BAB I PENDAHULUAN. sistem ekonomi pasar bebas, banyak perusahaan saat ini semakin giat dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah penduduk, maka volume kebutuhan terhadap Industri Barang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat digolongkan menjadi: (a) peusahaan jasa; (b) perusahaan. pabrik (manufaktur); dan (c) peusahaan dagang.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara umum setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba. Laba yang dicapai dapat dimaksimalkan melalui peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas begitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, tujuan utama perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini bisnis properti telah mengalami perkembangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin ketatnya persaingan negara-negara di dunia berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan atau mengontrol kegiatan operasional berjalan secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bertambah ketat. Perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

2 awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara laba dan kapital. K

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia sangat bergantung dari aktivitas-aktivitas perusahaan makro

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor industri barang konsumsi. Perusahan manufaktur sektor konsumsi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Mamduh dan Abdul (2007:159) menyatakan bahwa Return on Investment

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen terutama kebutuhan mengenai fashion, baik di bidang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis membuat persaingan diantara perusahaan semakin ketat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar yang semakin luas menjadikan persaingan usaha semakin ketat. Pasar modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas-aktivitas perusahaan makro dan mikro yang ada sangat memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke-4

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kondisi ekonomi yang terus berkembang pada saat ini, akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tatanan perekonomian yang telah berkembang dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, banyak perusahaan saat ini semakin giat dan terdorong untuk dapat meningkatkan daya saing usahanya dan terus berkembang untuk mengikuti perkembangan perekonomian. Dalam usahanya untuk tetap dapat bersaing dengan perusahaan lain yang lebih kompetitif, maka perusahaan harus didukung oleh sumber daya yang berkompeten dan berkualifikasi dalam menetapkan kebijakan sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan bersaing dengan pasar. Saat ini perusahaan-perusahaan properti cukup berpengaruh dan memiliki peranan besar dalam perkembangan atas ketersediaan lahan, hunian, bangunan perkantoran dan bangunan komersial di Indonesia, hal ini dapat terjadi karena kebutuhan akan tempat tinggal atau hunian yang terus meningkat tiap tahunnya. Kontribusi dari perusahaan-perusahaan properti akan memberikan dampak positif untuk mencapai perekonomian Indonesia yang kuat serta menciptakan lingkungan perekonomian yang semakin kompetitif. Perekonomian saat ini menuntut kita untuk bisa kreatif dan memberikan sesuatu hal yang baru agar dapat digunakan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya dan bertahan dengan proses seleksi yang ketat, namun tetap mengedepankan tujuan perusahaan untuk terus menghasilkan laba dan memertahankan kelangsungan usahanya (going concern). Hal ini akan menjadi 1

BAB I PENDAHULUAN 2 tantangan tersendiri bagi perusahaan yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan properti dengan cara melakukan perbaikan secara terus-menerus. Pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan harus dimanfaatkan dengan baik, karena pendapatan tersebut merupakan bagian dari modal kerja yang penting demi kelangsungan usaha (going concern). Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Revisi 2014 (IAI, 2015) pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian berikut ini: (a) Penjualan barang; (b) Penjualan jasa; dan (c) Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Revisi 2014 (IAI, 2015) menjelaskan lebih lanjut bahwa, barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk dijual kembali. Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas entitas yang telah disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu. Jasa tersebut dapat diserahkan dalam satu periode atau lebih dari satu periode. Beberapa kontrak untuk penjualan jasa secara langsung terkait dengan kontrak konstruksi, sebagai contoh kontrak penjualan jasa dari manajer proyek dan arsitek.

BAB I PENDAHULUAN 3 Pengertian modal kerja menurut Brigham dan Houston (2006) ialah modal kerja adalah suatu investasi perusahaan didalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Dengan melakukan perhitungan perputaran kas (cash turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover), akan diketahui sampai sejauh mana kas dan piutang akan memengaruhi perusahaan, terutama yang berhubungan dengan efisiensi penggunaan kas dengan tujuan untuk dapat menggunakan aset yang paling likuid tersebut sebagai sarana untuk terus meningkatkan produktifitas perusahaan. Hal ini didukung oleh Martono dan Harjito (2003) yang menyatakan bahwa perputaran kas adalah jumlah kas yang berputar dalam periode satu tahun. Dengan menghitung tingkat perputaran kas (cash turnover) akan diketahui sampai berapa jauh tingkat efisiensi yang dapat dicapai perusahaan dalam upaya mendayagunakan persediaan kas yang ada untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Perputaran kas yang makin tinggi akan semakin baik, karena menunjukkan semakin efisiensi dalam penggunaan kas, begitu pula sebaliknya dengan makin rendahnya perputaran kas mengakibatkan banyaknya uang kas yang tidak produktif dan tidak terpakai, sehingga akan mengurangi keuntungan perusahaan. Selain kas, piutang merupakan aset paling likuid terbesar selanjutnya setelah kas. Perusahaan perlu memberikan perhatian dan penanganan serius untuk piutang, agar risiko yang timbul dapat diminimalkan. Risiko yang sering muncul atas piutang yakni piutang tak tertagih karena pembeli tidak mampu untuk melunasi hutangnya. Oleh karena itu, perusahaan harus mengelola kebijakan mengenai piutang dengan baik agar tidak berakibat buruk. Kebijakan yang diberikan oleh perusahaan akan memengaruhi perputaran piutang perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 4 dalam suatu periode. Semakin lama jangka waktu piutang diberikan maka akan membuat penerimaan kas atas penjualan kredit akan semakin lama. Hal ini didukung oleh Weygandt, Kieso dan Kimmmel (2008) yang menyatakan perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (penjualan bersih dikurangi penjualan tunai) dengan piutang bersih rata-rata. Tinggi rendahnya perputaran mempunyai dampak langsung terhadap modal perusahaan yang diinvestasikan dalam piutang. Fahmi (2013) menyatakan, semakin tinggi perputaran piutang maka semakin baik, namun begitu juga sebaliknya semakin lambat perputaran piutang maka semakin tidak baik. Tingkat perputaran piutang (receivables turnover) tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan, makin lama syarat pembayaran semakin lama dana atau modal terikat dalam piutang tersebut, yang berarti semakin rendah tingkat perputaran piutang. Selain dengan melihat perputaran kas dan piutang, salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan adalah dengan melihat rasio profitabilitas. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin bagus, karena menggambarkan tingginya perolehan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kasmir (2013), menyatakan bahwa rasio profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Rasio profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi, menggunakan dua pengukuran yaitu return on invesment (ROI) dan return on assets (ROA). Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur profitabilitas menggunakan return on assets (ROA). Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang

BAB I PENDAHULUAN 5 dimiliki untuk menghasilkan laba. Return on asset (ROA) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Suwendra, dan Yudiaatmaja (2016) menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial perputaran kas terhadap profitabilitas serta pengaruh positif dan signifikan secara parsial perputaran piutang terhadap profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014. Hasil penelitian Suminar (2015) menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh positif terhadap return on assets, sedangkan perputaran kas berpengaruh negatif terhadap return on assets pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2008-2013. Hasil penelitian Mulatsih (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat perputaran piutang, tingkat perputaran modal kerja, dan tingkat perputaran kas terhadap variabel profitabilitas ekonomi pada perusahaan industri sektor kimia yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2010-2012. Hasil penelitian Rahayu dan Susilowibowo (2014) menunjukkan hasil bahwa perputaran kas dan perputaran piutang tidak secara signifikan memengaruhi profitabilitas pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian Sufiana dan Purnawati (2013) menunjukkan bahwa perputaran kas tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang negatif secara parsial terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang berpengaruh positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN 6 profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian yang berbeda-beda tersebut menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian, karena penelitian ini telah banyak dilakukan namun hasil penelitian tidak konsisten maka diperlukan penelitian lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perputaran kas, dan perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas. Menganalisis secara empiris dan menganalisis adanya pengaruh yang paling dominan terhadap profitabilitas diantara variabel perputaran kas, dan perputaran piutang. Berdasarkan hal diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan memilih judul Pengaruh Cash Turnover dan Receivables Turnover terhadap Profitabilitas. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang penelitian diatas, maka peneliti merumuskan pokok permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh perputaran kas (cash turnover) terhadap profitabilitas perusahaan? 2. Apakah terdapat pengaruh perputaran piutang (receivables turnover) terhadap profitabilitas perusahaan? 3. Apakah terdapat pengaruh perputaran kas (cash turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap profitabilitas perusahaan?

BAB I PENDAHULUAN 7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini yakni sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas (cash turnover) terhadap profitabilitas perusahaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang (receivables turnover) terhadap profitabilitas perusahaan. 3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas (cash turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap profitabilitas perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh perputaran kas (cash turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap profitabilitas perusahaan, agar keputusan, kebijakan, dan rencana masa datang yang diambil nanti lebih hati-hati sehingga dapat meningkatkan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. 2. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu penulis untuk dapat lebih memahami dan mengetahui permasalahan yang muncul berkaitan dengan pengaruh perputaran kas (cash turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap profitabilitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 8 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding serta menjadi acuan referensi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan pengaruh perputaran kas (cash turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap profitabilitas perusahaan. 4. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para investor agar lebih memberikan perhatian terhadap pengaruh perputaran kas (cash turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap profitabilitas perusahaan, sebelum investor menanamkan modalnya di perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran secara umum apakah perusahaan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan bagi para investor atau tidak.