BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

belajarmengajar, misalnya menyediakan Infocus, peta konsep, laboratorium, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar sehingga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pembelajaran bagi siswa. Guru sebagai pelaksana pembelajaran

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat. sudah banyak gedung-gedung sekolah yang dibangun.

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. boleh mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalamnya. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, maka setiap bangsa harus membenahi sektor pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan Pendidikan Nasional seperti yang telah dirumuskan dalam pembukaan UU Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi, melalui dunia pendidikan ini diharapkan akan menghasilkan generasi muda yang cerdas, berintelektual, serta kritis. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat siswa membina ilmu dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakikat materi pembelajaran dan menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar. Penggunaan model pembelajaran yang melibatkan siswa merupakan upaya dalam memberdayakan kemampuan siswa. Pembelajaran yang melibatkan siswa, menegaskan bahwa guru bukan sekedar mengajarkan ilmu pengetahuan, namun 1

2 juga memberikan motivasi dan pengarahan sikap serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan, bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan cenderung menggunakan pembelajaran konvensional. Dimana guru kurang melibatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya menerima materi pembelajaran secara pasif sehingga kurang mengembangkan aktivitas siswa. Mata pelajaran akuntansi membutuhkan konsentrasi dan ketelitian. Sehingga siswa sering merasa bosan dan sulit untuk mempelajari pelajaran akuntansi. Pembelajaran konvensional yang kurang mengembangkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar akuntansi berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Menurut Suprijono (2010:12) guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima, pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif, dimana guru bertindak sebagai panglima, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui. Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil belajar siswa dibawah ini: Jumlah siswa kelas XII IPS 1 Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa SMA Swasta Methodist 1 Medan Kelas XII IPS 1 Tuntas (70-100) Nilai UH I Tidak tuntas (0-69) Tuntas (70-100) Nilai UH II Tidak tuntas (0-69) 38 orang 16 22 13 25 Rata-rata 42% 58% 34% 66%

3 Melihat kondisi diatas, maka peneliti berpendapat bahwa perlu suatu rancangan yang membangun suasana belajar yang dapat meningkatkan aktivitas dan kerjasama antara satu dengan yang lain sehingga proses belajar mengajar tidak monoton dan lebih berinteraktif. Keaktifan dalam proses belajar mengajar akan mengembangkan kemampuan pengetahuan secara pribadi maupun kelompok. Berdasarkan masalah diatas maka perlu dirancang suatu model pembelajaran yang lebih melibatkan siswa sehingga menjadi aktif, interaktif, dan menyenangkan. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan secara pribadi, dan mampu menyampaikan pemikirannya kepada guru maupun temannya. Menurut Arends terjemahan Prajitno (2008:295) model Explicit Instruction baik digunakan karena dimaksudkan untuk menuntaskan dua hasil utama belajar, yaitu penguasaan isi akademik yang distrukturisasikan dengan baik dan penguasaan semua jenis keterampilan. Sedangkan menurut Nurhay (diakses 9 Maret 2013) model Lottery Card baik digunakan karena suasana pembelajaran menjadi kooperatif, dimana siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari setiap pertanyaan. Maka salah satu cara yang diharapkan yaitu dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card. Model pembelajaran Explicit Instruction dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif

4 merupakan pengetahuan yang dapat diungkapkan dengan kata-kata, sedangkan pengetahuan prosedural berarti pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Jadi model ini dapat digunakan pada semua materi pelajaran. Dan model ini terdiri dari lima tahapan, yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, mendemonstrasikan/menyampaikan materi pelajaran, memberikan latihan awal, umpan balik dan memberikan latihan lanjutan. Sedangkan model pembelajaran Lottery Card dirancang seperti permainan arisan, siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan akan diberi kartu soal untuk menuliskan pertanyaannya dan kertas jawaban untuk menuliskan jawabannya, kemudian siswa memasukkan kartu soal yang telah berisi pertanyaan ke dalam gelas setelah itu gelas dikocok, kartu soal yang jatuh akan dibacakan dan dijawab oleh siswa yang memegang kertas jawaban, siswa akan bersiap-siap menunggu giliran untuk menjawab pertanyaan yang ada. Melalui model ini siswa diharapkan memahami suatu permasalahan dan mencari penyelesaiannya dengan pemikiran secara individu yang kemudian didiskusikan dengan teman kelompoknya sehingga memotivasi siswa untuk dapat menyampaikan aspirasinya. Pengkolaborasian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi masalah yang ada selama pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

5 Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana cara untuk meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana cara untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 3. Apakah penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 4. Apakah penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 5. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siklus I dan siklus II pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

6 1. Apakah penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 2. Apakah penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 3. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siklus I dan siklus II pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 1.4. Pemecahan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) disebabkan karena penerapan metode pembelajaran yang monoton, tidak bervariasi dan tidak melibatkan siswa secara aktif selama proses belajar mengajar. Untuk itu perlu diadakan perubahan. Untuk memecahkan masalah diatas maka digunakan penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card pada materi pelajaran akuntansi di SMA Swasta Methodist 1 Medan. Model pembelajaran Explicit Instruction memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa terlibat dalam seluruh langkah-langkah pembelajaran, karena langkah-langkah model ini terdiri dari demonstrasi yang dilanjutkan dengan latihan awal serta umpan balik tentang

7 materi yang dijelaskan dan kemudian latihan lanjutan. Model ini menekankan pembelajaran pada pemberian pengetahuan deklaratif dan prosedural. Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan yang dapat diungkapkan dengan kata-kata untuk mengetahui sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu yang dilakukan setahap demi setahap. Untuk memperdalam pemahaman siswa, guru akan mengadakan pembelajaran seperti bermain kartu arisan (lottery card). Siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 4 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). Guru akan memberikan kepada masing-masing siswa kartu soal berukuran 5x5 cm untuk menuliskan pertanyaannya dan memberikan kertas jawaban berukuran 10x10 cm untuk menuliskan jawabannya. Guru akan menyuruh siswa memasukkan gulungan kartu soal ke dalam gelas yang kemudian dikocok, kartu soal yang jatuh akan dibacakan dan dijawab oleh siswa yang memegang kertas jawaban, dengan begitu siswa akan bersiap-siap menunggu giliran untuk menjawab soal/pertanyaan yang ada. Dengan model ini kegiatan belajar seperti permainan yang dapat memberikan hiburan dan memacu semangat untuk aktif dalam menjawab pertanyaan. Penerapan model Explicit Instruction dan Lottery Card diharapkan dapat memacu aktivitas siswa dan menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat sehingga diharapkan akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

8 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card. 3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi yang signifikan siklus I dan siklus II melalui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.6. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dengan menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dan model pembelajaran Lottery Card dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Swasta Methodist 1 Medan.

9 2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah khususnya kepada guru mata pelajaran akuntansi agar dapat menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dan Lottery Card untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 3. Untuk menambah literatur dalam perpustakaan UNIMED sebagai referensi dan masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang relevan.