BAB III LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Timur adalah provinsi di bagian timur Pulau Jawa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB III LANDASAN TEORI. order penjualan, nomor penjualan. (Stair, 2006) daripada kumpulan kebenaran itu sendiri. (Stair, 2006)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

Oleh : Dosen Pembimbing : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc Hadziq Fabroyir, S.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembang cepatnya kemajuan IPTEK di era globalisasi seperti

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS OBJEK WISATA KOTA BANDUNG

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari berbagai pihak, yaitu intansi pemerintahan, BUMN, industri,

Monitoring dan Pemetaan UMKM Sektor Informal Kota Malang Berbasis Sistem Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis,

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Layanan Kesehatan Di Kecamatan Lamongan Dengan PHP MySQL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen

Analisis dan Perancangan Sistem. Dosen : Setiyowati, S.Kom

Sistem Informasi Pencatatan Data Warga Kelurahan Berbasis Mobile

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. komponen komponen yang saling berkaitan, berhubungan, mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary),

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PENDATAAN GURU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI FASILITAS UMUM BERBASISKAN LAYANAN LOKASI (LOCATION BASED SERVICE)

PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan diperbaharui (update) yang dikenal dengan istilah Sistem

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN TINGKAT EKONOMI POSDAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia ditambah lagi kondisi

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) FASILITAS UMUM KOTA MOJOKERTO BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MONITORING KKN POSDAYA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BERBASIS GOOGLE MAPS API

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 4, Tahun 2012, p 9-16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang. menekankan pada komponen atau elemennya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan informasi website sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN Langkah-Langkah Penelitian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dibangun merupakan sistem

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Hutan Rakyat Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan Klasifikasi Sumber Daya Alam

BAB I PENDAHULUAN. pinus. Dengan banyaknya desa yang telah disalurkan bantuan bibit pohon pinus

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PELACAKAN DISTRIBUSI DAN MONITOR PERSEBARAN PUPUK STUDI KASUS : WILAYAH JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembuatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Pencarian Lokasi Bengkel. Nurlita Caesariany Rahardjo

BAB I PENDAHULUAN I.1

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENUNJANG OLAHRAGA DI SURABAYA Alwy Husein, ; Arif Basofi, S.Kom, M.T, OCA, ;

BAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. I Wayan Eka Swastikayana (2011) judul Penelitian Sistem Informasi

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pendayagunaan teknologi khususnya teknologi informasi. Penjualan elektronik atau yang akrab di sebut e-commerce ( electronic

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. obyek penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya. Objek Metode Bahasa Pemrograman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) resmi diberlakukan demikian pula dengan

BAB III LANDASAN TEORI. secara teoritis. Teori-teori yang akan dikemukakan merupakan dasardasar

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah. Menurut Lucas dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem sebagai suatu

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

Bab 2 Tinjuan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori teori yang melandasi didalam pembangunan aplikasi yang akan dibuat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI III.1 Sistem Informasi Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponenkomponen (components), sistem data (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolahan (proses) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal) (Indarto, 2014). Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang saling memiliki batasan. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem (Widayanto & Wardati, 2013). Informasi adalah suatu data yang lebih diolah menjadi sebuah bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau yang akan datang (Widayanto & Wardati, 2013). Sistem Informasi didefinisikan sebagai kumpulan prosedur organisasi yang memberikan informasi bagi 11

pengambil keputusan. Sistem informasi tidak selalu berdasarkan komputer. Sistem informasi yang berlandaskan komputer lebih rumit dan sering terlihat sebagai suatu yang kaku dan sulit untuk diubah. Kehadiran teknologi komputer kadang-kadang juga memojokan para pengguna (Lucas, 1993). Sistem informasi terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi (Sugara, 2011). Salah satu komponen dari sistem informasi ini berupa basis data. Menurut Poerwanta et al. (2013), database atau basis data merupakan salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi, menentukan kualitas informasi (akurat, tepat pada waktunya dan relevan). Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya serta database mampu mengurangi pemborosan tempat simpanan luar. Teori tentang sistem informasi dijabarkan dengan piramida sistem informasi. Piramida sistem informasi terdapat 3 level yang menjelaskan hirarki dari fungsi-fungsi sistem informasi. Level 1 digunakan untuk pendukung proses bisnis dan operasi, level 2 digunakan untuk pendukung pengambilan keputusan bisnis, dan level 3 digunakan untuk pendukung strategi keunggulan kompetitif. Level 1 memiliki nilai efisiensi, sedangkan level 2 dan 3 memiliki nilai efektivitas. 12

Gambar 3.1 Piramida Sistem Informasi (O'Brien & Marakas, 2007) III.2 Sistem Informasi Berbasis Web Sistem informasi berbasis web merupakan media yang digunakan untuk menampilkan informasi mengenai suatu informasi melalui media interaksi seperti media gambar, video, audio, atau gabungan dari semua media tersebut (Riyadi et al., 2012). Sistem informasi berbasis web didefinisikan seperti sistem informasi lainnya, tetapi memiliki perbedaan yang terletak pada bahasa pemrograman yang digunakan yaitu bahasa pemrograman web dan juga sistem informasi berbasis web ini bersifat online. Bahasa pemrograman yang digunakan pada website terdiri dari bahasa permrograman yang berjalan di sisi client dan server. Browser adalah perangkat lunak yang menangani bahasa pemrograman di sisi client, sedangkan web server dengan sistem operasinya adalah perangkat lunak yang menangani bahasa pemrograman di sisi server. Website sebagai basis pengembangan perangkat lunak menjadi media yang antara semua bahasa pemrograman yang digunakan, bahasa pemrograman dapat digambarkan sebagai arsitektur pemrograman di bawah ini. 13

Gambar 3.2 Arsitektur Bahasa Pemrograman Website III.3 Desa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Kurniawan, 2014). Desa bukanlah bawahan dari kecamatan karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya sebuah desa dapat ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan (PP No 57 Tahun 2005). Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa pasal 1 ayat 8 menyebutkan Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Pembangunan kawasan perdesaan menjadikan desa dan kabupaten/kota sebagai perpaduan dalam pembangunan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan perdesaan. Pembangunan sistem informasi ini tidak lepas dari dasar pengaturan yang telah ditentukan pada UU desa. Bab I pasal 18 tentang tujuan pengaturan desa menyebutkan 14

bahwa salah satu tujuan pengaturan desa adalah mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama. Pengembangan potensi dan aset desa dapat menggunakan pemberdayaan sistem informasi yang secara eksplisit tertulis pada pada UU desa pasal 86 tentang Sistem Informasi Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan III.4 Manajemen Aset Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian pengarahan, dan pengawasan atas upaya-upaya para anggota organisasi dan atas penggunaaan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi (Marwansyah, 2009). Fungsi manajemen aset adalah memberikan pengetahuan aset dan kapasitas manajemen terkait dan kegiatan pendukung keputusan yang meliputi aset dan kemampuan yang terkait perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, perencanaan keberlanjutan dan pelaksanaan aset, logistik dukungan pembangunan dan pengelolaan fasilitas (Hastings, 2010). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pengelolaan barang milik daerah meliputi; perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi. Manajemen aset membutuhkan pengawasan yang ketat sejak tahap perencanaan hingga penghapusan aset. Pengawasan diperlukan untuk menghindari penyimpangan dalam perencanaan maupun pengelolaan aset yang dimiliki daerah 15

(Mardiasmo, 2004). Untuk mencapai tujuan pengelolaan aset secara terencana, terintegrasi, dan sanggup menyediakan data dan informasi yang dikehendaki dalam tempo yang singkat, diperlukan suatu sistem informasi pendukung pengambilan keputusan atas aset (decision supporting system), yang disebut sebagai Sistem Informasi Manajemen Aset (Siregar, 2004). III.5 Potensi Ekonomi Desa Potensi adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan. Pengertian itulah yang dalam konteks ini dipergunakan untuk menilik masyarakat sebagai khalayak sasaran program (Depdikbud, 1989). Menurut Maksudin Potensi ekonomi pada desa terdiri dari 3 jenis yaitu potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, dan potensi perekonomian desa (Maksudin, 2011). Potensi ekonomi desa dapat dipahami lebih jelas melalui diagram berikut. Gambar 3.3 Diagram Potensi Ekonomi Desa (Maksudin, 2011) 16

III.6 Pemetaan Data visual lebih mudah dipahami dan cepat dimengerti oleh para pembaca data (Kazadi, 2003). Visualisasi melibatkan warna, poligon, garis, titik dan bentuk lainnya yang bisa mewakili informasi. Peta merupakan salah satu alternatif yang bisa memberikan informasi visual yang dapat dimengerti oleh para pembaca karena peta adalah representasi grafik dari dunia nyata (Muryani, 2005). Peta adalah kumpulan titik, garis, dan bidang area atau poligon yang dinyatakan pada suatu koordinat dan atribut non spasial (Kiser & Kelly, 2010). Peta dalam format kertas dapat dijadikan sebagai alat navigasi untuk mencapai tujuan. Namun pada peta kertas terdapat beberapa kekurangan, diantaranya terdapat pada fisik kertas yang akan rusak seiring dengan berjalannya waktu, sulit dalam melakukan perubahan objek peta, terbatasnya deskripsi suatu titik. Objek-objek yang dipresentasikan di atas peta tersebut adalah unsur peta atau fitur peta, contohnya jalan, sungai, dan lain-lain (Saor, 2006). Peta dapat memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki unsurunsurnya dengan baik karena peta mengorganisasikan unsurunsur berdasarkan lokasi-lokasinya. Teknologi informasi dapat membantu pembuatan dan menampilkan objek-objek peta ke dalam bentuk data digital, sehingga data pada peta lebih dinamis terhadap perubahan objek. Pemetaan digital dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pihak ketiga seperti Google Maps. Google Maps adalah sebuah jasa peta globe virtual gratis dan online disediakan oleh Google dapat ditemukan di http://maps.google.com. Google Maps menyediakan gambar 17

resolusi tinggi satelit untuk daerah perkotaan yang sebagian besar di Amerika Serikat (termasuk Hawaii, Alaska, PuertoRico, dan US Virgin Islands), Kanada, dan Inggris, serta sebagai bagian dari Australia dan banyak negara lainnya. Seperti banyak aplikasi web lainnya Google, Google Maps menggunakan JavaScript secara ekstensif. Beberapa tujuan dari penggunaan Google Maps API adalah untuk melihat lokasi, mencari alamat, mendapatkan petunjuk mengemudi dan lain sebaginya. Hampir semua hal yang berhubungan dengan peta dapat memanfaatkan Google Maps (Azmi, 2013). Google maps dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.4 Peta Google Maps 18