HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN TEORI. Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu:

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pemanfaatan sumber daya alam (Soegianto, 2005). Salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN

Profil Sanitasi Wilayah

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

BAB V PEMBAHASAN. A. Jumlah kasus penyakit diare di Kecamatan Tengaran tahun di kecamatan Tengaran tahun 2016 sebanyak 2065 kasus dengan kasus

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2012 NOMOR 17 PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VIII. LINGKUNGAN PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

Pemerintah Daerah, swasta, masyarakat

ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

USAHA PENINGKATAN POLA HIDUP SEHAT YANG HYGIENE SANITASI DENGAN PENGADAAN SANITASI LINGKUNGAN YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KALURAHAN TEGALGEDE KARANGANYAR Ichwan Prastowo, S. Pd, M. Par Ichwan.prastowo@yahoo.com ABSTRAK Pola hidup sehat dengan memperhatikan hygiene dan sanitasi lingkungan perlu mendapat perhatikan penting dalam kehidupan masyarakat, terutama untuk daerah yang padat penduduk dengan tingkat ekonomi yang rendah.sanitasi lingkungan sangat erat hubungannya dengan limbah cair yang selalu berada dilingkungan rumah tinggal baik dari dapur, kamar mandi maupun WC.Pilihan yang tepat untuk mengatasi limbah tersebut ditengah masyarakat perlu adanya penelitian lebih lanjut.salah satunya adalah di Kalurahan Tegalgede Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan secara monografi penduduk Kelurahan Tegalgede Karanganyar, untuk mengetahui sanitasi lingkungan dusun Tegalgede Karanganyar, untuk mengetahui IPAL yang tepat diterapkan di Kelurahan Tegalgede Karanganyar.Metode penelitian yang digunakan adalah Metode diskriptif kualitatif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat. Hasil penelitian ini menunjukan gambaran tentang keadaan alam dan kehidupan masyarakat kalurahan Tegalgede Karanganyar, kondisi sanitasi lingkungan masyarakat saat dilakukan penelitian dan selanjutnya pengadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal yang tepat diterapkan berdasarkan jumlah penduduk (kepadatan penduduk) dan keadaan geografis kalurahan Tegalgede Karanganyar. Dalam pengadaannya masyarakat melakukan swadaya dan bantuan hibah dari Pemerintah Daerah. Kata Kunci : Pola hidup sehat, Sanitasi Lingkungan, Berbasis masyarakat I. PENDAHULUAN Pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman, persampahan dan drinase di Indonesia saat ini belum mencapai kondisi yang diinginkan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah di lingkungan permukiman yang padat penduduk, kumuh dan rawan sanitasi di perkotaan.air limbah domestik (air limbah yang berasal dari air bekas memasak, mandi, cuci, dan kakus) telah mencemari badan air di daerah perkotaan, yang berdasarkan penelitian Kantor Kementrian Lingkungan Hidup mencapai 60 % dengan adanya hal tersebut maka diperlukan sistem pengelolaan lingkungan secara baik dan terpadu. Pemerintah Republik Indonesia juga mempunyai komitmen kuat dan bersemangat untuk untuk mencapai MILLENIUM DEVELOPMENT yaitu menurunkan jumlah penduduk yang belum mempunyai akses dibidang penyehatan lingkungan terutama untuk jamban yang sejalan dengan Undang Undang No 33 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Sanitasi Lingkungan berbasis masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan prasarana kesehatan penyehatan lingkungan pemukiman yang berbasis masyarakat, Kelurahan Tegalgede Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar termasuk daerah yang padat penduduk yang termasuk daerah yang kumuh dan rawan akan terjadinya kejadian luar biasa penderita penyakit diare. Dari permasalahan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk mencari solusi yang berkenaan dengan peningkatan derajat hidup masyarakat DesaTegalgede yang berkenaan dengan pengadaan sanitasi lingkungan yang aman, nyaman dan ramah lingkungan. II. TINJAUAN PUSTAKA Sanitasi menurut WHO (World Health Organisation) adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik 27

yang berpengaruh kepada manusia, terutama pada hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.sedang hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kesehatan.hygiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajatkesehatan. Ada pepatah yang mengatakan Men Sana In Corpore Sano, yang artinya dalam tubuh yang sehat, akan terdapat jiwa yang sehat. Akan tetapi masih banyak juga orang yang sakit dan biasanya karena pola hidup mereka sendiri yang kurang baik dan kebiasaan yang kurang baik sehingga dapat melemahkan dan merusak tubuh. Perihal kesehatan cukup mudah untuk dipahami, akan tetapi masih banyak orang yang sakit karena kurangnya pengetahuan tentang arti kesehatan ataupun karena lalai. Dalam pelayanan segala kebutuhan yang diperlukan telah siap sedia, seperti pelayanan akomodasi, restoran, bar, fitness center, transportasi, dsb. Semua fasilitas ini tidak hanya menampilkan mutu, citarasa masakan, kenyamanan saja, akan tetapi factor yang sangat penting adalah menyangkut kenyamanan dan kepastian atau jaminan kebersihan untuk kesehatan sesuai tujuan orang menikmati fasilitas tersebut demi kelangsungan hidupnya yaitu hygiene dan Sanitasi (kesehatan dan kebersihan). Untuk itu dalam mengelola seluruh fasilitas yang ditawarkan secara professional haruslah sesuai dengan aturan kesehatan yang berlaku, sehingga pengguna jasa mendapatkan kenikmatannya sendiri dengan jaminan kesehatan. Pada akhirnya terjadilah dalam usaha bisnis hotel, restoran dan catering persaingan dalam kualitas atau mutu pelayanan yang mencakup kebersihan sebagai jaminan kesehatan. Hygiene Kata hygiene berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu: 1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani dan social untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. 2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. 3. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. 4. Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi kesehatan. 5. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh factor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat. Sanitasi Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu: 1. Sanitasi adalah suatu usaha kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. 2. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. 3. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. 4. Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention od diseases by eliminating or controlling the environmental factor which from links in the chain of tansmission. 5. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyaipengaruh terhadap lingkungan. Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha kegiatannya Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan Berdasarkan pengertiannya yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu upaya kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang- Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 22 28

disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahanperilaku. Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja antra perkantoran dan kawasan industry atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran, taman,publicarea,ruangkantor,rumah dan lain sebagainya. Beberapa manfaat menjaga sanitasi di lingkungan : 1. Mencegah penyakit menular 2. Mencegah kecelakaan 3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap 4. Menghindari pencemaran 5. Mengurangi jumlah (presentase sakit) 6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman III. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kalurahan Tegalgede Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei Juli 2017 di Kelurahan Tegalgede Kabupaten Karanganyar. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah cara pengurnpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung b. Wawancara Wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan responden. c. Dokumentasi Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang ditujukan untukmemperoleh data secara langsung dari tempat penelitian d. Studi Pustaka Studi pustaka adalah metode pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data dari buku, booklet, leaflet, makalah untuk menunjang data yang tersedia. 4. Analisa Data Setelah data dikumpulkan penulis kemudian menganalisanya.pada.tahap ini data dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam. rumusan masalah. Analisa.data yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Metode diskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Diskripsi Lokasi 1. Letak Geografis Kalurahan Tegalgede sebagai wilayah yang masuk dalam lingkup administrasi Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah, tepatnya berada di Kecamatan Karanganyar atau masuk kawasan perkotaan Karanganyar.Luas wilayah Kelurahan Tegalgede 385.6345 Ha. Secara Administratif Tegalgede ini terdiri dari 29 Dukuh, 16 RW dan 51 RT. Secara geografis Desa Tegalgede Kecamatan Karanganyar Kota Kabupaten Karanganyar. Secara Administratif berbatasan dengan : Utara : Kelurahan Bejen (Kecamatan Selatan : Kelurahan Jantiharjo Barat : Kalurahan Karanganyar (Kecamatan Timur : Kelurahan Popongan (Kecamatan 29

Gambar Peta Desa Tegalgede Karanganyar. 2. Asektabilitas Menuju Desa Dusun Tolok Desa Tegalgede Kecamatan Karanganyar kota Kabupaten Karanganyar, terletak 1,5 km dari ibukota kecamatan. Sedangkan jarak ke pusat pemerintahankabupaten Karanganyar sejauh 2 Km. Akses transportasi sangat mudah karena Dusun Tolok Kelurahan Tegalgede terletak di sepanjang Jalan Raya Karanganyar- Matesih. 3. Data Kependudukan. Dari 29 Dukuh yang terdapat di Kelurahan Tegalgede, Dukuh Tolok merupakan salah satu wilayah dari pemukiman yang ada di Kelurahan Tegalgede yang menjadi obyek peneliti karena mempunyai jumlah penduduk yang banyak yaitu 9021 jiwa yang mempunyai tingkat kehidupan rata-rata menengah ke bawah. NO USIA LAKI PEREMPUA N 1. 0-4 1.480 1.480 2960 JUMLAH PENDUD UK 2. 5-9 325 387 712 3. 10-14 378 375 753 4. 15-19 372 310 682 5. 20-24 241 266 507 6. 25-29 231 276 507 7. 30-34 239 243 482 8. 35-39 243 246 489 9. 40-44 239 263 502 10. 45-49 201 192 393 11. 50-54 202 200 402 12. 55-59 211 180 391 13. 60-ke 166 146 312 atas Jml 4528 4493 9021 Sumber :Data monografi desa/kelurahan Tegalgede Karanganyar Kab.Karanganyar Provinsi Jawa Tengah, Nomor kode : 3313090004 Tahun 2017. A. Kondisi Umum Dan Permasalahan Pada umumnya, penduduk di Kelurahan Tegalgede Karanganyar bekerja sebagai petani dan swasta dengan pendapatan yang tidak menentu setiap bulannya.masyarakat menggunakan air bersih yang bersumber pada sumur gali dan sebagian PDAM.Rata-rata kebutuhan air bersih per-kk adalah 100 liter/hari, terutama untuk keperluan Buang Air Besar (BAB), cuci dan masak.untuk memenuhi kebutuhan buang air besar masyarakat menggunakan sarana jamban yang ada di rumah masing-masing atau sungai bagi yang tidak punya WC (Water Closed).Saat ini jamban yang ada sebagian belum mempunyai pengolahan yang baik, pengolahan yang ada menggunakan resapan cubluk sehingga kotoran mengalir begitu saja dan mencemari air tanah/sungai. Akibatnya air sumur menjadi kurang layak minum dan air sungai menjadi tercemar. Hal ini menyebabkan pencemaran berupa lemak dan bakteri e-coli pada sumur yang meningkatkan potensi terserang penyakit diare, muntaber, thypus, penyakit kulit pada masyarakat Sarana kesehatan masyarakat yang ada berupa puskesmas, Posyandu, PKD Rumah Bersalin, Apotik serta tenaga penyuluh kesehatan, jarak dari rumah ke tempat sarana Puskesmas sekitar 3 Km sedangkan rata-rata yang harus dikeluarkan oleh setiap keluarga untuk keperluan kesehatan sebesar Rp. 20.000 perbulan. Kemudian dari penelitain yang diadakan dapat didiskripsikan kondisi real dari lokasi yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi lingkungan : a. Sanitasi Jalan Jalan utama masuk kampong kondisi aspal yang belum standart, kondisinya banyak yang rusak.untuk yang masuk gang ada sebagian yang sudah dicor semen namun juga dalam kondisi yang tidak baik juga masih ada jalan tanah yang dipergunakan untuk transportasi. b. Sanitasi Saluran Saluran melewati seluruh area desa digunakan untuk pembuangan segala limbah dapur, kamar mandi dan Water Closed sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap 30

c. Sanitasi Lingkungan Rumah/Tempat Tinggal Umumnya banyak yang belum memiliki Septicktank untuk pembuangan limbah BAB kalaupun ada menggunakan resapan cubluk sehingga sangat mempengaruhi dari tingkat kesehatan warga. 1. Potensi Dengan melihat kondisi penduduk yang relative menengah ke bawah dan mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang besar maka peneliti melihat ada potensi untuk pengadaan Instalasi Pengolahan Air LImbah yang effektif guna meningkatkan pola hidup sehat yang dikaitkan dengan sanitasi lingkungan. 2. Kendala Kendala utama adalah pembuatan saluran pemipaan yang melewati rumah-rumah penduduk dan pengembalian kembali tanah hasil timbunan.dan sumber pembiayaan yang besar untuk pembuatan sarana dan prasarana tersebut. 3. Upaya Setelah peneliti melihat permasalahan di atas salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengadaan IPAL Komunal untuk mengatasi hal tersebut di atas, adapun manfaat yang diharapkan dalam pengadaan tersebut dalam menjaga sanitasi lingkungan masyarakat tolok adalah : 1. Mencegah penyakit menular 2. Mencegah kecelakaan 3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap 4. Menghindari pencemaran 5. Mengurangi jumlah (presentase sakit) masyarakat dapat membentuk KSM yang selanjutnya bekersama dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk design bangunan IPAL Komunal yang selanjutnya dapat dilakukan swadaya maupun pengajuan biaya kepada pemerintah setempat 3. Untuk selanjutnya dalam pengelolaan IPAL komunal tersebut dapat dilakukan secara bersama-sama yang dikoordinir dari KSM dan untuk pemanfaatannya dapat dilakukan untuk irigasi dll. DAFTAR PUSTAKA Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2013. Pengawasan Lingkungan dan Kesehatan Kerja Jakarta Prastowo, Ichwan, 2015. Jurnal Hotelier, Hospitality and Tourism Journal Pengaruh Hygiene Sanitas Kamar, Makanan Minuman, Lingkungan Terhadap Kepuasan Tamu The Sunan Hotel Solo Politeknik Indonusa Surakarta Purnomo, Budi, 2015, Metode Penelitian Pariwisata, Penerbit K Media Yogyakarta Riyanto, Bambang, 2013, Hygiene dan Sanitasi, Penerbit Deepublish Yogyakarta Sihete, Richard, 2000, Sanitation & Hygiene, Penerbit SIC Surabaya Sugiyono, 2002, Metodologi Penelitian, Penerbit Alfabeta Bandung V. PENUTUP Kesimpulan : 1. Setelah melakukan penelitian maka dapat disimpulkan secara geografis dan jumlah penduduk kalurahan Tegalgede mempunyai potensi untuk diadakan Instalasi pengolahan Air Limbah secara komunal untuk meningkatkan derajat hidup yang lebih baik sehingga diharapkan masyarakatkan selalu dalam keadaan sehat 2. Hambatan dan kendala mengenai keadaan lokasi dan biaya dapat diupayakan dengan memberikan penyuluhan tentang kesadaran kesehatan kepada masyarakat tentang arti penting kesehatan lingkungan kemudian dimusyawarahkan kemudian dimintakan pendapat pada masyarakat tentang pengadaan IPAL. Mengenai pengadaan IPAL 31