LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

6. Undang-undang. file-produk/per-uu/hukum/2004 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELABUHAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN ANGKUTAN UMUM DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN ANGKUTAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENDARATAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DAN PENGAWASAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 17 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERTAMBANGAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BULULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 09 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIIK NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IJIN OPERASIONAL KENDARAAN TIDAK BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENYEBERANGAN DI AIR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 9 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 4

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 25 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TERMINAL

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR: 17 SERI C.17 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 14 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TAHUN 2011 NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 18 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN JASA KETATAUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN OPTIK

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 11 SERI B. 11 TAHUN

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2004 NOMOR : 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG R E T R I B U S I P E L A Y A N A N P E N G U K U R A N K A P A L, S E R T I F I K A T K E S E M P U R N A A N K A P A L, D I S P E N S A S I P E N U M P A N G D A N R E G I S T R A S I K A P A L DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. untuk mengendalikan dan menjamin keselamatan penumpang, barang dan alat angkutan serta memberikan perlindungan terhadap pemakai jasa, perlu mengatur Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal;

- 2 - b. bahwa pelayanan pengukuran kapal, sertifikat kesempurnaan kapal, dispensasi penumpang dan registrasi kapal merupakan salah satu sumber pendapatan yang potensi dari sektor transportasi laut dan sungai; c. bahwa retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan di daerah guna menunjang pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab; d. bahwa sehubungan dengan a, b dan c tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang - undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820) sebagai Undang - undang; 2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang - undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ;

- 3-3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493); 2. Undang - undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (PERSEROAN) Lembaran Negara Tahun 1955 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587); 3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang - undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

- 4-5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Nomor 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara 3724); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (PERSEROAN) (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3731), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (PERSEROAN) (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4101); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara 3724);

- 5-9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan Di Perairan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3907); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai daerah otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepalabuhan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4145); 13. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang undangan dan Bentuk Rancangan Undangundang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);

- 6-14. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 08 Tahun 1991 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Berau (Lembaran Daerah Seri D Nomor 05 Tahun 1993); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Berau (Lembaran Daerah Nomor 56 Tahun 2002); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Kabupaten Berau (Lembaran Daerah Nomor 53 Tahun 2002); Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENGUKURAN KAPAL, SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL, DISPENSASI PENUMPANG DAN REGISTRASI KAPAL.

- 7 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah atau Kabupaten adalah Kabupaten Berau; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; 3. Kepala Daerah adalah Bupati Berau; 4. Dinas Pendapatan Daerah, selanjutnya disingkat Dispenda adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Berau; 5. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Berau; 6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 7. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan

- 8 - lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya; 8. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Berau; 9. Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan diperairan, kepelabuhan serta keamanan dan keselamatannya; 10. Kapal adalah Kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindahpindah; 11. Pas Kecil Kapal selanjutnya disebut Pas Kapal adalah salah satu surat kapal untuk ukuran < GT. 7 (Tujuh Gross Tonage) yang berada di kapal apabila kapal akan berlayar dalam pas kecil kapal dicantumkan data umum ukuran dan tonase kapal yang bersangkutan;

- 9-12. Sertifikat Kesempurnaan Kapal selanjutnya disebut Sertifikat Kesempurnaan adalah salah satu dari surat - surat kapal yang harus berada di kapal saat kapal akan berlayar, isinya menyatakan bahwa kapal tersebut telah memenuhi persyaratan kesempurnaan dan perlengkapan untuk berlayar pada perairan tertentu; 13. Pengukuran Kapal adalah untuk menentukan ukuran tonase kapal; 14. Registrasi Kapal adalah Pendaftaran Kapal / Perpanjangan pas kapal; 15. Dispensasi Penumpang adalah surat penetapan pemberian dispensasi penumpang terhadap kapasitas muat kapal; 16. Retribusi Perizinan tertentu adalah Retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan;

- 10-17. Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal, yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pembayaran atas jasa pelayanan pengukuran kapal, penerbitan sertifikat kesempurnaan kapal, penerbitan dispensasi penumpang dan registrasi kapal oleh Pemerintah Daerah; 18. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang - undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retibusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu; 19. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa pelayanan penyediaan tempat tambat kapal dan bongkar muat barang dari Pemerintah Daerah; 20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi; 21. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sangsi administrasi berupa bunga dan atau denda;

- 11 - BAB II PERIZINAN Pasal 2 (1) Setiap Kapal yang akan berlayar wajib memiliki Pas Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal; (2) Untuk memperoleh Pas Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal sebagaimana dimaksud ayat (1) Pemohon harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah melalui Dinas Perhubungan; (3) Dinas Perhubungan menerbitkan Pas Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal dengan kapasitas kapal dari ukuran GT-1 sampai dengan < GT - 7;

- 12 - Pasal 3 (1) Persyaratan permohonan Penerbitan Pas Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, dan Registrasi Kapal sebagai berikut : a. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP); b. Surat Keterangan Kepemilikan Kapal dari Lurah / Kepala Kampung setempat ; c. Surat Keterangan Pembuatan Badan Kapal; d. Foto Copy Kwitansi Pembelian Mesin; (2) Khusus untuk persyaratan permohonan penerbitan Dispensasi Penumpang diberi batas khusus sebagai berikut : a. Foto Copy Pas Kapal; b. Foto Copy Sertifikat Kesempurnaan Kapal; (3) Pas Kapal dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal dapat diterbitkan apabila telah memenuhi persyaratan kesempurnaan dan perlengkapan sesuai peraturan Perundang - undangan yang berlaku;

- 13 - BAB III NAMA, OBYEK, SUBYEK DAN WAJIB RETRIBUSI Pasal 4 Dengan nama Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang Dan Registrasi dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan pengukuran kapal, penerbitan sertifikat kesempurnaan kapal, penerbitan dispensasi penumpang dan registrasi kapal oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 5 Objek Retribusi adalah Pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah yang meliputi : a. Pengukuran Kapal; b. Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal; c. Penerbitan Dispensasi Penumpang; Dan d. Registrasi Kapal.

- 14 - Pasal 6 (1) Subyek Retribusi meliputi orang pribadi atau badan yang mendapatkan jasa pelayanan Pengukuran Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Penerbitan Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal oleh Pemerintah Daerah; (2) Subyek Retribusi adalah orang atau badan yang menggunakan, mendapatkan jasa pelayanan Pengukuran Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Penerbitan Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal wajib membayar retribusi; BAB IV GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 7 Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Penerbitan Dispensasi Penumpang Dan Registrasi Kapal digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu.

- 15 - BAB V PENGUKURAN TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 8 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan kapasitas / berat kapal. BAB VI PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI Pasal 9 Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi berdasarkan jasa atau perizinan atau setingkat pengguna jasa. BAB VII KLASIFIKASI DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI Pasal 10

Klasifikasi dan besaran tarif retribusi ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah dengan Persetujuan DPRD ;

- 16 - BAB VIII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 11 Wilayah pemungutan Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Penerbitan Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal adalah wilayah Kabupaten Berau. BAB IX MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 12 Masa pembayaran retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) Tahun sejak ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Pasal 13 Retribusi terutang dalam masa retribusi pada saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

- 17 - BAB X TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN Pasal 14 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan; (2) Retribusi dipungut oleh juru pungut pada Dinas Perhubungan dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan; (3) Pembayaran retribusi yang terutang harus dibayar sekaligus; (4) Retribusi yang terutang dilunasi selambat - lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan; (5) Hasil pemungutan sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini disetor ke Kas Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah; BAB XI SANKSI ADMINISTRASI

- 18 - Pasal 15 Dalam hal Wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari jumlah retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XII TATA CARA PENAGIHAN Pasal 16 (1) Pengeluaran Surat Teguran / Peringatan / Surat Izin lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi, dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo; (2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang;

- 19 - (3) Surat teguran sebagaimana dimaksud ayat (1) dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan; BAB XIII K E B E R A T A N Pasal 17 (1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya Kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB ; (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan - alasan yang jelas ; (3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi, Wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut ; (4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau

- 20 - dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya; (5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) dalam Pasal ini dianggap sebagai bukan Surat Keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan ; (6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. Pasal 18 (1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi Keputusan atas keberatan yang diajukan ; (2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

menolak atau menambah besarnya retribusi yang terhutang ; - 21 - (3) Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini bersifat final ; (4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu Keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan ; BAB XIV PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 19 (1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah ; (2) Kepala Daerah dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1), harus memberikan Keputusan ;

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepada Daerah

- 22 - tidak memberikan suatu Keputusan permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan ; (4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang retribusi tersebut ; (5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkan SKRDLB ; (6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakuikan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi ;

- 23 - Pasal 20 (1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah dengan sekurang - kurangnya menyebutkan : a. Nama dan alamat Wajib retribusi ; b. Masa retribusi ; c. Besarnya kelebihan pembayaran ; d. Alasan yang singkat dan jelas ; (2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui Pos Tercatat ; (3) Bukti penerimaan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk atau bukti pengiriman Pos Tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima ; Pasal 21 (1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi ;

- 24 - (2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan hutang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud pada Pasal 40 ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran. BAB XV PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 22 (1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi; (2) Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi ; (3) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah;

- 25 - (4) Pembebasan retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau. BAB XVI KADALUWARSA PENAGIHAN Pasal 23 (1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi; (2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini tertangguh apabila: a. Diterbitkan Surat Teguran, atau; b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung;

- 26 - BAB XVII PENYIDIKAN Pasal 24 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil bertugas dan berwenang untuk melakukan penyidikan terhadap siapapun yang melakukan tindak pidana pelanggaran atas ketentuan ketentuan dalam Peraturan Daerah yang berlaku dalam wilayah hukum ditempat penyidikan ditempatkan; (2) Dalam melakukan tugas penyidikan, sebagaimana dimaksud ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai wewenang : a. Menerima laporan dan pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan;

- 27 - c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dari perbuatannya dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka; d. Melakukan penyitaan benda atau surat; e. Mengambil sidik jari seorang tersangka; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan, setelah mendapat petunjuk dari Kepolisian Republik Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Kepolisian Republik Indonesia memberitahukan hal tersebut kepada Kejaksanaan Negeri, kepada tersangka atau keluarganya; i. Mengadakan tindakan lainnya menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

- 28 - (3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam melaksanakan penyidikan menyampaikan dimulainya penyidikan dan melaporkan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Polri. BAB XVIII KETENTUAN PIDANA Pasal 25 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali dari jumlah retribusi yang terutang; (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran; BAB XIX KETENTUAN PENUTUP

- 29 - Pasal 26 Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya didalam Lembaran Daerah Kabupaten Berau. Ditetapkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 16 Agustus 2004 BUPATI BERAU, d.t.t. Drs. H. MASDJUNI.

- 30 - Diundangkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 18 Agustus 2004 SEKRETARIS DAERAH, d.t.t. Drs. H. SYARWANI SYUKUR. PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 010 055 469 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2004 NOMOR : 30 Salinan sesuai dengan Aslinya Kepala Bagian Hukum dan Perundang-undangan, DRS. A. ISMAIL PEMBINA NIP. 010 086 867