena sudah lulus/tamat. Mulyono (2008:78) mengemukakan bahwa manajemen pembinaan kemahasiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta dilakukan secara kontinu, efektif dan efisien. Dari sudut pandang tertentu, manajemen pembinaan kemahasiswaan dapat diartikan sebagai tindakan aktif untuk pengembangan dan pembentukan karakter 1

Epicheirisi. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 mahasiswa. Pembentukan dan pengembangan karakter mahasiswa dilakukan melalui pemberian bermacammacam pengalaman langsung sebagai bekal kehidupan di masa yang akan datang. Sehingga mahasiswa diharapkan termotivasi untuk melakukan bermacam-macam kegiatan di kampus guna mendapatkan pengetahuan atau pengalaman empiris dan kontekstual. Berangkat dari hal ini maka mengharuskan manajemen kampus memfasilitasi pembinaan dan pengembangan mahasiswa dengan menyelenggarakan kegiatan yang lazim disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan mahasiswa yang dilaksanakan di luar kurikulum perguruan tinggi. Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan wadah kegiatan mahasiswa diluar perkuliahan atau diluar kegiatan kurikuler. Bakat, minat dan kemampuan mahasiswa harus ditumbuhkembangkan secara optimal melalui kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Dalam konteks manajemen pembinaan kemahasiswaan, tidak boleh ada anggapan bahwa kegiatan kurikuler lebih penting dari kegiatan ekstrakurikuler atau sebaliknya. Kedua kegiatan ini harus dilaksanakan karena saling menunjang dalam proses pembinan dan pengembangan kemampuan mahasiswa (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI 2009). Kegiatan ekstrakurikuler terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki mahasiswa sehingga memungkinkan mahasiswa memilih kegiatan sesuai dengan bakat dan minatnya dan tidak harus mengikuti semua kegiatan ekstrakurikuler. Mahasiswa harus mampu memilih kegiatan mana yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Kegiatan mahasiswa dalam wadah organisasi kemahasiswaan akan lebih baik jika dikelola mandiri dan terarah. Hal ini sesuai dengan Sahertian (1985) bahwa tujuan diadakan organisasi kemahasiswaan adalah : (1) memberi bekal keterampilan, kepemimpinan, daya kreasi, patriotisme dan kepribadian yang luhur, berkarakter, (2) melibatkan mahasiswa dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara, dan (3) membina mahasiswa untuk berorganisasi guna mengembangkan kepemimpinan. Untuk menjamin terlaksananya kegiatan kemahasiswaan berjalan dengan baik pembina harus mengelolanya dengan baik. Hal-hal yang dapat dilakukan: (1) identifikasi kegiatan kemahasiswaan, (2) menunjuk koordinator untuk setiap kegiatan, (3) meminta setiap koordinator untuk menyusun program kerja dan (4) memantau pelaksanaannya. (Samani, 1999). Meninjau manajemen pembinaan kemahasiswaan di Politeknik Negeri Madiun (PNM) dimana diketahui bahwa pembinaan kemahasiswaan dilakukan bersifat unik. Uniknya di Politeknik Negeri Madiun ini yaitu bahwa pembinaan lebih diunggulkan pada pengembangan dan pembinaan kegiatan kemahasiswaan, karena di dalam pembinaan kemahasiswaan yang baik akan berimplikasi pada prestasi-prestasi yang didapatnya. Selain itu juga peningkatan bakat dan minat mahasiswa untuk mendalami dan mempelajarinya dari pembimbing agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak diinginkan. Sasaran penguat penggerak kualitas manajemen pembinaan kemahasiswaan di Politeknik Negeri Madiun, bukan hanya dilakukan pada unsur dosen dan tenaga kependidikan sebagai motor penggerak dan fasilitator kegiatan mahasiswa secara keseluruhan, namun juga mengokohkan eksistensi Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM) guna meningkatkan kemampuan manajerialnya secara mandiri dalam menyelenggarakan setiap kegiatan di kampus. Pembina UKM membantu membentuk pribadi pemimpin pada masing-masing anggota UKM serta membekali mahasiswa untuk berusaha memahami sikap demokratis dan memperoleh pengalaman mengenai mekanisme kerja organisasi, selain itu memberikan pengalaman empiris bahwa UKM merupakan wadah dan induk serta evaluator bagi pengembangan ekstrakurikuler. Pengurus UKM berfungsi menjadi perwakilan kelompok mahasiswa sesuai bakat minatnya. Oleh karena itu pengurus terdiri dari mahasiswa yang dipilih atas dasar kemampuan dalam memimpin. Pada konteks ini manajemen kampus dapat memanfaatkan organisasi kemahasiswaan untuk menunjang pembinaan mahasiswa secara keseluruhan. Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan fokus pada manajemen pembinaan kemahasiswaan di Politeknik Negeri Madiun, dengan harapan dapat memberikan masukan sekaligus kontribusi positif bagi kampus dalam mengelola di bidang kemahasiswaan untuk menuju dan menyongsong pendidikan tinggi yang berkualitas serta dapat memberikan bekal kepada mahasiswa berupa wawasan yang lebih luas dan berkarakter. Fokus penelitian ini adalah bagaimana manajemen pengelolaan kegiatan mahasiswa di perguruan tinggi, hingga dapat menciptakan manajemen yang baik antara kampus sebagai lembaga pendidikan formal dan masyarakat. Selanjutnya manajemen mahasiswa tersebut menjadi sebuah fokus penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Pembinaan dan pengembangan manajemen pembinaan kemahasiswaan 2. Usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya peningkatan pengelolaan unit kegiatan kemahasiswaan Politeknik Negeri Madiun KAJIAN TEORITIS Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2009:205) menyatakan bahwa Manajemen pembinaan kemahasiswaan atau pupil personnel administration adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan mahasiswa dikelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai matang di sekolah. Dapat dikatakan bahwa manajemen pembinaan kemahasiswaan sangatlah penting untuk layanan mahasiswa, untuk memajukan mutu manajemen pendidikan menjadi lebih baik lagi yaitu mulai dari pengenalan mahasiswa, pengembangan sampai mahasiswa siap untuk mengikuti kegiatan di kampus. Diungkapkan oleh Knezevich (dalam Tim Dosen 2

Administrasi Pendidikan UPI, 2009) yang mengartikan manajemen pembinaan kemahasiswaan juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap mahasiswa mulai dari mahasiswa tersebut masuk sekolah sampai dengan lulus sekolah. Dengan demikian, manajemen pembinaan kemahasiswaan bukan hanya dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan mahasiswa, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran dalam upaya pertumbuhan dan perkembangan mahasiswa melalui proses pendidikan. Arikunto (2008:57) mengatakan pula bahwa manajemen pembinaan kemahasiswaan merupakan kegiatan pencatatan mahasiswa mulai dari proses penerimaan hingga mahasiswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain. Menurut Rohiat (2010:25) manajemen pembinaan kemahasiswaan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kemahasiswaan dikampus. Sedangkan Mulyasa (2003) menjelaskan bahwa manajemen pembinaan kemahasiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan mahasiswa, mulai dari masuk sampai dengan keluarnya mahasiswa tersebut dari sekolah. Dengan demikian manajemen pembinaan kemahasiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data mahasiswa, melainkan meliputi pula aspek yang lebih luas dan secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan mahasiswa melalui proses pedidikan di kampus. Menurut Kasan (2004), manajemen pembinaan kemahasiswaan tidak terbatas pada kegiatan mahasiswa selama proses pendidikan, lebih dari itu manajemen pembinaan kemahasiswaan adalah keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama dalam bidang rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan Manajemen pembinaan kemahasiswaan Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2009:206) menyatakan: Tujuan manajemen pembinaan kemahasiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan mahasiswa agar kegiatankegiatan tersebut dapat menunjang proses pembelajaran. Dimana diyakini bahwa proses pembelajaran dapat berjalan lancar, tertib dan teratur dapat memberikan kontribusi positif bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif sedangkan pendekatan penelitiannya adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian berupa profil kampus, dokumen yang berhubungan dengan kegiatan kemahasiswaan, dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa informan berdasarkan fokus penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan interview (wawancara). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang dapat memberikan informasi tentang manajemen pembinaan unit kegiatan mahasiswa di kampus. Teknik analisis data penelitian kualitatif ini dilakukan dengan : reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data merupakan pembuktian bahwa apa yang telah dialami oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada, serta membandingkan hasil wawancara dari informan satu dan dari informan lainnya. Untuk mengetahui keabsahan data peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu uji kredibilitas yaitu dengan memperpanjang masa penelitian wawancara dan dokumentasi di lapangan serta meningkatkan ketekunan dalam melakukan pengamatan, dan triangulasi sumber. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembinaan dan pengembangan manajemen pembinaan kemahasiswaan di Politeknik Negeri Madiun Agar dapat membina dan mengawasi kegiatankegiatan mahasiswa supaya terstruktur dan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai yang diharapkan, dilatarbelakangi oleh adanya persaingan dunia pendidikan. Persaingan dalam dunia pendidikan ini mengharuskan pihak kampus harus bisa membangun image atau kesan. Karena bagaimanapun juga, image ini berpengaruh kepada jumlah mahasiswa yang akan diterima. Kalau image jelek, maka dengan sendirinya halhal yang berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru maka akan mengalami penurunan. Dalam upaya menciptakan image positif tersebut maka dalam proses pengelolaan unit kegiatan kemahasiswaan harus tumbuh kearah proses yang semakin baik. Pihak kampus banyak membina dan mengembangkan potensi dari berbagai segi pembaharuan. Pembinaan dilaksanakan sesuai dengan urutan dan tupoksi yang telah dibuat, sehingga dengan pembaharuan tersebut dapat mengembangkan sumber daya manusia, dalam hal ini adalah pembina UKM supaya bisa meningkatkan pembinaan terhadap mahasiswanya. Salah satu pelaksanaan unsur manajemen yang dilaksanakan di PNM yaitu evaluasi yang dilakukan pada proses penyusunan laporan sesuai pembina masingmasing unit kegiatan dan melakukan pengawasan langsung saat pelaksanaan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan sebelumnya serta untuk memperbaiki proses kegiatan yang lebih baik. Pemilihan kriteria pembina yang profesional didasarkan dan dipertimbangkan dari hal-hal sebagai berikut : berprestasi dalam bidangnya, memiliki kemampuan yang tajam, dan berwawasan luas. Hal ini sesuai dengan pernyataan TIM Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2009: 211). Hasil penelitian menunjukan bahwa pembinaan dan pengembangan kegiatan kemahasiswaan pada Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) di Politeknik Negeri Madiun berjalan secara baik dan terarah. Pembina melaksanakan pembinaan sesuai dengan tupoksi dan peraturan yang berlaku. Dimulai dari perencanaan, pengelolaan berdasarkan urutan dan fungsi hingga mencapai tujuan output yang baik. UKKI sebagai wadah atau tempat penyaluran bakat dan minat dalam kehidupan berkelomppok mahasiswa dalam bekerjasama untuk 3

Epicheirisi. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 mencapai tujuan bersama. Sedangkan tujuannya agar menjadi wadah kegiatan yang lebih bermutu dan memiliki tujuan melatih mahasiswa untuk bekerjasama dan berorganisasi dengan baik dan menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan kerohanian mahasiswa. Pembina UKKI bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan dan pengembangan organisasi kemahasiswaan UKKI. Hal ini sejalan dengan Wahjosumidjo (1999), bahwa pengelolaan Organisasi kemahasiswaan sebagai berikut: (1) pembina UKM bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan organisasi kemahasiswaan, (2) perwakilan kelas bertugas memilih ketua UKM, mengajukan usul-usul untuk dijadikan program kerja dan menilai laporan pertanggung jawaban pada akhir masa jabatan. Perwakilan kelas bertanggung jawab langsung kepada pembina UKM, (3) Pengurus UKM bertugas menyusun program kerja dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban pada akhir masa jabatan. Pengurus UKKI bertanggungjawab langsung kepada perwakilan mahasiswa dan pembina UKKI. Pengurus UKKI mempunyai masa kerja selama satu tahun pelajaran. Pengembangan organisasi yang efektif di kampus berpengaruh positif terhadap pendidikan dan dapat menjamin partisipasi mahasiswa dalam program pendidikan tinggi yang bersangkutan, serta program yang lain seperti program penelitian dan program pengabdian kepada masyarakat. Pembinaan dan pengembangan UKKI di Politeknik Negeri Madiun bahwa peran UKKI sangatlah diperlukan atau penting untuk dapat menjadi wadah aspirasi bagi mahasiswa, sehingga pada pelaksanaannya perlu lebih diawasi agar pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan UKKI tetap berkualitas yang pada akhirnya bermanfaat bagi anggotanya. Pembinaan UKKI bertujuan untuk menjadikan manusia yang utuh dan siap untuk diterjunkan dimasyarakat dan memberikan bekal yang matang bagi anggotanya agar dapat mendukung perkembangan anggotanya dalam pengelolaan persiapan karir. Hal ini tampak bahwa kegiatan UKKI berfungsi juga untuk mengembangkan persiapan karir yakni melalui pengembangan diri, serta mengembangkan bakat dan minat anggotanya. Hal ini sesuai dengan visi dan misi UKKI dalam upaya pembinaan pribadi yaitu menuju pembinaan manusia seutuhnya. Dengan tujuan memberikan nilai tambah personal sumber daya manusia dari masing-masing mahasiswa dengan mengaplikasikannya didalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat dan minat mahasiswa tersebut. Hal ini sependapat dengan Wahjosumidjo (1999), pengelolaan organisasi kemahasiswaan sebagai berikut: Kegiatan kemahasiswaan ini berbentuk berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki oleh mahasiswa. Setiap mahasiswa tidak harus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Mahasiswa dapat memilih kegiatan mana yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bisa dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan wadah kegiatan mahasiswa diluar belajar atau diluar kegiatan kurikuler. Contoh kegiatan ekstrakurikuler: UKM (Unit Kegiatan kemahasiswaan), Rohis (Rohani Islam), kelompok karate, kelompok silat, kelompok basket, Pramuka, kelompok Teater, dan lain-lain. Melalui UKM mahasiswa bisa memupuk jiwa sportif dalam segala perlombaan, contohnya bola basket atau futsal, baik yang digelar secara internal dengan sekolah lain, ekstrakurikuler juga bisa mengajarkan anak akan arti organisasi, walaupun dalam segala yang kecil. Disana mahasiswa bisa belajar menjadi pemimpin, pengurus, atau bahkan belajar mengemas suatu acara yang menarik dalam sebuah pameran ekskul. Banyak hal positif yang dapat diperoleh mahasiswa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. B. Upaya peningkatan pengelolaan unit kegiatan kemahasiswaan di Politeknik Negeri Madiun Pembinaan manajemen pembinaan kemahasiswaan UKKI dalam upaya menunjang keberhasilannya yaitu setiap anggotanya bersama-sama mencoba untuk menjadi mahasiswa lebih baik dan bisa menjadi pribadi yang dewasa dan berkarakter. Kegiatan manajemen pembinaan kemahasiswaan UKKI diupayakan untuk mempersatukan mahasiswa yang mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbedaan. Kegiatan manajemen UKKI haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembinaan mahasiswa secara setara dan seimbang. Penyelenggara UKKI mengacu pada peraturan yang berlaku. Pada saat program dilaksanakan, manajemen pembinaan kemahasiswaan UKKI mempunyai tujuan yang sama untuk mendukung tujuan manajemen kampus secara keseluruhan. Segala bentuk kegiatan manajemen pembinaan kemahasiswaan haruslah mengandung misi pendidikan dan dalam rangka mendidik mahasiswa. Proses menyusun perencanaan UKKI menghasilkan program atau rencana kegiatan mahasiswa yang mencakup seluruh kegiatan mahasiswa, menghasilkan standar dan target prestasi mahasiswa, serta rencana pengawasan yang dilakukan dan diarahkan pada pengawasan tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan. Pengorganisasian UKKI yaitu pembagian tupoksi kepada stakeholder yang terlibat, selanjutnya Pembina UKKI bertugas sebagai penggerak yang mendorong para anggota untuk melaksanakan tupoksinya dengan penuh semangat dan motivasi yang tinggi. Sahertian, (1994) mengatakan bahwa upaya peningkatan manajemen pembinaan kemahasiswaan sebagai berikut: Implementasi manajemen pembinaan kemahasiswaan dalam meningkatkan prestasi mahasiswa, akan lebih baik jika dikelola sendiri secara terarah dalam wadah organisasi kemahasiswaan. Tujuan diadakan organisasi adalah : (1) memberi bekal ketrampilan, kepemimpinan, daya kreasi, patriotisme dan kepribadian yang luhur, berkarakter, (2) melibatkan mahasiswa dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara, dan (3) membina mahasiswa berorganisasi untuk mengembangkan kepemimpinan mereka. Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya peningkatan pengelolaan kemahasiswaan UKKI di Politeknik Negeri Madiun melakukan kerjasama antara lembaga, serta semua unsur di dalam kegiatan UKKI yaitu wakil kemahasiswaan, pembina dan UKM masing-masing 4

bidang yang lain. UKKI berupaya lebih baik dalam memberi bekal pengetahuan dan siap untuk diarahkan kearah yang lebih fokus dan berkembang sesuai bakat dan minat yang diupayakan mampu meraih prestasi yang lebih baik. PENUTUP Kesimpulan Dari apa yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembinaan dan pengembangan manajemen UKKI di Politeknik Negeri Madiun mempunyai peranan penting dalam meningkatkan prestasi mahasiswa untuk mengoptimalkan bakat dan minat serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. 2. Pelaksanaan proses pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan UKKI dilakukan dengan cara bekerjasama dengan tujuan untuk memajukan dan menjadikan mutu pembinaan menjadi lebih baik. Proses pembinaan UKKI dilakukan dengan melakukan proses secara terstruktur dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen pembinaan kemahasiswaan itu sendiri. 3. UKKI Politeknik Negeri Madiun merupakan wadah pembinaaan dan pengembangan kerohanian mahasiswa, membantu menyalurkan serta mengembangkan kreatifitas mahasiswa. Proses dilakukan sesuai dengan buku panduan. Banyak hal positif yang dapat diperoleh mahasiswa dengan mengikuti kegiatan UKKI. 4. Upaya-upaya peningkatan pengelolaan kemahasiswaan Politeknik Negeri Madiun yaitu dengan berusaha memadukan peran aktif dari orang tua di rumah dan pihak kampus. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan manajemen tingkat mahasiswa seperti outbond bagi pihak pembina dan pengurus UKKI, pemberian motivasi kepada anggotanya, serta pemberian bekal yang matang pada proses pembinaannya. SARAN Saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kedudukan pembina dalam proses pembinaan dan pengembangan ikut berperan penting dan meningkatkan kualitas Politeknik Negeri Madiun, seperti melakukan keseluruhan pengawasan yang mengarah pada pelaksanaan manajemen pembinaan kemahasiswaan khususnya dalam proses pembinaaan dan pengembangan UKKI. 2. Pengurus UKKI dalam manajemen pembinaan kemahasiswaan hendaklah menganalisis faktor-faktor yang akan menghambat kegiatan pelaksanaan dalam bidang pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan, sehingga faktor penghambat keberhasilan suatu program dapat diminimalisir dan nantinya pelaksanaan kemahasiswaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. 3. Pembina UKKI hendaknya mempertahankan dan meningkatkan inovasi untuk mendukung proses pembinaaan dan pengembangan kemahasiswaan yang lebih tersusun dalam program kerja serta mengawasi setiap kegiatan yang dilaksanakan agar tidak terlepas dari tujuan. 4. Untuk peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan informasi dalam mengembangkan dan melaksanakan penelitian sejenis dalam bidang manajemen pembinaan kemahasiswaan di kampus. 5. Hasil semua kegiatan pembinaan dan pengembangan serta upaya-upaya yang dilakukan dalam manajemen kemahasiswaan UKKI perlu dipertahankan dan ditingkatkan sebagai acuan Politeknik Negeri Madiun mengembangkan inovasi-inovasi berdasarkan teori serta implementasi yang kongkrit. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media. Daryanto. 2011. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta. E, Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:Remaja Rosda karya. Imron, dkk. 2003.Manajemen Pendidikan Analisis dan Aplikasinya dalam Intitusi Pendidikan. Malang:UNM Minarti. 2011. Manajemen Sekolah: Pengelolaan Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Moleong. 2011. Metodologi Peneltian Kualitatif.Bandung: PT Rosdakarya. Pidarta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama. Roesminingsih dan Susarno Hadi, Lamijan. 2011. Teori dan Praktek Pendidikan. Surabaya: FIP UNESA. Sahertian. 1994. Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Offset. Sa ud, Syaefudin dan Makmun, Syamsuddin. 2009. Perencanaan Pendidikan: suatu pendekatan komperehemsif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suharno. 2008. Manajemen Pendidikan. Surakarta: lembaga pengembangan Pendidikan, dan UPT penerbitan dan pencetakan UNS (UNS Press). Suwarno. 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Surabaya: Aksara Baru Tilaar, H.A.R.2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. UPI, Tim Dosen. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 5