BAB I PENDAHULUAN. hanya saja apakah potensi yang diberikan tersebut dapat diaktualisasikan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

I. PENDAHULUAN. sendiri yaitu mempunyai potensi yang luar biasa. Pendidikan yang baik akan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lily Nuzuliah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik dibina untuk. perubahan jaman, bahkan mampu mengendalikannya.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TIM DOKTER KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada

PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM

pembelajaran itu merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain,

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru memiliki peran utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat memenuhi keutuhan atau tujuan yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB V PENUTUP. dijadikan sebagai sumbangan pemikiran yang perlu di pertimbangkan demi

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah*

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. bila dimanfaatkan dengan maksimal akan menghasilkan penemuan-penemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BUPATI BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan diri pelajar (Abu Bakar, 2010 : 8).

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BAB V PENUTUP. berupa wawancara dan dokumentasi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Manusia diciptakan Tuhan sesungguhnya dibekali dengan berbagai potensi. Pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan untuk menghadapi segala tantangan, hanya saja apakah potensi yang diberikan tersebut dapat diaktualisasikan dan dimanfaatkan dengan baik atau tidak. Manusia juga sebenarnya dibekali kemampuan otak yang sangat luar biasa, namun kemampuan tersebut pada umumnya tidak disadari, sehingga manusia hanya sedikit sekali memanfaatkan potensi yang dimilikinya, itupun telah merasa optimal. Pendidikan merupakan jalan yang paling efektif dalam upaya pengembangan kemampuan manusia, namun pada kenyataannya pendidikan belum mampu memerankan tugas dan fungsinya secara optimal. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan bangsa dan Negara ini. Hal ini terbukti bahwa bidang pendidikan merupakan sector yang mendapatkan perhatian dan prioritas dari pemerintah, sebagai usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil, bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2 Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang formal, melalui guru sebagai tenaga pengajar atau pendidik berusaha dengan segala upayanya untuk mengarahkan anak didik pada tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini tentu saja seorang pendidik tidak dapat bekerja sendiri tanpa melibatkan dan mengikutsertakan semua komponen yang mendukung proses pendidikan. Dalam interaksi belajar antara guru dan murid terdapat tugas tersendiri yaitu tugas guru adalah mendidik atau mengajar. Selain tugasnya mengajar, seorang guru dituntut untuk dapat berpartisipasi aktif dalam layanan bimbingan dan konseling agar peserta didik berkembang secara optimal. Layanan bimbingan dan konseling tidak dapat berjalan dengan baik dan optimal sesuai dengan yang diharapkan tanpa adanya partsipasi guru. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal maka seorang guru perlu memiliki pengetahuan tentang program layanan bimbingan dan konseling dan ikut serta berpartisipasi dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling diperlukan disetiap lembaga pendidikan yaitu untuk mengoptimalisasikan peserta didik. Guru memiliki waktu yang terbatas sehingga peran guru saja belum cukup. Siswa perlu mendapatkan perhatian dan bimbingan dari berbagai pihak termasuk konselor untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah baik masalah pribadi, sosial maupun masalah yang lain yang dating dari sudut kehidupan. Pada akhirnya siswa diharapkan mampu mewujudkan kemampuan diri sesungguhnya. Sebagaimana diungkapkan oleh seorang ahli bahwa :

3 Bimbingan adalah sebagai the help given by one person to another in making and adjustment and solving problems. Pengertian bimbingan ini sangat sederhana yaitu bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana si pembimbing menbantu si terbimbing sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah yang dihadapinya. (Arthur J. Jones, 1970) Layanan bimbingan dan konseling tidak dapat berjalan dengan optimal tanpa adanya kerjasama semua komponen yang terdapat di sekolah. Baik dari kepala sekolah, guru kelas, staf tata usaha dan juga siswa itu sendiri. Mereka diharapkan dapat bekerjasama dan berpartisipasi dalam program layanan bimbingan dan konseling. Untuk itu, mereka harus terlebih dahulu mengerti tentang apa fungsi dan tujuan program layanan bimbingan dan konseling. Maka dapat disimpulkan bahwa tugas guru tidak hanya terbatas pada penyajian mata pelajaran akan tetapi seorang guru perlu megetahui tentang program layanan bimbingan dan konseling serta ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling. 2. Masalah a. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah yang terdapat dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Ada guru mata pelajaran yang belum sepenuhnya mengerti tentang fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling. 2. Ada guru mata pelajaran yang tidak berpartisipasi dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling belum maksimal.

4 3. Ada guru mata pelajaran acuh terhadap pelaksanaan layananan bimbingan dan konseling. 4. Ada guuru mata pelajaran mempersepsikan bahwa guru bimbingan dan konseling yang menangani anak yang bermasalah. b. Pembatasan Masalah banyak faktor-faktor atau variabel yang dapat dikaji untuk ditindaklanjuti dalam penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya berbagai keterbatasan yang ada baik waktu, dana maupun jangkauan penulis sehingga dalam penelitian ini tidak semua dapat ditindaklanjuti. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi masalah partisipasi guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di SLTP Negeri I Seputih Raman Tahun Pembelajaran 2009-2010 pada bidang layanan konseling individual dan layanan informasi. c. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini partisipasi guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling kurang optimal. Adapun permasalahannya sebagai adalah : Bagaimana partisipasi guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di SLTP Negeri I Seputih Raman Tahun Pelajaran 2009/ 2010?.

5 B. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari terealisasikannya penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoritis Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, dan wujud dari sumbangan tersebut yaitu ditemukannya hasil-hasil penelitian baru tentang bimbingan dan konseling guna meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. b. Manfaat Praktis Guru bimbingan dan konseling dapat meningkatkan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa dalam pengentasan perkembangan dan masalah. C. KERANGKA PIKIR Partisipasi adalah keterlibatan yang bersifat spontan yang disertai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. (R.A Santoso Sastropoetro) Program layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan dengan efektif tanpa adanya partisipasi guru mata pelajaran dan semua komponen yang ada di sekolah. Guru perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang harus dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan tugas ini dapat

6 memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksanannya kegiatan itu. Sehubungan dengan itu, Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) menyatakan bahwa fungsi bimbingan dalam proses belajar-mengajar itu merupakan salah satu kompetensi guru yang terpadu dalam keseluruhan pribadinya. Perwujudan kompetensi ini tampak dalam kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan karakteristik siswa dan suasana belajarnya. Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling sangat membutuhkan data pribadi siswa. Data tersebut dapat diperoleh melalui alat pengumpulan data, misalnya tes, wawancara, observasi dan sebagainya. Disamping alat-alat tersebut, keterangan langsung dari guru mata pelajaran mengenai perkembangan pribadi anak didiknya. Hal tersebut sangat penting karena setiap hari guru mata pelajaran bergaul dengan anak didiknya. Untuk mencapai keterampilan hidup yang butuhkan siswa, tidak cukup hanya diberi peljaran bidang studi saja, namun diperlukan bimbingan dan konseling karena bimbingan dan konseling bagi siswa adalah untuk mencapai kepribadian sosial, belajar, dan karier. Agar tugas guru pembimbing lebih efektif, maka perlu adanya partisipasi dari guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling. Dalam W.S. Winnkel & M.M. Sri Hastuti 2004:163), Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan, disebutkan Kepala Sekolah, Guru Kelas dan Penyuluh Pendidikan. Kepala Sekolah berkedudukan sebagai penanggung jawab penuh dan bertugas merencanakan program bimbingan, mengintegrasikan program bimbingan dengan program pengajaran, mengawasi pelaksanaan program bimbingan, serta

7 menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. Guru kelas berkedudukan sebagai pelaksana utama program bimbingan dan bertugas menjadi penyuluh bagi kelas tertentu, mengumpulkan informasi, serta melakukan tindak lanjut. Penyuluh pendidikan berkedudukan sebagai pejabat untuk suatu wilayah, yang mencakup beberapa sekolah dasar, dan bertugas mengkoordinasi kegiatan bimbingan, melakukan pengumpulan data, memberikan perantara bagi guru-guru, serta membahas kasus-kasus khusus dengan kepala sekolah dan guru kelas. Kepala Sekolah, Koordinator Bimbingan dan Penyuluhan atau Konselor, Guru Bimbingan dan Penyuluhan, Wali Kelas, Guru mata pelajaran, Orangtua siswa, Pejabat dan Tokoh masyarakat. Kepala sekolah berkedudukan sebagai penanggung jawab struktural dan bertugas mengawasi pelaksanaan bimbingan karier. Koordinator bimbingan dan penyuluhan atau konselor berkedudukan sebagai tenaga bimbingan ahli yang diserahi tugas menyusun program bimbingan, termasuk bimbingan karier, serta mengkoordinasi seluruh kegiatan bimbingan. Guru bimbingan dan penyuluhan berkedudukan sebagai tenaga bimbingan yang ikut melaksanakan program bimbingan. Wali kelas dan guru mata pelajaran berkedudukan sebagai pembantu dalam pelaksanaan bimbingan karier. Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling sangat membutuhkan data pribadi siswa. Data tersebut dapat diperoleh melalui alat pengumpulan data, misalnya tes, wawancara, observasi dan sebagainya. Disamping alat-alat tersebut, keterangan langsung dari guru mata pelajaran mengenai perkembangan pribadi anak didiknya. Hal tersebut sangat penting karena setiap hari guru mata pelajaran bergaul dengan anak didiknya. Untuk mencapai keterampilan hidup yang

8 butuhkan siswa, tidak cukup hanya diberi peljaran bidang studi saja, namun diperlukan bimbingan dan konseling karena bimbingan dan konseling bagi siswa adalah untuk mencapai kepribadian sosial, belajar, dan karier. Agar tugas guru pembimbing lebih efektif, maka perlu adanya partisipasi dari guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling. Guru mata pelajaran berkedudukn sebagai penyelenggara pengajaran remidial dalam bidang studinya dan dalam keadaan sehari-hari bertindak sebagai penyuluh, dengan tugas mengumpulkan data dan memberi bantuan kepada siswa. Partisipasi Program Layanan BK yang Efektif Gambar 1. Pola Kerangka Pikir