III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tangga 24 Agustus 5 Oktober 2014.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di hutan mangrove pesisir Desa Durian dan Desa Batu

METODE PENELITIAN. Sampel tanah untuk analisis laboratorium yaitu meliputi sampel tanah terusik dan sampel tanah tidak terusik. 2.

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

II. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

3. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Mei sampai Juli

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

Studi Potensi Air Tanah di Pesisir Surabaya Timur Untuk Budidaya Perikanan Air Payau

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

BAB 2 BAHAN DAN METODA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

III. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. Alat-alat Penelitian

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III METODA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Stasiun pengambilan data kualitas air pesisir Kabupaten Indramayu

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUD1 HABITAT KOMUNITAS POLIKAETA DI PERAIRAN PANTAI TECUK LAMPUNG

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang dilengkapi dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai April 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dengan menggunakan tkenik serta alat-alat tertentu ( Surakhmad, 1994, 8).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Benur Udang Vannamei dan Pengemasan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tangga 24 Agustus 5 Oktober 2014. Lokasi pelaksanaan penelitian ini di Desa Purworejo Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur. Pengambilan data dilakukan selama 2 bulan dengan frekuensi 4 kali dengan selang waktu 2 minggu. 3.2. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian No Nama Alat Fungsi 1 General Positioning Menentukan lokasi pengambilan contoh System (GPS) 2 Kertas ph Mengetahui keasaman 3 DOmeter Mengetahui kadar oksigen terlarut 4 Refrakto meter Mengetahui kadar salinitas 5 Thermometer Mengukur suhu 6 Pancang Berskala Mengukur pasang surut 7 Cool Box Menyimpan contoh tanah 8 Plastik Menyimpan contoh tanah 9 HCL 25% Analisis Kandungan P-total dan C-organik 10 Es batu Mengawetkan contoh tanah 11 Oven Mengeringkan contoh tanah 12 Spektrofotometer Analisis Kandungan P-total 13 Flamefotometer Analisis Kandungan C-organik 14 Kertas Label Memeberi Label Contoh 15 Cat Penanda Stasiun Pengamatan 13

3.3.Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini mengacu kepada penelitian Ratnawati dan Asaad (2012). Adapun prosedur dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: Budidaya Tambak Ekstensif Udang Windu Penentuan Stasiun Pengamatan Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Pasang Surut Kondisi Tanah Kualitas Air Iklim Analisis Kelayakan Lingkungan Perairan Skoring Pembobotan N (Bobot 0) S3(Bobot 1) S2 (Bobot 2) S1 (Bobot 3) Gambar 2. Diagram Alir Prosedur Penelitian 3.3.1.Penentuan Stasiun Pengamatan Penentuan titik lokasi penelitian dilakukan di 3 lokasi berbeda yaitu: area tambak dekat laut/tambak asin (Stasiun 1), area tambak antara tambak asin dan tambak sawah (Stasiun 2) dan area tambak sawah (Stasiun 3). Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali pada masing-masing stasiun pengamatan. Ulangan dilakukan untuk menyediakan galat atau error (Notoatmodjo, 2010). Setiap ulangan ditentukan berdasarkan garis lurus antara parit 3 dan parit 8. Maka jumlah titik pengamatan berjumlah 9 titik. 14

Gambar 3. Peta pengambilan titik contoh 3.3.2.Pengumpulan Data Primer Data primer adalah data yang akan diperoleh dari hasil pengukuran yang dilakukan sendiri di lapangan. Data primer digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.2.1 Pasang Surut Pengamatan data pasang surut dilakukan secara langsung dengan menggunakan pancang berskala. Pancang berskala ditancapkan dan diamati kenaikan dan penurunan permukaan air laut. Pengamatan dilakukan setiap 1 jam selama 24 jam. Selanjutnya data dicatat dan dianalisis menjadi grafik pasang surut. 15

3.3.2.2 Kondisi Tanah Pengamatan tekstur tanah menggunakan metode kualitatif yang dilakukan dilapangan. Pertama mengambil contoh tanah sebesar kelereng dan dibasahi hingga lembab. Tanah dipirid menggunakan jari telunjuk dan ibu jari sehingga membentuk pita lembab dan dirasakan adanya rasa kasar, licin serta lengket. Selanjutnya tanah tersebut dibentuk bola, digulung, ditekan dan diamati daya tahan terhadap tekanan serta daya lekat ketika jari telunjuk dan ibu jari direnggangkan. Terakhir Dari rasa kasar, licin, licin, pirisan, gulungan dan kelekatannya dapatlah ditentukan klas tekstur lapang berdasarkan klasifikasi tanah menurut Hardjowigeno (1998). Kandungan C-organik, P-total dan N-total dianalisis di Laboratorium Tanah Universitas Lampung. Contoh substrat tambak diambil di 9 titik menggunakan plastik ukuran 1 kg. Selanjutnya contoh tanah disimpan dalam coolbox (stearfoam berisi es batu). Penggunaan coolbox bertujuan untuk menjaga kualitas substrat agar sama dengan kondisi di lapangan. Metode penyimpanan contoh tanah ini sesuai dengan petunjuk Ahern et al. (2004). Gambar 4. Contoh substrat yang diambil dari dasar tambak 16

3.3.2.3.Kualitas Air Pengamatan dan pengambilan contoh kualitas air dilakukan secara langsung dilapangan. Parameter kualitas air yang diamati yaitu sebagai berikut: a. Suhu Pengamatan kualitas air suhu dilakukan dilapangan dengan menggunakan termometer air raksa. b. Salinitas Pengukuran salinitas dilakukan di lapangan menggunakan refraktometer. Contoh air diambil dengan bantuan pipet tetes kemudian diukur dengan refraktometer. c. ph Pengukuran nilai ph dilakukan dilapangan dengan menggunakan kertas ph yang akan dicatat hasilnya pada tabel. d. Disolved Oksigen (DO)/Oksigen Terlarut Pengukuran nilai oksigen terlarut dilakukan dilapangan dengan menggunakan alat DOmeter. Kalibrasi dilakukan sebelum melakukan pengukuran oksigen terlarut untuk akurasi data yang peroleh. e. NH 3 dan Total Organic Matter (TOM) Analisis kandungan NH 3 menggunakan metode spektrofotometri dan Total Organic Matter (TOM) menggunakan metode titimetri dilakuan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Contoh air diambil pada 9 17

titik pengamatan menggunakan plastik berukuran 1 kg dan disimpan dalam coolbox (stearfoam berisi es batu) untuk menjaga kualitas contoh sesuai dengan keadaan di lapangan saat dianalisis di laboratorium. Pengambilan contoh dilaksanakan sebanyak 4 kali dengan selang 2 minggu. 3.3.3. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari instansi terkait maupun sumber yang valid. Data sekunder berupa curah hujan tahunan 3 tahun terakhir (2011, 2012 dan 2013). Data didapatkan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Masgar Lampung Selatan. Stasiun pengamatan iklim berada pada koordinat 250e Kalianda Lampung Selatan. Stasiun ini merupakan stasiun terdekat dari lokasi penelitian sehingga data yang diperoleh cukup akurat. 3.6. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan cara kuantifikasi dari kelas kesesuaian lahan dengan cara pemberian bobot pada kelas kesesuaian lahan. Penentuan kelas kesesuaian lahan ini menggunakan pendekatan index overlay model. Index overlay model merupakan metode pendekatan dengan pengelompokan data untuk mempermudah dalam melihat kelompok data yang telah dianalisis dan diringkas dalam tabel scoring (Ristiyani, 2012). Analisis pembobotan/scoring dilakukan untuk mengetahui masing-masing kelas nilai parameter yang diamati. Metode analisis pembobotan mengacu kepada Ratnawati dan Asaad (2012) dan (Ristiyani, 2012) yang telah di modivikasi oleh peneliti. Tahapan analisis pembobotan yaitu sebagai berikut: 18

1. Menentukan standar pembobotan untuk analisis scoring. Analisis pembobotan/scoring data didasarkan atas 4 kelas yaitu: S1, S2, S3 dan N. Kelas S1 menunjukkan bahwa lahan tersebut pada tingkat kelayakan tinggi dan kelas S2 menunjukkan bahwa lahan tersebut pada tingkat kelayakan sedang, kelas S3 menggambarkan lahan tersebut pada tingkat kelayakan rendah dan kelas N menunjukkan bahwa lahan tidak layak. Pemberian bobot untuk masing-masing kelas berada pada kisaran 0 sampai 3. Nilai bobot untuk kelas S1=3, S2=2, S3=1 dan N=0 (Ratnawati dan Asaad, 2012). Adapun data standar scoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 2. Parameter Kelayakan Untuk Budidaya Udang Windu (Penaeus monodon) Parameter Kelas Kelayakan S1 S2 S3 N Kualitas Air -Suhu ( 0 C) c 33-34 32-32,9 34,1-35 31-31,9 35.1-36 >36 <31 -DO b >5 4,5-5 4-4,5 <4 -Salinitas (ppt) b 15-20 13,5-15 20-32,5 12-13,4 32,6-45 -ph a 6,5-7,5 -TOM (ppm) a 28,4-47,6 5,75-6,4 7,6-8,0 18,8-28,3 47,7-57,2 5-5,74 8,1-8,5 12-18,7 57,3-70 <12 >45 <5 >8,5 <12 >70 -NH 3 (ppm) a <1 1-1,5 1,6-2 >2 Pasang Surut (cm) 211-300 131-210 50-130 >200 <50 Iklim -Curah Hujan Tahunan (mm/tahun) c 2000-25000 1500-2000 2000-4000 >4000 Kondisi Tanah -Tekstur Tanah d Lempung Liat Berpasir -N-Total (%) e 0,095-0,13 -P-Total (ppm) e 303,95-506,95 -C-Organik (%) e 3,25-6,75 Lempung Berpasir 0,064-0,094 0,14-,171 202,45-303,94 506,96-608,45 1,5-3,24 6,75-8,5 Liat Berdebu 0,03-0,063 0,172-0.22 99,9-202, 44 608,46-708,1 0,36-1,49 8,6-10,36 Lempung Pasir <0,03 >0,22 <99,9 >708,1 <0,36 >10,36 Sumber : a. Agus (1991), b. Afriyanto et al. (2010), c. Murachman et al. (2010), d. Ristiyani (2012) dan e. Nirmala (2005) 19

1. Nilai Persentase Skor (PS) ditentukan dengan rumus persamaan berikut: PS kelayakan S1 = x 100% = 100 % PS Kelayakan S2 = x 100% = 66,7 % PS Kelayakan S3 = x 100% = 33,3 % PS Kelayakan N = x 100% = 0 (Ratnawati dan Asaad, 2012) 2. Nilai Persentase Kualitas Lahan (PKL) adalah rata-rata nilai persentase skor dari masing-masing parameter pengamatan. Nilai persentase kualitas lahan ditentukan dengan rumus persamaan berikut : PKL Keterangan : PKL = Persentase Kualitas Lahan (PKL) PS = jumlah Persentase Skor n = Banyaknya jenis parameter (Ratnawati dan Asaad, 2012) 20