BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pengelolaan perusahaan umumnya bertujuan untuk memaksimalkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. Dua komponen akrual yang utama yaitu discretionary accrual dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. melalui hasil kinerja perusahaan, salah satunya informasi laba. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

BAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan atas usaha yang dijalankannya. Tujuan-tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Pearce and Robinson,2013 : 38). Teori keagenan mengansumsikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama dengan mendirikan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga. dilakukan adalah manajemen laba.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent).teori ini menjelaskan bahwa hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Tendi Haruman, 2008) meningkatkan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2010 : 8)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi investor. Informasi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kemakmuran para investor atau pemegang saham.nilai perusahaan. kepada perusahaan yang tinggi pula (Anggraini,2011).

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB V PENUTUP. manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, kepemilikan negara,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. optimal semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil pelaporan yang menunjukkan kondisi serta

BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. beberapa hal yang berkaitan dengan Komite Audit dalam perusahaan:

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Manajemen laba merupakan permasalahan serius yang dihadapi praktisi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak eksternal maupun pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus menerapkan prinsip good corporate. governance. Prabaningrat dan Widanaputra (2015) dalam Luhwulan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan perusahaan umumnya bertujuan untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Kemakmuran pemegang saham dapat dilihat dari nilai perusahaannya. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan yang tinggi akan menjadi keinginan para pemegang saham (Gultom dan Syarif, 2009). Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsifungsi keuangan, yang memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas, maupun hutang (Fachrudin, 2011). Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan memaksimalkan modal kerja yang dimiliki. Apabila tindakan antara manajer dengan pihak lain tersebut berjalan sesuai, maka masalah diantara kedua pihak tersebut tidak akan terjadi (Pujiati dan Widanar, 2009). Dalam kenyataannya, penyatuan kepentingan kedua pihak tersebut seringkali menimbulkan masalah. Hal ini dikarenakan para manajer mungkin memiliki tujuan-tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, di mana hal ini 1

2 menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (Brigham dan Houston, 2006: 26). Di kebanyakan perusahaan besar, potensi konflik keagenan adalah hal yang penting karena para manajer perusahaan besar biasanya hanya memiliki persentase yang kecil dari saham. Dalam situasi seperti ini, memaksimalkan kemakmuran pemegang saham dapat berada di urutan kesekian dari sejumlah tujuan-tujuan manajerial lain yang menimbulkan konflik (Brigham dan Houston, 2006: 26). Adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan pengelola/manajemen perusahaan (agent) mengakibatkan munculnya sifat oportunistik manajemen untuk menghasilkan laba sesuai dengan yang diinginkannya. Jika hal ini terjadi akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Kualitas laba diukur dengan akrual. Perusahaan dengan akrual yang tinggi menunjukkan laba perusahaan berkualitas rendah, demikian juga sebaliknya (Siallagan, 2009). Siallagan dan Machfoedz (2006), Siallagan (2009), serta Kawatu (2009) menemukan bahwa discretionary accrual berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Beberapa penelitian lainnya seperti yang dilakukan oleh Nasser (2008) dan Malikah (2009) menemukan bahwa discretionary accrual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan Rachmawati dan

3 Triatmoko (2007) menemukan bahwa discretionary accrual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Parawiyati, 1996 dalam Siallagan dan Machfoedz, 2006). Baik kreditor maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba di masa yang akan datang. Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power, semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2009) serta Sudiyatno dan Puspitasari (2010) menemukan hasil bahwa ROA terbukti berpengaruh positif secara statistis pada nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Merdistusi (2004), Darmawan dan Asmara (2007), serta Carningsih (2009) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ROA sebagai variabel kontrol yang dilakukan oleh Suranta dan Midiastuty (2003) tidak menemukan pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan.

4 Selain berfokus pada profitabilitas, sebuah perusahaan perlu menerapkan corporate governance yang baik, sehingga dapat memberikan perlindungan kepada pemegang saham. Beberapa mekanisme corporate governance yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik keagenan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite audit. Dengan meningkatkan kepemilikan saham manajer, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Suranta dan Midiastuty (2003), Suranta dan Machfoedz (2003), Suranta dan Merdistusi (2004), Siallagan dan Machfoedz (2006), serta Kawatu (2009) yang meneliti pengaruh antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan, menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan manajerial, maka nilai perusahaan semakin rendah. Sementara itu, penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) serta Susanti dkk. (2010) menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan Nasser (2008) tidak menemukan pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan yang tinggi ini akan meminimalisasi tingkat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang akan menurunkan nilai perusahaan. Selain itu, pemilik institusional akan berusaha

5 melakukan usaha-usaha positif guna meningkatkan nilai perusahaan miliknya (Haruman, 2008). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rachmawati dan Triatmoko (2007), Murwaningsari (2009), serta Susanti dkk. (2010) menemukan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Temuan tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional menjadi mekanisme yang handal, sehingga mampu memotivasi manajer dalam meningkatkan kinerjanya. Suranta dan Machfoedz (2003) yang menempatkan kepemilikan institusional sebagai variabel kontrol juga menemukan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, Nasser (2008) menemukan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan Wulandari (2006) dan Herawaty (2008) menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Dewan komisaris harus memiliki komposisi sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat (Linda dan Febrianty, 2010). Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006), Animah dan Ramadhani (2008), serta Kawatu (2009) menemukan bahwa dewan komisaris independen secara positif berpengaruh

6 terhadap nilai perusahaan, sedangkan Nasser (2008) menemukan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai, serta dilaksanakannya good corporate governance. Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka kontrol terhadap perusahaan akan lebih baik, sehingga konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi (Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Siallagan dan Machfoedz (2006), Murwaningsari (2008), serta Kawatu (2009) menemukan bahwa komite audit secara positif dan signifikan mempengaruhi nilai perusahaan, sedangkan penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) tidak menemukan pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan. Dari beberapa penelitian terdahulu di atas terdapat adanya ketidakkonsistenan hasil mengenai pengaruh kualitas laba, profitabilitas, dan mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menempatkan kualitas laba sebagai variabel independen yang berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan karena penelitian sebelumnya tidak mampu membuktikan bahwa kualitas laba merupakan variabel pemediasi (intervening variable) pada hubungan antara mekanisme corporate governance dan nilai perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan dua proksi untuk mengukur nilai perusahaan, yaitu Tobin s Q dan PBV. Ekonom di Northwestern University

7 menyimpulkan bahwa Tobin s Q relatif terlalu memandang kedepan terhadap keputusan investasi. Informasi kedepan secara berlebihan membuat Tobin s Q merupakan alat prediksi yang lebih baik untuk investasi jangka panjang daripada investasi jangka pendek (Sudiyatno dan Puspitasari, 2010), sedangkan PBV yang menunjukkan nilai bahwa pasar keuangan berkaitan erat dengan manajemen dan organisasi dari perusahaan yang sedang berjalan (Weston dan Copeland, 1992: 236) dapat dikatakan merupakan alat prediksi untuk investasi jangka pendek. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol seperti yang dilakukan oleh Siallagan dan Machfoedz (2006), yaitu auditor, leverage, dan ukuran perusahaan karena dari hasil penelitian sebelumnya terbukti bahwa auditor, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kualitas Laba, Profitabilitas, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan? 2. Bagaimanakah pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan? 3. Bagaimanakah pengaruh mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan?

8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan. 1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, gambaran, dan buktibukti empiris mengenai pengaruh kualitas laba, profitabilitas, dan mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para peneliti yang melakukan penelitian-penelitian sejenis dan penelitian-penelitian lanjutan. 2. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan input atau masukan untuk menelaah lebih lanjut mengenai pengaruh kualitas laba, profitabilitas, dan mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan, sehingga perusahaan dapat

9 mengoptimalkan fungsi mereka dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan. 1.4. Kerangka Pikir Variabel Independen Kualitas Laba Profitabilitas Mekanisme Corporate Governance: Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Dewan Komisaris Independen Komite Audit Variabel Kontrol Variabel Dependen Nilai Perusahaan: Tobin s Q PBV Auditor Leverage Ukuran Perusahaan Keterangan: Gambar 1.1. Kerangka Pikir Rendahnya kualitas laba akan membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Parawiyati, 1996 dalam Siallagan dan Machfoedz, 2006).

10 Sebuah perusahaan perlu menerapkan corporate governance yang baik, sehingga dapat memberikan perlindungan kepada pemegang saham. Beberapa mekanisme corporate governance yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik keagenan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite audit. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab: BAB I : PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pikir, serta sistematika penulisan dalam penelitian ini. BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Merupakan landasan teori dan pengembangan hipotesis yang akan menguraikan berbagai teori, konsep, dan penelitian sebelumnya yang relevan sampai dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Merupakan metode penelitian yang berisi populasi dan sampel penelitian, sumber dan jenis data, definisi dan pengukuran variabel, serta alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

11 BAB IV : HASIL DAN ANALISIS Merupakan hasil dan analisis data yang akan menguraikan berbagai perhitungan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Merupakan kesimpulan, keterbatasan, dan saran dari analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya.