Nilai Rasio Antara Kekuatan Dan Berat Untuk Beberapa Jenis Konfigurasi Jembatan Rangka Kayu

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONFIGURASI RANGKA DAN OPTIMASI PROFIL TERHADAP KINERJA PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

STUDI VARIASI PRATEGANG EKSTERNAL DALAM REHABILITASI JEMBATAN RANGKA BAJA TIPE WARREN

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

PENELITIAN PENGARUH PENAMBAHAN BEBAN PADA RANGKA ATAP TERHADAP LENDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG)

yang optimal sehingga dapat menekan biaya konstruksi namun tetap memenuhi persyaratan. Jenis jembatan rangka yang digunakan penulis dalam penelitian i

PENGGUNAAN RANTING BAMBU ORI (BAMBUSA ARUNDINACEA) SEBAGAI KONEKTOR PADA STRUKTUR TRUSS BAMBU (053S)

ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA

Studi Alternatif Bentuk Rangka Jembatan Canai Dingin Untuk Pejalan Kaki Bentang Kecil Terhadap Rasio Berat dan Lendutan

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

STUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR

JEMBATAN. Februari Bahan Bahan Jembatan

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BAB I PENDAHULUAN. baja. Akan tetapi kayu yang juga merupakan salah satu bahan konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN...1

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

Oleh : As at Pujianto

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

PENGARUH VARIASI CAMBER TERHADAP PERILAKU JEMBATAN RANGKA BAJA

TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

JEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan

Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

PROSENTASE PENURUNAN LENDUTAN PADA MODEL JEMBATAN RANGKA BAJA AKIBAT PENAMBAHAN KABEL PRATEGANG EKSTERNAL TIPE TRAPESIUM

Jl. Banyumas Wonosobo

PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI

PEMBANDINGAN DISAIN JEMBATAN RANGKA BAJA MENGGUNAKAN PERATURAN AASHTO DAN RSNI

ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN. Andri Handoko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA

UJI EKSPERIMENTAL PROFIL BAJA HOLLOW YANG DIISI MORTAR FAS 0,4

PROSENTASE PENURUNAN LENDUTAN MODEL JEMBATAN RANGKA BAJA AKIBAT PENGGUNAAN KABEL PRATEGANG INTERNAL TIPE SEGITIGA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

V. PENDIMENSIAN BATANG

LAPORAN AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DAN RIGIDITAS RANGKA BATANG PAPAN KAYU

Kajian Pemakaian Profil Fiber Reinforced Polymer (FRP) sebagai Elemen Struktur Jembatan Gantung Lalu Lintas Ringan

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan

BAB I PENDAHULUAN. Berikut beberapa jenis jembatan :

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

TEGANGAN DAN ROTASI BATANG TEPI BAWAH JEMBATAN BOOMERANG BRIDGE AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDY PEMODELAN STRUKTUR SUBMERGED FLOATING TUNNEL

BAB I PENDAHULUAN. dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT (251M)

penelitian dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan penelitian yang

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

PENGARUH PENGENCANGAN BAUT TERHADAP LENDUTAN PADA MODEL JEMBATAN RANGKA BAJA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

PERENCANAAN JEMBATAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG TUKAD YEH PENET, DI SANGEH

BAB IV ANALISA STRUKTUR

KUAT LENTUR DAN PERILAKU LANTAI KAYU DOUBLE STRESS SKIN PANEL (250M)

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

PERANCANGAN JEMBATAN

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PAKU (252M)

DESAIN ALAT UKUR DEFLEKSI JEMBATAN MODEL SEGITIGA PADA JEMBATAN RANGKA BAJA. Oleh : YAKOBUS ARYO PRAMUDITO NPM. :

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

STUDI LITERATUR PERANCANGAN DIMENSI RANGKA BATANG BAJA RINGAN BERDASARKAN ANALISIS LENDUTAN DAN KEKUATAN BAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

METODOLOGI PENELITIAN

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PENGGUNAAN KAWAT BAJA SEBAGAI PENGGANTI BATANG TARIK PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Bambu. Peralatan Bangunan

Transkripsi:

Nilai Rasio Antara Kekuatan Dan Berat Untuk Beberapa Jenis Konfigurasi Jembatan Rangka Kayu Handika Setya Wijaya 1), Blima Oktaviastuti 2) 1,2) Teknik Sipil, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Jl. Telaga Warna, Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang Email : handika.civilunitri@gmail.com ABSTRAK : Jembatan merupakan infrastruktur vital di Indonesia. Salah satu jenis jembatan adalah jembatan kayu. Jembatan kayu adalah jembatan dengan material yang dapat diperbaharui yaitu kayu. Tujuan penulisan artikel adalah memberikan informasi mengenai perhitungan rasio antara kekuatan dan berat jembatan dari beberapa jenis rangka pada jembatan kayu. Dengan adanya perhitungan rasio ini akan didapat struktur jembatan rangka kayu yang kuat dan ekonomis. Dimensi keseluruhan batang dari beberapa jenis rangka sama yaitu berdimensi 40 x 40 mm. Analisis struktur jembatan menggunakan software Staad Pro 2004 untuk memperoleh gaya-gaya dalam pada struktur jembatan. Beban maksimal yang dikenakan adalah 250 kg. Dalam penelitian ini, rangka yang akan dibandingkan adalah rangka Baltimore, Howe, Pratt, Warren, dan K-Truss. Dari segi kekuatan yang diwakili oleh lendutan, dapat dilihat bahwa lendutan terbesar adalah pada tipe rangka Howe dengan 1.294 mm, sedangkan lendutan terkecil pada rangka K-Truss dengan 0.925 mm. Dari segi berat jembatan, dapat dilihat bahwa berat terbesar terdapat pada tipe rangka Baltimore dengan 60.92 kg, sedangkan berat terkecil terdapat pada tipe rangka Howe, Partt dan Warren dengan 50.64kg. selanjutnya didapatkan rasio antara kekuatan dan berat jembatan yang hasilnya menunjukkan menunjukkan bahwa K-Truss mempunyai rasio kekuatan dan berat jembatan yang paling kecil jika dibandingan rangka lain dengan rasio 52.7. KEYWORDS: Jembatan kayu, Berat jembatan, Lendutan jembatan, Rasio Berat dan Lendutan 1. PENDAHULUAN Jembatan merupakan infrastruktur vital di Indonesia yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil yang berjumlah sekitar 17.000 pulau [1]. Salah satu jembatan yang menghubungkan transportasi antar daerah adalah jembatan kayu. Jembatan kayu adalah jembatan dengan material kayu yang bersifat renewable. Jembatan kayu lebih sesuai untuk konstruksi sederhana dengan bentang pendek, mengingat dibatasi oleh panjang dan kemampuan bahan [2]. batang). Dengan pembebanan yang terjadi pada joint-joint, gaya dalam pada batang adalah gaya aksial (gaya normal). Untuk menentukan jembatan tersebut merupakan struktur statis tertenru maka digunakan Persamaan 1. M + R = 2J (1) Keterangan : M = Jumlah Batang R = Jumlah Reaksi Perletakan J = Jumlah Joint Material kayu memiliki beberapa keuntungan, yaitu kayu relatif ringan dan konstruksi relatif murah. Pekerjaanpekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus dan tenaga ahli tinggi. Kayu tidak dipengaruhi oleh korosi seperti layaknya baja dan beton, serta merupakan bahan yang estetik bila didesain dengan benar. Dari tinjauan emisi karbon, kayu merupakan material yang paling ramah lingkungan jika dibandingkan dengan beton dan baja. Emisi karbon untuk menghasilkan 1 ton kayu hanya 50 kg C/ton. Hal itu sangat jauh jika dibandingkan dengan beton dan baja yang masing-masing mengeluarkan 210 kg C/ ton dan 660 kg C/ton [3]. Kayu yang dipakai adalah Kayu Kamper (Dryobalanops sp.). Kelas kuat kayu II dan kelas awet kayu yaitu II III. Pada rangka batang, batang-batang (bars) disusun sehingga sumbu batang-batang tersebut menjadi bentuk susunan yang terdiri dari satu atau lebih dari satu segitiga dengan joint pada sudut-sudutnya (titik kumpul sumbu 9 Gambar 1. Tipe-tipe rangka jembatan (Sumber: wikibooks) [5] Tujuan penulisan artikel adalah memberikan informasi mengenai perhitungan rasio antara kekuatan dan berat jembatan dari beberapa jenis rangka pada jembatan kayu. Dengan adanya perhitungan rasio ini akan didapat struktur jembatan rangka kayu yang kuat dan ekonomis. Dimensi keseluruhan batang dari beberapa jenis rangka

sama yaitu berdimensi 160 x 160 mm. Peraturan yang dipakai menggunakan Bridge Management System (BMS) Tahun 1992 dan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) [4]. Detail variasi benda uji dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Variasi dimensi dan berat dari beberapa rangka jembatan Model Jembatan L B H m m m BALTIMORE 47.60 0.04 0.04 HOWE 39.56 0.04 0.04 PRATT 39.56 0.04 0.04 WARREN 39.56 0.04 0.04 K - Truss 44.48 0.04 0.04 Dalam penelitian ini, rangka yang akan dibandingkan adalah rangka Baltimore, Howe, Pratt, Warren, dan K-Truss. Unsur kekuatan dalam jembatan dilihat dari seberapa kecil lendutan yang terjadi pada jembatan. Sedangkan unsur berat dilihat dari seberapa ringan jumlah total rangka batang yang telah didesain. Analisis menggunakan sofware Staad Pro 2004 untuk memperoleh gaya-gaya dalam pada struktur jembatan. Beban maksimal yang dikenakan adalah 250 kg. 2. METODE PENELITIAN Untuk mengetahui pengaruh konfigurasi rangka yang mempunyai lendutan kecil dan kebutuhan material yang sedikit dilakukan melalui analisis numerik yang didukung data-data sifat-sifat fisik dan mekanik Kayu Kamper yang diperoleh dari www.kayu123.com yang dapat dilihat pada Tabel 1. lendutan maksimum. Lendutan tersebut merupakan aspek dari kekuatan jembatan rangka kayu. Kekuatan tersebut akan dikawinkan dengan berat jembatan yang terdapat pada masing masing rangka. Rasio antara kekuatan dan berat jembatan yang terkecil yang merupakan indikator efisiensi penggunaan material sehingga akan tercipta konfigurasi struktur rangka jembatan yang kuat dan ekonomis. 2.2 Pemodelan Struktur Jembatan Rangka Pemodelan jembatan rangka kayu didasarkan pada lima jenis jembatan rangka, yaitu Tipe Rangka Baltimore, Howe, Pratt, Warren, dan K-Truss dengan data perencanaan untuk pemodelan jembatan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai beikut: Tabel 3. Data pemodelan struktur jembatan rangka Bentang teoritis Lebar jembatan Tinggi jembatan Lantai jembatan Lantai jembatan Jumlah segmen Tumpuan/ perletakan Sambungan Material 4.0 meter 0.8 meter 0.5 meter Jembatan rangka kayu dengan lantai kendaraan di bawah (Trough Type Truss) Multipleks 9 mm 5 segmen Sendi dan rol Paku Kayu Kamper 2.3 Konfigurasi Rangka Lima konfigurasi yang akan dianalisis dengan softwere Staadpro 2004 dapat dilihat pada gambar 2-6 sebagai berikut : Tabel 2. Sifat fisik dan mekanik kayu Kamper (sumber : www.kayu123.com) [6] Nama Komersial Warna kayu Tekstur Kelas awet Kelas kuat Kembang susut Berat jenis kering Modulus elastisitas Kegunaan Kapur Kayu teras warna merah dan kayu gubal warna putih sampai coklat kuning muda Agak kasar dan merata II-III I-II Sedang 0.0008 kg/cm³ 100.000 kg/cm² Kayu bangunan, plywood kayu, lantai, papan, dll. Gambar 2. Geometri struktur rangka Baltimore (Sumber: hasil 2.1 Metode Analisis Jembatan Rangka Kayu Pada penelitian ini, analisis struktur rangka jembatan kayu akan dianalisis dengan menggunakan softwere Staad Pro 2004 yang merupakan softwere dengan pendekatan metode elemen hingga. Konfigurasi beberapa rangka kayu yaitu Rangka Baltimore, Howe, Pratt, Warren dan K-Truss akan dianalisis mulai dari input geometri struktur, pembebanan, dan tumpuannya yang akhirnya akan diperoleh 10 Gambar 3. Geometri struktur rangka Howe (Sumber: hasil

akan tercipta konfigurasi struktur rangka jembatan yang kuat dan ekonomis. 3. DISKUSI HASIL PENELITIAN Gambar 4. Geometri struktur rangka Pratt (Sumber: hasil 3.1 Lendutan Dari beberapa bentuk rangka yang ada, telah dianalisa lima bentuk rangka jembatan dengan spesifikasi teknis dimensi rangka dan standar pembebanan yang sama dengan menggunakan softwere StaadPro. Untuk geometri struktur dan bentuk lendutannya dilihat pada gambar 2-6. a. Baltimore Truss Gambar 7. Lendutan pada jembatan tipe Baltimore (Sumber: hasil b. Howe Truss Gambar 5. Geometri struktur rangka Warren (Sumber: hasil Gambar 8. Lendutan pada jembatan tipe Howe (Sumber: hasil c. Pratt Truss Gambar 9. Lendutan pada jembatan tipe Pratt (Sumber: hasil d. Warren Truss Gambar 6. Geometri struktur rangka K-Truss (Sumber: hasil 2.4 Analisis Lendutan Analisis lendutan pada pemodelan jembatan rangka menggunakan analisis Staad Pro 2004 dengan model 3 diemensi. Pembebanan yang digunakan yaitu berat jembatan itu sendiri dan beban titik sebesar 250 kg di tengah bentang. Lendutan yang dicari adalah lendutan maksimum hasil softwere StaadPro yang nantinya akan dikontrol apakah lendutan tersebut melebihi lendutan ijin atau tidak. Gambar 10. Lendutan pada jembatan tipe Warren (Sumber: hasil e. K - Truss 2.5 Analisis Rasio antara Kekuatan dan Berat Jembatan Lendutan mewakili aspek dari kekuatan jembatan rangka kayu. Kekuatan tersebut akan dikawinkan dengan berat jembatan yang terdapat pada masing masing rangka. Rasio antara kekuatan dan berat jembatan yang terkecil yang merupakan indikator efisiensi penggunaan material sehingga 11 Gambar 11. Lendutan pada jembatan tipe K-Truss (Sumber: hasil Dari hasil analisa dengan menggunkan softwere Staadpro 2004 dihasilkan lendutan maksimum pada jembatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.

RASIO KEKUATAN DAN BERAT LENDUTAN (mm) BERAT JEMBATAN (kg) Jurnal Rekayasa Tenik Sipil Universitas Madura Vol. 2 No.1 Juni 2017 ISSN 2527-5542 Berat jembatan masing-masing tipe rangka 80 Tabel 4. Lendutan maksimum masing-masing variabel tipe rangka Lendutan maks. Model Jembatan (Δ) mm BALTIMORE 1.182 HOWE 1.294 PRATT 1.235 WARREN 1.178 K - Truss 0.925 Lendutan jembatan masing-masing tipe rangka 1.5 1 0.5 0 BALTIMORE HOWE PRATT WARREN K - Truss TIPE RANGKA Gambar 12. Lendutan masing-masing variabel tipe rangka Dari kelima variasi tersebut dapat dilihat bahwa lendutan terbesar adalah pada tipe rangka Howe dengan 1.294 mm, sedangkan lendutan terkecil terjadi pada tipe rangka K-Truss dengan 0.925 mm. 3.2 Berat Jembatan Berat jembatan dari kelima variasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Berat jembatan masing-masing variabel tipe rangka Model L B H BJ m Jembatan kg/ m m m m³ kg BALTIMORE 47.60 0.04 0.04 800 60.92 HOWE 39.56 0.04 0.04 800 50.64 PRATT 39.56 0.04 0.04 800 50.64 WARREN 39.56 0.04 0.04 800 50.64 K - Truss 44.48 0.04 0.04 800 56.93 Dari kelima variasi tersebut dapat dilihat bahwa berat jembatan terbesar adalah pada tipe rangka Baltimore dengan 60.92 kg, sedangkan berat jembatan terkecil terjadi pada tipe rangka Howe, Pratt dan Warren yaitu 56.93 kg. 60 40 20 0 Gambar 13. Berat masing-masing variabel tipe rangka 3.3 Rasio antara Kekuatan dan Berat Jembatan Rasio yang paling baik dari perbandingan rangka ini adalah ketika rasio antara kekuatan dan berat rangka jembatan yang paling kecil. Untuk rasio antara kekuatan dan berat jembatan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rasio antara lendutan dan berat jembatan masingmasing variabel tipe rangka Model Jembatan BALTIMORE HOWE PRATT WARREN K - Truss Berat (m) Lendutan maks (Δ) Rasio kg mm BALTIMORE 60.92 1.182 72.0 HOWE 50.64 1.294 65.5 PRATT 50.64 1.235 62.5 WARREN 50.64 1.178 59.7 K - Truss 56.93 0.925 52.7 80 70 60 50 40 30 20 10 00 TIPE RANGKA Perbandingan Rasio Kekuatan dan Berat BALTIMORE HOWE PRATT WARREN K - TRUSS JENIS RANGKA Gambar 14. Rasio antara kekuatan dan berat jembatan masing-masing variabel tipe rangka Dari Gambar 13. menunjukkan menunjukkan bahwa K-Truss mempunyai rasio kekuatan dan berat jembatan yang paling kecil jika dibandingan dengan rangka Baltimore, Howe, Pratt dan Waren. Sehingga tipe rangka K-Truss mempunyai nilai yang optimal jika dibandingan dengan tipe rangka lain. Dari segi kekuatan yaitu lendutannya yang paling kecil dari pada tipe rangka yang lain, sehingga tipe rangka K-Truss dapat dijadikan referensi untuk perencanaan konstruksi jembatan kayu. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa: 12

1) Dari segi berat jembatan, tipe rangka Warren, Howe dan Pratt mempunyai berat jembatan terkecil yaitu 50.64 kg. 2) Dari segi kekuatan atau lendutan, tipe rangka K-Truss mempunyai Lendutan terkecil yaitu 0.925 mm. 3) Dari hasil rasio antara kekuatan dan berat jembatan menunjukkan menunjukkan bahwa K-Truss mempunyai rasio yang paling kecil jika dibandingan dengan rangka Baltimore, Howe, Pratt dan Waren dengan nilai 53. DAFTAR RUJUKAN BMS, 1992, Bridge Desaign Code Vol. 1, Bridge Management System, Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum Muntohar, S. & Supriyadi. 2007. Jembatan. Yogyakarta: Betta Offset. Suryoatmono, B. 2013. Kayu Rekayasa Sebagai Masa Depan Struktur Kayu Indonesia. Makalah disajikan dalam The 2nd Indonesian Structural Engineering And Materials Symposium, Jurusan Teknik Sipil Universitas Parahyangan, Bandung 7-8 November. YLPMB, 1978, Peraturan konstruksi kayu Indonesia NI-5 PKKI 1961, Jakarta. Wikibuku. (2012, 29 Maret). Rekayasa Lalu Lintas/Jembatan. Diperoleh 26 Mei 2017, dari https://id.wikibooks.org/wiki/rekayasa_lalu_lintas/j embatan/ www.kayu123.com. (2017, 1 Mei). Identifikasi Kayu Indonesi (Kayu Kapur). Diperoleh 26 Mei 2017, dari http://www.kayu123.com/kayu-kapur/. 13

Halaman ini sengaja dikosongkan 14